Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi molekular dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur dan regulasi
molekular unsur atau komponen penyusunnya. Cakupan biologi sel dan molekular
sendiri pun membahas tentang komponen kimia sel, komponen penting dalam
kehidupan, organel-organel sel, metabolisme sel, sintesis protein, transport
melalui membran. (Yuwono, 2005)
Semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel tunggal dapat merupakan satu
organisme (organisme bersel satu) seperti protozoa, atau merupakan bagian dari
organisme bersel banyak (multisel). Sel merupakan unit struktural dan fungsional
dari suatu organisme. (Istanti, 1999)
Sel hidup tersusun dari banyak elemen, yang terbanyak hampir 99% dari
berat sel adalah elemen C, H, N, dan O. Komponen kimia didalam sel dapat
berupa komponen anorganik misalnya air dan ion-ion mineral, dan komponen
organik misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida. (Istanti, 1999)
Sel mempunyai dua fungsi utama yaitu : (1) sebagai piranti kimiawi yang
melakukan proses metabolisme, dan (2) sebagai piranti yang menyimpan kode-
kode informasi biologis yang diturunkan ke anakannya. (Yuwono, 2005)
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun akan membahas materi
tentang sel khususnya mengenai materi yang dipelajari dalam biologi sel dan
molekular khususnya komponen penyusun sel, organel yang mendukung
kehidupan sel, metabolisme sel, sintesis protein dan transport melalui membran
yang dilakukan sel.


2

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen kimia penyusun sel?
2. Apa saja organel yang terdapat dalam sel?
3. Bagaimana mekanisme transport membran plasma?
4. Bagaimana mekanisme sintesis protein pada sel?
5. Bagaimana mekanisme proses metabolisme dalam sel?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui komponen kimia penyusun sel
2. Untuk mengetahui organel yang terdapat dalam sel
3. Untuk mengetahui mekanisme transport membran plasma
4. Untuk mengetahui mekanisme sintesis protein pada sel
5. Untuk mengetahui mekanisme proses metabolisme dalam sel







3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Kimia Sel
Komponen kimia di dalam sel terdiri dari komponen anorganik dan
komponen organik.



2.1.1 Bahan Anorganik
a. Air
Di dalam sel, air terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk
bebas dan bentuk terikat. Air dalam bentuk bebas mencakup 95% dari
total air di dalam sel. (De Robertis et al., 1975)
Menurut De Robertis et al., (1975) Fungsi Air adalah :
Pelarut berbagai zat organik dan anorganik.
Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul besar seperti
protein, lemak, dan pati. Air merupakan medium dispersi dari
sistem koloid protoplasma.
Gambar 2.1 Komponen Kimia Sel
4

Media transpor berbagai zat yang terlarut untuk berdifusi atau
bergerak dari suatu bagian sel ke bagian sel yang lain.
Media berbagai proses reaksi-reaksi enzimatis.
Mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang
drastis di dalam sel.
Hidrolisa. Ion-ion H dan OH dari air akan bersenyawa dengan
pecahan atau gugusan molekul bahan organis complex, sehingga
terjadi bahan yang bersusunan molekul sederhana.
Menciptakan selaput air, untuk mempermudah difusi lewat
membrane sel

b. Gas
Ada 4 macam gas yang terdapat dalam sel :
Oksigen (O
2
), masuk ke dalam sel lewat pernafasan.
Karbondioksida (CO
2
), berupa ampas oksidasi. Bagi tumbuhan, gas
ini sebagai bahan mentah bersama air untuk sintesa karbohidrat
dalam proses fotosintesis.
Nitrogen (N
2
), tak terpakai meskipun masuk bersama gas
pernafasan. Unsur nitrogen baru bisa diikat oleh sel kalau sudah
dalam ikatan ion nitrat (NO
3
-
).
Amonia (NH
3
), ampas metabolisme protein dalam sel ini sangat
beracun bagi sel, maka dari itu harus dikeluarkan atau dinetralkan
untuk sementara waktu sebelum diekskresikan. Ada sel yang
mengubahnya jadi asam urat. (Yuwono, 2005)

c. Garam Mineral
Menurut Arif (1978) jenis mineral yang diperlukan sel adalah :
Ca,berfungsi mengeraskan tulang dan gigi, penting dalam proses
pembekuan darah dan menormalkan aktifitas otot dan saraf.
Mg, sebanyak 70% bergabung dengan Ca dan P dalam garam tulang.
Membina klorofil.
Na, penting untuk menimbulkan tekanan osmosis dalam darah.
5

