Anda di halaman 1dari 26

Nama : anggraini.widya.ningsi.

boham
III. DINDING SEL

Dinding sel adalah lapisan luar yang mengelilingi sel-sel tertentu yang
berada di luar membran sel. Semua sel memiliki membran sel, tetapi umumnya
hanya tanaman, jamur, alga, kebanyakan bakteri, dan archaea memiliki sel
dengan dinding sel. Dinding sel memberikan kekuatan dan penyokong
struktural ke sel, dan dapat mengontrol sampai batas tertentu jenis dan
konsentrasi molekul yang dapat masuk atau meninggalkan sel. Bahan-bahan
yang membentuk dinding sel berbeda tergantung pada jenis organisme. Dinding
sel telah mengalami banyak evolusi yang berbeda di antara berbagai kelompok
organisme. Dinding/tembok sel merupakan struktur di luar membran plasma
yang membatasi ruang bagi sel utk membesar. Dinding sel ialah ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun sistem penyusun
dan kelengkapannya bertentangan. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat
bergerak lalu berkembang bebas, layaknya sel tumbuhan. Namun, hal sekarang
berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan suport,
perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan guna sel sendiri. Dinding
sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding rumah terbuat
untuk berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian lebih besar terbentuk oleh polimer
karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, serta lignin sebagai penyusun
penting).Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel.
Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel
alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida simple (gula). racun.
1. KOMPOSISI KIMIA SEL

1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur karbon, hidrogen, dan oksigen
(CH2O)n. Karbohidrat merupakan senyawa yang terdapat dalam jumlah besar
di dalam tubuh.

2. Protein
Semua protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas
asam amino. Ada sekitar 20 asam amino sebagai unit dasar penyusun protein.
Asam amino sifatnya larut dalam air, dapat dikristralkan, mempunyai titik didih
yang tinggi, dan bersifat asam ataupun basa.
Protein dapat berperan sebagai penyusun membran sel ketika bergabung dengan
lemak yang disebut lipoprotein. Selain itu, penyusun rambut, kulit dan kuku,
pengantar pesan kimiawi (hormon), pengangkut oksigen dalam darah
(hemoglobin), dan membantu dalam reaksi kimia (enzim).

3. Lemak
Lemak disusun oleh satu molekul gliserol yang merupakan gabungan dari
3 molekul asam lemak. Lemak merupakan senyawa biokimia dalam tubuh yang
kaya akan hidrokarbon (CH2). Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air,
namun larut pada pelarut bahan organik, kerapatannya lebih rendah dari air,
memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi, dan berminyak. Contoh lemak
adalah trigliserida, pospolipid, steroid, dan lilin (wax). Steroid meliputi
kolestrol dan hormon kelamim, seperti testestoren, estrogen, dan progesteron.
1.1. DINDING SEL PROKARIOTA
Sel Prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki nukleus (inti sel yang
terbungkus membran). Dalam beberapa literatur prokariotik juga didefiniskan
sebagai sel yang tidak memiliki organel yang terbungkus membran. Sel
prokariotik merupakan sel penyusun beberapa jenis organisme, yaitu semua
jenis organisme bersel satu, domain Archaea dan domain Bacteria.

Ada sedikitnya 6 struktur penyusun sel prokariotik yaitu membran plasma,


sitoplasma, ribosom, dan materi genetik (DNA dan RNA). [1] Selain itu, bagian
lain dari sel prokariotik adalah dinding sel dan flagela. [2]

Struktur sel prokariotik | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz) is not licensed


(Public Domain)

1. Membran plasma
Membran plasma adalah membran biologis yang memisahkan bagian
dalam sel dengan lingkungan luar. Membran plasma tersusun oleh fosfolipid
(phospholipid) dan protein. Pada sel prokariotik tertentu, dapat ditemukan lebih
dari dua membran plasma. Ruang dari satu membran ke membran yang lain
dikenal dengan nama periplasma (periplasm).

Membran plasma merupakan bagian yang bertanggung jawab mengontrol zat


organik dan ion untuk dapat keluar dan masuk sel. Dengan kata lain, membran
plasma bertugas melindungi sel dengan cara menyaring dan mengatur lalu lintas
ion dari dalam maupun dari luar tubuh sel.

Pada literatur lama, membran plasma pada beberapa jenis bakteri akan
membentuk mesosom. Mesosom merupakan bagian membran plasma yang
melekuk ke dalam, yang berfungsi sebagai respirasi seluler, membantu proses
oksidasi, dan penghasilan energi. Tetapi, mesosom kemudian dikenali
sebagai artefak (sesuatu yang diamati dalam penyelidikan ilmiah atau
percobaan yang tidak terdapat secara alami, tetapi terjadi sebagai akibat dari
prosedur dalam mempersiapkan atau menginvestigasi) pada akhir 1970-an.
Mesosom kemudian tidak lagi dianggap sebagai bagian dari struktur normal sel
prokariotik. [5]

2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian berbentuk cairan yang ada di dalam membran
plasma. Bagian ini tersusun oleh air, protein, lipid, mineral, serta enzim-enzim.
Di dalam sitoplasma terjadi metabolisme sel berupa penyusunan (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) zat-zat yang kemudian digunakan sebagai energi
bagi sel tersebut. Pada sel prokariotik, sitoplasma merupakan bagian terbesar
dari sel, serta merupakan bagian yang kosong (tidak terisi organel-organel) sel.

