Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DAN SISTEM PENGAPIAN

ELEKTRONIK
I Gusti Putu Agung Mayun Wahyudiarta/1815213075
D3 Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangatlah pesat. Maka dari itu, sebagai
masyarakat kita dituntut untuk terus beradaptasi dengan perubahan-perubahan baru yang
bertujuan mempermudah aktivitas manusia.
Pesatnya perubahan ini juga terjadi di bidang otomotif. Otomotif merupakan salah satu
cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang merancang, membuat dan
mengembangkan alat transportasi darat seperti mobil, motor, truk, bis dan lain-lain. Berbagai
aspek di bidang otomotif tentu saja mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Tak
terkecuali sistem pengapian
Sistem pengapian merupakan salah satu sistem yang sangat penting dalam sebuah
kendaraan. Sampai saat ini sistem pengapian ada dua jenis yaitu konvensional dan elektronik
Maka dari itu seorang mekanik haruslah memahami kedua jenis sistem pengapian ini
sehingga mengetahui mana yang lebih baik diantara kedua sistem tersebut dan kerusakan apa
saja yang sering terjadi pada kedua sistem ini.
B. TUJUAN
1. Mengetahui mana yang lebih baik antara kedua jenis sistem pengapian
2. Mengetahui kerusakan yang sering terjadi pada kedua jenis sistem pengapian
BAB II LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN SISTEM PENGAPIAN
Sistem pengapian adalah rangkaian mekatronika yang digunakan untuk menyalurkan
energi listrik bertegangan tinggi, dengan input bertegangan rendah ke busi untuk dikonversi
menjadi percikan api. percikan api yang kuat dan tepat berfungsi untuk membakar campuran
udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.
B. PERBEDAAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DAN ELEKTRONIK
Sistem pengapian konvensional sendiri komponenya terdiri dari baterai-kunci kontak-
fuse-koil-distributor dan busi.dalam pengapian konvensional masih menggunakan pemutus
kontak berupa platina. Untuk mengatur timing (waktu) pengapiannya, sistem konvensional
melakukannya dengan cara memutar distributor. Sistem konvensional memanfaatkan gaya
sentrifugal dan kevakuman untuk memajukan posisi pengapian atau timing secara otomatis
Sedangkan pengapian elektronik sendiri menggunakan transistor sebagai pengganti
pemutus kontak atau platina sehingga tidak memerlukan penyetalan celah kontak
platina.terdiri dari beberapa macam pengapian elektronik antara lain TCI-K,TCI-I,TCI-H.
TCI-K( Transistorized control ignition-kontak),TCI-I,( Transistorized control ignition-
induktif),TCI-H ( Transistorized control ignition-hall),merupakan pengapian elektronik
menggunakan transistor berupa sinyal induktif dan hall. Pada sistem pengapian elektronik,
timing pengapian sudah terprogram dalam ECU (Electronic Control Unit) sehingga sudah
tidak lagi disetel pada distributor. Sistem pengapian elektronik menggunakan sensor
elektronik dalam memajukan timing pengapian secara otomatis.
BAB III PEMBAHASAN
A. SISTEM YANG LEBIH BAIK ANTARA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DAN
ELEKTRONIK
Menurut penulis, sistem pengapian elektronik jelas lebih baik dari sistem pengapian
konvensional. Berikut ini adalah beberapa keunggulan sistem pengapian elektronik
dibandingkan sistem pengapian konvensional:
1. Pemeliharaan lebih mudah dan murah
Alasan paling utama adalah sistem pengapian elektronik memerlukan perawatan
yang lebih mudah daripada sistem pengapian konvensional yang masih memerlukan
penyetelan celah platina. Sehingga mengurangi biaya perawatan.
2. Sistem pengapian lebih stabil
Pada sistem pengapian elektronik tegangan yang dihasilkan lebih stabil
dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional. Pada sistem pengapian elektronik
tidak terjadi atau timbul loncatan bunga api saat pemutusan arus primer koil berbeda
dengan sistem pengapian konvensional yang masih timbul loncatan bunga api pada
platina saat arus primer diputus (platina mulai membuka).Karena tidak timbulnya
loncatan bunga api saat pemutusan arus primer, maka tegangan induksi yang dihasilkan
akan lebih stabil.

3. Tegangan yang dihasilkan lebih besar

Pada sistem pengapian elektronik dilengkapi dengan komponen penguat


tegangan yang berfungsi untuk menguatkan tegangan atau memperbesar tegangan
baterai dari tegangan 12 volt menjadi tegangan 100 sampai 400 volt yang selanjutnya
dialirkan ke kumparan primer koil pengapian sehingga induksi listrik yang dihasilkan
pada koil pengapian akan lebih besar (30.000-50.000 volt).
Berbeda dengan pengapian konvensional dengan platina, pada sistem pengapian
konvensional tidak dilengkapi dengan penguat tegangan dan tegangan yang masuk ke
kumparan primer koil sebesar 12 volt (sama dengan tegangan baterai).

4. Tahan terhadap guncangan dan air

Hal ini dikarenakan unit sistem pengapian elektronik terletak di dalam kotak
plastik yang dicetak permanen sehingga akan tahan terhadap guncangan dan tahan
terhadap air.

5. Mudah distarter
Pada kendaraan yang menggunakan sistem pengapian elektronik menghidupkan
kendaraan akan lebih mudah dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional
karena pada sistem pengapian elektronik untuk menghasilkan percikan bunga api tidak
tergantung dari kondisi platina.
Berbeda dengan sistem pengapian konvensional yang tergantung pada kondisi
platina. perawatan platina harus sering dilakukan jika tidak dilakukan maka akan
mengakibatkan bunga api yang dihasilkan oleh busi menjadi kecil sehingga mesin akan
susah untuk dinyalakan.
B. KERUSAKAN YANG SERING TERJADI PADA SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL DAN ELEKTRONIK
Berikut ini adalah beberapa kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian
konvensional dan elektronik:
1. Kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian konvensional:

a. Mesin tidak mau hidup atau sulit hidup


Kerusakan ini biasanya terjadi akibat busi mati atau penumpukan kerak yang
berlebih pada busi. Selain itu bisa juga disebabkan oleh kabel tegangan tinggi bocor
dan urutan pengapian tidak benar.
b. Terjadi ledakan di knalpot
Biasanya disebabkan oleh busi atau platina yang kotor. Bisa juga disebabkan
karena timing pengapian terlalu mundur.
c. Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas
Terjadi akibat kerja vacum advancer kurang sempurna.
d. Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan
Terjadi akibat kerja centrifugal advancer kurang sempurna
e. Busi cepat kotor
Terjadi akibat pemakaian busi tidak tepat, platina kotor atau timing pengapian
tidak tepat.
f. Elektroda busi meleleh
Terjadi akibat pemakaian tingkat busi yang terlalu panas.
2. Kerusakan yang sering terjadi pada sistem pengapian elektronik
a. Mesin sulit hidup
Biasanya disebabkan oleh koil yang rusak karena tegangan rendah dari aki
tidak bisa di gandakan.
b. Percikan busi yang hilang dan mesin terasa tersendat ketika menginjak putaran tinggi.
Bisa disebabkan oleh CDI (Capacitor Discharge Ignition) sudak tidak layak
pakai.
c. Pengapian bermasalah ketika distarter.
Bisa terjadi akibat spul pengapian terbakar atau putus.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, sistem pengapian
elektronik lebih baik daripada sistem pengapian konvensional. Hal ini disebabkan karena
sistem pengapian elektronik memiiki beberapa keunggulan yang memang sangat diperlukan
untuk menunjang kenyamanan dan keamanan berkendara. Serta perawatannya yang lebih
mudah daripada sistem pengapian konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
http://kabarmotorterbaru.blogspot.com/2014/12/pengapian-konvensional-dan-elektronik.html
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/16153/Perbedaan-sistem-pengapian-
konvensional-dan-elektronik
http://rusyiam.blogspot.com/2012/02/jenis-jenis-gangguanpermasalahan-pada.html
https://www.semisena.com/ciri-ciri-penyebab-mengecek-cara-merawat-pengapian-motor-yang-
rusak.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/12/kelebihan-sistem-pengapian-cdi.html

Anda mungkin juga menyukai