Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel merupakan struktur organisme
terkecil dari mahkluk hidup dan lebih sederhana dari kita bayangkan. Dari masa ke masa
dilakukan penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook dengan
sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian bahkan sudah
mencapai tahap genetic. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang
hanya 1-10 mikron, ada yang mncapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa sentimeter.
Didalam ukuran sangat kecil bentuk yang bermacam-macam tersebut, sel memilki baaian-
bagian sel yang memiliki fungsi masing-masing.

Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan saling ketergantungan. Oleh karena itu
sel di pandang sebagai dasar kehidupan mahkluk hidup. Dalam pembagiannya sel terdiri dari
Eukariot ( eu=sejati, karyon=inti ) yang memiliki membrane inti dan Prokariot (
pro=sebelum, karyon=inti ) yang tidak memiliki membrane inti dan pada umumnya mahkluk
hidup uniseluler. Dalam kaitannya dengan kehidupan sel menjalankan berbagai kegiatan.

Sebelum lebih dalam membahas tentang sel, struktur sel dan organel sel, mari kita
ketahui secara ringkas macam macam sel yang ada sekarang ini. Secara garis besar, sel
terbagi atas dua berdasarkan ada tidaknya membran inti yaitu sel eukariot (memiliki
membran inti) dan sel prokariot (tidak memiliki membran inti). Hal inilah yang secara garis
besar membagi seluruh cabang makhluk hidup yang kita kenal sekarang ini. Mulai dari
archaebakteria, bakteri, dan eubakteria (seluruh organisme makhluk hidup selain bakteri dan
archaebakteri).

Selanjutnya sel sel terbagi secara lebih khusus lagi menjadi sel hewan uniseluler
(protozoa), sel alga uniseluler, sel fungi (hifa), sel tumbuhan, sel hewan multiseluler, sel
bakteri, sel archaebakteria, dan berbagai jenis diferensiasi sel yang ada. Keseluruhan sel sel
yang ada semuanya disesuaikan dengan habitat mereka berada dan kebutuhakan mereka
untuk tetap lestari.

1
B. Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Sel?
2) Organel apa saja yang terdapat dalam sel?
3) Bagaimana struktur dan fungsi membran plasma
4) Bagaimana trasnport lalu lintas dalam membran?
5) Apa itu metabolisme dalam sel?
6) Bagaimana terjadinya reproduksi sel?

C. Tujuan
1. Dapat mengerti tentang Sel
2. Dapat memahami organel apa saja didalam sel
3. Dapat memahami struktur dan fungsi membran plasma
4. Dapat memahami transport lalu lintas membran
5. Dapat memahami metabolisme dalam sel
6. Dapat mengerti terjadinya proses reproduksi sel.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pengertian sel

Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber
menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding
tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan
istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang
telah mati. Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) merancang
sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air
rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang
kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang
menemukan sel hidup. Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya
persepsi tentang sel.
Beberapa teori tentang Sel menurut para ahli :
1. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan
(1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan
pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor
Schwan melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka
menarik kesimpulan sebagai berikut.
1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.
2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.
3) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih dari
satu sel disebut organisme bersel banyak.

2. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup


Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik
kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian
penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini
muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.

3
3. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup
Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (semua
sel berasal dari sel sebelumnya).

4. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup


Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat
yang terdapat dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang
merupakan unit pembawa sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan
unit hereditas makhluk hidup.

B. Organel Sel
Untuk melaksanakan berbagai fungsi hidup, sel dilengkapi organel. Organel merupakan
bagian isi didalam sitoplasma, meliputi: inti sel, mitokondria ribosom,lisosom, plastida, RE,
badan golgi, dan lain-lain.

a. Sel Tumbuhan

1. Dinding Sel
Melindungi Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel dan dibentuk oleh badan
golgi. Dinding sel primer terbentuk pada waktu sel membelah, dan setelah mengalami
penebalan dengan zat lignin, kutin dan suberin (gabus) berubah menjadi dinding sekunder.
Fungsi dinding sel adalah sebagai berikut:
a) bagian sel yg berada di sebelah dalamnya
b) Sebagai jalan masuk keluarnya air beserta materi terlarut

4
c) Memberi bentuk tertentu dan memperkukuh sel dan berperan dalam menjaga turgiditas
sel untuk menopang tubuh.
2) Vakuola
Vakuola adalah rongga yang berada dalam sel,berisi suatu cairan dan memiliki
mambran. Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki vakuola, hanya pada sel hewan vakuolanya
kecil dan jumlahnya sedikit dibandingkan dengan sel tumbuhan. Vakuola pada sel tumbuhan
antara lain berfungsi sebagai berikut:
a) Memasukan air melalui tonoplas agar tekanan turgor dalam sel tetap baik.
pigmen/antosianin. Didalam vakuola pada sel –sel makhota bunga terdapat pigmen merah
kuning biru atau yang lainnya.
b) Tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya amilum diakar ketela pohon, gula
dibatang tebu, dan protein pada biji kacang kedelai.
c) Menyimpan minyak atsiri, yaitu minyak yang mudah menguap. Misalnya minyak kayu
putih.
d) Menyimpan sisa metabolisme, misalnya alkaloid dan Kristal asam oksala