3. Ribosom
Ribosom adalah bagian yang sangat kecil yang berfungsi untuk sintesis
protein. Ribosom juga berfungsi untuk menerjemahkan pesan yang dikirim dari
DNA.

4. Materi Genetik
Materi genetik pada sel prokariotik terbagi menjadi dua unit besar, yaitu
DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA tersusun
oleh gula deoksiribosa, fosfat, serta basa nitrogen. DNA merupakan bagian
yang membawa informasi genetik (pewarisan sifat) dari suatu organisme. DNA
pada sel prokariotik dapat ditemukan tersebar di sitoplasma namun umumnya
terlihat berkumpul pada satu area yang dinamakan nucleoid.
Kromosom & plasmid | Photo by Spaully on English wikipedia is licensed under
CC-BY-SA-2.5

Beberapa dari DNA akan bertranskripsi menjadi RNA. RNA bertugas


membawa kode genetik pesanan DNA yang kemudian dalam proses sintesis
protein akan ditranskripsikan menjadi urutan asam amino. [3]

5. Dinding sel
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel yang memiliki fungsi memberi
bentuk pada suatu sel. Komponen struktur dinding sel pada prokariotik sebagian
besar adalah peptidoglikan yang merupakan molekul kompleks. Peptidoglikan
tersusun dari N-acetylglucosamine (NAG) dan N-acetylmuramic acid (NAM)
yang dihubungkan oleh peptida pendek. [4] Ini adalah ciri khas yang
membedakan dinding sel ini dengan organisme lain. Pada beberapa bagian di
dinding sel, terdapat pori-pori kecil yang menghubungkan dunia luar dengan
membran plasma. Pori-pori ini berfungsi sebagai jalan keluar masuknya ion dan
molekul sebelum disaring oleh membran plasma.

6. Flagela
Flagela adalah tonjolan panjang seperti cambuk yang membantu dalam gerak
selular, tetapi juga sering memiliki fungsi sebagai organel sensorik, yang
sensitif terhadap bahan kimia dan suhu di luar sel.
1.2. DINDING SEL EUKARIOTA

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki nukleus (inti yang terbungkus
membran). Sel eukariotik merupakan sel penyusun beberapa jenis organisme,
seperti Animalia, Plantae, Fungi dan Protista. Salah satu ciri menonjol dari sel
eukariotik adalah memiliki sistem endomembran dimana membran-membran
kecil membungkus setiap organel-organel penyusun sel. Sel aukariotik memiliki
struktur yang lebih kompleks dibanding sel prokariotik. Berikut ini penjelasan
struktur dan karakteristik sel eukariotik: [1]

Sel eukariotik tumbuhan | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz) is not licensed


(Public Domain)
Sel eukariotik hewan | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz) is not licensed
(Public Domain)

1. Membran sel
Membran sel adalah lapisan pembatas bagian dalam sel dengan lingkungan
luarnya. Membran sel eukariotik terdiri dari lapisan lipid rangkap dua yang
lebih dikenal sebagai lipid bilayer. Lipid penyusun membran sel sendiri terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu glikolipid (mengandung karbohidrat), sterol (mengandung
alkohol) juga fosfolipid (mengandung fosfat). Fosfolipid merupakan bagian
terbesar penyusun membran, memiliki dua bagian, yaitu kepala dan ekor.
Bagian kepala disebut (polar head), merupakan bagian yang memiliki
kecenderungan untuk bercampur dengan, larut dalam, atau dibasahi oleh air
(hidrofilik). Sedangkan bagian ekor (nonpolar tail) merupakan bagian yang
menolak , cenderung untuk tidak bercampur dengan, atau tidak mampu larut
dalam air (hidrofobik). Selain lipid, membran plasma juga tersusun oleh protein
berjenis glikoprotein. Protein ini kemudian membentuk dua lapisan yaitu
lapisan protein perifer dan lapisan protein integral. [2]
Membran sel eukariotik | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz) is not licensed
(Public Domain)

Sebagai bagian terluar dari sel eukariotik, membran plasma memiliki beberapa
tugas utama diantaranya: menerima rangsangan berupa zat kimia serta hormon
yang berasal dari dalam maupun dari luar sel, membatasi organel sel agar tidak
keluar, sebagai tempat terjadinya proses oksidasi dan respirasi, serta menyeleksi
molekul-molekul seperti glukosa, asam amino maupun ion yang akan masuk ke
dalam tubuh sel, untuk alasan-alasan inilah membran plasma harus bersifat
selektif permeabel. Pergerakan zat dari dalam ke luar sel atau sebaliknya dapat
bersifat pasif atau aktif. Pasif apabila tidak membutuhkan energi seluler, seperti
difusi dan osmosis. Aktif apabila membutuhkan energi seluler, seperti
endositosis dan eksositosis.

