2. Tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer yang bekerja di permukaan bumi dapat dipandang sebagai berat
kolom udara mulai dari permukaan bumi sampai batas atmosfer yang paling atas. Untuk
kondisi standar, gaya berat udara kolom ini pada setiap 1cm2 luas permukaan bumi adalah
1,033 kgf. Tekanan atmosfer juga bisa dinyatakan dengan tinggi kolom air raksa (mmHg)
dimana 1 atm = 760 mmHg.
e. Kekentalan/viskositas
Kekentalan atau viskositas merupakan ketahanan fluida terhadap gaya geser.
Kekentalan juga dapat didefinisikan sebagai kelengketan suatu fluida yang mempengaruhi
pergerakan fluida di dalam atau di luar saluran.
f. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah tingkat kemampuan perubahan volume dari suatu massa fluida
yang terjadi dikarenakan perubahan tekanan.
• Axial Compresor
Gambar 2.4 Axial compressor
Sumber: Pomala (2015)
Pada kompresor aksial, udara masuk dan keluar sejajar dengan poros (shaft)
kompresor. Dimana kompresor jenis ini terdiri atas rotor yang berputar dan stator yang tidak
berputar. Mekanisme kerja dari kompresor aksial dimulai saat rotor berputar, blade pada
masing-masing piringan pada rotor menekan udara ke dalam daerah diantara kumpulan
blade dari stator.
Udara menumbuk blade yang diam sampai dapat diambil oleh blade pada piringan
rotor berikutnya. Bersamaan dengan rotor menekan lebih banyak udara ke dalam blade yang
diam, tekanan udara naik dan udara mengambil ruang yang lebih kecil. Tekanan dari masing-
masing kumpulan blade yang diam lebih tinggi daripada tekanan pada kumpulan blade
sebelumnya. Kompresor mengambil energi mekanik dari penggerak seperti motor listrik.
Energi mekanik ini lalu dikonversikan menjadi putaran dari rotor kompresor. Energi kinetik
kemudian ditambahkan ke udara oleh kompresor.
Kesimpulannya, di dalam kompresor aksial blade yang berputar (rotor) menambah
energi kinetik pada udara sedangkan blade yang diam (stator) merubah energi kinetik pada
udara menjadi energi tekan.
2. Proses Kompresi
Setelah torak mencapai titik mati bawah, katup isap dan keluar tertutup. Torak bergerak
ke atas, volume udara dalam silinder berkurang (termampatkan) sehingga tekanannya naik.
Gambar 2.11 Proses kompresi
Sumber: Pomala (2015)
3. Proses Keluar
Bila torak bergerak ke atas, tekanan di dalam silinder akan naik. Maka katup
buang/keluar akan terbuka oleh tekanan udara/gas, dan udara/gas akan keluar.
4. Proses Ekspansi
Sesaat setelah udara terkompresi keluar, torak bergerak ke bawah sebelum proses isap
Perubahan entalpi pada proses ini sama dengan kalor yang dimasukkan ke sistem yaitu:
ℎ2 − ℎ1 = 𝑞 = 𝑐𝑝 (𝑇2 − 𝑇1 ) ...............................................................(2-7)
Perubahan energi dalam pada proses ini adalah:
𝑢2 − 𝑢1 = 𝑐𝑣 (𝑇2 − 𝑇1 ) ......................................................................(2-8)
Kerja yang dilakukan sistem ini adalah:
𝑊 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 ) ..................................................................................(2-9)
𝛥𝑊 = 𝛥𝑄 − 𝛥𝑈 = 𝑚. (𝑐𝑝 – 𝑐𝑣 ). (𝑇2 − 𝑇1 ) ................................. (2-10)
- Proses Isokhorik/isovolumetrik
Pada proses ini volume pada sistem konstan.
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan
𝑇2 𝑃
= 𝑃2 .................................................................................................(2-11)
𝑇1 1
Tidak ada kerja yang dilakukan selama proses ini, ΔV = 0 » W = 0. Besar panas yang
keluar atau masuk sistem dinyatakan dengan:
𝛥𝑄 = 𝑈2 − 𝑈1 » 𝛥𝑄 = 𝛥𝑈 » 𝛥𝑈 = 𝑚. 𝑐𝑣 (𝑇2 − 𝑇1 ) ....................(2-12)
- Proses Isotermik
Selama proses temperatur sistem konstan, pada sistem ini berlaku persamaan:
𝑃1 . 𝑉1 = 𝑃2 . 𝑉2 .................................................................................... (2-13)
Dalam proses ini tidak terjadi perubahan energi dalam ataupun perubahan entalpi.
Kerja yang dilakukan oleh sistem ini sebesar:
𝑉 𝑉
𝑊 = 𝑃1 . 𝑉1 . (𝑙𝑛 𝑉2 ) = 𝑃2 . 𝑉2 . (𝑙𝑛 𝑉2 ) .................................................... (2-14)
1 1
- Proses Adiabatik
Selama proses tidak ada panas yang keluar/masuk sistem jadi △Q = 0. Pada sistem
ini berlaku persamaan:
𝑃1 . 𝑉1𝑘 = 𝑃2 . 𝑉2𝑘 ....................................................................................(2-15)
b. Hukum Termodinamika II
Keterangan:
T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha
Pada kurva ditunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan buang kompresor maka volume
udara dan efisiensi volumetris akan semakin menurun. Sedangkan efisiensi adiabatis keseluruhan
akan mengalami kenaikan sampai pada titik maksimumnya kemudian akan mengalami penurunan.
𝑃1 . 𝑉1 = 𝑃2 . 𝑉2 ............................................................................................. (2-18)
2. Kompresi adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung
tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Proses semacam ini disebut
adiabatik.
Dalam praktek, proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena isolasi
terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabatik sering dipakai
dalam pengkajian teoritis proses kompresi.
Jika rumus ini dibandingkan dengan kompresi isotermal dapat dilihat bahwa untuk
pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan menghasilkan tekenan yang lebih
tinggi dari pada proses isotermal.
3. Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal maupun
adiabatik. Jadi kompresi sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut kompresi
politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik ini dapat dirumuskan sebagai
Disini n disebut indeks dan harganya terleak antara 1 (proses isotermal) dan k (proses
adiabatik). Jadi : 1 < n < k. Untuk kompresor biasa, n = 1,25 – 1,35.
Dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar
Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati atas dan titik mati
bawah karena terdapat sisa volume antara sisi atas torak dengan kepala silinder sebesar Vc.
Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
Dari tabel terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk kompresi 2 tingkat harganya lebih
kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada kompresor 2 tingkat
harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada
kompresor 2 tingkat yang menggunakan pendingin antara (inter-cooler) di antara tingkat pertama
dan tingkat kedua. Penggunaan pendingin antara akan memperkecil kerja kompresi.
Tabel 2.1
Perbandingan daya kompresi 1 tingkat dengan 2 tingkat
Sumber : Sularso (1987)
Semakin tinggi efiesiensi adiabatik keseluruhan sebuah kompresor, berarti semakin kecil
daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan kapasitas yang sama. Namun
setinggi – tingginya efisiensi ini tidak akan mencapai 100%. Efisiensi adiabatik keseluruhan
merupakan petunjuk bagi baik buruknya performansi dan ekonomi sebuah kompresor.
8314.34 𝐽
𝑅= ( )
28.97 𝑘𝑔. 𝐾
(8314 ,34)
= (kgm) /( kg .K )
(28,97 9,8) .................................................................. (2-25)
=
(P + SG.g.h ) k
air
1
. (kg .m − 3 )
saluran
1 k
udara .....................................................(2-29)
P
Keterangan :
T = temperatur ruangan (K)
ts = temperatur ruangan(oC)
R = konstanta gas universal
ρudara = rapat massa udara pada sisi isap (kg.m-3)
ρsaluran = rapat massa udara pada saluran (kg.m-3)
SG = spesifik gravity
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑆𝐺 = ...................................................................................................(2-30)
𝜌𝑎𝑖𝑟
Keterangan:
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
= koefisien kerugian pada sisi buang (coeffisient ofdischarge)=0,613852
= faktor koreksi adanya ekspansi udara=0,999
A = luas penampang saluran pipa [ m 2 ];d=0,0175 m
g = percepatan gravitasi bumi=9,81 [m/ s 2 ]
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice [ mH 2 O ]
k P Qs Pd k −1 / k
Lad = − 1 ...............................................................(2-33)
k − 1 6120 P
Pd = Pdgage x 104 + 1,033 x 104 [kg m-2] ........................................................(2-34)
Keterangan:
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Pd = tekanan absolut udara pada sisi buang kompresor [kg m-2abs]
Pdgage= tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg cm-2]
4. Efisiensi adiabatik keseluruhan
Lad
ad = ......................................................................................................(2-35)
Ls
Ls = Nm x m [kW] ......................................................................................(2-36)
Keterangan:
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak
5. Efisiensi volumetrik
Qs
v = .........................................................................................................(2-37)
Qth