Anda di halaman 1dari 51

BAB 1

SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL KEHIDUPAN

 Sel berasal dari kata cellula yang berarti ruang


kecil
 Sel dibagi menjadi 2 jenis/ tipe :
1. Sel prokaryotik : Sel yang tidak memiliki
selaput inti
2. Sel eukaryotik : Sel yang sudah memiliki
selaput inti

Perbandingan sel prokaryotik dan sel eukaryotik

N SEL PROKARYOTIK SEL EUKARYOTIK


o
1 Tidak memiliki membran inti Memiliki membran inti
(disebut nukleoid) (disebut nukleus)
2 Membran sel dari senyawa Membran sel dari
peptidoglikan fospolipid
3 Diameter sel 1-10 Diameter sel 10-100
mikrometer mikrometer
4 Mengandung 4 subunit RNA Mengandung banyak
polimerase subunit polimerase
5 Susunan kromosom sirkuler Susunan kromosom
linear

Semua kegiatan hidup seperti respirasi, ekskresi,


transportasi, reproduksi, dan lain lain dilakukan juga
oleh sebuah sel dengan organel organelnya, seperti
yang dilakukan individu sebagai satu kasatuan, contoh:
untuk respirasi dilakukan oleh mitokondria. Hal ini
menunjukkan bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan
Sejarah Penemuan Sel

1. 1635 – 1703 : Robert Hooke (ahli fisika dan


matematika)

Melihat sayatan gabus dengan mikroskop sederhana, ia


melihat adanya kamar kamar yang ia sebut dengan sel

2. Abad 17 : Antonie Van Leewenhock

Melihat benda aneh dari air rendaman jerami dengan


mikroskop buatanya

3. 1809 : Jean Baptiste Lamark

Menyatakan bahwa setiap badan hidup adalah


kumpulan sel yang didalamnya bergerak cairan yang
komplek

4. 1804-1881 : Mathias Schleiden (ahli botani) dan


1810-1882 : Theodore Schwan (ahli zoologi)

Menyatakan semua kehidupan tersusun atas sel

Teori Sel

Menurut :

1. Schleiden dan Schwan : Sel merupakan unit struktural


(penyusun) tubuh organisme (baik uniseluler maupun
multiselular)

2. Max Schultze, Felix Dujardin, Johanes Purkinje : Sel


merupakan unit (kesatuan) fungsional

3. Rudolf Virchow : Sel merupakan unit pertumbuhan


4. Pada zaman perkembangan teknologi : Sel merupakan
unit (kesatuan) hereditas

Komponen Kimia Sel

Sel disusun oleh komponen:

Senyawa organik, berupa:


Karbohidrat : Cn(H2O)n

Berdasarkan fungsi pada sel, karbohidrat dibagi


menjadi :

1. Karbohidrat sederhana : sebagai sumber energi

2. Karbohidrat rantai panjang : sebagai cadangan


energi

3. Karbohidrat sebagai komponen sruktural organel


dan bagian sel lainnya

Berdasarkan gugus, karbohidrat dibedakan menjadi


Lemak

Lemak dibangun oleh gliserol dan asam lemak

Pada sel mahkluk hidup lemak terdapat dalam: bentuk


lemak sederhana, lemak gabungan, dan turunan lemak

1. Lemak sederhana

Dibangun oleh satu gliserol dan tiga asam lemak

2. Lemak gabungan
Dibangun oleh asam lemak, alkohol dan zat lain
/merupakan ester lemak

Contoh : posfolipid, glikolipid (komponen membran


plasma), lipoprotein, karotenoid

3. Turunan lemak

Contoh steroid (terdapat pada protoplasma sel hewan,


yaitu hormon progesteron, testosteron, vitamin D,
kolesterol dan estradio

Fungsi lemak dalam sel: sebagai komponen penyusun


membran plasma, hormon dan vitamin

Protein

Protein merupakan polimer asam amino

Berdasarkan komposisi kimianya protein dibagi


menjadi:

Protein sederhana : hanya dibangun oleh asam amino

Contoh: albumin, globulin

Protein gabungan : dibangun oleh asam amino dan


senyawa lain

Contoh : glikoprotein (protein dan karbohidrat),


nukleoprotein (protein dan lipid), kromoprotein
(protein dan zat warna (hemoglobin atau hemosianin))

Asam nukleat

Contoh Asam nukleat :


1. RNA (Ribo Nucleat Acid)/ ARN (Asam Ribo Nukleat)
2. DNA (Deoksiribo Nucleat Acid)/ ADN (Asam
Deoksiribo Nukleat)
3. AMP (Adenosin Mono Posfat)
4. ADP (Adenosin Di Posfat)
5. ATP (Adenosin Tri posfat)

Senyawa an organik, berupa :

1. Air
2. Gas
3. Unsur P, Ca, Na, C, N, K, Cl, Mg, Fe, S, dan
seterusnya

STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN BAGIAN SEL

Sel dibagi menjadi bagian bagian sel :

1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Organel sel

MEMBRAN SEL

Setiap sel dibatasi oleh selaput yang disebut dengan :


membran sel / selaput plasma / plasmalemma

Fungsi Membran sel :


1. Melindungi isi sel dan mempertahankan isi sel
2. Mengontrol atau mengendalikan pertukaran/ keluar
masuknya zat antara sitoplasma dengan
lingkungannya (karena membran sel bersifat
semipermiabel)
3. Sebagai tempat reaksi, seperti terhadap cahaya
matahari dan reaksi oksidasi dalam respirasi
4. Sebagai reseptor/ penerima rangsangan dari luar.
Rangsangan dapat berupa zat kimia (hormon,
racun), rangsangan mekanik (tekanan, tusukan,
listrik, sentuhan)

Membran sel terdiri dari :

1. Lapisan bilayer posfolipid (senyawa lipid/lemak


dengan posfat)
2. Posfolipid bersifat amfifilik ( bagian kepala bersifat
hidrofilik/ suka air, bagian ekor bersifat hidrofobik/
tidak suka air)
3. Glikolipid (lipid yang bersenyawa dengan
karbohidrat)
4. Sterol (lemak alkohol/ kolesterol)
5. Molekul protein

