Nama kelompok :
1. Regina.S.Turnip ( PO.71.20.1.18.0026 )
2.Diah Ayu Anjani ( PO.71.20.1.18.0006 )
3.Aquardo Leovalentino S ( PO.71.20.1.18.0004 )
4. Putrision Simamora ( PO.71.20.1.18.0024 )
5.Yuliana Saputri ( PO.71.20.1.18.0038 )
6.Yuliza ( PO.71.20.1.18.0039 )
7.Syafiva Sunnahwiyah ( PO.71.20.1.18.0033 )
8.Muhammad Rasyid Ridha ( PO.71.20.1.18.0018 )
PENGERTIAN PALLIATIVE
CARE
• PEMERIKSAAN FISIK DILAKUKAN MULAI DARI KEPALA SAMPAI KAKI DENGAN MELIHAT SEGALA KELAINAN DAN
KETIDAKNORMALAN YANG ADA PADA TUBUH PASIEN ADAPUN TEHNIK YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
ADALAH SEBAGAI CONTOH BERIKUT INI :
• PEMERIKSAAN FISIK
• PENGKAJIAN
• IDENTITAS KLIEN : NAMA, UMUR, NO REG, RUANG, AGAMA, PEKERJAAN, ALAMAT, SUKU BANGSA, PENDIDIKAN, MRS, DX MEDIS
• KELUHAN UTAMA :
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: APAKAH KLIEN MENGALAMI DIARE, NAFSU MAKAN MENURUN, DAN KESULITAN MENELAN
(DISFAGIA), DEMAM, KELELAHAN DAN MENGELUHKAN BADAN TERASA LEMAH.
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: APAKAH MENGALAMI DIARE TAK TERKONTROL TANPA MERASAKAN SAKIT PERUT, PENYEBABNYA
TIDAK DIKETAHUI, DENGAN FAKTOR YANG MEMPERBERAT ADALAH BERGERAK SEHINGGA USAHA YANG DILAKUKAN ADALAH
DIAM, DEMAM TINGGI, DIARE DISERTAI DARAH, APAKAH PERNAH MENGKONSUMSI OBAT-OBATAN TERLARANG.
Lanjutan
• Riwayat Kesehatan Keluarga
• Riwayat Psikososial
• Persepsi Klien Terhadap Masalah
Apakah pasien mengatakan bahwa penyakitnya ini merupakan masalah yang mengkhawatirkan, ekspresi wajah terlihat lemah dan badannya terlihat lemas.
• Pola Kesehatan Sehari-hari Selama Di Rumah dan RS
• Pola Nutrisi dan Metabolisme
• Di Rumah :
makan 3x/hari. Minum air putih 8 gelas/hari
• Di Rumah Sakit :
saat pengkajian klien menunjukkan gejala anoreksia dan kesulitan menelan atau tidak, terjadi perubahan nafsu makan
Pola Eliminasi
• Kebiasaan Devekasi Sehari-hari
• Di Rumah :
jumlah, warna, bau, disertai darah ataupun nanah
• Di Rumah Sakit :
• Kebiasaan BAK
• Di Rumah :
warna, bau, adakah kesulitan BAK
• Di Rumah Sakit :
klien BAK dengan alat bantu atau tidak.
• Pola Tidur dan Istirahat
• Dirumah Klien:
jumlah jam tidur, apakah mengalami gangguan tidur
• Di Rumah Sakit :
jumlah jam tidur, apakah mengalami gangguan tidur
• Pola Aktivitas
• Di rumah : klien beraktifitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain apakah memiliki kebiasaan
olah raga
• Di rumah sakit : apakah klien mendapatkan bantuan dari orang lein ketika akan melakukan
aktivitas
• Pola Reproduksi dan Seksual
• Usia, anak, riwayat penggunaan kontrasepsi
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :apakah klien lemah, terpasang infus atau tidak
• Keadaan sakit: Klien sering mengeluh lemas, sakit, tidak nyaman, dll.
• Tekanan darah :mengalami penurunan
• Nadi: mengalami penurunan
• Respirasi :12-24 x/menit
• Bising Usus : 6-12 x/menit
• Suhu 37,5-38,5˚C
• Tinggi badan :
• Berat badan : menurun
• Review of System (ROS)
• Kepala :Posisi kepala, bentuk kepala, warna rambut, distribusi rambut, apakah terlihat bayangan pembuluh darah, apakah
terdapat luka, tumor, edema, ketombe, dan bau.
• Mata : tidak terdapat vesikel, tidak ada masa, nyeri tekan, dan penurunan penglihatan, konjungtiva anemis.
• Hidung : apakah terdapat sekret, dan lesi
• Mulut : apakah terdapat lesi, gigi ada yang tanggal, membran mukosa kering, apakah ada bercak-bercak keputihan pada lidah, dan
halitosis.
• Telinga : apakah ada nyeri tekan, dan luka
• Leher :apakah trakea simetris, adakah pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, nyeri tekan.
• Thoraks :dilihat bentuk, apakah terdapat masa, dan otot bantu napas
• Paru : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi interkosta, ekspansi kanan dan kiri sama, perkusi paru didapat suara sonor di
seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung redup,
• Jantung : ictus cordis terlihat di mid-clavicula line sinistra ICS 5,
• Ketiak dan Payudara : apakah didapatkan pembesaran kelenjar limfe dan benjolan, keadaan puting dan areola
• Abdomen :bentuk simetris atau tidak, adakah nyeri tekan, apakah ada benjolan, tanda pembesaran hepar, tidak didapati asites,
dan hasil perkusi didapat suara timpani,
• Genetalia :Tn. T adalah klien laki-laki,
• Penis ; klien di sirkumsisi, gland penis terdapat bercak, pada batang penis ada tanda jamur, tidak ada tanda herpes, ada lesi.
• Skrotum ; tidak ada lesi, tidak ada tanda jamur, tidak ada tanda herpes
• Uretra ; tidak terdapat kelainan, tidak ada lesi
• Anus dan Rektum : tidak ada abses, hemoroid, apakah pada rektum didapati lendir, darah, atau nanah.
• Ekstremitas : kekuatan otot menurun, terdapat oedema, tampak tanda atropi
• Integumen : warna, tekstur kering, terdapat kemerahan pada area, turgor buruk, terdapat tanda sianosis, akral dingin,
capillary refill time >3 detik, ada tanda inflamasi pada kuku
• Status Neurologis
• Tingkat kesadaran : Kompos Mentis
• Tanda–tanda perangsangan otak
• Pusing
• Suhu tubuh 37,8o C
• Uji 12 saraf kranial
• Fungsi Motorik
• Tidak ada gerakan yang tidak disadari klien, klien mampu bergerak tanpa perintah.
• Fungsi Sensorik
• Klien tidak merasakan usapan kapas pada area maksilaris, dapat merasakan benda tajam, tidak dapat merasakan hangat,
panas, dan dingin.
• Refleks Pantologis
• Reflek babinsky negatif, reflek cadlok negatif, reflek Gordon negatif.
• Pemeriksaan Penunjang
• Hasil Test Enzime Linked Sorbent Assay (ELISA) : dari hasil test ELISA yang dilakukan, menunjukkan hasil bahwa Tn. T Positif
dibuktikan dengan antibodi dalam serum mengikat antigen virus murni di dalam enzyme-linked antihuman globulin.
• Hasil Test Western Blot: Positif
• P24 Antigen Test : Positif
• Kultur HIV : Positif, dengan kadar antigen P24
• Meningkat
Pengkajian Psikologis
Reaksi Proses psikologis Hal-hal yang biasa di jumpai
Shock (kaget, goncangan Merasa bersalah, marah, Rasa takut, hilang akal,
ingin dicintai
dirinya.
Status khusus Perubahan keterasingan Ketergantungan, dikotomi kita
menjadi manfaat khusus, dan mereka (semua orang
perbedaan menjadi hal yang dilihat sebagai terinfeksi HIV
istimewa, dibutuhkan oleh yang dan direspon seperti itu), over
lainnya. identification.
1. Pengingkaran (denial) pada tahap pertama pasien menunjukkan karakteristik perilaku pengingkaran,
mereka gagal memahami dan mengalami makna rasional dan dampak emosional dari diagnosa.
2. Kemarahan (anger) apabila pengingkaran tidak dapat dipertahankan lagi, maka fase pertama berubah
menjadi kemarahan.
3. Sikap tawar menawar (bargaining) setelah marah-marah berlalu, pasien akan berfikir dan merasakan
bahwa protesnya tidak ada artinya.
4. Depresi selama fase ini pasien sedih/ berkabung mengesampingkan marah dan pertahanannya serta mulai
mengatasi kehilangan secara konstruktif.
pandangan tentang kematian menurut
beberapa agama
1. Agama kristen
• Katolik
Dalam agama katolik mati itu hanya suatu perpisahan untuk waktu sementara. Setelah kematian akan muncul
kehidupan yang abadai dan tuhan.
• Protestan
Sebagaimana halnya dengan pandagan katolik, kisten juga memiliki pandangan bahwa
Penyakit dan kemaitan adalah swebagai akibat dosa dari adam . seseorang dengan sadar harus memlilih tuhan dan
mengetahui bahwa ia dapat masuk ke kerajaan allah setelah meninggal.
2. Agama islam
• Kematian bagi agama islam adalah suatu gangguan keseimbangan sebagaimana yang dimaksud oleh allah.
3. Agama hindu
• Bagi orang orang yang beragama hindu dikatakanbahwa penyakit adalah akibat dari dewa dewa yang marah atau
kuasa kuasa yang lain.
spiritualitas
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta,
sebagai contoh seseorang yang percaya kepada allah sebagai pencipta atau sebagai maha kuasa.
Spiritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan tuhan dengan melakukan sholat,
puasa, zakat, haji, doa dan sebagainya
• Fungsi spiritualitas
Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi individu. Pada saat stress
individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya
• Karakteristik spiritualitas
A. Hubungan dengan diri sendiri
Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya,
apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri,
percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri
• Hubungan dengan orang lain atau sesama
Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan diri sendiri. Kebutuhan untuk
menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama diakui sebagai bagian pokok
dalam pengalaman manusiawi.
• Hubungan dengan alam
Pemenuhan kebutuhan spiritualitas meliputi hubungan individu dengan lingkungan. Pemenuhan
spiritualitas tersebut melalui kedamaian dan lingkungan atau suasana yang tenang. Kedamaian
merupakan keadilan, empati, dan kesatuan. Kedamaian membuat individu menjadi tenang dan
dapat meningkatkan status kesehatan
• Hubungan dengan tuhan
Pemahaman tentang tuhan dan hubungan manusia dengan tuhan secara tradisional dipahami dalam
kerangka hidup keagamaan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS
FUNGSI KELUARGA
• SECARA UMUM FUNGSI KELUARGA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
• FUNGSI AFEKTIF, ADALAH NY.U SENDIRI DENGAN KETERBATASAN KOMUNIKASINYA MASIH DAPAT MEMENUHI
FUNGSI AFEKTIF DENGAN SIKAP NON VERBALNYA, SEDANGKAN SUAMI NY.U MAMPU MEMBINA ANGGOTA
KELUARGANYA AGAR DAPAT BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN.
• FUNGSI SOSIALISASI, ADALAH DIDALAM LINGKUNGAN RS SENDIRI SUAMI NY.U MENCOBA UNTUK
BERHUBUNGAN/BERSOSIALISASI DENGAN ORANG LAIN.
• FUNGSI REPRODUKSI, TIDAK TERKAJI
• FUNGSI EKONOMI, TIDAK TERKAJI
• FUNGSI PERAWATAN/PEMELIHARAAN KESEHATAN, SUAMI NY. U SELALU MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN DARI NY.U
DENGAN BEGITU SUAMI NY.U SANGAT MEMPERTAHANKAN KEADAAN KESEHATAN NY.U AGAR TETAP MEMILIKI
PRODUKTIVITAS TINGGI.
PENGKAJIAN
NY. ULFAWANI USIA 50 THN, AGAMA ISLAM DIRAWAT DI RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HUSEIN
RUANG THT DENGAN DX CA LIDAH. PASIEN MENGELUH TERDAPAT BENJOLAN DI DASAR
LIDAH SEJAK ±6 BULAN, MERASA NYERI SAAT MENELAN, MERASA HAUS YANG BERLEBIH.
PASCA OPERASI, PASIEN MENGELUH BAHWA MERASAKAN NYERI SEPERTI DI CENGKRAM PADA
BAGIAN YANG DI OPERASI DAN MASIH SULIT UNTUK MAKAN.
1 ASPEK PSIKOSOSIAL SPIRITUAL KELUARGA PASIEN
A. PERSEPSI KELUARGA KLIEN TERHADAP PENYAKIT
SUAMI NY. U ADALAH SEORANG YANG SETIA MENJAGA NY. U. KELUARGA INTI NY. U HANYA
MENGANGGAP PENYAKIT NYA HANYA SARIAWAN DAN JAMUR PADA LIDAH, NAMUN LAMA
KELAMAAN SEMAKIN PARAH. IA MENGANGGAP JIKA PENYAKIT YANG DIIDAP OLEH ISTRI NYA
MERUPAKAN SEBUAH UJIAN DARI TUHAN PADA KELUARGA MEREKA, SEHINGGA IA
MENCOBA BERUSAHA UNTUK MENGOBATI NY. U HINGGA SEMBUH. SUAMI NY. U
MENGATAKAN JIKA IA KHAWATIR JIKA SUATU SAAT KEADAAN NY. U MENJADI MEMBURUK.
KEKHAWATIRAN ITU SELALU ADA, NAMUN IA TIDAK INGIN BERPUTUS ASA DAN MENCOBA
MELAKUKAN USAHA YANG TERBAIK UNTUK MENGOBATI ISTRI NYA.
EKSPRESI KELUARGA KLIEN SAAT INTERAKSI
EKSPRESI SUAMI NY. U NAMPAK MURUNG DAN TIDAK DAPAT MEMPERTAHANKAN KONTAK MATA. SESEKALI
IA MEMALINGKAN WAJAH ATAU MENUNDUK SAMBIL SESEKALI MELIRIK. SUAMI NY. U CUKUP KOOPERATIF
SAAT PENGKAJIAN. BEGITU PULA EKSPRESI NY. U YANG HANYA DATAR DAN MEMILIH UNTUK
MEMBELAKANGI SUAMI NY. U SAAT DILAKUKAN PENGKAJIAN. NAMUN, HARI BERIKUTNYA SESEKALI NY. U
JUGA IKUT MENJAWAB DENGAN BEBERAPA KATA. NY. U MASIH MEMILIKI HAMBATAN DALAM
BERKOMUNIKASI, SESEKALI BERBICARA DENGAN SUARA NAMUN TIDAK CUKUP JELAS DAN MENGGUNAKAN
SUARA YANG KECIL. SESEKALI NY. U BERKATA SEPATAH KATA LALU MENUTUP MULUTNYA.
C. KONSEP DIRI
SUAMI NY. U BERPERAN SEBAGAI SUAMI DAN JUGA AYAH DARI ANAK-ANAKNYA, SELAIN ITU JUGA
BERPERAN SEBAGAI KEPALA KELUARGA, SEDANGKAN NY. U BERPERAN SEBAGAI ISTRI DAN IBU DARI ANAK-
ANAK NYA . BEKERJA SEBAGAI PETANI YANG SEHARI-HARI JUGA DIBANTU OLEH NY. U, NAMUN KARENA NY.
U DALAM KONDISI FISIK LEMAH MAKA PEKERJAAN NY. U DIKERJAKAN OLEH ANAK NYA YANG SUDAH
MENIKAH DAN TINGGAL SERUMAH DENGAN MEREKA.
SUAMI NY. U MEMILIKI IDEAL DIRI UNTUK BERUSAHA SEKUAT MUNGKIN DALAM MENGOBATI NY. U
MESKIPUN TERKENDALA BIAYA. MENGENAI CITRA TUBUH, NY. U SESEKALI MENUTUP MULUT NYA DENGAN
MENGGUNAKAN KIPAS ATAU MENGGUNAKAN LAP YANG ADA. NY. U JUGA HANYA SESEKALI MEMBUKA
MUUT LALU MENUTUPNYA DENGAN CEPAT
D. HUBUNGAN SOSIAL
HUBUNGAN ANTARA NY. U DAN SUAMI CUKUP BAIK, INTERAKSI DIANTARA KEDUA
NYA JUGA BAI. TERLIHAT SUAMI NY. U YANG SELALU SETIA MENUNGGUI ISTRI NYA.
DARI KE EMPAT ANAK NY. U HANYA ANAK PERTAMA YANG DATANG BERKUNJUNG KE
RSMH HAL TERSEBUT TERKENDALA BIAYA, SERTA JARAK YANG JAUH KARENA NY. U
BERASAL DARI BENGKULU. SELAIN ITU, NY. U JUGA MEMILIKI KELUARGA DI
PALEMBANG YANG TELAH MENJENGUK SEBANYAK SATU KALI. SUAMI NY. U
MENCOBA MEMAHAMI HAL TERSEBUT, KARENA SETIAP ORANG MEMILIKI
KESIBUKAN MASING-MASING. ANAK NYA PULA HANYA SESEKALI MENELPON. SUAMI
NY. U JUGA MENGATAKAN JIKA ANAK-ANAK NYA MEMBERIKAN DUKUNGAN BERUPA
NASIHAT. SUAMI NY. U SERING BERCENGKRAMA DAN MEMILIKI HUBUNGAN YANG
BAIK DENGAN KELUARGA PASIEN YANG LAINNYA.
SPIRITUAL
SUAMI NY. U MERUPAKAN DARI SUKU REJANG. IA MENGATAKAN UNTUK ADAT ISTIADAT MEREKA
SUDAH TIDAK TERLALU MENGGUNAKAN NYA LAGI DAN LEBIH MODERN. NAMUN, MEMANG ADA
BEBERAPA KEPERCAYAAN MENGENAI PENYAKIT NY. U JIKA DIOPERASI JUSTRU AKAN
MEMPERBURUK KEADAAN, NAMUN KARENA SUDAH MENCOBA KE BEBERAPA PELAYANAN
KESEHATAN SERTA HERBAL MAKA SUAMI NY. U MEMUTUSKAN UNTUK MELAKUKAN OPERASI.
KARENA MELIHAT KONDISI NY. U YANG SEMAKIN MEMBAIK MAKA SUAMI NY. U MENGANGGAP
JIKA HAL TERSEBUT TERGANTUNG KEPADA PENGIDAP PENYAKIT ITU SENDIRI. SALAH SATU
PENGOBATAN YANG MEREKA COBA IALAH KE PARANORMAL, DAN PENGOBATAN HERBAL UNTUK
MEMAKAN TANAMAN HERBAL YANG PAHIT-PAHIT. NAMUN, TIDAK MEMBUAHKAN HASIL YANG
BAIK BAHKAN SEMAKIN MEMPERBURUK KEADAAN NY. U, SEHINGGA DI BAWA KE RS DI
BENGKULU LALU DI RUJUK KE RSMH PALEMBANG.
PENGKAJIAN DUKUNGAN KELUARGA
Suami Ny.U Suami Ny/U selalu Kondisi Ny.U yang sering Ansietas
mengatakan merasa memperhatikan dan merasakan sakit/nyeri
khawatir jika suatu memandangi keadaan
saat penyakit Ny.U infus Ny.U Suami Ny.U selalu
semakin bertambah Raut muka suami memandangi keadaan
parah Ny.U tampak murung istrinya
Suami Ny.U berkata Suami Ny.U selalu
bahwa penyakit yang membantu sang istri Selalu membantu setiap
di derita istrinya jika memerlukan apa yang dibutuhkan
merupakan cobaan apapun dan tidak Ny.U
dari tuhan pernah marah ataupun Suami Ny.U takut dan
bersikap kasar khawatir jika suatu saat
nanti keadaan Ny.U
bertambah parah
DIAGNOSIS
ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL
INTERVENSI