Anda di halaman 1dari 11

SISTEM AIRBAG PADA

MOBIL

Makalah yang Ditulis untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa


Indonesia pada Semester Ganjil 2018

Disusun Oleh :
Aries Shubhi Utama
NRP: 0121803013

Program Studi Teknik Mesin D3 Otomotif


Institut Teknologi Indonesia
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang
bertajuk “Sistem AIRBAG Pada Mobil” dengan lancar. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang di tugaskan
oleh Bapak Abdul Gaffar Ruskhan.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Serpong, 12 Desember 2018


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.0 latar belakang……………………………………………….4
1.1 rumusan masalah……………………………………………4
1.2 tujuan......................................................................................4
1.3 batasan masalah……………………………………………..4
1.4 sistematika penulisan..………………………………………4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 pengertian Airbag..................................................................6
2.2 fungsi Airbag……………………...………………………..7
2.3 syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah Airbag....................7
2.4 komponen komponen Airbag................................................7
2.5 cara kerja Airbag...................................................................7
2.6 mekanisme penggerak............................................................9
BAB III PEMBAHASAN
4.1 gangguan penyebab dan solusi……………………………..9
BAB IV KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam peulisan makalah kali ini penulis tertarik terhadap SISTEM AIRBAG
pada Sebuah Mobil dengan maksud dan tujuan agar penulis dapat mengkaji
tentang SISTEM AIRBAG.
.
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat meliputi :
1. Apa yang dimaksud dengan AIRBAG?
2. Sebutkan komponen-komponen AIRBAG?
3. Apa fungsi AIRBAG?
4. Sebutkan langkah kerja AIRBAG?

1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai tugas individu dari bapak
Abdul Ghafar Ruskhan, pembuatan makalah ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk lebih mengetahui dan benar-benar mengetahui tentang sistem
AIRBAG dan fungsinya..
2. Mengetahui jenis sistem AIRBAG.
3. Menganalisa cara kerja AIRBAG.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penulisan makalah kali ini penulis hanya membatasi masalah hanya
meliputi hasil pengamatan penulis tentang SISTEM AIRBAG

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika pembahasa yang akan dibahas dalam makalah ini terbagi dalam
bab-bab yang akan dibahas sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan Sistematika Penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI, pada bab ini berisi tentang seputar materi
KOPLING .
3. BAB III PEMBAHASAN, pada bab ini berisi tentan penyebab
kerusakan dan solusinya serta analisa sistem kopling manual.
4. BAB IV KESIMPILAN, pada bab ini berisi tentang kesimpulan
pembuatan makalah.
.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertaian Airbag


Airbag adalah fitur keselamatan pasif yang dirancang untuk
mengurangi atau mencegah cedera di antara pengemudi dan
penumpang jika terjadi kecelakaan. Airbag memberikan perlindungan
tambahan untuk sabuk pengaman. Misalnya, dalam kecelakaan
kecepatan tinggi, sabuk pengaman saja tidak dapat mencegah kepala
pengemudi menabrak stir kemudi. Penyebaran airbag melindungi
kepala dan tubuh bagian atas pengemudi, dan mengurangi sebagian
kekuatan yang diberikan pada pengemudi oleh sabuk
pengaman.Airbag adalah kantong yang kuat yang dilipat dan
disembunyikan di belakang berbagai bagian di dalam kendaraan.
Banyak kendaraan di Indonesia memiliki kantung udara pengemudi di
kolom kemudi dan kantung udara depan di dasbor. Kendaraan baru
mungkin juga memiliki kantong samping yang terletak di panel
samping interior, atap, atau pintu. Ketika terjadi kecelakaan yang
cukup kuat untuk memicu penyebaran airbag, sinyal dikirim dari
sensor airbag ke penyala kecil untuk mengisi kantong udara, yang
memaksa kantong udara keluar dari modulnya. Jika ada orang di
dalam kendaraan didorong ke depan atau ke samping, mereka akan
bersentuhan dengan kantong udara dan bukan interior kendaraan
yang keras.
2.2 Fungsi Airbag
airbag adalah salah satu fitur keselamatan berkendara yang sangat
membantu mencegah penumpang ketika terjadi kecelakaan.

2.3. Syarat yang harus di penuhi oleh sebuah Airbag


Airbag kemungkinan besar akan disebarkan di tabrakan frontal,
karena jenis deselerasi yang mereka rancang untuk mendeteksi
paling sering terjadi ketika kendaraan ditabrak langsung atau hampir
langsung. Namun, airbag dapat digunakan dalam tabrakan lain
selama deselerasi cukup cepat ke arah yang benar. Misalnya,
tabrakan samping tidak akan secara umum menyebabkan kantong
udara menyebar, tetapi jika kendaraan ditabrak cukup keras dan
kendaraan akan cukup cepat untuk mengurangi kecepatan dalam
garis yang relatif lurus, airbag frontal masih bisa digunakan.

2.4 Komponen komponen Airbag


Sistem airbag terdiri dari tiga bagian dasar: kantung itu sendiri,
unit inflator, dan sensor kecelakaan. Kantong dan inflator
terkandung bersama dalam modul airbag. Paling sering, sensor
terletak di kompartemen penumpang kendaraan dan ke arah
depan

2.5 Cara kerja Airbag


Ketika sensor kecelakaan mendeteksi deselerasi cepat, akan memicu
inflator untuk menghasilkan gas nitrogen yang cepat untuk
mengembangkan kantong udara, menyebabkan kantung itu lolos dari
modulnya. Jenis sensor yang umum digunakan adalah desain ball-
and-tube elektromekanik. Jenis sensor ini terdiri dari sebuah tabung
dengan saklar mekanis di salah satu ujung dan bola baja di sisi lainnya
yang ditahan oleh sebuah magnet. Ketika deselerasi yang cukup kuat
terjadi, bola terlepas dari tempatnya, menggelinding ke bawah
tabung dan menekan tombol. Menekan saklar menyebabkan sirkuit
listrik yang memompa airbag untuk membuka. Dengan sirkuit
tertutup, inflator akan mengerahkan airbag. Di dalam perangkat
inflasi adalah propelan kecil, padat yang tidak jauh berbeda dari jenis
propelan yang digunakan dalam pendorong roket. Propelan yang
digunakan dalam kebanyakan airbag adalah kombinasi natrium azida
(NaN3) dan kalium nitrat (KNO3). Ketika dua senyawa kimia ini
bereaksi, mereka terbakar sangat cepat dan menghasilkan gas
nitrogen yang mengisi kantong.

Cara kerja airbag


Airbag harus diatur pada kecepatan yang sangat tinggi agar secara efektif
mencegah penumpang kendaraan terpukul ke interior yang keras dari
kendaraan. Ketika sebuah kantong udara menyebarkan semburan dari
modulnya, kecepatannya hingga 322km / jam. Seluruh proses inflasi airbag dari
saat kecelakaan terdeteksi pada saat kantungh benar-benar mengembang
berlangsung kira-kira seperlima detik.
Setelah kantong terisi penuh, gas di dalam tas perlahan mulai bocor dari lubang
kecil. Ini memungkinkan orang di dalam kendaraan memiliki ruang untuk
bergerak setelah kecelakaan. Selain itu, setelah kantung udara melindungi orang-
orang di sekitarnya, kemungkinan akan terlihat bahwa zat tepung telah
dilepaskan. Zat ini - baik bubuk bedak atau tepung maizena - tidak berbahaya
dan digunakan untuk menjaga kantong udara lembut dan tidak lengket saat
disimpan dalam modul.

2.6 Mekanisme penggerak


inflator untuk menghasilkan gas nitrogen yang cepat untuk
mengembangkan kantong udara, menyebabkan kantung itu lolos dari
modulnya. Jenis sensor yang umum digunakan adalah desain ball-
and-tube elektromekanik. Jenis sensor ini terdiri dari sebuah tabung
dengan saklar mekanis di salah satu ujung dan bola baja di sisi lainnya
yang ditahan oleh sebuah magnet

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 GANGGUAN PENYEBAB DAN SOLUSI

1. Benturan dari samping. Untuk mobil yang tidak memiliki airbag di pilar B,
maka airbag tidak akan mengembang. Misalkan bagian mobil yang ditabrak
samping pintu atau tengah.

2. Tabrak dari Belakang. Hal ini biasanya terjadi dikondisi jalan tol dan ditabrak
dari arah belakang.

3. Mobil terguling. Ketika kecelakaan dan mobil terguling-guling, benturan yang


umum terjadi adalah antara sisi samping mobil atau bagian atas-bawah mobil.

4. Tabrak sesuatu. Contohnya adalah menabrak tiang. Jika titik tumbuk tidak
dekat dengan sensor maka airbag tidak akan mengembang.

5. Tabrak objek tinggi. Contoh kasusnya adalah mobil sedan yang menabrak
bagian belakang truk sehingga kap mesin masuk ke kolong truk.

6. Tabrakan beruntun. Jika tabrakan frontal, airbag masih mungkin mengembang.


Sementara jika hanya mengenai bagian samping bemper depan, airbag ada
kemungkinan tidak mengembang.

7. Objek bergerak. Menabrak mobil bagian depan yang sedang bergerak,


memungkinkan airbag tidak mengembang.
8. Kecepatan di bawah ketentuan. Airbag dirancang untuk mengembang ketika
mobil berada di atas kecepatan 25 km/jam.

BAB IV

KESIMPULAN
SRS Airbag merupakan sistem  keamanan pasif yang
berfungsi sebagai pelengkap dari sistem sabuk keselamatan.
Saat terjadi tabrakan tubuh akan ditahan oleh sistem sabuk
keselamatan, dan airbag akan mengurangi benturan antara
kepala dengan kabin kendaraan. Sistem airbag bekerja saat
menabrak secara frontal dengan kecepatan minimal kendaraan
25 km/jam. Dalam sistem SRS Airbag dilengkapi suatu sistem
yang dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi pada sistem
tersebut. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi dapat
dideteksi dengan scantool atau dengan kode kedipan. Dewasa
ini produsen kendaraan menawarkan sistem SRS airbag
sebagai teknologi keselamatan penumpang yang teritegrasi
dalam sistem kendaraan, diharapkan dengan keunggulan
teknologinya membuat pruduksinya banyak diminati.
DAFTAR PUSTAKA
1. ………,. Automotive Handbook, Robert Bosch Gmbh, Stuttgart.
2000
2. ................, Toyota Material Training, Toyota Motor Sales, U.S.A.
2000.
3. Tecnical Service Training Center, SRS (Supplemental Restrain
System), Hyundai Motors Corp, Korea. 2003.
4. ................., Modul SRS Airbag Ototronik, VEDC Malang, Malang.
2011.
5. Evans, L. (2004). Traffic Safety. Bloomfield, Michigan: Science Serving Society.
6. Høye, A. (2010). Are airbags a dangerous safety measure? A meta-analysis of the
effects of frontal airbags on driver fatalities. Accident Analysis and Prevention,
vol. 42, no. 6.
7. Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) (2003). In real-world crashes, side
airbags with head protection are saving lives. IIHS News,
8. Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) (2012).About your airbags.
Brochure. Web link
http://www.iihs.org/brochures/pdf/about_airbags_english.pdf.

Anda mungkin juga menyukai