Anda di halaman 1dari 16

Nama : Marena Eva

NIM : 2117051487
Kelas : A17
Prodi : Pendidikan Biologi

Ringkasan Sel Hewan Dan Jaringan Hewan

 Sel Hewan
A. Pengertian Sel
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme.
Ciri-ciri Sel Hewan
 Tidak memiliki dinsing sel hewan
 Tidak memiliki plastida
 Memiliki lisosom
 Memiliki senssosom
 Tumbuhan zat berupa lemak dan glikogem
 Bintik tidak tetap
 Pada hewan tertentu memiliki vakuola,ukuran kecil sedikit.

B. Struktur Sel
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur
berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan
posisi DNA di dalam sel. Sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran
selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari
karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut
sebagai dinding sel.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan
genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada
umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering
kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada
keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.
sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus.
Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel.
Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya
terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar
tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran,
namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nucleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu
(1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum
endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan
golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom,
tempat perombakan asam lemak dan asam amino.

1. Struktuk Sel
a. Membran
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma)
adalah membran semi permeabel pada sebuah sel yang mengelilingi dan membungkus
isi sitoplasma dan nukleop lasma. Membran sel memisahkan sel dari cairan interstitial
(komponen utama dari cairan ekstraseluler) di sekitarnya. Pembentukan membran sel
dilakukan dengan bahan dasar berupa lipoprotein yang dibentuk oleh lemak dan protein.
Membran ini terdiri atas lipida dwilapis, termasuk kolesterol (komponen lipid) yang
berada di antara fosfolipid untuk mempertahankan fluiditasnya pada berbagai suhu.
Fungsi membran sel, yaitu untuk memberikan bentuk sel, melindungi isi sel, serta
memungkinkan suatu zat masuk dan keluar sel.
b. Nukleus
Nukleus atau inti sel adalah satu bagian sel di antara beberapa bagian penyusun seluruh
bangunan sel. Nukleus atau Inti sel merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai pusat
perintah atau pengendali aktivitas sel karena adanya benang-benang kromosom di
dalamnukleus. Pada umumnya, sel-sel memiliki satu nukleus inti. Namun, sesuai dengan
fungsinya,ada juga sel yang memiliki dua atau lebih inti. Nukleus adalah bagian sel yang
ukurannya lebih besar dibandingkan dengan organel sel pada umumnya, yaitu berukuran
antara 10 - 20nm. Letak nukleus kadang di tengah atau di bagian tepi, berbentuk bulat atau
lonjongmenyerupai cakram. Nukleus dibatasi olehmembran inti (selaput inti) yang
mengontrolsesuatu yang bisa masuk dan keluar nukleus. Nukleus diperlukan untuk
mengontrol reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, pembelahan sel. Nukleus juga bertugas untuk
membawa perintahsintesis di inti DNA karena didalamnya mengandung sandi DNA (DNA
code) untukmenentukan urutan asam amino protein.

 Bagian-Bagian Nukleus
Dari gambar nukleus sel di atas, bisa kita lihat bahwa di dalam nukleus terdapat bagian- bagian
penyusun yang penjelasannya seperti berikut ini:-
 Nukleolus (anak inti) yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA
(asamribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.-
 Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun atas protein. Butiran
kromatinterdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel membelah. Pada saat
membelah, butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut
kromosom.Kromosom mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang berfungsi
menyampaikaninformasi genetik melalui sintesis protein.

 Fungsi Nukleus
Seperti yang kami uraikan di atas, nukleus memegang fungsi yang sangat penting dalam
sel.Mengenai fungsi nukleus sel, dapat kita rangkum menjadi:-
 Nukleus berfungsi sebagai pengendali seluruh kegiatan sel-
 Nukleus berfungsi untuk mengatur pembelahan sel-
 Nukleus berfungsi sebagai pembawa informasi genetik (DNA) yang akan
mewariskansifat-sifatnya melalui pembelahan sel.
c. Ribosom
Ribosom adalah organel ukuran kecil dan padat yang terdapat dalam sel dan berperan
sebagai tempat sintesis protein. Ribosom terdapat dalam sitoplasma dan melekat pada membran
RE ketika berlangsungnya proses sintesis protein. Jika proses sintesis protein tidak berlangsung
ribosom akan berbentuk sub unit kecil dan sub unit besar. Ribosom berfungsi untuk membentuk
protein dari asam amino. Pembentukan protein di ribosom ini akan berhubungan langsung
dengan DNA di dalam sel. Proses tersebut disebut dengan translasi DNA.Ribosom memiliki
diameter sekitar 20 nm dan terdiri atas 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom. Sel dengan
laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia.

d. Sistem endomembrane
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen
membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil.
e. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari
jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung.
Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya
ditempeli banyak ribosom. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berperan dalam pembentukan lemak dan
karbohidrat, sedangkan retikulum endoplasma kasar menjadi tempat menempelnya ribosom
yang berperan dalam pembentukan protein.
f. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas
setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai
delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan
sisterna. Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi
yang menjauhi nukleus disebut sisi trans.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar
sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula
yang ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran
plasma di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan
membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila
membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke
badan Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.
g. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Organel ini dibentuk sebagai vesikel
yang melepaskan diri dari badan Golgi. Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke
dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam
proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar.
Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk
menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis
ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan
tubuh.
h. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan.
Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola
berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena
organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan
kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Berikut adalah fungsi Vakuola:
 Memasukkan air melalui tonoplas yang bersifat diferensial permiabel untuk
membangunturgor sel.
 Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
 Mampu memfasilitasi proses sirkulasi zat dalam sel.
 Vakuola ada yang berisi pigmen pada daun, bunga, dan buah dalam bentuk larutan,
sepertiantosian, termasuk antosianin yang berwarna merah, biru, dan lembayung, juga
warnagading dan kuning. Antosian dapat memberi warna pada bunga, buah, pucuk, dan
daun.Hal ini, berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa
bagi penyerbukan atau persebaran biji.
 Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan bau
khasseperti minyak kayu putih).
 Vakuola tumbuhan, kadang-kadang mengandung enzim hidrolitik yang dapat
bertindaksebagai lisosom waktu hidup. Setelah sel mati, tonoplas kehilangan sifat
diferensial permiabelnya sehingga enzim-enzimnya lolos keluar menyebabkan
autolisis(penghancuran diri).
 Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel).
 Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat
digunakanoleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa, gilikogen, dan garam mineral.
 Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah
karet,alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
 Sebagai kelengkapan sel untuk memelihara tekanan osmotik sel.
i. Mitokondria
Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus,
vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang
(bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya. Organel ini memiliki dua macam
membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran.
Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena memiliki lipatan-
lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi
yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.

2. FUNGSI SEL
1. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.
Salah satu proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi di
dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria
eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik
ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.

2. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi
untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya
hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang
menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal
protein, atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan
memicu transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang
disebut pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah
pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di
dalam sel. Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang
pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
3. Regulasi siklus sel
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel,
siklus ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu:
1. Pertumbuhan sel.
2. Replikasi DNA.
4. Pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan.
5. Pembelahan sel.
Siklus sel pada sel eukariotik merupakan suatu tahapan kompleks meliputi penggandaan
materi genetik, pengaturan waktu pembelahan sel, dan interaksi antara protein dan enzim. Siklus
sel pada sel eukariotik dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: G1 (Gap 1), S (Sintesis), G2 (Gap 2),
dan M (Mitosis). Tahap G1 merupakan selang antara tahapan M dengan S. Pada tahap ini sel
terus tumbuh dan melakukan persiapan untuk sintesis DNA. Sel akan melakukan sintesis DNA
dan terjadi proses replikasi kromosom pada saat berada di tahap S. Pada tahap G2, sel yang telah
mereplikasi kromosom akan menduplikasi keseluruhan komponen seluler lainnya. Selain itu
terjadi pula sintesis mRNA dan beberapa protein tertentu.
Secara umum tahap G0, G1, S, dan G2 disebut juga sebagai tahap interfase. Sedangkan
pembelahan sel atau sering disebut dengan tahap mitosis, terdiri dari empat subtahapan, yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada kondisi tertentu, sel-sel yang tidak membelah,
karena tidak berdiferensiasi, meninggalkan tahap G1 dan pindah ke dalam tahap G0. Sel-sel yang
berada dalam tahap G0 sering disebut sedang beristirahat/ diam (quiescent).

Pada proses perkembangan sel dikenal beberapa tipe siklus sel yaitu:
1. Siklus sel embrionik.
2. Siklus sel somatic.
3. Siklus endoreduplikasi.
4. Siklus sel miosis.
Masing-masing tipe siklus sel mempunyai komponen protein dan enzim yang berbeda dalam
regulasi siklus sel.

 Jaringan Hewan
Jaringan hewan terbagi menjadi 4 macam, yaitu

1. Jaringan Epithel (epithelium)


Jaringan epitel adalah jaringan yang membatasi dua lingkungan berbeda dalam tubuh
hewan, dan melekat pada jaringan ikat.

• Jaringan epitel berdasarkan letaknya:


1. Epidermis, berbatasan dengan lingkungan luar.
2. Endotelium, membatasi organ dalam.
3. Mesotelium, membatasi rongga.

• Ciri-ciri khusus jaringan epitel:


1. Sel-selnya tersusun rapat.
2. Tidak mengandung pembuluh darah namun mengandung saraf.
3. Kemampuan regenerasi tinggi.
Fungsi umum jaringan epitel antara lain adalah untuk proteksi, absorpsi, sekresi, reseptor
dan pertukaran zat. Berdasarkan bentuk, jaringan epitel terdiri dari
a. Epithel pipih (squamous epithelium)
Selapis, Sangat tipis, permeabel dan transpor zat dilakukan dengan difusi dan
osmosis. Contoh: epitel alveolus dan kapiler. Berlapis, Berfungsi sebagai perlindungan
dari luar tubuh dan mudah melakukan regenerasi. Contoh: epitel kulit, mulut dan vagina.
b. Epithel kubus (cuboid epithelium)
Selapis, berperan utama dalam absorpsi dan sekresi. Contoh: epitel saluran
kelenjar ludah dan tubulus ginjal. Berlapis, merupakan epitel penyusun kelenjar, berperan
utama dalam absorpsi dan sekresi, dan melindungi dari gesekan. Contoh: epitel ovarium,
testis, saluran kelenjar keringat dan kulit.
c. Epithel silindris (Columnal epithelium)
Selapis, Berperan utama dalam absorpsi dan sekresi, dan diselingi oleh suatu sel
goblet yang menghasilkan lendir.Pada lambung, sel goblet disebut sel parietal, dan
menghasilkan HCI untuk mencerna makanan.Contoh: epitel lambung, usus halus, dan
bagian saluran pencernaan lainnya.
Berlapis, Jarang ditemukan, berperan utama dalam sekresi dan pelindung. Contoh:
epitel laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Berlapis semu bersilia, Memiliki sel epitel
silindris yang tersusun seperti dua lapis, namun terjadi karena hanya perbedaan tinggi sel,
sehingga bagian apikal yang terlihat adalah hanya sel yang tinggi. Contoh: epitel saluran
pernapasan atas.
d. Epitel transisional, Bentuknya dapat berubah-ubah dengan cara mengembang dan
mengempis, dan bersifat impermeabel. Contoh: epitel pada kandung kemih, ureter, uretra,
dan tubulus ginjal.
e. Epitel kelenjar, Terletak pada kelenjar endokrin dan eksokrin. Bentuk epitel kelenjar
terdiri dari tubular (tabung) dan alveolar (membulat).

2. Jaringan Ikat (connective)

Jaringan ikat/konektif/penyokong adalah jaringan yang berfungsi mengikat jaringan-


jaringan lain menjadi satu, dan berasal dari perkembangan mesenkim dari mesoderm.
Makrofag, bertugas memakan kuman/zat asing yang masuk ke dalam jaringan, dan
terdapat dekat pembuluh darah.
Fibroblas, protein berbentuk serat yang berfungsi sebagai bakal/bahan pembentuk matriks
jaringan ikat.
Sel tiang ( mast cell ), berfungsi sebagai penghasil heparin untuk pembekuan darah dan
histamin sebagai peningkat permeabilitas kapiler darah.
Sel lemak ( adipose cell ), adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.
e.Sel darah merah
f.Sel darah putih
g. Melanosit, berfungsi untuk menghasilkan zat melanin (pigmen) pada kulit

Klasifikasi jaringan ikat antara lain:


1. Jaringan ikat longgar, Adalah jaringan yang seratnya lebih longgar, komposisi bahan
dasar matriksnya lebih banyak, sel penyusunnya lebih sedikit.
Fungsi jaringan ikat longgar:
a. Memberi bentuk organ dalam.
b. Menyelubungi serat otot.
c. Merekatkan jaringan di bawah kulit.
d. Membentuk membran mesentrium pada rongga perut yang mengatur posisi organ
dalam
2. Jaringan ikat padat, adalah jaringan yang seratnya lebih banyak dan rapat daripada bahan
dasar dan sel penyusunnya. Contohnya adalah jaringan pada dermis kulit dan
pembungkus tulang (tidak teratur), dan tendon dan ligamen (teratur)
3. Jaringan lemak (adiposa), adalah jaringan yang terspesialisasi untuk menyimpan sel
lemak. Ciri-ciri sel lemak adalah oval, transparan, tipis, dan elastis.
Fungsi jaringan lemak:
a. Melindungi organ-organ dari benturan
b. Persediaan cadangan makanan
c. Alat pengatur suhu Jaringan lemak terdapat di sekitar organorgan dalam dan bagian
bawah kulit. Secara khusus, pada laki-laki jaringan lemak terletak di dada, dan
perempuan terletak di perut.
4. Jaringan tulang rawan (kartilago), merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat
dengan matriks yang elastis. Sel-sel penyusun jaringan kartilago berasal dari kondroblas
yang menghasilkan kondrosit. Kondrosit mensekresikan matriks yang disebut kondrin.
Sel kondrosit terletak dalam ruang yang disebut lakuna.
5. Jaringan tulang sejati, Sel-sel penyusun jaringan tulang berasal dari osteoblas yang
menghasilkan osteosit. Osteosit mensekresikan matriks yang disebut osteon. Tulang juga
dapat terbentuk dari osifikasi/kalsifikasi kartilago.
6. Jaringan darah Merupakan jaringan ikat yang terspesialisasi sebagai tempat sel-sel darah
dengan matriks cair (plasma darah). Fungsi jaringan darah:
a. Membawa sari-sari makanan, oksigen, hormon, dan sisa metabolisme.
b. Mencegah infeksi dan memerangi kuman.
7. Jaringan limfa Merupakan jaringan yang terdiri dari selsel limfosit dan makrofag dan
serat-serat retikuler. Jaringan limfa terdapat pada organorgan limfa seperti timus, tonsil, dan
limpa.
3.Jaringan Otot (muscle)
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfungsi sebagai alat gerak
aktif tubuh. Jaringan otot terdiri dari serat-serat otot yang disebut miofibril. Otot
dapat bekerja secara aktif dengan cara kontraksi (memendek) dan relaksasi
(memanjang), dengan bantuan protein aktin (filamen halus), protein miosin
(filamen kasar), ATP dan Ca2+.

Klasifikasi jaringan otot:


1.Otot polos/visera
Berbentuk gelondong dengan inti di tengah, bekerja secara tidak sadar
(involunter) atau dipersarafi saraf autonom, dan tidak mudah lelah. Contoh:
jaringan pada usus, lambung, pembuluh darah, kantung kemih, rahim, dan organ
dalam dan rongga tubuh lain.
2.Otot lurik/rangka
Berbentuk silinder panjang dengan inti di tepi, tidak bercabang, bekerja
secara sadar (volunter) atau dipersarafi saraf pusat, dan cepat lelah. Daerah terang
(isotrop) atau pita I, dan daerah gelap (anisotrop) atau pita A pada otot lurik dapat
terlihat dengan jelas karena bentuknya teratur. Contoh: otot yang menempel pada
tulang (daging).
3.Otot jantung
Berbentuk silinder panjang dengan inti di tengah, bercabang, bekerja
secara tidak sadar (involunter) atau dipersarafi sistem saraf autonom, dan tidak
mudah lelah. Otot jantung membentuk cabang yang disebut sinstium dan sekat
yang disebut diskus interkalar. Contoh: otot pada jantung

4. Jaringan Saraf (nervous)


Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf/neuron yang terhubung ke sistem saraf pusat.
 Struktur sel saraf:
a. Dendrit, berfungsi menerima rangsang.
b. Badan sel ( processing cell ), berfungsi memproses rangsang.
c. Akson, berfungsi menghantarkan rangsang menuju sinapsis.
d. Sel Schwann, berupa lemak yang berfungsi menghasilkan myelin.
e. Selubung mielin, berfungsi melindungi akson dan memberi nutrisi.
f. Nodus Ranvier (celah), berfungsi mempercepat hantaran rangsangan.
g. Sinapsis, berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf

 Macam-macam jaringan saraf:


1. Saraf sensorik, saraf yang mengirimkan rangsang dari daerah reseptor/indra (penerima
rangsang) menuju sistem saraf pusat.
2. Saraf interneuron, saraf penghubung antar saraf (konektor) dan saraf sensorik dengan
saraf motorik (adjustor).
3. Saraf motorik, saraf yang mengirimkan rangsang dari sistem saraf pusat menuju
efektor/otot (penanggap rangsang).

 Berdasarkan bentuknya, sel saraf terbagi menjadi:


1. Saraf multipolar
2. Saraf bipolar
3. Saraf unipolar
Sel glia (neuroglia) adalah sel yang menunjang kebutuhan sel-sel saraf, seperti
kedudukan, nutrisi, oksigen, dan lainlain. Macam-macam sel glia:
1. Sel satelit (regulator zat kimia)
2. Sel Schwann (pelindung akson dan pembentuk selubung mielin)
3. Sel ependimal (melapisi sistem saraf pusat dan pengisi cairan serebrospinal)
4. Mikroglia (fagositosis)
5. Astrosit (penyokong sel saraf)
6. Oligodendrosit (penyokong sel saraf)

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono Slamet, Suhargono Hardisumarto. 1999. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara
Campbell. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Erlangga
Campbell Neil A. dan Reece Jane B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta: Erlangga,
222-226

Isnaeni. Wiwi, 2006, Fisiologi Hewan, Yogyakarta: Kanisius

Pratiwi. D. A, 2007, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga

Tenser. Amy, 2003, Bahan Ajar, Malang: Dirjen Dikti


Harry Murti, dkk.2007. Regulasi Siklus Sel: Kunci Sukses Somatic Cell Nuclear Transfer. cdk
vol. 34 no. 6/159 Nov - Des. Silbernagl,
Stefan. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi pertama. Stuttgat, Germany. Hal: 1-21.
Silbernagl,
Stefan. 2007. Atlas Berwarna dan Teks Patofisiologi. Edisi pertama. Stuttgat, Germany. Hal: 1-
19

Anda mungkin juga menyukai