K, merupakan komponen penting dalam penyusun sel dan
menimbulkan tekanan osmosis dalam darah.
P, bersama-sama dengan ion Ca membentuk Ca
3
(PO
4
)
2
yang berguna
untuk mengeraskan tulang dan gigi dan sebagai penyimpan dan
pelepas energy.
Cl, Sebagai komponen garam dapur (NaCl).
Fe, untuk pernafasan seluler.
Cu, membina beberapa enzim atau beperan untuk activator. Untuk
sintesa Hb perlu kehadiran Cu. Fungsi lainnya adalah, pembentukan
tulang.
Mn, Aktivator beberapa enzim.
Zn, berperan atau ikut membina beberapa macam enzim dan
hormon. Terdapat dalam insulin.
F, Terdapat pada tulang dan gigi
2.1.2 Bahan Organik
1. Karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat
mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya. Berbagai
senyawa tersebut dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida (De Robertis et al.,
1975). Fungsi Karbohidrat sebagai sumber energy, disamping
sebagai sumber penting untuk sintesa senyawa organic lainnya.
(Dahlia, 1999)
2. Lemak
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat
suku tinggi (De Robertis et al., 1975). Sterol meriputi steroid dan
kolesterol pospolipid yang menyusun membran saraf, pospolipid
merupakan lemak struktural, membentuk organel sel, sedang
trigliserida merupakan lemak bebas dan sterol merupakan
cadangan makanan (Dahlia, 1999).


6

3. Protein
Protein merupakan rantai panjang asam amino, banyaknya antara
puluhan sampai ribuan. Hal inilah yang menyebabkan molekul
protein berupa molekul berukuran besar, lebih besar dari
karbohidrat dan lemak (dahlia, 1999). Protein berfungsi sebagai
antibody yang terdapat dalam tubuh yang mampu melawan protein
asing yang masuk dalam tubuh (Arief, 1978).
4. Asam Inti
Molekul yang lebih besar dari protein, polimer nukleotida.
Nukleotida terdiri atas rangkaian gula, fosfat dan basa N. Satu
nukleotida terdiri atas 3 untaian gula, fosfat dan basa N (De
Robertis et al., 1975). Asam nukleat ada dua macam pertama
deoxyribose nuklec acid (DNA) dan yang kedua ribose nucleic
acid (RNA) (Arif, 1978).

2.2 Organel-Organel Sel
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun makhluk
hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi
dalam organel-organel yang mendukung fungsi tertentu (Suryani, 2004).


Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Selaput Plasma
(Membran Plasma atau Plasmalemma), Inti Sel (Nukleus), Sitoplasma dan
Organel Sel.
Gambar 2.2 Struktur Anatomi Sel Hewan
7

2.2.1 Membran Plasma
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang
memisahkan sel hidup dengan sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yan
luar biasa ini tebalnya kira-kira 8 nm. Seperti semua membran biologis,
membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni membran ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan mudah
daripada substansi lainnya. (Campbell, dkk., 2002)
Secara umum, fungsi membran plasma adalah sebagai berikut
(Landriani, 2007) :
1. Mengatur transport zat
2. Melindungi sitoplasma
3. Terdapat protein integral untuk transport aktif
4. Terdapat protein perifer untuk menangkap zat yang dibutuhkan