2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian pengisi ruang antara inti dan membran plasma,
terdiri dari sitosol, sitoskeleton, organel-organel sel serta substansi
simpanan. Sitosol (cairan intraseluler) mengandung zat makanan yang terlarut,
ion, protein, dan produk sisa metabolisme. Sitoplasma memiliki kandungan
setidaknya 80% air dan biasanya tidak berwarna.

Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya metabolisme sel seperti


glikolisis, sintesis protein, dan sintesis asam lemak. Hal itu dapat terjadi karena
di dalam sitoplasma terdapat air dan ion-ion terlarut yang memungkinkan reaksi
kimia. Sitoskeleton merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam sitoplasma
yang memiliki fungsi utama sebagai rangka sel. Sitoskeleton terdiri dari 3
serabut berbeda, yaitu: mikrofilamen, mikrotubulus dan filamen intermediar.

3. Nukleus
Nukleus adalah otak dari sel sebab disinilah tempat pengendalian segala
aktivitas sel. Nukleus biasanya berbentuk bulat besar yang terletak ditengah sel.
Nukleus memiliki fungsi yang sangat vital bagi sel eukariotik sebab selain
sebagai pengendali aktivitas sel, nukleus juga merupakan pembawa materi
genetik serta mengontrol pembelahan sel. [3]

Nukleus | Photo by LadyofHats (Mariana Ruiz) is not licensed (Public Domain)

Di dalam nukleus, terdapat beberapa bagian:

 Membran nukleus (selaput inti), merupakan bagian terluar dari nukleus


yang menjadi pemisah sekaligus menjalankan fungsi pertukaran molekul
dengan sitoplasma.
 Nukleoplasma, merupakan cairan inti di dalam nukleus yang mengandung
*kromosom, DNA, RNA dan beberapa senyawa kimia kompleks yang lain.
 Nukleolus, merupakan bagian terbesar dari nukleus menyusun ribosom.
Nukleolus terbongkar pada awal proses mitosis dan mulai tersusun kembali
saat telofase.
*kromosom mulai terlihat saat profase, sebelum itu adalah kromatin.

4. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah bagian yang berbentuk seperti jala yang
berpusat pada endoplasma (sitoplasma bagian dalam). Fungsi dari retikulum
endoplasma adalah untuk sintesis substansi kimia seperti protein, lipid,
fosfolipid, dan steroid. Retikulum endoplasma juga berfungsi untuk transportasi
protein tersebut ke kompleks golgi. Ada dua jenis retikulum endoplasma, yaitu:

 Retikulum endoplasma kasar, merupakan bagian retikulum endoplasma


yang ditempeli ribosom. Bagian ini bertugas dalam proses transpor protein
serta sintesis protein.
 Retikulum endoplasma halus, merupakan bagian retikulum endoplasma
yang tidak ditempeli ribosom. Bagian ini bertugas dalam proses transpor
lemak dan sintesis lemak.

5. Ribosom
Ribosom merupakan bagian terkecil dari sel yang bertugas dalam
melakukan proses sintesis protein. Ribosom terletak bebas di dalam sitoplasma
dan ada juga yang menempel pada bagian sisi luar retikulum endoplasma kasar.
Penyusun utama ribosom adalah protein dan RNA.

6. Kompleks Golgi (Aparatus Golgi/Badan Golgi)


Kompleks golgi yang juga disebut badan golgi atau aparatus golgi, adalah
salah satu komponen sel yang berukuran besar dan terletak di dekat retikulum
endoplasma. Kompleks golgi bertanggung jawab atas proses sekresi sel, itu
artinya dalam kompleks golgi terjadi proses pembentukan zat sekresi yang
kemudian dikeluarkan dari tubuh sel. Kompleks golgi menghasilkan zat sekresi
setelah menguraikan karbohidrat dengan cara mereaksikan protein yang
diterima dari retikulum endoplasma dengan glioksilat sehingga terbentuklah
glikoprotein yang kemudian dibawa keluar sel. [4]
Badan Golgi | Photo by OpenStax College is licensed under CC-BY-3.0

Beberapa fungsi lain kompleks golgi adalah:

 Membentuk membran plasma.


 Membentuk kantong sekresi protein yang digunakan untuk membungkus
zat-zat yang akan dibuang keluar sel (polisakarida, protein, musin, dll).
 Membentuk akrosom pada sperma dan kuning telur, serta membentuk
lisosom.

7. Lisosom
Lisosom adalah organel berbentuk gelembung bulat berdiameter antara 0,1-
1,2 mikro meter yang didalamnya tersimpan enzim-enzim hidrolitik seperti
protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang lain. Enzim
hidrolitik yang terkandung didalam lisosom ini disebut lisozim.