3) Plastida
Plastida merupakan organel yang terdapat didalam sitoplasma, dan merupakan hasil
perkembangan dari badan kecil yang dikenal dengan proplastida yang banyak terdapat
didaerah meristematik. Didalam plastid terdapat zat warna atau pigmen fotosintesis yang
berperan menyerap energy cahaya dan kemudian diubah menjadi energy kimia. Berdasarkan
pigmen yg dikandungnya, plastid dibedakan menjadi Leukoplas
1. Leukoplas merupakan plastid yang tidak berwarna dan berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan. Leukoplas dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Amiloplas, berfungsi membentuk dan menyimpan amilum
b. Elaioplas berfungsi untuk membentuk dan menyimpan minyak /lemak
c. Proteoplas berfumgsi untuk menyimpan protein
2. Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil, pigmen karotenoid, dan
pigmen fotosintesis lainnya. Klorpas banyak terdapat pada daun dan organ tubuh
lain yang berwarna hijau, mengan dng klorofil
Klorofil dibedaka menjadi:
1. Klorofil a, berwarna hijau bitu
2. Klorofil b, berwarna hijau kuning
3. Klorofil c, berwarna hijau coklat

5
4. Klorofil d, berwarna hijau merah
3. Kromoplas adalah plastid yang memberikan aneka ragam warna non fotosintesis,
seperti pigmen merah, orange, kuning. Pigmen yang termasuk dalam kelompok
kromoplas antara lain:
a. Karoten, plastida yang memerikan warna kuning, misal pada wortel
b. Xantofil, plastida yang memerikan warna coklat misal pada ganggang coklat
c. Fikosianin, plastida yang memerikan warna biru misal pada ganggang biru
d. Fikoeritrin, plastida yang memerikan warna merah misal pada ganggang
merah

4) Nukleus (Inti Sel)


Nukelus (Inti Sel) adalah organel sel yang sangat penting dan khusus, pusat utama sel
yang menyimpan materi ginetik (kromosom) dari sel tertentu. Fungsi Organel sel Nukleus
adalah mengkoordinasikan proses metabolisme misalnya pertumbuhan sel, sintesis protein
dan pembelahan sel. Inti dan isinya disebut dengan nukleoplasma
5) Ribosom
Ribosom adalah organel tumbuhan yang terdiri dari protein (40 persen) dan asam
ribonukleat atau RNA (60 persen). Mereka bertanggung jawab untuk sintesis protein. Di
dalam sel, ribosom dapat muncul secara bebas (ribosom bebas) atau mungkin melekat pada
organel lain, retikulum endoplasma (ribosom terikat). Setiap ribosom terdiri dari dua bagian,
yaitu subunit besar dan subunit kecil.
6) Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang bermembran rangkap yakni membran dalam dan
membran luar dengan berlekuk-lekuk (krista). mitokondria berguna dalam memecah
karbohidrat kompleks dan gula yang dimanfaatkan. Fungsi mitokondria adalah tempat
respirasi aerop dalam pembentukan ATP sebagi sumber energi.
7) Badan Golgi (Kompleks Golgi)
Badan Golgi adalah kantung pipih bertumpuk yang tersusun dan terikat oleh membran
dengan ukuran kecil dan besar. Fungsi dari Badan golgi adalah mengangkut zat kimia keluar
ke dalam dan keluar sel setelah lemak dan protein di sintesis oleh retikulum endoplasma,
badan golgi mengubah dan mempersiapkannya untuk keluar dari sel.
8) Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang menghubungkan antara nukleus dan
sitoplasma. Retikulum endoplasma memiliki kantung yang berbelit-belit. Retikulum

6
endoplasma terbagi dua yakni Retikulum endoplasma kasar dan halus. retikulum endoplasma
kasar adalah ditutupi oleh ribosom sedangkan retikulum endoplasma halus adalah tidak
ditutupi ribosom atau ditempeli ribososm. Fungsi Retikulum Endoplasma (RE) adalah
penghubung dan pengangkutan struktur steroid, protein dan glikogen dan senyawa lainnya.

b. Sel Hewan
Sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungai oleh
selaput membrane yag tipis yg tidak kuat. Akan tetapi, ada beberapa sel hewan khususnya
hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dank keras. Pada bebrapa jenis
hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada amoeba dan
paramaecium terdapat dua macam vakuola, yaitu vakiola kontraktil, dan non kontraktil. Pada
hewan juga terdapat sentriol yaitu organel yg terdapat pada sitoplasma dekat inti sel, biasanya
berpasangan. Dalam keadaan demikian, sentriol disebut juga diplosom. Sentriol merupakan
hasil perkembangan dari sentrosom, berupa kumpulan dari mikrotubulus yg berperan sebagai
kutub-kutub pembelahan sel
secara tidak langsung. Sentrosom
berupa struktur silinder yang
dibentuk oleh tabung tabung halus
dan berfungsi mengatur arah
gerak kromosom pada saat
membelah.

1. Nukleus (inti sel)


Nukleus merupakan
organel terbesar dalam inti sel,
terdapat dalam semua el
eukariotik, berbentuk bulat dan
oval. Didalam nucleus, terdapat
komponen-komponen berikut:
a) Selaput inti (karioteks), terdiri atas dua lapis yang berfungsi sebagai pembungkus
sekaligus sebagai pelindung inti.
b) Matriks (nukleoplasma),berbentuk gel yang kaya akan subtansi kimia, seperti ion ion,
protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin.