2.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel. Istilah ini digunakan untuk
memberikan nama dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut di
dalamnya, untuk membedakan cairan yang berada dalam inti sel, yaitu
nukleoplasma. (Campbell, dkk., 2002)
Sitoplasma berada dalam sistem koloid kompleks, sebagian besar
adalah air yang di dalamnya terlarut molekul- molekul kecil maupun besar
(makromolekul), ion-ion, dan bahan hidup atau organel-organel.
Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:
a) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma berupa sistem membran yang sangat luas di
dalam sel, berupa saluran-saluran dan tabung pipih. Ruang yang terkurung
itu mungkin saling berhubungan Retikulum endoplasma ada dua jenis,
yaitu:
RE kasar atau bergranula
RE halus atau tak bergranula
RE kasar kerana terdapat unit-unit ribosom pada permukaan exteARNl
8

membrannya. RE halus tidak mempunyai ribosom pada permukaannya.
RE licin banyak terdapat dalam sel-sel hepar dan kelenjar adrenal.

b) Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di
dalam sitoplasmanya. Bentuknya agak bulat, dengan diameter kurang lebih
250 A. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein. Di bawah
mikroskop elektron,tampak bahwa ribosom terdiri dari dua bagian, yang
satu lebih besar dari yang lain.

c) Badan Golgi
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong
yang khas dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisteARN.
Dalam sel tumbuhan, badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa
sisteARN. Pada penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil
atau vesikula yang menempel dan yang seolaholah terjentik dari ujung
kantong yang berukuran lebih besar (Sheeler and Bianchi, 1987).
Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang
beragam, antara lain (Sheeler and Bianchi, 1987):
1) Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel,
2) Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari RE
3) Mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids,
4) Memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel,
5) Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma, dan
6) Memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah
memasuki sitosol selama endositosis. Badan golgi berperan dalam
banyak proses selular yang berbeda tetapi yang utama adalah dalam
hal sekresi.

d) Mitokondria
Mitokondria berbentuk lonjong atau oval, berdiameter kurang lebih
0,2 m. Mitokndra memiliki membran rangkap, membran dalam
9

membentuk lipata-lipatan yang dinamakan krista. Di dalam sel jumlahnya
banya sekali, terutama pada sel-sel yang giat bekerja seperti hati, ginjal,
dan sel-sel otot. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat
respirasi sel atau sebagai pembangkit energi (Sheeler and Bianchi, 1987).

e) Lisosom
Lisosom adalah struktur-struktur kecil, berbentuk agak bulat dan
bermembran. Ia merupakan organel sitoplasma yang mengandung
berbagai jenis enzim hidrolisis. Dapat dibedakan atas lisosom primer dan
lisosom sekunder. Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja (Sheeler
and Bianchi, 1987).

f) Kloroplas
Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan ganggang tertentu.
Kloroplas dibatasi oleh membran rangkap, di dalamnya terdapat cairan
atau matriks fluid yang disebut stroma. Di dalam sruktur membran
terdapat membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut
granum. Di dalam membran tilakoid terdapat enzim-enzim untuk
kelengkapan reaksi terang fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya klorofil.
Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat berlangsungnya reaksi terang
fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim yang sangat
penting untuk reduksi CO
2
menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah
tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis (Suryani, 2004).

g) Peroksisom
Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari
berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida
(H
2
O
2
) sebagai produk samping, dari sinilah organel tersebut mengambil
namanya.
Peroksisom berbentuk agak bulat dan sering memiliki inti butiran
atau kristal yang mungkin saja kumpulan banyak enzim. Peroksisom ini
10

berada dalam sel daun. Organel-organel ini bekerja sama dengan
peroksisom dalam fungsi metabolisme tertentu. (Campbell, dkk., 2002)

h) Vakuola
Vakuola dan vesikula merupakan kantung terikat membran di
dalam sel, tetapi vakuola lebih besar daripada vesikula. Vakuola sentral
biasanya merupakan ruangan terbesar di dalam sel tumbuhan, yang
meliput 80% atau lebih dari sel dewasanya. Vakuola sel tumbuhan
merupakan ruangan yang serbaguna. Vakuola ini merupakan tempat
menyimpan senyawa organik, seperti protein yang ditumpuk dalam
vakuola sel penyimpanan dalam benih. Vakuola ini juga ,merupakan
tempat penimbunan ion anorganik yang utama dari sel tumbuhan, seperti
kalium dan klorida. (Campbell, dkk., 2002)
2.2.3 Inti Sel
Nukleus merupakan organel yang paling penting bagi sel. Ada sel yang
mempunyai dua nukleus seperti sel otot jantung dan ada multinukleus seperti
sel otot rangka.
Dari segi morfologi, nukleus terdiri atas:
a)membran nukleus
b)kromatin
c) nukleolus (Campbell, dkk., 2002)
2.3 Metabolisme Sel
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim. (Bawa, 1988)