Beberapa fungsi lisosom adalah sebagai berikut:


 Eksositosis, yaitu proses pembebasan enzim keluar sel.
 Autofage, artinya penghancuran bagian sel tidak dikehendaki (rusak dan tak
berfungsi).
 Autolisis, artinya penghancuran diri sendiri dengan cara membebaskan isi
lisosom ke dalam sel.
 Melakukan pencernaan intrasel (Endositosis).
 Menghancurkan senyawa karsinogenik.

8. Badan Mikro
Badan mikro memiliki struktur yang hampir sama dengan lisosom,
berbentuk bulat dan dilapisi sebuah membran, bedanya ada pada enzim pengisi.
Badan mikro berisi enzim katalase dan oksidase. Enzim katalase tersimpan
dalam badan mikro pada bagian yang disebut peroksisom dan berperan sebagai
katalisator dalam penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O).

Peroksisom selain bertugas memecah hidrogen peroksida, juga penting dalam


proses penyerapan cahaya pada tumbuhan juga proses respirasi. Selain
peroksisom, bagian lain dari badan mikro adalah glioksisom, yaitu bagian yang
berperan dalam metabolisme asam lemak. Glioksisom hanya terdapat pada sel
tumbuhan.

9. Mitokondria
Mitokondria adalah pembangkit energi dari sel eukariotik. Mitokondria
banyak terdapat pada sel-sel yang memerlukan energi seperti hati, otot dan
saraf. Mitokondria berbentuk bulat dan agak panjang, yang disusun oleh
lipoprotein. Mitokondria dilapisi oleh dua membran yang kuat, elastis, dan
stabil. Membran bagian membentuk tonjolan-tonjolan pipih (krista) yang
bertujuan untuk memperluas bidang permukaan. Ruangan di dalam mitokondria
berisi cairan yang disebut matriks mitokondria yang kaya akan enzim
pernafasan (sitokrom), DNA, RNA serta protein.

Fungsi utama dari mitokondria adalah melakukan respirasi sel untuk


menghasilkan energi. Selain itu mitokondria memiliki DNA sendiri untuk
mengkode sintesis protein spesifik. Mitokondria juga memiliki fungsi
mengoksidasi makanan (C6H12O6 + O2 —> CO2 + H2O dan energi),
dehidrogenerasi, serta transfer elektron.

10. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang mengandung banyak klorofil yang berperan
dalam proses fotosintesis. Klorofil (zat hijau daun) berperan dalam menangkap
cahaya matahari yang akan diubah menjadi energi kimia. Di dalam membran
dalam kloroplas terkandung cairan kaya protein yang disebut stroma.

Kloroplas | Photo by Kelvinsong is not licensed (Public Domain)

Pada stroma terdapat susunan butiran hijau kecil. Susunan butiran itu
disebut grana, sedangkan butiran hijau kecil penyusunnya disebut tilakoid.
Pada membran tilakoid itulah terdapat klorofil. Pada proses fotosintesis,
terdapat dua proses yaitu reaksi terang yang terjadi pada membran tilakoid dan
reaksi gelap yang terjadi pada stroma. [5]
11. Sentriol
Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan, merupakan organel berbentuk
silindris yang terletak dekat dengan permukaan luar nukleus. Sentriol berperan
dalam orientasi arah pada proses pembelahan sel. [6]

Sentriol | Photo by BruceBlaus (Blausen.com) is licensed under CC-BY-3.0


1.3. PEMBENTUKAN DINDING SEL

Adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang
membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke-17
sebelum ditemukan protoplas. Sejak itu, ada banyak penelitian dengan berbagai
metode baik secara kimia, fisika, maupum morfologi. Penelitian ini didukung
dengan kemajuan dalam bidang kimia organik, sinar X, penggunaan mikroskop
cahaya, dan mikroskop pemolaran, bahkan akhir-akhir ini dengan mikroskop
elektron.
Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi sel di bawahnya.
Dinding sel berfungsi sebagai penyokong mekanis organ tumbuhan, khususnya
pada dinding tebal. Dinding sel memengaruhi metabolisme penting jaringan
tumbuhan, seperti penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi.
Bahan utama dinding sel adalah selulosa. Molekul ini merupakan rantai glukosa
yang panjangnya mencapai 4 mm. di dalam dinding sel, selulosa bergabung
dengan polisakarida yang lain yaitu hemiselulosa dan pectin (campuran
poliuronida). Lignin suatu polimer dari unit fenilpropanoida dapat
mengeraskan dinding sel. Lignin merupakan suatu senyawa yang kompleks dan
homogeny. Senyawa lain, bahkan, organic dan anorganik, misalnya air, terdapat
dalam dinding sel dalam jumlah yang beragam. Bahan organic seperti kutin,
suberin, dan lilin adalah senyawa yang mengandung lemak yang sangat umum
ditemukan pada permukaan jaringan pelindung tumbuhan. Kutin terdapat pada
epidermis, sedangkan suberin pada jaringan pelindung sekunder, yaitu gabus.
Lilin terdapat dalam paduan dengan kutin dan suberin, dan juga pada
permukaan kutikula, yaitu lapisan kutin yang menutup dinding luar epidermis.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan
tiga lapisan dinding sel.
a. Lamella tengah atau lapisan antar sel. Lamella tengah terdapat diantara dua
dinding primer dari dua sel yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk
(amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzim pektinase dengan
reagen kimia yang dapat melarutkan pektin menyebabkan jaringan terurai
(disintegrasi) menjadi sel individual. Prosedur ini disebut meserasi
(maceration).
b. Dinding primer. Dinding primer adalah dinding sel pertama yang
berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel mempunyai dinding primer,
sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa antar sel yang tidak
bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian
Dindig sel yang berkembang dalam sel selama sel masih mengadakan
pertumbuhan.
c. Dinding sekunder. Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding
primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding
sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Di antara ketiga
lapisan ini biasanya lapisan tengah paling tebal. Ada juga sel yang mempunyai
dinding sekunder lebih dari tiga lapisan. Ada yang menggunakan istilah dinding
tersier untuk lapisan dalam dinding sekunder. Menurut Frey Wyssling (1976),
lapisan yang paling dalam (lamella tersier) mempunyai sifat yang berbeda
dengan dinding sekunder yang ada. Lamella ini dapat berdiferensiasi menjadi
dua lapisan yaitu lapisan membranogenoat dan lapisan yang penuh dengan
bintil.

Beberapa peneliti menggunakan istilah berkas lamella tengah untuk lapisan


dinding sel berlignin yang kompleks, yang tampak homogen dalam pemeriksaan
menggunakan mikroskop cahaya tanpa pra-perlakuan. Berkas lamella tengah
terdiri atas tiga lapisan, yaitu berdasarkan pada sifat dan penggabungan dinding
primer, dan dinding sekunder dari kedua sel yang berdampingan.

A. PEMBENTUKAN DINDING SEL


Selama mitosis, pada telofase, fragmoplas meluas dan membentuk barisan
atau deretan. Pada waktu yang sama, di daerah ekuator dibentuk cawan sel,
yang dihasilkan oleh protoplas baru yang mulai membentuk fragmoplas di
bagian dalam. Di daerah tempat dibentuknya cawan sel, mikrotubula
fragmoplas tidak tampak. Semakin meluas cawan sel, mikrotubula fragmoplas
semakin mendekati dinding sel yang membelah. Pada waktu cawan seel belum
mencapai dinding sel yang membelah, inti sel muda akan mencapai tahap
tertentu dalam pembentukan dinding inti dan anak inti. Apabila cawan sel sudah
mencapai semua bagian dinding sel yang membelah, fragmoplas akan lenyap.
Pada tahap ini kekentalan cawan sel meningkat dan secara bertahap cawan sel
akan berubah bentuk menjadi senyawa antar sel atau lamela tengah.
Pada pengamatan menggunakan mikroskop elektron akan tampak bahwa
pembentukan cawan sel dimulai dengan pemusatan dan penggabungan sejumlah
besar kantong kecil turunan badan Golgi dan kemungkinan juga kantong kecil
dari RE (retikulum endoplasma). Mikrotubula dan fragmoplas mengarahkan
kantong kecil ini menuju daerah ekuator.

Di kedua sisi lamela tengah terdapat lamela tipis yang dihasilkan oleh protoplas
sel anak. Pembentukan lamela ini merupakan tahap permulaan dalam
perkembangan dinding baru sel anak. Dinding ini terdiri atas mikro-serabut
yang mengandung selulosa dan matriks tidak mengandung selulosa. Matriks
dinding terutama terdiri atas senyawa pektin dan hemiselulosa. Matriks dinding
juga disekresi oleh kantong kecil Golgi, dan menurut beberapa peneliti, selain
Golgi, RE juga berperan dalam produksi matriks.

Mikrotubula sitoplasma tepi biasanya berorientasi paralel dengan serbut


selulosa dalam berhubungan dengan plasmalema. Menurut Preston (1974)
butiran yang terdapat pada permukaan luar plasmalema terlibat dalam
biosintesis dan orientasi mikro-serabut selulosa dalam dinding sel. Akhir-akhir
ini dipelajari tentang pembentukan mikro-serabut selulosa selama regenerasi
dinding sel dengan protoplas yang diisolasi.

Pada perhubungan dinding baru dengan dinding sel induk, lamela tengah lama
dan baru terpisah oleh dinding primer sel induk. Pada dinding primer sel induk,
pada tempat perhubungan dinding lama dan baru terdapat suatu rongga yang
seperti segitiga pada penampang melintangnya. Rongga ini terus membesar
sampai mencapai lamela tengah sel induk dan terjadilah hubungan
antara lamela tengah sel induk dengan lamela tengah baru. Apabila rongga ini
terus tumbuh dan senyawa antar sel tidak mengisinya, akan terbentuk rongga
antar sel.

Dinding sekunder berkembang pada permukaan dalam dinding prmer. Dinding


sekunder juga terdiri atas mikro-serabut selulosa, yaitu suatu matriks yang
terdiri atas polisakarida, termasuk hemiselulosa. Selain itu, terdapat juga lignin,
suberin, kutin, lilin, tanin, garam anorganik, misalnya Ca karbonat, Ca oksalat,
silika, dan senyawa lain.

Umumnya lignin pertama kali tampak sebagai senyawa antar sel dan dinding
primer, kemudian menyebar ke arah sentripental ke dalam dinding sekunder. Di
dalam serabut floem primer Phoradendron flavescens, dinding primer tidak
mengandung lignin, sedangkan dinding sekunder berlignin.

B. STRUKTUR HALUS DINDING SEL


Struktur halus dinding sel, terutama dinding sekunder, pada akhir abad ini
sangat intensif dipelajari. Banyak penelitian dilakukan karena pentingnya
serabut dalam industri. Penelitian dilakukan secara morfologis dan dengan
pendekatan fisikokimia. Dengan memadukan hasil kedua bidang ini, diperoleh
gambaran yang agak jelas mengenai struktur halus dinding sel.

1. Hasil Penelitian secara Morfologi


Apabila serabut trakeida diperiksa di bawah mikroskop cahaya tanpa
perlakuan khusus, tampak lapisan pada penampang melintangnya, yang dengan
perlakuan khusus dan perbesaran kuat dari mikroskop cahaya dapat dilihat
lamela yang lebih halus. Lamela ini ada yang terpusat (konsentris), menjari,
atau mempunyai susunan rumit. Dengan metode Bailey, dkk, dapat ditemukan
bahwa dinding sel dibentuk dari suatu sistem benang mikroskopis yaitu serabut.
Dinding sel terdiri atas dua sistem yang mengadakan interpenetrasi secara terus
menerus, yaitu sistem serabut selulosa dan sistem rongga mikrokapiler. Rongga
ini berisi lignin, kutin, suberin, hemiselulosa, dan bahan organik lain, bahkan
kristal mineral. Bahan di antara serabut adalah matriks yang tidak mengandung
selulosa. Pada elemen pembuluh dan sel sklerenkim, lapisan ini dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya. Dan ternyata lignin, pektin, hemiselulosa, maupun
bahan organik lain yang terdapat dalam ruang interserabut berbeda, atau
orientasi mikroserabut dalam berbagai lapisan dinding berbeda.

Tampaknya lapisan pada dinding sekunder sering kali terjadi karena perbedaan
kepadatan serabut. Bagian yang jumlah serabut per unit areanya lebih banyak
dan lebih tebal akan berwarna gelap. Daerah yang jumlah serabutnya tidak
begitu banyak merupakan daerah terang, serabutnya longgar, dan ruang kapiler
di antara serabut besar.

Dinding sebagian serabut berlignin. Dengan menggunakan mikroskop elektron


tampak bahwa setiap serabut tersusun dari lamela yang terdiri atas dua bagian,
yaitu selulosa dan lignin. Setiap lamela dihasilkan dalam waktu 24 jam. Bobak
dan Necessany (1967) berkesimpulan bahwa kedua komponen utama dinding
sekunder disimpan pada periode yang berbeda. Selulosa disimpan pada siang
hari, sedangkan lignin setelah tengah malam. Lignin menembus bagian selulosa.

Dinding yang lapisan ligninnya tebal memungkinkan selulosanya terlarut dan


tinggal ligninnya saja atau ligninnya yang larut dan tinggal selulosannya saja.
Fenomena ini membuktikan bahwa pada lignin terdapat rongga interserabut, dan
rongga kapiler ini bersinambungan.
Pembagian struktur halus dinding sel didasarkan pada penggunaan mikroskop
elektron. Foto yang dibuat dengan mikroskop elektron dapat menunjukkan
adanya mikroserabut halus yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
biasa.

Struktur morfologi selulosa dinding sel sekarang telah diketahui. Pada dinding
sel terdapat lamela yang terdiri atas serabut. Dengan teknik tertentu,
dimungkinkan untuk membedakan makroserabut dengan mikroskop cahaya.
Bentuknya seperti jejaring tiga dimensi. Jejaring ini saling menjalin dengan jari-
jari paralel dari ruang mikrokapiler yang berisi senyawa non selulosa.
Ketebalan makroserabut antara 0,4-0,5 mm, sedangkan mikroserabut antara 20-
30 nm. Mikroserabut membungkus serabut elementer yang tebalnya antara 3-5
nm.
2. Hasil Penelitian Fisikokimia
Molekul selulosa berisi rantai panjang yang bersambungan dengan residu
glukosa. Molekul rantai tersusun dalam suatu ikatan yang disebut misela.
Hipotesis tentang adanya misela diusulkan oleh Nageli pada abad lalu.
Menurutnya misela merupakan unit tunggal
Yang tersusun dalam suatu susunan permanen dalam matriks intermicellar, yang
dengan menggunakan mikroskop pemolaran dapat dibuktikan adanya misela
seperti kristal. Berdasarkan hasil berbagai penelitian, khususnya dengan sinar X,
para peneliti menyimpulkan bahwa misela terdiri atas rantai paralel residu
glukosa yang mempunyai sifat dan jarak yang tetap diantaranya. Pada penelitian
lebih lanjut oleh ahli botani, kimia dan fisika, beberapa teori diusulkan untuk
menerangkan organisasi molekul selulosa di dalam dinding sel. Frey Wyssling
dan Muhlethaler (1965), setelah memperhatikan selulosa, menyimpulkan bahwa
molekul selulosa adalah seperti rantai yang tersusun secara teratur dalam suatu
bungkusan. Setiap bungkusan dibentuk dari serabut elemen yang berisi kira-kira
40 molekul selulosa. Panjangnya kira-kira 3,5 nm dan tebalnya 3 nm. Serabut
elemen sebagian besar merupakan kristal, meskipun ada juga sedikit yang
tersusun merupakan perakristalin. Jumlah residu glukosa dalam molekul sel
serabut beragam antara 500-10.000 dan panjang molekulnya 0,25-5 mm.
berdasarkan penelitian pada dinding sekunder akhir-akhir ini banyak perhatian
ditujukan pada struktur dinding primer. Dinding primer merupakan struktur
yang sama dengan dinding sekunder, yang terdiri atas mikroserabut selulosa dan
matriks nonselulosa. Pada Phycomycetes, beberapa mikroserabutnya berisi kitin
atau senyawa yang lain. Matriksnya berisi pektin dan hemiselulosa.

Belum ada keseragaman pendapat mengenai pertumbuhan dinding sel. Ada


yang berpendapat bahwa pertumbuhan dilakukan dengan aposisi yaitu
pertumbuhan dengan menambahkan lapisan baru ke arah sentripental. Ada teori
baru yang mendasarkan pada penelitian dengan mikroskop elektron dan telah
dikembangkan oleh Frey Wyssling dan Stecher (1951). Teori tersebut
menerangkan bahwa dinding sel tumbuh dengan cara yang disebut pertumbuhan
mozaik. Pada pertumbuhan mozaik, tekstur serabut dalam daerah dinding
tertentu menjadi longgar karena adanya tekanan turgor. Yang kemudian
diperbaiki dengan penimbunan mikroserabut baru dalam celah yang terjadi
karena adanya desakan. Longgarnya jejaring serabut ini terjadi karena matriks
dinding bersifat plastis. Pertumbuhan dinding ini melibatkan hormon
pertumbuhan, protein, dan enzim yang terdapat dalam dinding sel.

Konsep pertumbuhan yang lain adalah teori pertumbuhan multinet ( Houwink


dan Roelofsen, 1954). Menurut teori ini penebalan dan peningkatan permukaan
dinding primer terjadi melalui pemisahan mikroserabut yang melintang dan
mengubah orientasinya. Perubahan orientasi yang dimaksud adalah pada awal
pembentukan lamela yang hampir seluruhnya transversal menjadi hampir
seluruhnya memanjang. Lamela baru lebih padat, bersilangan dan hampir
seluruhnya berorientasi tegak. Mikroserabut ditambahkan secara sentripental.
Pada sistem mikroserabut selulosa dapat diasumsikan bahwa menurut teori
pertumbuhan multinet, serabut ditambahkan pada dinding sel yang tumbuh
dengan cara aposisi. Menurut pertumbuhan mozaik, konsep instususepsi juga
dapat terjadi. Matriks dinding yang terdiri atas hemiselulosa dan pektin terus-
menerus disekresikan tidak hanya kedalam lamela yang berbatasan dengan
sitoplasma, tetapi juga ke dalam lamela luar.

Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui atau menemukan orientasi


mikroserabut, misela, dan rantai selulosa pada berbagai lapisan dinding sel,
terutama pada dinding sekunder, yang dengan menggunakan berbagai metode
penelitian pada onjek yang sama diperoleh hasil yang sama.

Pada irisan melintang tipis trakeida yang diperiksa dengan mikroskop cahaya
terpolarisasi, ketika dua pepolar disilangkan, lapisan tertentu dari dinding
tampak terang dan bagian lain tampak gelap. Lapisan yang terang terputus
menjadi empat tempat. Daerah paling terang dari suatu lapisan terletak pada
sudut 45° terhadap sumbu penganalisis dan polarisator mikroskop. Sementara,
daerah paling gelap pada lapisan yang sama kira-kira paralel dengan sumbunya.

1.4. FUNGSI DINDING SEL


Setiap sel terdiri dari struktur-struktur yang dinamakan organel. Organel-
organel ini terbentuk khusus untuk menjalankan fungsi-fungsi penting. Dinding
sel adalah organel penting yang dimiliki sel tumbuhan, bakteri, jamur/fungi, dan
ganggang/alga. Ada tidaknya dinding sel merupakan salah satu ciri
yang membedakan sel tumbuhan dan sel hewan.

Dinding sel pada tumbuhan terbentuk atas polisakarida yang merupakan


karbohidrat kompleks yang tersusun dari sejumlah monosakarida. Dalam kata-
kata yang lebih mudah dimengerti, dinding sel terbentuk atas selulosa,
hemiselulosa, protein, air, lipid/lemak, lignin, dan polisakarida pektin.

Dinding sel pada alga terbentuk atas polisakarida-polisakarida dan/atau berbagai


glikoprotein. Dinding sel pada fungi terbentuk atas zat kitin dan polisakarida-
polisakarida lain. Sedangkan dinding sel pada bakteri terbentuk atas
peptidoglikan.

Fungsi Dinding Sel pada Tumbuhan

 Bentuk, Kekuatan, dan Penyokong


Dinding sel berperan sebagai rangka dan bertanggung jawab untuk menjaga
bentuk sel. Laju pertumbuhan sel juga ditentukan oleh dinding sel. Dinding sel
juga berperan menyediakan kekuatan mekanis. Dinding sel terbentuk atas
selulosa, yang terdiri atas ribuan molekul D-glukosa. Molekul-molekul ini
terikat satu sama lain dengan ikatan hidrogen yang membuat sel bersifat
rigid/kaku. Ini membantu tumbuhan berdiri tegak meski tidak memiliki
kerangka tulang.

 Mengendalikan Tekanan Turgor


Tekanan atau turgiditas adalah tekanan yang diberikan oleh komponen-
komponen sel terhadap dinding sel. Fungsi penting dari dinding sel adalah
menjaga tekanan turgor. Tekanan turgor ini ditentukan dari jumlah air yang ada
di dalam vakuola, yang secara langsung berhubungan dengan tekanan
osmotik.Gaya yang diberikan terhadap dinding sel dikembalikan ke dalam sel
karena dinding sel bersifat kaku, ini menyebabkan tumbuhan bersifat kaku dan
dapat berdiri tegak.

Akan tetapi, perlu ada keseimbangan antara tekanan yang diberikan terhadap
dinding sel dan kekakuan dinding sel, karena tekanan yang berlebihan dapat
menyebabkan pecahnya sel, sedangkan tekanan yang kurang akan menyebabkan
sel menjadi lembek.

 Lewatnya Zat-Zat
Fungsi ini berkaitan erat dengan sifat semi-permeable yang dimiliki dinding sel.
Dinding sel membantu difusi materi melalui apoplas. Ciri yang dimiliki dinding
sel ini memungkinkan pertukaran zat-zat seperti molekul-molekul kecil dan
protein, masuk dan keluar dari sel. Selain itu dinding sel juga membantu
menyaring molekul-molekul besar. Zat penting lain seperti air dan karbon
dioksida juga didistribusikan ke tiap-tiap sel tumbuhan dengan menempelnya
dinding sel satu sel dengan yang lainnya. Karena itu menjaga homeostasis
adalah salah satu fungsi dari dinding sel.

 Pelindung
Tumbuhan tidak dapat bergerak, karena itulah tumbuhan-tumbuhan perlu
perlindungan lebih untuk mengatasi berbagai bahaya yang ada. Dinding sel
adalah garis pertahanan pertama terhadap serangan patogen-patogen dan
mikroorganisme-mikroorganisme. Sifat kaku yang dimiliki sel mencegah
masuknya patogen dan benda asing lain yang berbahaya. Dinding sel juga
melindungi sel terhadap tekanan mekanis.

 Penyimpanan Karbohidrat
Dinding sel merupakan cadangan karbohidrat (terutama bagi biji-bijian) yang
dapat digunakan sel dalam situasi-situasi genting.

 Pemberi Isyarat
Dinding sel mengandung oligosakarida yang berperan sebagai hormon.
Oligosakarida ini menstimulir sintesis etilena, kitinase, dan enzim-enzim lain.
Pelepasan enzim-enzim ini mengakibatkan oxidative burst atau respiratory
burst, menghasilkan peroksida, superoksida, dan senyawa oksigen lain yang
menyerang patogen dan membuat dinding sel lebih kaku & sulit ditembus.

Fungsi Dinding Sel pada Bakteri


 Tersusun atas peptidoglikan dan bersifat kaku/rigid
 Membuat sel memiliki bentuk
 Membantu menjaga organel-organel berada di dalam sel
 Mencegah pecahnya sel akibat perubahan tekanan osmotik

Fungsi Dinding Sel pada Fungi


 Berfungsi sebagai pelindung struktural
 Menentukan pola pertumbuhan sel
 Melindungi sel agar tidak pecah akibat perubahan tekanan osmotik
 Berperan sebagai tempat pengikatan dalam reaksi enzim
 Berperan sebagai perantara interaksi sel dengan organisme lain

Fungsi Dinding Sel pada Alga


 Membuat sel lebih kuat
 Membantu melindungi sel
 Bertindak sebagai perantara antar sel dengan sekitarnya
 Bersifat permeable, sehingga membantu perpindahan molekul-molekul
dari satu sel
 Memiliki reseptor yang membantu berkomunikasinya satu sel dengan sel-
sel lainnya

Anda mungkin juga menyukai