7
c) Nukleolus (anak inti) berfungsi dalam sintesis protein, banyak menandung RNA, dan
protein.
Fungsi nucleus antara lain:
a) Pengatur pembelah sel
b) Pembawa informasi genetic
c) Pengendalian seluruh kegiatan sel
d) Memasukan RNA dari unit ribosom kedalam sitoplasma

2. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum Endoplasma merupakan system membran yang kompleks, terdiri atas
saluran-saluran yang menghubungkan sitoplasma dengan nucleus. RE hanya dijumpai dalam
sel eukariotik baik pada tumbuhan maupun sel hewan.
RE dibedakan menjadi dua yaitu:
a) RE kasar/granuler yg banyak mengikat ribosom
b) RE halus /agranuler yg tidak mengikat ribosom
Fungsi RE antara lain:
a) Menampung protein yg disintesis oleh ribosom untuk disalurkan kebadan golgi da
akhirnya dikeluarkan dari RE kasar
b) Mesintesis lemak dan kolesterol
c) Menetralkan racun, misal RE yg ada dlam hati
d) Transportasi mulekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.

3. Ribosom
Ribosom tersusun dari RNA ribosom (RNA-r) dan protein ribosom. Ribosom terdiri
atas butiran halus yang tersebar dalam sitoplsma dan ada yg melekat pd RE kasar. Ribosom
merupakan tempat sintesis protein yg dimulai dengan penggabungan mulekul asam amino
dan membentuk rantai polipeptida.

4. Sentriol
Organel ini terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung/silinder dan merupakan
suatu kesatuan yg disebut sentrosom. Sentriol berisi sekelompok mikrotubulus yg terdiri atas
9 triplet yg terletak dekat nucleus. sentiol berparan besar dalam pembelahan sel.

8
5. Kompleks Golgi
Badan golgi merupakan kelompok komponen terbesar dan letaknya tersebar diseluruh
sitoplasma, serta stukturnya sangat bervariasi. Pada sel tumbuhan kompleks golgi
disebut diktiosom.
Fungsi Kompleks Golgi antara lain:
a) Mengangkut dan mengubah secara kimia materi materi yg ada didalamnya
b) Menghasilkan lender, lili pada tanaman perca, dan secret yg bersifat lengket
c) Kadang kadang untuk transport lemak
d) Pembentukan lisosom
e) Membuat enzim pencernaan yg belum aktif
f) Mensintesis polisakarida untuk bahan bahan dinding sel pada tumbuhan.

6. Lisosom
Lisosom merupakan membrane yg berbentuk kantung kecil yg berisi enzim hidrolitik
yg berfungsi dalam pencernaan internal yaitu menguraikan mulekul mulekul yg masuk
kedalam sel. Enzim yg terkandung dalam lisosom misalnya protease, lipase, dan asam
fosfatase. Lisosom terdapat dalam sel eukariotik, baik pada tumbuhan maupun hewan, tetapi
paling banyak pada sel hewan. Pada sel tumbuhan vakuola tengah yg bertindak sebagai
lisosom Fungsi lisosom antara lain :
ö Mencerna materi zat yg diambil secara endositosis dengan pencernaan intrasel
ö Autofag, suatu proses penyingkiran struktur struktur yg tidak dikehendki didalam sel,
misalnya mnhancurkan organel organel yg tdk berfungsi lagi
ö Eksositosis, yaitu pengeluaran/pembesaran enzim diluar sel
ö Autolisis, yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan sis lisosom dalam
sel.
Lisosom disebut juga sebagai ‘saku pembunuh diri’

7. Mitokondria
Mitokondia merupakan organel penghasil energy karena berguna untuk respirasi.
Mitokondria berbentuk oval dan dibatasi oleh membran rangkap. Didalam mitokondria
terdapat matriks subtansi dasar yg mengandung enzim ribosom, butir fosfat, dan DNA yg
berbentuk melingkar. Matriks adaah cairan yg berada didalam mitokondria yg bersifat gel
dan tersusun oleh air, protein, DNA, ion ion garam serta enzim pernafasan yg penting dalam

9
pembentukan ATP. Mitokondria terdapat didalam sel eukariotik aerob, sel hewan lebih
banyka memiliki mitokondria drpada sel tumbuhan, fungsi dr mitokondria adalah sbg tempat
respirasi aerob untuk pembentukan ATP dalam sel.

8. Badan mikro
Organel organel yg masuk kedalam badan mikro adalah glioksisom dan perioksisom.
Disebut badan mikro karna ukurannya sangat kecil yaitu antara 1-2 mm. glioksisom dan
perioksisom merupakan organel yg dibatasi membrane tunggal. Glioksisom terdapat pd
jaringab yg mengandung lemak,misalnya biji-bijian mengandung lemak. Glioksisom hanya
terdapat pada tumbuhan.
Fungsi badan mikro adalah untuk metabolism lemak, yaitu mengubah lemak manjasi
karbohidrat atau sebaliknya. Selain itu, juga menghasilkan enzim glioksilat, katalase, dan
glikoliat oksidae. Badan mikro mengandung enzim katalase yg bertindak sebagai katalisator
dalam menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) yg bersifat racun.
Perioksisom merupakan organel yg mempunyai penampilan sangat mirip dengan glioksisom
dan menghasilkan enzim sejenis. Fungsi ini berkaitan dengan proses fotorespirasi.

c. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Organel Sel Tumbuhan Sel Hewan


Dinding sel TIDAK MEMILIKI MEMILIKI
Plastida MEMILIKI TIDAK MEMILIKI
Lisosom TIDAK MEMILIKI MEMILIKI
Sentrosom TIDAK MEMILIKI MEMILIKI
Vakuola MEMILIKI TIDAK MEMILIKI

10
C. Struktur Membran Sel / Membran Plasma

Membran sel atau membran plasma adalah struktur selaput tipis yang
menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus juga memelihara
perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Namun membran sel
tersebut tidak sekedar merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan juga sebuah filter yang
memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan tetap memelihara
perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan bahan yang diperlukan oleh sel dapat
masuk, sedang bahan bahan yang merupakan limbah sel dapat melintas ke luar sel.