11

Menurut Bawa (1988), Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme
2. Katabolisme

Anabolisme adalah membuat molekul kompleks dari molekul sederhana.
Katabolisme merombak molekul kompleks menjadi molekul sederhana.
Anabolisme menggunakan energi, reaksi endergonik. Katabolisme mengeluarkan
energi, reaksi eksorgenik. (Bawa 1988)
Dapat pula dikatakan anabolisme membangun molekul berenergi tinggi
dari molekul berenergi rendah. Katabolisme merombak molekul berenergi tinggi
menjadi molekul berenergi rendah serta melepaskan energi itu sendiri berupa
energi kinetik. (Bawa 1988)
Proses anabolisme ialah : fotosintesis, sintesis protein, sintesis polisakarida
dan lemak, dan sintesis berbagai bahan kimia serta bahan hidup. Proses
katabolisme ialah: redoks karbohidrat untuk mendapat energi, perombakan protein
jadi asam amino, perombakan lemak jadi asam lemak dan gliserol, lalu melakukan
reaksi redoks untuk mendapat energi. (Bawa 1988)
Sesungguhnya kabur batas antara proses anabolisme dengan katabolisme.
Karena ketika proses anabolisme berlangsung bagi suatu substrat serentak dengan
itu mesti ada berlangsung proses katabolisme, demikian pula sebaliknya. Waktu
Gambar 2.3 Proses Metabolisme Sel
12

anabolisme ATP dipecah menjadi ADP dan P, waktu katabolisme ATP terbentuk
dari ADP dan Pi. (Bawa 1988)
2.3.1 Respirasi Aerob dan Anaerob
Jika ditinjau dari segi penggunaan oksigen, respirasi dapat dibedakan
menjadi respirasi aerob dan anaerob. Dalam respirasi aerob, penguraian zat
organik dalam sel memerlukan oksigen, yang berfungsi sebagai akseptor elektron
dalam rangkaian reaksi oksidasi reduksi dalam mitokondria. Beberapa sel, ada
yang hidup dalam kondisi anaerob, artinya dalam lingkungan yang oksigennya
sama sekali tidak ada atau sangat sedikit. Pada sel yang demikian berlangsung
respirasi anaerob, yang secara umum dinamakan fermentasi.
Beberapa perbedaan antara aerob dan anaerob :
Respirasi aerob (fosforilasi oksidatif) Respirasi anaerob (fermentasi)
Menggunakan molekul o
2
Tidak menggunakan molekul o
2

Membongkar glukosa menjadi co
2
dan
h
2
o
Membongkar glukosa menjadi triosa
dan molekul persenyawa organik yang
lain
Dapat menjerat sekitar 50% dari energi
kimia yang terdapat dalam molekul
glukosa
Dapat menjerat energi kimia hanya
sedikit
Berlangsung pada hampir seluruh
makhluk hidup
Berlangsung dalam sel mikroorganisme,
embrio, dan sel-sel neoplasmik
(jaringan baru yang ditambahkan pada
kondisi patologik)
Enzim-enzim pernpasan ini terdapat
dalam mitokondria
Enzim-enzim pernapasan ini terdapat di
dalam sitoplasma

2.3.2 Fotosintesis
Pada eukaryota, fotosintesis, seperti reaksi pada mitokondria, adalah
mengenai pembentukan ATP dan melibatkan transport hidrogen dan elektron
Tabel 2.1 Perbedaan respirasi aerob dan anaerob
13

dalam senyawa-senyawa seperti NADPh dan sitokroma. Kedua proses berbeda
dalam hal bahwa fotosintesis menggunakan cahaya dan bukan substrat kimia
sebagai sumber energy. CO
2
dan air digunakan tidak dihasilkan, O
2
dan
karbohidrat dihasilkan, dan tidak dikonsumsi. Reaksi fotosintesis secara
keseluruhan. (Issoeganti, 1993).
6CO
2
+ 12H
2
O

(C
6
H
12
O
6
) + 6O
2
+6H
2
O dapat dipecah ke dalam fase
Cahaya (terjadi fotolisis air) dan fase gelap (terjadi fiksasi CO
2
). Pada
cahaya, cahaya diabsorbsi oleh klorofil atau pigmen yang lain yang terdapat di
dalam tilakoid yang berbentuk selaput pada kloroplast. Tenaga cahaya
merangsang molukul, menginduksinya untuk memancarkan kembali cahaya atau
panas atau mentransfer tenaga ke molekul klorofil P
700
atau P
680
. Aktivitas klorofil
P
680
memetik reaksi fotosistem II, yang menghasilkan ATP dengan proses yang
disebut fotofosforilasi nonsiklik dan berakhir dengan reduksi P
700
. Absorpsi
tenaga cahaya langsung mengaktivasi fotosistem I. Fotosistem ini juga
menghasilkan ATP(dengan proses fosforilasi siklik) atau mereduksi NADP
+
menjadi NADPH. ATP dan NADPH yang dibawa ke stroma pada kloroplas
dikonsumsikan dalam reaksi gelap. (Issoeganti, 1993).
Selama reaksi gelap pada tumbuhan C3,CO
2
, difiksasi dengan pengikatan
ke ribulose difosfat dan seterusnya direduksi oleh NADPH. ATP berperan sebagai
sumber tenaga untuk reaksi endergonik ini. Produksi akhir adalah karbohidrat,
biasanya dalam bentuk gula, yang mungkin disimpan sebagai amilum. Ada
tumbuhan C4, CO
2
, mula-mula difiksasi sebagai suatu asam 4-C dalam kloroplas
dalam sel mesofil kemudian ditransfer ke sel sarung berkas pengangkut tempat
terjadinya reaksi siklus Kelvin dan amilum disimpan (Issoeganti, 1993).
2.3.3 Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya
sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil
dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan
14

reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri
besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu.(mahmuddin, 2009)
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro)
menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh
energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi
asam nitrit dengan reaksi sebagai beritkut :

(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi

2.4 Sintesis Protein
Sintesis protein adalah pembentukan ikatan peptida antara dua buah asam
amino. Sintesis protein merupakan proses yang komplek, yang melibatkan
berbagai jenis molekul, terutama : ADN, ARN-duta, ARN-pemindah, ribosom,
asam amino, dan beberapa enzim (Bawa, 1988).
Sintesis protein melibatkan dua peristiwa penting yaitu proses transkripsi
(pemindahan informasi genetik dari molekul ADN ke molekul ARN-duta) dan
penterjemahan (translasi) yaitu pengubahan informasi genetik dari molekul ARN-
duta menjadi molekul protein (Bawa, 1988).
Nitrosococcus

Nitrosomonas
15

a. Transkripsi

Gambar 2.4 Mekanisme Transkripsi Dalam Sintesis Protein
Sebelum berlangsung sintesis protein dalam ribosom, informasi genetik
yang terdapat dalam molekul ADN lebih dahulu disalin oleh molekul ARN duta
(Bawa, 1988).
ADN (gen) mencetak ARN-m. Hanya salah satu molekul ADN yang
sepasang itu bekerja, disebut ADN-acuan (ADN-template). Tiga-tiga basa ADN-
acuan disebut kodogen, dan tiga-tiga basa yang dicetak pada nukleotida ARN-m
ditentangnya disebut kodon. ARN-m yang dicetak setangkup dengan ADN-acuan,
berarti sama dengan ADN sebelah lagi (yang bukan mencetak). Bedanya hanya G
(gula)-nya diganti dengan ribosa, basa timin diganti urasil (Yatim, 1987).
Enzim ARN-polimerase secara setahap demi setahap bergerak pada
molekul ADN dalam inti sel. Di tempat enzim itu sedang berada pasangan double
helix terurai lepas dan berlangsunglah percetakan (Yatim, 1987).
Satu molekul ADN mencetak puluhan molekul ARN-m (Yatim, 1987).
Molekul ARN-duta yang menyalin informasi genetik yang terdapat pada molekul
ADN kemudian melepaskan diri, keluar melalui porus nukleus menuju ke ribosom
di dalam sitoplasma. Rantai hibrid yang melepaskan ARN nya kemudian kembali
lagi menjadi rantai ADN lengkap yang berbentuk heliks kembar (Bawa, 1988).
16