1.      menempel dipermukaan lapisan lemak

disebut protein ekstrinsik/ protein perifer

2.      Masuk sampai menembus lapisan lemak disebut


protein intrinsik/ protein integral

Sifat membran sel:


1. Semipermiabel : hanya dapat dilewati oleh molekul
lembut, seperti gas

2. Diferensialpermiabel : dapat dilewati oleh melekul


kecil, seperti glukosa, asam amino, asam lemak, dan
lain lain

3. Selektifpermiabel : mampu mengeluarkan zat yang


tidak diperlukan dan memasukan zat yang diperlukan

SITOPLASMA

 Berasal dari kata sito = sel,

plasma = cairan (cairan sitoplasma disebut sitosol,


sitosol disebut matrik sitoplasma)

 Sitoplasma adalah protoplasma yang mengisi


ruangan diantara selaput plasma dengan inti sel
 Sitosol tersusun atas : 90% air, didalamnya terlarut
zat organik, ion ion, gas, garam, asam lemak,
asam amino, gula, nukleotida, vitamin, protein,
dan ARN membentuk koloid
 Koloid sitosol senantiasa bergerak secara acak
(gerak brown). Koloid ini dapat berubah dari fase
sol (cair) ke fase gel (gelatin/padat) tergantung
koloid yang terlarut

Sifat fisik matrik sitoplasma/ sitosol :

1. Efek tyndal : dapat memantulkan cahaya


2. Gerak brown : gerakan acak atau zig zag
partikelpenyusun koloid
3. Siklosis : gerakan melingkar partikel dalam koloid
4. Memiliki tegangan permukaan
5. Rotasi : gerakan mengelilingi vakuola besar
6. Elektroforesis : dapat menghantarkan arus listrik
7. Irritabilitas : dapat mengenali/menerima
rangsangan
8. Konduktivitas : dapat menghantarkan rangsangan

Fungsi Sitoplasma :

1. Tempat penyimpanan senyawa kimia yang penting


dalam proses metabolisme (seperti enzim, ion ion,
gula, lemak, protein)
2. Tempat berlangsungnya reaksi reaksi kimia/
metabolisme seperti, glikolisis, sintesis lemak,
sintesis protein, dan sebagainya
3. Di dalam sitoplasm,terdapat organel yang
membentuk suspensi. Masing masing organel
menjalankan fungi kehidupan

ORGANEL SEL

Organel adalah Benda-benda solid yang terdapat di


dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan
fungsi-fungsi tertentu)

Macam macam organel sel :

1. Nukleus 6. Mitokondria
2. Retikulum Endoplasma (RE) 7. Sentriol
3. Ribosom 8. Badan mikro
4. Kompleks golg 9. Plastida
5. Lisosom 10.Sitoskeleton

INTI SEL (NUKLEUS)

 Merupakan organel terbesar (diameter antara 10-


20 milimikron) di dalamnya mengandung DNA/
bahan inti sebagai informasi genetika
 Pada makhluk prokaryotik DNA tidak dibungkus
oleh selaput inti, sedangkan pada eukaryotik
bahan inti dibungkus oleh selaput inti (yang
disebut karyoteka)
 Setiap sel umumnya mengandung 1inti sel, kecuali
sel otot lurik mengandung banyak inti sel, sel
Parameacium memiliki 2 inti sel, sel darah merah
dan sel fleom tidak memiliki inti sel

Bagian bagian inti sel :

 Selaput inti atau karyoteka


 Terdiri dari 2 lapisan , yang berfungsi sebagai
pembungkus dan pelindung bahan inti
 Selaput luar berhubungan langsung dengan
Retikulum Endoplasma (RE) yang permukaannya
terdapat Ribosom
 Selaput inti memiliki pori pori yang berguna untuk
pertukaran zat antara nukleus dan sitoplasma, dan
sebagai tempat lalunya RNAm

Matriks atau nukleoplasma


 Merupakan cairan inti berbentuk gel yang terdiri
dari air, ion ion, protein, enzin, nukleotida dan
benang benang kromatin.
 Benang kromatin menjadi kromosom ( menebal
dan memendek) saat sel akan membelah,
didalamya terdapat DNA sebagai substansi
penbawa informasi genetika
 Anak inti atau nukleolus
 Setiap sel bisa ditemukan 1 atau lebih anak inti
 Anak inti banyak mengandung DNA yang bertidak
sebagai organisator inti
 Anak inti berfungsi dalam sintesis ARN (secara
tidak langsung berfungsi dalam sintesis protein)

Fungsi nukleus:

1.      Mengendalikan seluruh kegiatan sel

2.      Mengeluarkaan RNA dan unit ribosom dari inti ke


sitoplasma

3.      Mengatur pembelahan sel

4.      Membawa informasi genetika

RETIKULUM ENDOPLASMA (RE)

Merupakan perluasan membran yang saling


berhubungan membentuk saluran pipih atau seperti
lubang di dalam sitoplasma dan bermuara di inti sel
RE dibedakan (berdasarkan ada/ tidaknya ribosom)
menjadi:

1. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)/ RE granular,


jika membran RE ditempeli ribosom
 REK banyak ditemukan pada sel yang sedang
aktif mensintesis protein
 Fungsi mendukung sintesis protein dan
disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel serta menyalurkan bahan
genetik antara inti sel dan sitoplasma
2. Retikulum Endoplasma Halus (REH)/ RE agranular,
Jika membran RE tidak ditempeli ribosom

·         REH banyak ditemukan pada organel yang


memsintesis lemak

·         Fungsi untuk sintesis serta transpor lemak dan


steroid

Fungsi RE yang lain:

1. Sebagai penawar racun (RE yang terdapat dalam


sel hati)
2. Sebagai jalan transpor dalam memindahkan
molekul molekul dari bagian sel yang satu ke
bagian sel yang lain

RIBOSOM
 Merupakan organel kecil, bulat (diameter 17-20
mikron), tidak memiliki membran
 Disusun dari RNA ribosom dan protein yang
tersebar dalam sitoplasma atau melekat pada RE
 Ribosom terdiri dari dua subunit ( subunit besar
dan subunit kecil
 Berfungsi untuk sintesis protein