Semua membran organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel
eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul lipid
dan protein yang terikat secara non-kovalen. Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton
diajukan teori bahwa membran sel merupakan lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-zat
yang larut dalam lipid dapat menembus membran sel. Sebelum diajukan teori membran sel
oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972, teori-teori tentang struktur membran sel dapat
disimpulkan dalam 3 kelompok.

a. Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa


membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein
berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat berbentuk
lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti
keadaan dan kebutuhan.

1. Penyusun Membran Sel

Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel dalam tubuh organisme
hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua lapisan berasal dari percobaan yang
dilakukan dalam tahun 1925. Lipid yang diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah
merah yang ditempati oleh selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel
darah merah.

11
Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain disebabkan
oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid terdiri atas dua
bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air. Untuk
melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga bagian
hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air, melainkan
dapat larut dalam berbagai pelarut organik.

Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer,
dapat diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul
apabila diambil dari seluruh permukaan sel. Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata
tersusun, dari 3 jenis yaitu:

1. Fosfolipid, yang terbanyak


2. Kolesterol
3. Glikolipid

Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung
hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air).
Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua
ekor (ujung nonpolar). Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat
pada molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan
asam fosfat. Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya
berasal dari gugus asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak
tidak jenuh.

Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai gugus
asam lemak.

12
Gambar Membran sel 1

Gambar Membran Sel

Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh
lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga
bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.

Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:

1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan
ekornya mengarah ke pusat bola`

13
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang
mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.

Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro. Keberadaan
susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah membran sel yang
dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan
gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:

 Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan “flip-
flop” ini sangat jarang terjadi.
 Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
 Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
 Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.

Adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah merupakan struktur
lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti
cairan. Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak
jenuh), makin besar sifat fluiditasnya.

Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian hidrofobik, juga
dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul fosfolipid. Pada membran
sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid adalah 1:1. Makin
banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair.

Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air. Kecairan sebuah
membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam mempermudah fungsi sel
bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya endositosis, eksositosis, serta
dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.

2. Protein Membran Sel

Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah kerangka dasar membran
sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai
jenis molekul protein. Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat
dibandingkan dengan molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa

14
molekul protein dalam membran sel seakan-akan “terendam” dalam molekul lipid-lipid yang
berada dalam ukuran 2 dimensional. Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis
dan berat molekul dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi
dari masing masing sel. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor,
marka, wahana transportasi melalui membran dan lain-lainnya. Apabila membran sel dari
eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling sedikit adanya 3 jenis protein yaitu:
spektrin, glikoforin dan “band III”.

Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling
menonjol karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin
sebenarnya bukan protein yang ada dalam membran sel. Spektrin bukan bagian dari membran
sel, karena berada diluar membran sel.

Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke samping,
maka molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas dalam membran
sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan. Beberapa jenis protein membran dapat
dibedakan berdasarkan hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.

Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul
dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel. Sebagian dari molekul protein terdapat
diantara molekul lipid dari bagian dua lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah
satu permukaan membran sel. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan
molekul lipid sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan perantaraan
molekul protein lain.

Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada struktur molekul


proteinnya sendiri. Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan
air di lingkungannya akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan
molekul protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah daerah
tersebut. Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat
hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada permukaan
membran.

15
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada struktur
membran sel adalah:

1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan molekul lipid.

2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan struktur
dasar membran sel / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.

3. Molekul Karbohidrat Membran Sel

Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang sebagian besar
berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran (glikoprotein)
dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid). Sebagian besar dari protein membran yang
dapat terlihat pada permukaan membran sel diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari
1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari lipid mengikat karbohidrat.

Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai cabang
oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai
cabang.

Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara 2%-10%
terhadap berat membran.

Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada pada
permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu
penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid.
Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik memberikan
terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau glikokaliks.

Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop
cahaya dengan pewarnaan khusus. Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam,
hanya 3 jenis yang ditemukan pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran.

Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin,


glukosamin, glukose, dan asam sialik. Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan
glikoprotein membran sel belum begitu jelas. Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida

16
membran membantu agar molekul protein dapat terpancang kuat dalam membran sel dan
berperan menstabilkan struktur protein.

Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan glikolipid membran sel
yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk bahwa mereka sangat berperan
penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat
pada sel sel yang terlibat dalam sistem imunitas.

4. Selubung Sel (Cell coat)

Sel Tumbuhan selalu diselubungi oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh
selulosa, yang juga merupakan molekul karbohidrat. Pada mulanya diduga bahwa perbedaan
utama antara sel hewan dan sel tumbuhan terletak pada ada tidaknya selubung karbohidrat
sekeliling selnya. Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar
membran sel hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat,
tetapi bukan dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.

Gambar Membran sel 2

Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas membran
sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi penting.

Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:

1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur dinidng
sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang bersangkutan.

17
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam
proses respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul, khususnya
pada kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi
menghambat difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.

Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction yang
merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan.

18
D. Transport Lintas Membran

a) Transport Pasif

Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membran. Pada transpor pasif tidak memerlukan energi metabolik. Transpor pasif dibedakan
menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi
(facilitated diffusion), dan osmosis.

1) Mekanisme difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui
tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang
terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion).

Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang


berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang
terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel.
Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa,
dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.

Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi


difasilitasi.

2) Mekanisme difusi difasilitasi

Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang
melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein

19
transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan
ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus,
misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.

Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung,
sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk
diubah menjadi energy. Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh
kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika menghirup
udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui proses difusi. Contoh lain
proses difusi adalah saat kita membuat minuman sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air
akan bergerak dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah.
Pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.

Difusi pada membran sel (selaput plasma) dapat terlihat pada Gambar berikut :

3) Mekanisme Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.

Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang
terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang
konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.

jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju
kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan
.sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di
dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.

20
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda?
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada
larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami
peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika
sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan
mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel.

Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami
plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel darah merah
dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

b) Transport aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan
energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein.

Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein,
serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran
sel maupun membran buatan.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven
pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter
dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah,
sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan
pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.

21
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3
kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3.
Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari
Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada membran
plasma, berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.

Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang


bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP.

Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang
memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya
muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+,
Na+dan Cl+.

Contoh lain terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion kalium (K) dan
natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan ekstrasel (plasma darah).

Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga puluh kali lebih besar daripada
cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium plasma darah sebelas kali lebih besar daripada
di dalam sel darah merah.Adanya pengangkutan ion bertujuan agar dapat tercapai
keseimbangan kadar ion di dalam sel

Terdapat tiga protein transporter yang terlibat dalam transport aktif :

· Uniport, yaitu pergerakan ion tunggal dalam satu arah, misalnya protein pengikat kalsium
terdapat dalam membrane plasma dan RE pada sel-sel yang aktif mentransport ion Ca2+ dari
daerah konsentrasi tinggi baik dari dalam maupun luar RE

· Symport, yaitu pergerakan dua jenis ion dalam arah yang sama. Misalnya, pengambilan
asam amino dari usus halus ke sel-sel yang membatasinya memerlukan pengikatan ion Na+
dan asam amino secara bersamaan ke protein transporter yang sama.

· Antiports, yaitu pergerakan dua ion pada arah yang berlawanan. Satu ke luar dan yang lain
ke dalam sel. Misalnya, banyak sel yang memiliki pompa Na-K yang menggerakkan Na+ ke
luar sel dan K+ ke dalam sel.

Symport dan antiport dikenal sebagai transporter berpasangan, karena kedua tipe ini
menggerakkan ion pada saat yang bersamaan.

22
E. Metabolisme Sel

Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan
aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)

energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa
(energi kimia)

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada
glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila
dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi
endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.

2. Katabolisme (Dissimilasi), yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia
yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia

23
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi
eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.

Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme

1. ENZIM
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Struktur enzim terdiri dari:

• Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan
rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).

• Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun


dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik
yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas
(termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan
sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai
pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.

Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di
dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak
harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan
pencernaan. Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:

1) Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.


2) Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena
enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3) Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat
pada enzim.
4) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya
sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.

24
5) Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6) Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-
katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
Lemak + H2O ———————————> Asam lemak + Gliserol
7) Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif
(permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan
permukaan substrat tertentu.
8) Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non
protein tambahan yang disebut kofaktor.

Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim

Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator
dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi,
2+ 2+
contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A.

Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg,

25
Sianida.

2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)


Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat
dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya
meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi
sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi
yang dapat balik.

3. Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang


mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen
(aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi.

Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.


(glukosa)

Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.


(glukosa) (etanol)

4. Respirasi

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.

Contoh:

26
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1.1. 2 molekul asam piravat.
1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):


Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

27
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs

3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:


Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata
pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP

28
Total 38 ATP

Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.

Fermentasi

Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen,
nama lainnya adalah respirasi anaerob.

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.

a. Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa
ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi


enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).


enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.


2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa

29
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

b. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)


2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.


piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2
NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

c. Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat
etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.
Reaksi:

30
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH +
H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

Anabolisme

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa


kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk
kemosintesis.

1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum
cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra
ungu (tidak kelihatan).

Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai
merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi
fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.

Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz.

2. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast
yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik
yang mampu menyerap energi cahaya matahari.

31
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang
berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran
tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-
kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana
Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis
berlangsung di stroma.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :

1. Gen :
bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
2. Cahaya :
beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
3. Unsur N. Mg, Fe :
merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
4. Air :
bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh
klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini
disebut fotolisis (reaksi terang).

H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam
keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang
dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2
akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.

CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya :
Reaksi terang : 2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2

32
atau
2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2

3. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber
energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi
C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh
energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri).

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi


NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus

1. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat
tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam
senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat
dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan
seterusnya.

4.1. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :


Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak ———> lemak.

33
4.2. Sintesis Lemak dari Protein:
Protein ————————> Asam Amino
protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu
memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———>
Asetil Ko-A.

Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat,
selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan
asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.

Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi
daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat
hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

5. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.

Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai
dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat
suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-
substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

34
F. Reproduksi Sel

Pembelahan sel amitosis adalah proses pembelahan dari sel 1 menjadi 2 sel tanpa
melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Proses pembelahan secara langsung
disebut juga pembelahan amitosis atau pembelahan binner. Pembelahan secara amitosis
berlangsung spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan binner banyak
dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakter, protozoa dan mikrolga (alga
bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama yang lain). Dua sel ini akan
membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya.

Pembelahan binner di mulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian
diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah manjadi dua sel anakan. Pembelahan
biner dapat organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antar organisme
prokariotik dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya memberan inti selnya.
Membera inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel (nukleuplasma) dengan cairan di
luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel (sitoplasma). Organisme prokariotik tidak
mempunyai memberan inti sel, sedangkan organisme eukariotik mempunyai memberan inti
sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan mempunyai inti sel (nukleus) sejati.

Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri, DNA bakteri
terdapat pada daerah yang disebit nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil
dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotuik. DNA pada baktei berbentuk tunggal,
panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu di kemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Proses pembelahan sel pada bakteri dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar Pembelahan Sel pada Bakteri

35
a. Pembelahan Sel Mitosis

Pembelahan Mitosis adalah pembelahan pada sel tubuh (soma). Fungsinya untuk
pertumbuhan dan regenerasi sel serta reproduksi aseksual. Pembelahan mitosis menghasilkan
2 sel anakan yang identik dengan induknya. Jika sel induk yang membelah mengandung
kromosom diploid (2n), maka sel anakan yang di hasilkan juga 2n. pada mitosis hanya terjadi
1 kali pembelahan yang diawalininterfase. Tahap-tahap pembelahan mitosis dan proses yang

Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling banyak
memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai berikut: ]

 benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua


kromatid tetapi masih melekat dalam satu sentromer
 membran inti dan nukleolus lenyap
 sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel

2. Metaphase

Metafase : Pada tahap ini kromosom terletak berjajar


pada bidang ekuator. Bagian sentromer kromosom berikatan
dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang spindel.
Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga
jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang
memerlukan energi terkecil dan waktu yang paling singkat.

Gambar Metaphase

3. Anafase

36
Anafase : Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom menuju
kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh enzim dynein.

Gambar Anafase

4. Telofase

Telofase : Pada tahap ini terjadi peristiwa sebagai berikut:

 Kromosom berubah menjadi benang kromatin


Gambar Telofase
 Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali
 Terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik
dengan sel semula

b. Pembelahan Sel Meiosis

37
Meiosis merupakan pembelahan pada sel kelamin ( gamet/ gonad). Meiosis juga
disebut pembelahan reduksi, yaitu pembelahn sel induk diploid (2n) menghasilkan 4 sel
anakan haploid (n). meiosis berperan untuk meng hasilkan gamet yang secara genetic
tidak identik (hanya setengah dari induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi
genetik. Terjadi dua kali pembelahan pada meiosis(meiosis tahap I meiosis tahap II)
tanpa diselingi interfase. Tahap-tahap pembelahan meiosis dan proses yang terjadi secara
urut sebagai berikut.:

1. Prophase I

Selama fase ini, membran inti mulai menghilang. Nukleolus juga mulai menghilang.
Kromosom mulai bisa dilihat. Karena benang-

benang kromatin menyerap warna dan menebal, memendek.


Sentrosom membelah dan menuju ke bagian masing-masing
kutub. Bersamaan dengan itu benang-benang spindle juga mulai
keluar dari sentrosom menuju ke arah kutub yang berlawanan. Gabar Prophase I

Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid yang terdiri atas


materi genetik yang identik. Selama proses meiosis (bahkan
hingga proses ini berakhir) kedua kromatid ini tidak pernah
berpisah.

Selama prophase I, terjadi pertukaran DNA antara kromosom yang homolog yang disebut
dengan rekombinasi homolog. Dari proses pertukaran ini diharapkan akan terjadi kombinasi
baru dalam kromosom. Prophase I terdiri dari beberapa tahap, leptotene, Zygotene,
Pachytene, Diplotene, Diakinesis, dan proses sinkronisasi.

Pada waktu leptonema, kromosom mengalami kondensasi membentuk benang-benang


(leptonema berarti “benang tipis”). Pada waktu subtahap zigonema, kromatid yang homolog
saling membentuk sinapsis atau berpasangan. Sinapsis terdapat di beberapa tempat pada
kromosom homolog. Ini merupakan kejadian genetik yang penting karena menjadi perantara
pertukaran informasi yang disebut pindah silang atau rekombinasi antara kromosom-
kromosom homolog.

38
Pada tahap pakinema terbentuk benang-benang tebal dan pendek membentuk benang-benang
kromatid. Pada tahap ini, kromosom yang homolog tersusun atas 4 kromatid yang disebut
tetrad.

Pada tahap diplonema, kromatid yang berada dalam satu bivalen memisah dengan kromatid
pasangannya. Namun, di beberapa tempat terjadi kontak yang disebut kiasmata (tunggal:
kiasma). Pada diakinesis, kromosom terus memendek dan berkondensasi secara maksimal.
Kromosom berada di ekuator.

Pada tahap sinkronisasi, sentrosom berpindah ke masing-masing kutub sel. Sambil


menghasilkan mikrotubulus yang ujung-ujungnya mengikat sentromer. Yang nantinya
mikrotubulus yang berbentuk benang ini akan digunakan untuk menarik masing-masing
pasang kromosom ke kutub-kutub sel.

Tahap-tahap yang terjadi saat prophase I:

a. Nukleus mulai menghilang


b. Benang romatin memendek dan menebal menjadi kromosom
c. Kromoson mereplikasi diri menjadi kromatid.
d. Kromosom menggandakan diri hingga jumlahnya dua kali kromosom awal.
e. Kromatid menebal,memendek dan menyebar memenuhi nucleus
f. Kromosom yang homolog membentuk sinapsis.
g. Homolog tersusun atas 4 kromatid/ tetra
h. Membran inti mulai menghilang
i. Pembentukan benang-benang spindel yang berasal dari mikrotubulus.

Kedua pasang sentrisol memisah menuju kutub yang berawanan.

Pada tahap prophase I terjadi juga yang disebut dengan pindah silang (crossing over). Hal ini
terjadi karena masing-masing kromatid yang homolog saling menempel, sehingga
memungkinkan antara kromatid-kromatid homolog tersebut melalukan pertukaran gen.

39
2. Metaphase I

Separuh tetrad berpindah ke bagian antara kutub


dan bagian tengah sel. Yang mana masing masing tetrad
memiliki homolog di bagian yang berlawanan. Bagian
ini sering disebut dengan “metaphase plate”. Spindle
menempel pada sentromer masing masing kromosom.
Kedua kinetokor pada pasangan kromosom akan
berpindah ke kutub yang sama. Sehingga kromosom
akan bertempelan dengan spindle dari kutub yang sama.
Ini adalah perbedaanbesar antara mitosis dan
Gambar Metaphase I

meiosis. Hal ini mengakibatkan pada anaphase I, setengah dari kromosom akan berpindah ke

bagian sel yang berbeda.

Tahap-tahap yang terjadi pada Metaphase I:

a. Tetrad membagi diri di ekuator, sehingga setengahnya saling menghadap ke kutub


yang berlawanan.
b. Tetrad yang telah membelah menggantung ke spindle dengan menggunakan
sentromer
c. Benang-benang spindle semakin terlihat jelas

3. Anaphase I

Pada fase ini, sel mulai memanjang. Kedua homolog pada setiap pasangan kromosom
terpisah dan berpindah ke kutub yang berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus spindle aparatus.
Hal ini berbeda dengan mitosis, yang mana sentromer akan membelah sehingga kromosom
akan terbagi dua dan berpindah ke masing-masing kutub.
Tapi pada anaphase I, hal ini tidak terjadi. Sehingga jumlah
kromosom adalah setengah dari jumlah induk. Walau jumlah
kromosomnya masih sama dengan induknya.

Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase I: Gambar Anaphase I

a. Benang spindle menarik kromosom menuju masing-


masing kutub yang berlawanan.

40
b. Masing-masing kutub separuh dari jumlah kromosom (tidak terjadi pembelahan
sentromer).

Karena sentromer tidak membelah, maka setiap kutub akan mendapatkan kromosom yang
masih berpasangan dalam bentuk tetrad. Hal ini berbeda dengan pembelahan mitosis yang
mana sentromer membelah sehingga masing-masing kutub mendapatkan kromosom yang
sama.

4. Telophase I

Pada setiap kutub, terdapat setengah jumlah kromosom


induk. Tapi setiap kromosom masih dalam bentuk tetrad.
Sebuah “alur pembelahan” sudah terbentuk. Dan pada akhir
dari fase ini, sel induk telah terbagi menjadi dua sel anakan.
Pembagian sitoplasma ini disebut dengan sitokinesis. Pada
beberapa organisme membran inti muncul, tahap pertengahan
ini disebut dengan interkinesis. Tapi pada beberapa organisme
Gambar Telophase I lain, misal tumbuhan, tahap interkinesis tidak ditemukan, dan
langsung ke tahap pembelahan selanjutnya(Meiosis II).

Tahap-tahap yang terjadi pada telophase I:

a. Membran nucleus terbetuk disekeliling kromosom pada setiap kutub dan kromoson
memanjang.
b. Proses sitokinesis
c. Terjadi pembagian sitoplasma dan organela-organela lain
d. Didapatkan 2 sel anakan yang haploid (n)

Proses sitokinesis bukan merupakan salah satu bagian dari proses meiosis. Sitokinesis
proses pembagian sitoplasma menjadi dua. Proses ini dimulai dengan pemanjangan sel pada
saat anaphase dan berakhir pada saat telophase.

Setelah telophase, sel akan mengalami masa interkinesis. Ini adalah masa istirahat untuk
melanjutkan ke proses meiosis II. Pada masa ini, membran inti mulai terlihat kembali. Namun
kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromatid-kromatid yang terikat dalam sentromer,
tidak menjadi kromatin. Pada beberapa organisme, fase ini tidak tampak terjadi.

41
Sel anakan yang dihasilkan dalam proses meiosis I mengandung jumlah kromatid yang sama
dengan induknya. Tapi tetap disebut haploid karena kromosom-kromosom tersebut adalah
homolog.

Fase Meiosis II

Merupakan bagian kedua dalam proses meiosis. Tahap ini dimulai dengan dua sel anakan
yang dihasilkan dari proses meiosis I. Adapun tahap-tahap yang terjadi sebagai berikut:

1. Prophase II

Kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromtid-kromatid dan sailng berpasangan, tapi


belum terikat oleh benang-benang spindle. Jika sebelumnya terjadi masa interkinesis,
membran inti akan mulai melebur kembali.

Tahap-tahap yang terjadi pada prophase II:

a. Kromosom masih berpasangan dengan sentromer


b. Kromosom tidak menggandakan diri.
c. Membrane nucleus melebur kembali.
d. Sentriol (pada sel hewan) membelah diri, memisah ke kutub-kutub yang berlawan.
e. Benang-benang spindle mulai terbentuk.

2. Metaphase II

42
Spindle mulai menarik kromosom ke bagian kutub. Tidak seperti metaphase I, kinetokor
dari masing-masing sentromer saling berikatan dengan spindle yang berasal dari kutub yang
berlawanan.

Tahap-tahap yang terjadi pada metaphase II:

a. Kromatid terletak di bagian ekuator, bergantung pada spindle


melalui sentromer.
b. Sentromer membelah sehingga kromosom menjadi dua.
c. Benang-benang spindle tampak semakin jelas
d. Benang-benang spindle mulai mengikat kromosom di sentromer.

3. Anaphase II

Selama anaphase II kromatid-kromatid pada masing-masing kromosom membelah


menjadi dua dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Ketika kromosom tertarik oleh spindle,
kita dapat melihat bentuk V dari kromosom yang mana lengan dari kromosom tersebut
berada di belakang. Kutub-kutub akan semakin menjauh sehingga sel menjadi bertambah
panjang.

Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase II:

a. Kromatid yang telah terbagi menjadi dua dibawa ke


masing-masing kutub sel.
b. Hal itu terjadi karena adanya benang-benang spindle yang
menarik masing masing bagian kromosom ke bagian masing-
masing kutub.
c. Sehingga masing-masing kutub mendapatkan bagian yang
sama dengan kromosom induk.

43
4. Telophase II

Selama telophase II, kromosom mencapai kutub yang berlawanan. Terjadi sitokinesis,
sehingga dua sel hasil dari meriosis I akan menjadi empat sel. Membran nukleus pun mulai
terbentuk. Sekarang proses meiosis telah selesai.

Tahap-tahap yang terjadi pada telophase II:

a. Benang-benang kromosom sudah berada di daerah


kutub masing masing.
b. Kromosom mulai menipis, kemudian berubah
menjadi benang-benang kromatin yang tipis.
c. Membran nucleus mulai terbentuk.
d. Nukleolus mulai muncul kembali.
e. Pada bidang ekuator terjadi penebalan plasma.
Gambar Telophase II
f. Sel terbentuk menjadi empat sel anakan yang haploid(n).

BAB III

44
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sel merupakan unit terkecil dari Mahluk hidup. Didalam sel terdapat ptotoplasma yg
tersusun atas karbohidrat, lemak , protein, dan asam nukleat. Berdasarkan tipe sel, sel
dibedakan menjadi sel prokariotik, dan eukariotik Secara structural sel merupakan
penyusun mahluk hidup. Bagian dari sel meliputi membran sel, sitoplasma, dan organel.
2. Pada Sel terdapat Organel, yg merupakan bagian isi di dalam sitoplasma, yaitu Inti sel,
mitokondria, ribosom, lisosom, plastida, retikulum endoplasma (RE), badan golgi, dan lain
lain.
3. Pada sel terdapat selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan
sebuah sel yang sekaligus memelihara perubahan-perubahan pokok antara isi sel dengan
lingkungannya yang disebut dengan membran sel atau membran plasma yang berfungsi
sebagai filter yang memiliki kemampuan memilih bahan-bahan yang melintasi dengan
tepat memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Dengan kata lain,bahan-
bahan yang diperlukan oleh sel dapat masuk, sedangkan bahan-bahan yang merupakan
limbah dapat melintas keluar sel.
4. Transport lintas membran terbagi menjadi dua yaitu Transport Pasif dan Transport Aktif.
Pada transpor pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di
antara kedua sisi membran dan tidak memerlukan energi metabolik, sedangkan Transport
Aktif merupakan kebalikan dari transport pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transport ini melawan gradien konsentrasi. Transport aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein.
5. Sel merupakan unit kehidupan terkecil, oleh karena sel dapat menjalankan aktivitas hidup
yaitu Metabolisme. Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Pada metabolisme terjadi dua proses yaitu
anabolisme (asimilasi/sintesis) dan katabolisme (dissimilasi).
6. Reproduksi atau pembelahan sel amitosis merupakan proses pembelahan dari sel 1 menjadi
2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel.

45
B. Saran

Bagi para Pembaca yan ingin lebih tahu tentang sel sebaiknya membaca buku biology
seperti buku Campbell dan lain lain.

46
Daftar Pustaka

Barent,J.2014.Biologi Sel.Jakarta : Erlangga.

Chrystian,K. 2010. “Struktur dan Fungsi Sel” 02 Januari


2010. http://www.chrystiank.wordpress.com/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html?
Diakses17 September 2016, 17:15

Ginola,Axel. 2010. “Metabolisme Sel”.


http://www.axelginola.documents.com/210/28/metabolisme-sel.html?, diakses 17 September
2016,18 :09

Sentra Edukasi. 2011. Sejarah penemuan sel.


http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/sejarah-penemuan-sel.html, diakses 17 September
2016

Nawangsari Sugiri.2008.Biology.Jakarta: Geora Aksara Pratama.

Wijana, Nyoman.2015.Biologi Dasar.Yogyakarta: Innosain.

47

Anda mungkin juga menyukai