b. Translasi

Gambar 2.5 Mekanisme Translasi Dalam Sintesis Protein
Dalam proses sintesis protein subunit kecil ribosom mengikat mARN dan
tARN. Sedangkan subunit besar berperan dalam proses pembentukan ikatan
polipeptida (Issoeganti, 1993).
Menempelnya kodon AUG molekul ARN-duta pada ribosom subunit 30S
dan pembentukan ribosom subunit 70S (Bawa, 1988). Menempelnya ribosoma
subunit kecil pada mARN tidak pada sembarangan tempat melainkan pada tempat
khusus sebelum kodon pemrakarsa dari gen yang disalin. Tempat khusus ini
disebut tempat pengikat ribosoma (Issoeganti, 1993).
Selain komples pemrakarsaan, masih terdapat beberapa jenis protein
sistolik yang terlibat dalam proses penerjemahan. Protein-protein itu berupa enzim
dan faktor pemrakarsaan (initiation factor) (Issoeganti, 1993).
17

Setelah terikat pada tempatnya, ribosoma bergeser ke arah 3 sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon inilah yang menjadi kodon pemrakarsa pada
proses penerjemahan (Issoeganti, 1993).
Penerjemahan dimulai apabila tARN yang telah memuat asam amino
berpasangan dengan kodon pemrakarsa yang terletak di subunit kecil ribosoma.
Asam amino yang terdapat pada tARN pemrakarsa adalah metionin, karena
metionin merupakan asam amino yang disandi oleh AUG (Issoeganti, 1993).
Urutan tiga titik basa kodon harus sesuai dengan urutan tiga titik basa pada
lengkukan ujung ARN-t. Tiga titik basa ujung ARN-t itu disebut antikodon.
(Yatim). Kodon AUG dan antikodon UAS untuk sementara dihubungkan dengan
ikatan hidrogen (Bawa, 1988).
Setelah kompleks perakarsaan terbentuk, ribosoma subunit besar
menempel pada ribosoma sub unit kecil. Proses penempelan ini memerlukan
hidrolisi molekul GTP yang terkait pada kompleks pemarkasaan dan
menghasilkan dua tempat yang berbeda serta terpisah (Issoeganti, 1993).
Ribosom subunit 50S mengandung enzim peptidil-transferase atau peptida
sintetase, yang membantu pembentukkan ikatan peptida. Pada subunit tersebut
terdapat dua sisi, yaitu sisi aminosil atau sisi akseptor (sisi A) dan sisi peptidil
(sisi P). Pemanjangan rantau peptida melalui tiga tahapan yang selalu berulang
(Bawa, 1988).
Menurut Bawa (1988) tahapan pemanjangan rantai peptida adalah sebagai
berikut :
1. Penempelan molekul ARN-pemindah yang kedua dengan antikodonnya
pada kodon kedua yang terdapat dalam molekul ARN-duta, yang masuk
pada sisi A. ARN-p ini pembawa asam amino yang kedua sesuai dengan
kodon pada molekul ARN-d
2. Pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang pertama (f-Met)
dengan asam amino yang kedua. Dengan demikian, ARN-p yang pertama
keluar meninggalkan ribosom dan siap mengambil asam amino yang baru.
18

3. Pergeseran molekul ARN-duta pada ribosom (proses translokasi) ke arah
ujung 5 sehingga ribosom dapat membaca kodon yang ketiga. Pergeseran
dari sisi A ke arah sisi P memerlukan energi yang berasal dari GTP.
Sebagai jawaban atas kodon ketiga, datanglah ARN-p yang ketiga
membawa asam amino yang ketiga, sesuai dengan kodon yang baru masuk
pada sisi A. Rantai peptida yang dibentuk oleh asam amino yang pertama
dan kedua selanjutnya mengadakan ikatan peptida dengan asam amino
yang ketiga. Dengan demukuan, ARNpemindah yang keua keluar
meninggalkan ribosom dan siap untuk mengambil asam amino yang baru.
Penerjemahan akan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau
UGA) masuk ke tempat A. Tidak ada molekul tARN satupun yang memiliki
antikodon yang dapat berpasangan basa dengan kodon-kodon penghenti. Sebagai
ganti molekul tARN masuklah faktor pembebas (release factors) RF ke tempat A.
Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipeptida
yang telah usai dibentuk oleh tARN yang terkahir. Ribosoma tersempai menjadi
menjadi ribosoma subunit kecil dan besar serta kembali ke sitosol untuk kemudian
memulai lagi penerjemahan baru (Issoeganti, 1993).

2.5 Transpor Membran Plasma
Prinsip dasar transpor melalui membran :
Setiap molekul memiliki kecendrungan untuk menempati ruang dengan
merata
Molekul pada konsentrasi tinggi memiliki tekanan lebih besar
Setiap molekul mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak karena
mengandung energi kinetik (Campbell, 2002).
19


Gambar 2.6 Transport membran plasma
A. Transport mikro molekul
1. Transpor pasif
Dibedakan menjadi :
a. Difusi sederhana melalui lipid bilayer
b. Difusi sederhana melalu protein channel
c. Difusi terfasilitasi
d. Osmosis (Campbell, 2002)
Mekanisme difusi sederhana menurut Campbell (2002)
Difusi yaitu proses perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah.
Bersifat larut dalam lemak/lipid (menembus lipid bilayer)
Membran sel permiabel terhadap molekul larut lemak seperti
hormon steroid, vitamin A, D, E, K serta bahan-bahan organik ang
larut dalam lemak.
Membran sel juga sangat permiabel terhadap molekul anorganik
seperti oksigen, karbondioksida, air.
20

Mekanisme difusi terfasilitasi menurut Campbell (2002)
Zat yang dapat melalui membran plasma yang melibatkan protein
pembawa seperti asam amino, glukosa dan beberapa garam mineral
Protein pembawa untuk glukosa banyak ditemukan pada sel-sel
rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati (karena sel-sel
tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi
Mekanisme osmosis menurut Campbell (2002) :
Proses perpindahan molekul zat darikonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah melalui membran semi permiabel
2. Transpor aktif
Dilakukan secara terpadu untuk mempertahankan kondisi
intraseluler
Diperlukan protein pembawa dan energi metabolik yang tersimpan
dalam bentuk ATP
Transpor aktif berhenti jika didinginkan pada suhu 2 sampai 40C,
ada racun atau kehabisan energi
Diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul
kecil di dalam sel
Transpor aktif dibedakan menjadi 2 yaitu, transpor aktif primer dan
sekunder
Transpor aktif primer yaitu transpor yang secara langsung
berkaitan dengan hidrolisis ATP menjadi energi contoh : pompa ion K
+

dan ion Na
+
(Campbell, 2002)
Transpor aktif sekunder yaitu pengangkutan gabungan
(pengangkutan ion-ion bersama) dengan pengangkutan molekul lain,
contoh : glukosa atau asam amino akan ditranspor masuk dalam sel
mengikuti masuknya natrium (Campbell, 2002).