KOMPLEK GOLGI

adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang


dikelilingi

Ditemukan hampir diseluruh sel eukaryotik. Pada sel


hewan 10-20 badan golgi, pada sel tumbuhan memiliki
beberapa ratus badan golgi

Fungsi badan golgi :

 Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresi


terutama pada sel kelenjar. Kantong tersebut berisi
enzim atau bahan lain
 Tempat pembentukan zat zat sekresi
(polisakarida(kutikula), protein, musin/lendir) dan
menyekresikanya keluar sel
 Membentuk membran plasma ( dengan
memambahkan glioksilat pada protein sehingga
terbentuk glikoprotein)
 Membentuk dinding sel pada sel tumbuhan
 Membentuk akrosom pada spermatozoid
(didalamnya mengandung enzin untuk menembus
dinding sel telur dan untuk pembentukan lisosom
Lisosom

 Merupakan organel berbentuk kantong yang


dibungkus oleh satu lapis membran yang hanya
ditemukan pada sel hewan
 Lisosom mengandung enzim lisozim
 Lisosom banyak terdapat pada sel yang melakukan
fagositosis (seperti leukosit, monosit, limfosit)

Fungsi lisosom:

 Mencerna materi yang diambil secara endositosis


 Menghancurkan organel yang sudah tidak
berfungsi lagi (autofage)
 Menghancurkan selnya sendiri dengan melepaskan
semua isi lisosom dalam sel (autolisis)
 Pembebasan enzim keluar dari sel (eksositosis)
seperti : enzim yang merubah tulang rawan
menjadi tulang keras
 Menghancurkan senyawa karsinogenik

Penyakit akibat kegagalan lisosom:

1. Silikosis : tingginya kadar silikon, sehingga enzim


keluar mencernakan sel paru paru
2. Rematik : enzim lisosom mencernakan sel sel
persendian ( pada pengkomsumsi jeroan, rebung
sehingga asam urat tinggi
Mitokondria

 Mitokondria merupakan organel penghasil energi,


mitokondria berfungsi respirasi sel dan
menghasilkan energi lebih efektif
 Mitokondria memiliki dua membran (membran luar
dan membran dalam yang berlipat dan
membentuk tonjolan pipih, membran dalam ini
disebut juga krista)
 Krista berguna untuk memperluas bidang
permukaan sehingga proses respirasi
 Mitokondria banyak terdapat pada sel yang
memerlukan energi (contoh sel hati, sel saraf dan
sel otot)

Sentriol

 Organel ini berbentuk silindris dan hanya dijumpai


pada sel hewan, berjumlah sepasang
 Sentriol berperan dalam orientasi arah pada saat
pembelahan (sentriol hanya dapat terlihat pada
saat sel membelah)
 Saat pembelahan sentriol akan bergerak ke kutup
yang berlawanan dan mengeluarkan benang
benang spindel, benang inilah yang akan menarik
kromosom ke kutup yang berlawanan
Badan mikro

Organel ini berukuran sangat kecil (diameter 0,3-1,5


mikron)

Badan mikro dibagi menjadi:

1. Peroksisom

 Terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan,


banyak ditemukan pada sel yang banyak
melakukan oksidasi (misalnya sel hati, sel ginjal
dan otot)
 Organel ini banyak mengandung enzim katalase

Fungsi peroksisom:

Enzim katalase menguraikan peroksida (H2N2)


menjadi oksigen (O2) dan air (H2O).

·         Peroksida adalah senyawa sampingan proses


oksidasi/pernapasan sel yang bersifat racun pada sel

·         Berperan dalam sintesis lemak/ mengubah


karbohidrat menjadi lemak

·         Berperan dalam fotorespirasi

Glioksom
 Hanya ditemukan pada sel tumbuhan (terutama
pada jaringan yang mengandung lemak (seperti
biji bijian)
 Organel ini mengandung enzim katalase dan enzim
oksidase, kedua enzim ini berperan dalam proses
metabolisme lemak (mengubah lemak menjadi
gula, gula ini diperlukan untuk perkecambahan biji)

Plastida

1. Plastida hanya ditemukan pada sel tumbuhan

2. Ada tiga jenis plastida:

·         Kromoplas : plastida yang berwarna selain kloropil

·         Leukoplas : plastida yang berwarna putih (berfungsi


untuk menyimpan amilum, disebut amiloplas,
menyimpan minyak (elaioplas) dan menyimpan protein
(aleuroplas)

·         Kloroplas : plastida yang mengandung kloropil

3. Memiliki membran rangkap

membran luar (untuk mengatur keluar masuknya zat)


dan membran dalam (melipat kearah dalam
membentuk kantong pipih yang disebut tylakoid)

Tylakoid bertumpuk tumpuk membentuk grana,


tylakoid mengandung kloropil

Kloropil ada beberapa jenis:


·         Kloropil a : berwarna hijau biru

·         Kloropil b : berwarna hijau kuning

·         Kloropil c : berwarna hijau coklat

·         Kloropil d : berwarna hijau merah

4. Satu kloroplas mengandung 40-60 gramun

5. Bahan dasar dalam kloroplas berupa matrik cair


yang mengandung enzim enzim pelarut, gula,
karbohidrat (berupa butir tepung), ribosom, dan asam
organik (DNA). 6. Matrik cair ini disebut dengan stroma,
tylakoid terdapat pada stroma

7. Fungsi kloroplast : tempat terjadinya proses


fotosintesis

8. Proses fotosintesis terbagi menjadi 2 fase:

·         Reaksi terang : terjadi pada tylakoid (kloropil


berfungsi menangkap energi matahari yang akan
digunakan untuk pembentukan karbohidrat pada reaksi
gelap)

·         Reaksi gelap : terjadi dalam stroma

Sitoskeleton (rangka sel)

1.Rangka sel dibangun oleh 3 jenis serabut:

1. Mikrofilamen
2. Mikrotubul
3. Filamen antara

mikrofilamen

Terdiri dari rantai ganda protein aktin yang bertaut ,


tipis dan memanjang

Tersusun atas 2 macam protein (aktin dan miosin)

Peranan mikrofilamen :

1. untuk kontraksi otot


2. Mengarahkan gerakan komponen komponen sel
3. Mempertahankan bentuk sel
4. Membantu pembelahan secara mitosis
5. Pembentukan pseupodia

Mikrotubul

Terdiri dari rantai protein yang berbentuk spiral dan


spiral ini membentuk tabung yang berlubang, disusun
atas bola molekul yang disebut tubulin

peranan:

terdapat pada gelondong sel, berupa benang benang


spindle penyusun sentriol, flagella, silia dan alat
pergerakkan sel

Filamen antara

Terdiri dari untaian rantai protein yang saling melilit


Protein yang menyusunnya disebut fimetin atau keratin
pada sel kulit

Ukuran diameter 8-10 nanometer

Rangka sel berfungsi untuk:

1. Mengarahkan gerakan komponen komponen sel


2. Mempertahankan bentuk sel
3. Membantu pembelahan secara mitosis

PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

Struktur dasar sel tumbuhan dan sel hewan sama,


namun ada beberapa perbedaan

 Sel tumbuhan memiliki bagian dan organel


tertentu yang tidak dimiliki oleh sel hewan dan
sebaliknya
 Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida, dan
vakuola yang tidak dimiliki oleh sel hewan
 Sel hewan memiliki sentriol , lisosom yang tidak
dimiliki oleh sel tumbuhan

Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan


N Bagian / organel Sel hewan Sel
o. tumbuhan
1. Inti sel Ada Ada
2. Retikulum Ada Ada
Endoplasma
3. Ribosom Ada Ada
4. Kompleks golgi Ada Ada
5. Lisosom Ada Tidak Ada
6. Mitokondria Ada Ada
7. Sentriol Ada Tidak Ada
8. Badan mikro Ada Ada
9. Plastida Tidak Ada Ada
1 Sitoskeleton Ada Ada
0.
1 Dinding sel Tidak Ada Ada
1.
1 Membran plasma Ada Ada
2.
1 Vakuola Kecil/ Tidak Ada
3. Ada
1 Timbunan zat Lemak dan Berupa zat
4. glikogen pati

KARAKTERISTIK SEL TUMBUHAN :

Bagian sel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan :

DINDING SEL

 Merupakan bagian terluar sel tumbuhan, terdiri


dari lamel tengah, dinding primer dan dinding
sekunder
 Dinding primer dibentuk awal sewaktu membelah,
dinding sekunder pada saat sudah terjadi
penebalan
 Sel muda dindingnya tersusun atas pektin dan sel
tua tersusun atas sellulosa
 Antara dua sel dihubungkan oleh celah/noktah
yang disebut plasmodesmata
 Dinding sel dapat menebal / lignifikasi

(xilem dan sklerenkim keras dan kaku)

Contoh : pada batok kelapa


PLASTIDA

 Plastida hanya ditemukan pada sel tumbuhan,


berkembang dari proplastida di daerah
meristematik
 Berdasarkan pigmen yang dikandung plastida
dibedakan atas :
 Kromoplas : mengandung pigmen non fotosintetik
(merah, orange, kuning)
 Banyak ditemukan pada mahkota bunga

Terdiri dari :

 Karoten : kuning keorange (pada wortel)


 Xantofil : kuning kecoklatan ( pada daun tua)
 Fikosianin : biru (pada cyanophyta)
 Fukoxantin : coklat (pada alga coklat)
 Fikoeritrin : merah (pada alga merah)

Leukoplas : plastida yang berwarna putih (berfungsi


untuk menyimpan cadangan makanan

Berdasarkan fungsinya dibedakan atas :

1. Amiloplas: menyimpan amilum


2. elaioplas: menyimpan minyak
3. aleuroplas : menyimpan protein

Kloroplas : plastida yang mengandung kloropil untuk


fotosintetik
1.      Memiliki membran rangkap

2.      membran luar (untuk mengatur keluar masuknya


zat) dan membran dalam (melipat kearah dalam
membentuk kantong pipih yang disebut tylakoid)

3.      Tylakoid bertumpuk tumpuk membentuk grana,


tylakoid mengandung kloropil

Kloropil ada beberapa jenis:

1. Kloropil a : berwarna hijau biru


2. Kloropil b : berwarna hijau kuning
3. Kloropil c : berwarna hijau coklat
4. Kloropil d : berwarna hijau merah

VAKOULA

 Vakuola ditemukan pada sel tumbuhan, pada sel


hewan jumlahnya lebih sedikit dan kecil kecil
 Vakuola adalah suatu rongga yang berisi cairan
yang dikelilingi oleh membran selapis
 Pada sel tumbuhan muda vakuola kecil dan
banyak, setelah dewasa vakuolanya lebih sedikit
dan menjadi vakuola tengah ukuranya lebih besar.
 Vakuola ini berisi cairan yang disebut cairan sel/
getah sel. Getah sel merupakan cairan pekat yang
kaya dengan garam mineral, gula, O2, asam
organik, CO2, pigmen, enzim, dan sisa
metabolisme lainnya.
Fungsi utama vakuola :

 Tempat penimbunan sisa metabolisme/


metabolisme sekunder ( kristal Ca oksalat, tannin,
alkaloid, minyak atsiri, lateks, dll). Pada tanaman
karet memiliki sel khusus (latisifer) yang memiliki
vakuola dengan tugas menampung lateks
 Tempat menyimpanan zat makanan, seperti
sukrosa, garam mineral, dan inulin yang terlarut
yang sewaktu waktu akan digunakan oleh
sitoplasma
 Memberikan warna pada organ tanaman ( daun,
bunga, buah, pucuk) karena pimen antosian
terdapat pada vakuola
 Menjaga turgiditas sel
 Kadang kala vakuola mengandung enzim hidrolitik
yang dapat bertindak sebagai lisosom waktu sel
masih hidup
  

KARAKTERISTIK SEL HEWAN

 Tidak memiliki dinding sel, plastida dan bentuk


dapat berubah ubah
 Vakuola kecil atau tidak tampak
 Pada hewan uniseluler, selnya memiliki 2 vakuola (
vakuola kontraktil dan vakuola makanan)
 Bagian sel yang hanya dimiliki oleh sel hewan :

1. Lisosom
2. Sentriol
TRANSPORTASI MELALUI MEMBRAN

Membran sel antara lain berfungsi sebagai pengatur


keluar masuknya zat, molekul, ion ke dalam sel

Pengaturan ini memungkinkan sel untuk :

1. memperoleh pH yang sesuai


2. konsentrasi zat zat menjadi terkendali
3. membuang zat sisa metabolisme yang bersifat
racun
4. memasok ion ion yang penting untuk kegiatan
saraf dan otot

Membran plasma bersifat semipermiabel,


deferensialpermiabel dan selektif permiabel

Perpindahan zat, molekul, ion melewati membran


dengan cara :

1. Transpor pasif : Perpindahan zat, molekul, ion


melewati membran tanpa menggunakan energi sel

Yang termasuk transpor pasif

 Difusi : perpindahan molekul zat (gas, cair


atau zat padat) dari konsentrasi tinggi ke zat
yang berkonsentrasi rendah

Contoh : gula dalam air, sirup dalam air


Difusi yang difasilitasi : difusi yang memerlukan
bantuan protein membran (protein transpor) : Contoh :
masuknya glukosa, Cl, Ca2+, Na2+ ke dalam sel

 Osmosis : perpindahan zat dari konsentrasi


rendah ke zat konsentrasi tinggi melalui
membran semipermiabel

Contoh : tanaman layu direndam air akan segar


kembali

LISIS, KRENASI DAN PLASMOLISIS

Larutan adalah campuran antara air dengan zat terlarut

Berdasarkan kepekatan/ banyaknya zat terlarut


(konsentrasi) , larutan dibedakan menjadi:

 Larutan hipotonis : larutan yang konsentrasinya


lebih rendah dari larutan lain
 Larutan isotonis : larutan yang konsentrasinya
sama dengan larutan lain
 Larutan hipertonis : larutan yang konsentrasinya
lebih tinggi dari larutan lain

Efek osmosis :

 LISIS : adalah peristiwa hancurnya sel karena


robek/ hancurnya membran plasma yang
disebabkan karena larutan hipotonis
 KRENASI : adalah peristiwa mengkerutnya sel
karena larutan hipertonis
 PLASMOLISIS : adalah peristiwa lepasnya membran
plasma dari dinding sel karena larutan hipertonis

2. Transpor aktif : Perpindahan zat, molekul, ion


melewati membran dengan menggunakan energi
sel

·         Transpor jenis ini bersifat melawan gradien


konsentrasi, dan dipengaruhi muatan listrik di dalam
dan di luar sel. Muatan listrik tersebut ditentukan oleh
ion Na+, K+, dan Cl

·         Energi sel yang digunakan pada transpor aktif


adalah ATP (Adenosin Tri Posfat)

Yang termasuk transpor aktif :

·         Pompa Natrium Kalium (yang masuk ke dalam sel


berupa zat yang terlarut)

Contoh : pemasukan Kalium, gula, protein, enzim


dan hormon

·         Endositosis : peristiwa masuknya zat (tetesan air


atau zat padat) ke dalam sel

Endositosis dapat berupa :

1.      Pinositosis(pinein= minum, cytos= sel) : dekat


cairan membran sel membentuk lekukan , cairan
masuk kedalan lekukan, lekukan akan memisahkan diri
dari membran sehingga membentuk kantong atau
gelembung kecil,dan akhirnya masuk ke dalam vakuola
makanan

Contoh : peristiwa masuknya makan pada


Paramaecium

2.      Fagositosis (phagein= memakan, cytos= sel) :


membran sel membungkus partikel dari luar dan
membawanya ke vakuola

Contoh : masuknya makanan pada Amoeba, bakteri


dimakan oleh sel darah putih

·         Eksositosis : peristiwa keluarnya zat dari dalam sel

Banyak terjadi pada sel sel kelenjar yang


menghasilkan sekret,EXP:sel penghasil enzim
pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
JARINGAN TUMBUHAN
                    
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel
tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan
struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri
atas jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa
(permanen)
A.    Jaringan Muda (Meristem)
Jaringam meristem adalah jaringan muda yang
terdiri dari sekelompok sel-sel tumbuhan yang aktif 
membelah. Ciri-ciri sel yang menyusun jaringan
meristem adalah ukuran selnya kecil,sel berdinding
tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar,vakuola
berukuran kecil, banyak mengandung sitoplasma,
selnya berbentuk kubus.
Sel-sel meristem membelah terus untuk
menghasilkan sel-sel baru, beberapa hasil pembelahan
akan tetap berada dalam jaringan meristem dan
disebut sel inisial atau sel permulaan. Sedangkan sel-
sel baru yang digantikan kedudukannya oleh sel
meristem disebut derivatif atau turunan.
       Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada tiga
macam meristem, yaitu : meristem apikal, lateral, dan
interkalar.

Meristem apikal adalah meristem yang terdapat


pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem
apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas
meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan
yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan
primer.
Meristem interkalar atau meristem antara adalah
meristem yang terletak diantara jaringan meristem
primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang
memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-
rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem 
interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih
cepat, sebelum tumbuhnya bunga. Meristem lateral
atau meristem samping adalah meristem yang
menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan
skunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang
tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai
kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan
meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar
dengan akar dan batang.
         Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya,
meristem dibedakan menjadi :
1.      Promeristem
      Adalah jaringan meristem yang telah ada ketika
tumbuhan masih berada dalam masa embrional.
2.      Meristem Primer
Meristem Primer adalah meristem yang
berkembang dari sel embrional. Meristem terdapat
misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar.
Daerah meristematik di belakang promeristem
mempunyai 3 jaringan meristem, yaitu : protoderma,
prokambium, dan meristem dasar.
3.      Meristem Sekunder
Meristem Sekunder adalah meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa yang telah
mengalami diferensiasi dan spesialisasi tetapi menjadi
embrional sejati.
B.     Jaringan Dewasa (Permanen)

                       Jaringan Dewasa adalah jaringan yang


sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan
dewasa antara lain     :
·         Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak
diri.
·         Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-
sel meristem.
·         Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel
sedikit dan merupakan selapuit yang menempel pada
dinding sel.
·         Kadang-kadang selnya telah mati.
·         Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai
dengan fungsinya.
·         Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar
sel.

                     Jaringan dewasa terdiri dari       :


1.      Jaringan Parenkim (Jaringan dasar)
            Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang
bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-
sel parrenkim mampu mempertahankan
kemampuannya untuk membelah meskipun telah
dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi.
 Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat
meristematik bila lingkungannya memungkinkan.
Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit
batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan
endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain,
seperti pada parenkim xilem, parenkim, floem, dan jari-
jari empelur.
            Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding
sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim
mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem.
Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan
mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas
parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki
ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
            Parenkim yang mempunyai ruang antarsel
adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai
sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara
luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan
makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim
bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang
berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung
kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim
semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan
yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam
vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang
jumlahnya paling banyak menyusun jaringan
tumbuhan.
            Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat
membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai
jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim
biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan,
oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi
bebrapa jenis jaringan, yaitu:
     1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ,
misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan
buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang
berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.

2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya:
pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar
rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya
terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung,
lemak atau protein.

3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah
panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering,
misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
4) Parenkim Udara
            Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya
bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim
pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok.

2.      Jaringan penyokong


            Jaringan penyokong atau jaringan penguat
pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk
jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-
sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.

a.       Jaringan kolenkim


         Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk
agak memanjang dan biasanya berdining tebal.
Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada
organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan
menerna (herbaceous), dan bahkan pada organ
dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat
meregang secara irreversible (tidak kambali ke bentuk
semula) dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim
dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah
rusak dari pada kolenkim muda.

Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pectin,


dan hemiselulosa, tetapi tidak menandung lignin.
                           Kolenkim terdapat dalam batang, daun,
bunga, buah, dan akar. Kolenkim berkembang
terutama jika mendapat sinar dan apabila tidak
terdapat dalam batang dan daun monkotil yang
sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim
biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi
dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan
parenkim diantara epidermis dan kolenkim. Apabila
kolenkim berada tepat di bawah epidermis, serinkali
dinding epidermis juga menebal dengan cara yang
sama dengan dinding sel kolenkim. Pada batang,
kolenkim terdapat suatu silinder atau berbentuk pita
memanjang (membujur). Pada daun, kolenkim terdapat
pada satu atau kedua sisi tulang daun dan sepanjang
tepi daun.
                                  Kolenkim dewasa adalah suatu
jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang
tumpang tindih dengan dinding tebal yang tidak
berlignin. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding
dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang kuat,
kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi
sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder
yang berlignin. Pada sebagian tumbuhan dikotil,
misalnya tangkai dan batang Medicago sativa,
Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia
officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim.
Tipe-tipe kolenkim :

Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim


dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

1.Kolenkim sudut (angular


kolenkim)                                                                        
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-
sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan
ini tampak terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau
lebih. Contohnya pada tangkai Rumex, Fitis, Begonia,
Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang
Solanum tuberosum, dan Atropa belladonna.

2. Kolenkim lamella (lamellar kolenkim)


Penealan dinding sel kolenkim ini terjadi pada
dinding tangensial sel. Kolenkim lamella terdapat pada
korteks batang Sambucus nigra, Rhamnus, dan tangkai
Cochlearia armoracia.

3. Kolenkim lacuna (Lacunar kolenkim)


Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada
dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antar
sel. Kolenkim lacuna tardapat pada tangkai beberapa
species Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea,
dan Asclepias.
b.      Jaringan sklerenkim
Jaringan skelerenkim merupakan jaringan
penunjang yang terdapat pada organ tumbuhan yang
telah dewasa. Jaringan ini juga melindungi bagian-
bagian lunak yang lebih dalam. Jaringan sklerenkim
terdiri dari sel-sel mati. Dinding sel skelerenkim sangat
tebal, kuat dan mengandung lignin.
Sklerenkim merupakan jaringan yang sangat bervariasi,
namun dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar,
yaitu serabut skelerenkim dan sklereid.
1.      Serabut Sklerenkim ( Sel Serat )
                              Serabut skelrenkim merupakan sel-
sel yang panjang dan sempit yang berujung runcing.
Sel-sel ini biasanya berkumpul menjadi sebuah jalur
panjang, sementara ujung-unjungnya yang runcing
bertumpang tindih dan menyatu dengan kuat.
Berdasarkan asal mula pembentukannya serabut
sklerenkim berasal dari sel-sel meristem dan lebih
sering ditemukan pada daerah jaringan pembuluh.
Berdasarkan letaknya, serabut skelrenkim
digolongkan menjadi serabut xiler dan serabut
extraxiler. Serabut xiler merupakan serabut sklerenkim
yang terdapat pada jaringan xilem dan merupakan
komponen utama penyusun kayu. Serabut ekstraxiler
merupakan serabut sklerenkim yang terletak diluar
jaringan serabut xiler.
2.      Sklereid
Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah
mati, berbentuk bulat, dan berdinding keras yang tahan
terhadap tekanan. Berdasarkan asal mula
pembentukannya. Sklereid berkembang dari sel
parenkim. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan
tunggal atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain.
3.      Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh
tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis
menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,
batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri
dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan
di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.
Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas
dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun
tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel
penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap
hilangnya air karena penguapan (membatasi
transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak),
perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan
(angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri
dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel
protoderm pada daun membelah dengan bidang
pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal),
dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi
epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada
akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang
tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel
epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis
tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005),
jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang paling
luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata
epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas /
menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya
terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan
melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda.
Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah
sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali
memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan
fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis
dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi
menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata,
dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh
kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama
untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-
organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis
ada yang  membentuk  lapisan tebal yang disebut
lapisan kutikula misalnya  daun keladi  dan daun
pisang;  ada   yang berbulu  halus  misalnya daun
durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi  epidermis  yang  berfungsi  untuk
pertukarangas. Jaringan epidermis batang  ada  yang
membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau
membentuk rambut (trikoma)  sebagai alat
perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang
menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap
air dan garam mineral.

Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:


1.      Tersusun dari sel-sel hidup.
2.      Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3.      Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi
biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel.
4.      Tidak memiliki klorofil.
5.      Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang
berbatasan dengan udara mengalami penebalan ,
sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam
yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya
tetap tipis.
Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan
epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-rambut),
spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika).
4.     Jaringan Pengangkut
                        Jaringan pengangkut pada tumbuhan
terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,
sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
           a.  Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan
kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang
berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai
saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat
mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan
penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan
berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas
meristem apikal lewat pembentukan prokambium.
Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan
xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan
primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan
sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem
yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder.
Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak
berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur
pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara seksama akan
ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur
xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan
xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem
menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan
pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi,
protoxilem batang letaknya paling dekat dengan
empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di
akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem
exarch)
Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu
tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut
:
·         Trakeid dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid
merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding
trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta,
Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya
mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari
trakeid. Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk
bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin
dan tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok
antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak
terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada
trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor
air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung
antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas
lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu
berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel
pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga
merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung)
dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau
bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk
pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang
tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan
sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti
cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu
dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama
·         Serabut Xilem
Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim
meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi
lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah
sederhana. Serabut dan trakeid saling melekat
sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel serabut
lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang
runcing dapat masuk di antara sel-sel sewaktu
memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem
yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang
xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu tidak
jelas adanya.
·         Parenkim Xilem
Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini
merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer
maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu
berasal dari kambium yang berbentuk fusiform atau
bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang
sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-
sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa
umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi
sebagai penimbun cadangan makanan.
b. Floem
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri
dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu
buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut
dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan
sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya
kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan
translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama
berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga
asam amino dan hormon.
Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari
perkembangan prokambium disebut floem primer dan
yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut
floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem
dan xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu
pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang
sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem
letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan
selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena
saling beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu.
Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai
berikut :
·         Pembuluh
Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk
yaitu sel tapisan yang merupakan sel tunggal dan
bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak
di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan
Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah
buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa
berkas sel-sel memanjang yang masing-masing
merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh
satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di
ujung sel.
Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang
tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya
modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang
tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang
membatasi dua sel yang berdampingan dan
dihubungkan oleh benang-benang plasma yang
terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam
plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang
tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam
polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil.
Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya
membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan
asimilat.
Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada
pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga
bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.
Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah
selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin.
Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa,
dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi.
Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium
yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya
tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke
dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian
membentuk benang-benang memanjang sejajar
sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel
sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan
Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi
lendir yang terdiri dari protein.
·         Sel Pengiring
Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan
Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel parenkim
khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk
dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel
intuk itu membelah satu atau dua kali secara
memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel
pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil.
Dinding bersama antara sel pengiring dan sel
pembuluh biasanya tipis, penuh dengan
plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel
pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu
dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan
Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada
pata protofloem Dicotyledoneae.
·         Parenkim Floem
Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring,
floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang
fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya
sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini
secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring.
Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu
panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.
Seperti halnya pada parenkim xilem, floem
sekunder juga mempunyai dua macam bentuk
parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang
membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat
floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak
berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi
sklerenkim atau menjadi felogen.

·         Serabut Floem


Serabut floem terdapat baik pada floem primer
maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk
dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan
memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin,
ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana.
Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau
terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak
berfungsi lagi.
5.      Kambium
Kambium adalah lapisan jaringan meristematik
pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan
bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder
tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar.
Berdasarkan jaringan tetap yang dibentuknya, dikenal
dua kelompok kambium, yaitu kambium gabus
(felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular
cambium). Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan
dikotil dan gymnospermae.
Kambium gabus adalah bagian dari korteks.
Aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus (felem,
phellem atau cork) ke arah luar. Jaringan gabus
berfungsi untuk mengendalikan masuk dan keluarnya
air, mencegah serangan hama, dan beberapa fungsi
mekanik lainnya. Ke arah dalam, kambium gabus pada
beberapa spesies tumbuhan menghasilkan lapisan kulit
bergabus yang disebut feloderm (phelloderm).
Kambium pembuluh atau vaskular adalah bagian
yang biasa disebut orang kambium saja. Kambium
biasanya membatasi bagian pepagan (kulit kayu) dari
kolom kayu pada batang pohon. Ke dalam, kambium
akan membentuk pembuluh kayu (xilem) dan ke luar
kambium membentuk pembuluh tapis (floem, phloem).
6.      Struktur sekresi
Sekresi terjadi pada semua sel tumbuhan atau
pada jaringan tertentu kebanyakan tumbuhan. Pada
tumbuhan, dibedakan 3 macam istilah sekresi yaitu
eksresi, sekresi dan rekresi.
Jadi, sekresi meliputi pemindahan bahan dari
dalam sel, apakah dari permukaan tubuh tanaman,
atau kearah dalam, serta menimbun bahan-bahan
sekresi pada tempat-tempat tertentu di dalam sel atau
jaringan.
O
rgan adalah kumpulan jaringan yang secara bersama-sama
melakukan tugas tertentu. Organ tumbuhan terdiri atas akar,
batang, daun, bunga, dan buah.

(Bagian dari: Jaringan Tumbuhan)

1. Akar

Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam


tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing sehinga lebih
mudah menembus tanah. Akar berasal dari akar lembaga
(radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar berkembang dari
meristem apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar
(kaliptra). Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung
akar sewaktu menembus tanah.

Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah


pemanjangan yang disebut daerah/zona pemanjangan sel.
Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi sel atau zona
pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi
beberapa sel permanen seperti xylem, floem, parenkim, dan
sklerenkim.

Fungsi akar bermacam-macam, antara lain:

1. Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.


2. Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
3. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
4. Sebagai alat pernapasan.

Berikut adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar:


1. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat
dengan dinding sel yang tipis supaya mudah ditembus air.
Pada zona diferensiasi, epidermis membentuk
bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
permukaan penyerapan
2. Korteks, tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding
yang tipis dan memiliki ruang antarsel yang
memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
3. Endodermis, berupa satu lapis sel yang rapat dengan
penebalan gabus pada dinding sel. Endodermis adalah
pemisah antara korteks dan stele.
4. Stele/silinder pusat, di dalamnya terdapat berkas
pengangkut (xilem dan floem).

Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses


imbibisi, difusi, dan osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk
melakukan penyerapan adalah daerah yang memiliki rambut
akar yang merupakan daerah perluasan epidermis. Sebelum air
tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel
rambut akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.

1.1. Struktur Akar Dikotil

Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan


floem pada tumbuhan dikotik tersusun membentuk jari-jari
(radial). Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem
mengelilinginya. Di antara xilem dan floem terdapat kambium
yang menghasilkan unsur kayu ke arah luar membentuk kulit.

1.2. Struktur Akar Monokotil

Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis,


korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi
seperti pada akar dikotil. Xylem dan floem mirip dengan
tanaman dikotil, tetapi letak keduanya saling berdekatan
karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak di bagian
tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara berselang-seling.

2. Batang

Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang


berfungsi sebagai penyangga. Batang disusun oleh beberapa
macam jaringan yang berbeda sehingga terdiri dari beberapa
tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan lunak
(herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).

Fungsi batang adalah sebagai berikut:

1. Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan


zat makanan dari daun ke seluruh bagian tubuh.
2. Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya
matahari yang cukup.
3. Tempat penimbunan cadangan makanan.
4. Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:

1. Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar


terdapat kutikula. Fungsi epidermis adalah untuk
melindungi jaringan di bawahnya.
2. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang
berdinding tipis dan terdapat banyak ruang antarsel.
Disebut juga dengan istilah “kulit pertama”.
3. Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari
batang. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas
pengangkut. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium.
2.1. Struktur Batang Dikotil

Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat


kitin yang berfungsi untuk melindungi batang agar tidak
kehilangan banyak air.
2. Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis.
Terdapat sel kolenkim dan sel parenkim. Sel kolenkim
berfungsi sebagai jaringan penunjang. Sedangkan sel
parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk mengisi dan
menyimpan zat.
3. Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis.
Fungsi stele adalah untuk memberi kekuatan pada
batang.
4. Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.
5. Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel.
Fungsi berkas pembuluh adalah sebagai pengangkut zat.
6. Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium
menyebabkan batang mengalami penambahan diameter.
Fungsi kambium adalah untuk membentuk xilem dan
floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium
vaskuler yang berada di antara xilem dan floem, dan
kambium intervaskuler yang berada di antara dua berkas
pengangkut.
7. Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau
bagian luar kambium. Fungsi floem adalah untuk
mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh.
8. Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau
bagian dalam kambium. Fungsi xilem adalah untuk
menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun.

2.2. Struktur Batang Monokotil

Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti


berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya


lebih tebal daripada dinding sel epidermis dikotil. Fungsi
epidermis adalah sebagai pelindung supaya tidak banyak
kehilangan air.
2. Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di
bagian dalam epidermis. Sampai sekarang belum ada
yang mengetahui pasti fungsi meristem dasar.
3. Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi
berkas pembuluh mirip dengan yang dimiliki tumbuhan
dikotil.

3. Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama


untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Selain
itu, fungsi daun adalah sebagai tempat pengeluaran air dengan
cara penguapan dan respirasi.

Berikut adalah struktur yang melapisi daun dimulai dari atas:

1. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.


2. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar,
mengandung banyak klorofil.
3. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang
berfungsi sebagai alat transportasi dan penguat daun
dalam bentuk tulang daun.
4. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung
sedikit klorofil.
5. Epidermis bawah, terdapat stomata.

Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina),


tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (folius). Daun
tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan
tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan daun tumbuhan
monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun sejajar atau
melengkung.

3.1. Bagian-Bagian Daun Dikotil

1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel (kecuali pada


tumbuhan karet). Letak epidermis di permukaan atas dan
bawah daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi
sel bagian dalam dari kehilangan air dan
mempertahankan bentuk daun.
2. Kutikula melapisi permukaan daun dan mengalami
penebalan oleh zat kitin. Fungsi kutikula adalah untuk
mencegah penguapan melalui permukaan daun.
3. Stomata. Letak stomata di permukaan daun berupa celah
pada lapisan epidermis dengan dua sel penutup. Fungsi
stomata adalah sebagai tempat keluar masuk gas.
4. Mesofil adalah jaringan dasar yang tersusun atas dua
lapisan sel yaitu palisade (jaringan pagar) dan spons
parenkim (jaringan bunga karang).
5. Urat daun. Terdapat berkas pembuluh. Membentuk tulang
daun.

3.2. Bagian-Bagian Daun Monokotil


1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel dengan penebalan
kitin. Letak epidermis di permukaan daun. Fungsi
epidermis adalah untuk melindungi daun dari kekeringan
dan untuk mencegah penguapan.
2. Stomata. Struktur dan fungsi sama dengan stomata yang
ada di daun dikotil. Hanya saja letaknya berderet di antara
urat daun.
3. Mesofil. Letaknya di antara urat daun. Mesofil merupakan
tempat berlangsungnya fotosintesis.
4. Urat daun. Letaknya pada helai daun yang berfungsi
sebagai transportasi dan penguat daun.

4. Bunga

Bun
ga adalah alat reproduksi tumbuhan. Berikut adalah bagian-
bagian bunga:

1. Kelopak bunga. Umumnya berwarna hijau. Fungsi kelopak


bunga adalah untuk membungkus dan melindungi kuncup
bunga sebelum mekar.
2. Mahkota bunga. Memiliki warna cerah. Fungsi mahkota
bunga adalah untuk menarik serangga untuk datang dan
menyerbuki bunga. Pada sebuah bunga dikotil biasanya
terdapat mahkota bunga berjumlah 4, 5, atau
kelipatannya. Sedangkan pada tumbuhan monokotil
berjumlah 3 atau kelipatannya.
3. Benang sari. Adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan.
Jika serbuk sari masuk ke putik, maka akan terjadi
pembuahan.
4. Putik. Adalah alat kelamin betina pada tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai