Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa atas segala rahmat-
nya sehingga makalah tentang “Sistem Pengapian” dapat tersusun hingga
selesai. dengan tujuan memenuhi tugas prakarya dan kewirausahaan. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ......................................................................................3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………..3
Bab II Pembahasan .......................................................................................4
2.1 Sistem Pengapian Konvensional Baterai……………………………….4
2.2 Sistem Pengapian Transistor (elektronik)………………………………7
2.3 Sistem Pengapian kontak platina (CDI)……………………………….11
BAB III Penutup .....................................................................................15
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….15
3.2 Saran-saran…………………………………………………………….15
Daftar Pustaka…………………………………………………………16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
4. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi
pada tiap-tiap selinder sesuai dengan firing order (urutan pengapian).
5
f. Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation
coil ke tiap-tiap busi.
g. Distributor Cap
Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah
dibangkitkan di kumparan skunder dari rotor ke kabel tegangan tinggi
untuk masing- masing selinder sesuai dengan urutan pengapian.
5. Kabel tegangan tinggi
Berfungsi mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi
yang dihasilkan oleh ignition col ke busi busi melalui distributor tanpa
adanya kebocoran. Oleh sebap itu penghantar (core) dibungkus dengan
insulator karet yang tebal untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik
tegangan tinggi. Insulator karet tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus
(sheath).
6. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektrodanya. Arus listrik tegangan tinggi dari distributor
menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah
dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang
sebelumnya telah di kompresikan.
Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional Baterai
Ketika kunci kontak di “ON” ke posisi IG arus listrik dari baterai mengalir ke
koil (+). Di dalam koil listrik tersebut terinduksi diri pada inti besi pada dua
buah kumparan yaitu primer coil dan sekunder coil yang kemudian listrik
6
tersebut di ubah dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi. Kemudian di
alirkan lagi ke distributor lalu terus mengalir ke dalam rotor yang sedang
berputar. Pada saat yang bersamaan sebagian kecil arus listrik yang berasal
dari koil mengalir masuk ke dalam kondensor dan bertemu dengan arus listrik
dari rotor lalu listrik tersebut di distribusikan ke tiap-tiap busi sesuai dengan
firing order.
URUTAN PENGAPIAN (FIRING ORDER)
MESIN 3 SILINDER = 1 – 3 – 2
MESIN 4 SILINDER = 1 – 3 – 4 – 2
MESIN 6 SILINDER = 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4
MESIN 8 SILINDER TYPE V = LEFT = 1 – 3 – 5 – 7 RIGHT= 2 – 4– 6–8
Keuntungan Sistem Pengapian Konvensional Baterai
Torsi Pengapian Konvensional Baterai dipengaruhi oleh jarakyang tetap dan
gaya yang besarnya tidak selalu berbanding lurus dengan putaran.
Kekurangan Sistem Pengapian Konvensional Baterai
1.Platina mengalami keatusan dan korosi mengakibatkan buruknya arus yang
mengalir
2.Platina membatasi besar arus yang mengalir ke koil
3.Sudut dwell dari platina membatasi daya yang besar (membatasi waktu
untuk recharge koil)
4.Platina mulai mengambang dan membatasi rpm
B. SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR (ELOKTRONIK)
Sistem pengapian elektronik memanfaatkan transistor untuk memutus dan
mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional
pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan
menutup kontak pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan
arus primer koil dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor
yang difungsikan sebagai saklar (switching transistor).
7
Prinsip Kerja Sistem Pengapian Transistor
Mesin mati
Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada distributor akan berputar,
menghasilkan tegangan AC dalam pick up coil. Bila tegangan yang
dihasilkan adalah positif, tegangan ini ditambahkan dengan tegangan dari
battery, untuk menaikkan tegangan pada titik Q di atas tegangan kerja
transistor, dan transistor ON. Akibatnya arus primer ignition coil
mengalir ke transistor dari collector ke emitter.
8
Mesin hidup (tegangan negatif dihasilkan pada pick up coil)
9
4. Koil
untuk merubah arus listrik 12V yang diterima dari baterai menjadi tegangan
tinggi ( 10 KV atau lebih ) untuk mengahasilkan loncatan bunga api yang
kuat pada celah busi.Pada ignition coil , kumparan primer dan sekunder di
gulung pada inti besi. Kumparan – kumparan ini akan menaikkan tegangan
yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sanagt tinggi dengan cara
induksi elektomagnet.
5. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan kumparan pengisian
transistor. Saat kunci kontak posisi ON, titik kontak yang ada di kedua
terminalnya saling berhubungan, sehingga arus listrik dapat mengalir dari
satu terminal ke terminal lain
6. Penghasil pulsa (generator pulsa)
generator pulsa berfungsi untuk menghasilkan sinyal tegangan untuk
mengontrol kerja transistor. Kemudian sinyal tegangan yang sudah kuat
digunakan untuk memicu transistor sehingga dapat bekerja ON dan OFF
untuk mengalirkan dan memutus arus primer koil.
Keuntungan Sistem Pengapian Transistor
1.Tidak memerlukan perawatan (penyetelan/penggantian platina) sehingga
mengurangi biaya pemeliharaan.
2.Tidak ada kontak logam dengan logam, sehingga tidak terjadi keausan dan
penurunan tegangan sekunder.
3.Pengapian lebih cepat dan percikan api lebih besar
Kerugian Sistem Pengapian Transistor
1.Harga komponen yang relative lebih mahal jika dibandingkan dengan harga
komponen pada system pengapian konvensional.
2.Pengaturan saat pengapian masih secara konvensional yaitu masih menggunakan
sentrifugal advancer dan governor advancer.
10
C. SISTEM PENGAPIAN KONTAK PLATINA (CBE)
11
memutuskan arus kekumparan primer koil pengapian tanpa adanya
percikan api, yaitu sistem CDI. Pemutusan arus yang dilakukan CDI ini
adalah dengan cara menahan arus dalam kondensor saat SCR mati dan
mengalirkanya ke kumparan primer koil saat hidup.
4. Kondensor
Menurut sifatnya, kondensor dapat menahan muatan listrik menurut
kapasitas dan dalam waktu tertentu. Maka dari itu, kondensor dapat
digunakan sebagai peredam atau penghisap arus listrik ekstra yang timbul
akibat adanya tegangan induksi pada kumparan primer yang dapat
menimbulkan bunga api listrik pada platina. Kondensor biasanya terbuat
dari isolasi kertas perak. Dalam unit CDI kondensor berfungsi untuk
menahan arus sat SCR kemudian mengalirkanya ke kumparan primer koil
pengapian saat SCR hidup.Pada sistem CDI tidak akan terjadi loncatan
bunga api seperti pada penggunaan platina. Sehingga kerja yang
dilakukan lebih efektif.
5. Koil Pengapian
Arus listrik yang datang dari generator ataupun baterai akan masuk
kedalam koil. Dengan tegangan sekitar 12 volt dan oleh koil tegangan ini
akan dinaikkan sampai sekitar 10.000 volt. Pada gulungan primer
mempunyai kawat yang dililitkan dengan diameter 0,6 sampai 0,9 mm
dengan jumlah lilitan sebanyak 200 lilitan. Sedang kumparan sekunder
mempunyai lilitan kawat dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan
lilitan sebanyak 20.000 lilitan. Karena perbedaan jumlah lilitan pada
kumparan primer dan sekunder maka kumparan sekunder akan timbul
tegangan kira" 10.000 volt. Arus tegangan tinggi timbul akibat
terputusnya aliran arus pada kumparan primer yang mengakibatkan
tegangan induksi pada kumparan sekunder. Hilangnya medan magnet
terjadi saat terputusnya arus listrik pada kumparan primer, maka
dibutuhkan suatu pemutus arus.
6. Busi
Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkan bunga api didalam
ruang bakar. Bunga api yang diloncatkan dengan perbedaan tegangan
12
10.000 volt diantara kedua kutub elektroda busi. Busi mengalami tekanan
temperatur tinggi dan getaran sangat keras maka kontruksi busi dibuat
dari bahan yang mengatasi hal tersebut. Jenis busi umumnya dirancang
menurut keadaan panas dan temperatur dalam ruang bakar. Busi dibagi
menjadi tiga, yaitu busi dingin, busi sedang (medium type) dan busi
panas. Busi dingin adalah busi yang menyerap dan melepaskan panas
dengan cepat sekali. Biasanya digunakan untuk mesin yang temperatur
ruang bakarnya tinggi. Busi panas adalah busi yang menyerap serta
melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini dipakai untuk mesin yang
temperatur ruang bakarnya rendah.
7. Kunci Kontak
Kunci kontak merupakan sakelar utama yang menghubungkan baterai
dengan seluruh sistem yang ada (termasuk sistem pengapian) berfungsi
untuk menghubungkan kumparan pengisian unit CDI. Saat kunci kontak
posisi ON, titik kontak yang ada di kedua terminalnya saling
berhubungan, sehingga arus listrik dapat mengalir dari satu terminal ke
terminal lain Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) atau
sistem pengapian pengosongan kapasitif yang merupakan penyempurnaan
dari sistem pengapian magnet konvensional dengan kontak platina.
8. Timing Sirkuit
Fungsi dari timing sirkuit untuk mengatur waktu pengapian dan sebagai
sinyal pengapian bagi SCR yang dihasilkan magnet merupakan arus
bolak balik dan diubah menjadi arus searah oleh dioda.
Prinsip Kerja Sistem Pengapian kontak platina (CDI)
Cara kerja rangkaian unit CDI yaitu saat ada arus yang mengalir dari
baterai, maka arus akan melewati kumparan penguat dan stanby di kaki
kolektor transistor (Tr). Transistor hidup karena adanya arus yang
dibangkitkan oleh koil pulsa, transistor akan mengalir kemassa. Maka
menyebabkan terjadinya kemagnetan pada inti besi kumparan penguat.
sehingga timbul induksi pada kedua kumparan tersebut. Tegangan induksi
pada kumparan sekunder mengisi kapasitor sete lah disearahkan oleh dioda.
Putaran poros engkol kedua koil pulsa kembali mendapatkan arus yang akan
13
menghidupkan SCR. Karena SCR aktif maka arus yang ada dalam kapasitor
akan dikeluarkan ke kumparan primer koil pengapian.
Keuntungan Pengapian Dengan sistem CDI
1. Karena tidak ada kontak, maka tidak ada yang akan aus untuk sistem
pengapian ini (timeless, wearless, )
2.Karena bukan menggunakan sistem kontak maka tidak akan terpengaruh
pada kotoran, embun pagi, dan juga getaran.(pagi-pagi lebih mudah untuk
starter)
3.Dapat menggunakan koil racing dengan nilai hambatan yang rendah yang
tidak dapat digunakan pada sistem pengapian platina. jika koil racing
digunakan pada platina maka dengan cepat akan menghanguskan platina
4.Tidak ada lagi setel menyetel platina atau adjustment karena tanpa kontak
sehingga jika settingan awal sudah ok maka sistem cdi akan bertahan
dalam waktu yang cukup lama. sehingga tidak ada lagi tune up rutin
selain penggantian busi.
Kerkurangan Sistem Pengapian CDI
1. Harga agak mahal
2. Belum banyak montir yang belum mengerti dengan system
pengapian ini
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan materi dapat disimpulkan sebagai berikut:
System pengapian yaitu suatu system yang berfungsi membakar campuran
bahan bakar dan udara saat piston pada akhir langkah kompresi.
Pada dasarnya system pengapian dibagi menjadi Sistem Pengapian
Konvensional Baterai, Transistor (elektronik), dan kontak platina (CDI).
Setelah menyusun laporan maka saya mencoba untuk menggambil kesimpulan
sebagai berikut :
Dengan menyusun laporan maka penulis secara jelas dan nyata mengenai
teori – teori yang telah disampaikan disekolah.
Dapat pengalaman–pengalaman tentang cara merawat dan memperbaiki
kelengkapan – kelengkapan komponen.
Membina siswa agar menjadi tenaga kerja yang terampil, kreatif, ulet dalam
melaksanakan tugas.
Memantapkan rasa percaya diri dari siswa dan menumbuhkembangkan jiwa
kemandirian
B. Saran-saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk memriksa dan merawan
komponen mobil ataupun motor secara berkala.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.viarohidinthea.com/2014/12/sistem-pengapian-elektronik-
transistor.html
https://qtussama.wordpress.com/materi-kelas-xi-kendaraan-ringan/sistem-
pengapian/
http://otomotifdasar.blogspot.co.id/2012/10/sistem-pengisian-2_31.html
www.guruotomotif.com
www.otomotif-sae576.blogspot.co.id
www.gitopejatenmas.blogspot.co.id/2010/09/berikut-adalah-artikel-tentang-
sistem.html?m=1
www.arigunawan03.blogspot.co.id/2016/11/perbandingan-daya-mesin-
antara-sistem.html?m=1
16