21

B. Transport makromolekul
Melibatkan pembentukan vakuola atau vesikel dengan cara
endositosis
Berdasarkan ukuran vakuola endositosis debedakan menjadi
pinositosis dan fagositosis
Pada pinositosis materi yang masuk berupa larutan, vakuola
endositik berukuran kecil dan vakuola yang terbentuk dinamakan
pinosom
Pada fagositosis materi yang dimasukkan ke dalam sel berupa
partikel, vakuola yang terbentuk lebih besar dan dinamakan
fagosom
Eksositosis yaitu pengeluaran makromolekul dari dalam sel. Proses
eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis. Vakuola yang
bersisi makromolekul yang akan dikeluarkan berfusi dengan
membran plasma, selanjutnya isi vakuola akan dikeluarkan dari sel
(Campbell, 2002).
Perbandingan antara Transpor Aktif dan Transpor Pasif
Pada transpor pasif, suatu substansi secara spontan berdifusi menuruni
gradien konsentrasinya tanpa memerlukan pengeluaran energi oleh sel. Molekul
hidrofobik dan molekul polar tak bermuatan yang berukuran kecil berdifusi
langsung melintasi membran. Substansi hidrofilik berdifusi melalui protein
transpor dalam suatu proses yang disebut difusi yang dipermudah. Dalam transpor
aktif, suatu protein transpor memindahkan substansi melintasi membran naik
bukit melawan gradien konsentrasinya. Transpor aktif membutuhkan
pengeluaran energi, yang biasanya disediakan oleh ATP (Campbell, 2002).
Tiga Jenis Endositosis dalam Sel Hewan
(a) Pada fagositosis, pseudopodia menelan suatu partikel dan mengemasnya
dalam suatu vakuola. Mikrograf ini menunjukkan amuba yang menelan bakteri
(TEM).
22

(b) Pada pinositosis, tetesan fluida ekstraseluler dimasukkan ke dalam sel dalam
sebuah vesikula kecil. Mikrograf ini menunjukkan vesikula pinositosis (tanda
panah) dalam sel yang melapisi pembuluh darah kecil (TEM).
(c) Pada endositosis yang diperantarai reseptor, lubang terlapisi membentuk
vesikula apabila molekul spesifik (ligan) terikat reseptor pada permukaan sel.
Mikrograf ini menunjukkan dua tahapan berurutan endositosis yang diperantarai
reseptor (TEM). Setelah materi tercerna dibebaskan dari vesikula untuk
metabolisme, reseptor dikembalikan lagi ke membran plasma. (Campbell, 2002).





23

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komponen kimia di dalam sel terdiri dari komponen anorganik
misalnya air dan ion-ion mineral dan komponen organik misalnya
protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Selaput Plasma
(Membran Plasma atau Plasmalemma), Inti Sel (Nukleus), Sitoplasma
dan Organel Sel
Organel sel antara lain ribosom, retikulum endoplasma, mitokondria,
plastida, badan golgi, lisosom, peroksisom, sentrosom, vakuola,
mikrotubulus, mikrofilamen
Metabolisme sel dibagi menjadi katabolisme, yaitu perombakan
senyawa kimia untuk menghasilkan energi ataupun untuk
menghasilkan bahan pembentukan senyawa lain, serta anabolisme,
yaitu reaksi penyusunan komponen sel.
Sintesis protein terdiri dari dua tahap yaitu transkripsi (pemindahan
informasi genetik dari molekul DNA ke molekul ARN-d) dan
penerjemahan (translasi) yaitu pengubahan informasi genetik dari
molekul ARN-d menjadi molekul protein.
Transport mikromolekul terdiri dari transport pasif dan transpor aktif.
Sedangkan Transport makromolekul terdiri dari pinositosis dan
fagositosis

24

DAFTAR RUJUKAN
Arief, Amiruddin. 1978. Biologi Umum. Malang : IKIP Malang
Bawa, Wayan. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Campbell, N.A., dkk. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga
Dahlia. 1999. Biologi Umum. Malang: Universitas Negeri Malang
De Robertis, E.D.P., F.A. Saiez, & E.M.F. De Robertis. 1979. Cell Biology. W.B.
Saunders Company, Philadelphia
Istanti, Annie; Prasetyo, Triastono I. dan Dwi Listyorini. 1999. Biologi Sel.
Malang: JICA FMIPA UM.
Issoeganti. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Landriani. 2007. Biologi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sheeler, P. and D. E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. Third Edition.
John Wesley and Sons, Inc. New York.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY
Yatim, Wildan. 1987. Biologi Modern. Bandung : Tarsito
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Penerbit Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai