Anda di halaman 1dari 17

Lab.

Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompresor adalah suatu peralatan teknik yang penting untuk dipelajari karena
kompresor merupakan salah satu peralatan yang banyak digunakan di perindustrian.
Sehingga mampu mengoperasikan dan memahami prinsip kerja kompresor merupakan
hal yang penting bagi mahasiswa sebagai bekal terjun ke dunia kerja. Diharapkan
dengan dilakuannya praktikum kompresor, mahasiswa nantinya mendapatkan
pemahaman yang cukup mengenai kompresor karena pentingnya kompresor di bidang
industri. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kompresor karena
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi proses kompresi udara dalam
kompresor, diantaranya yaitu: laju aliran masukan fluida, tekanan, dan temperatur.
Semua variabel tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dalam proses
kompresi udara, dan perlu dikondisikan sedemikian rupa agar mendapatkan hasil
kompresi yang sempurna.
Diantara sekian banyak kompresor, kompresor yang banyak digunakan adalah
kompresor torak karena kompresor jenis ini merupakan kompresor yang
mempunyai daerah operasi dengan tekanan yang paling tinggi. Selain itu, perawatan dan
penggunaan kompresor torak lebih sederhana diantara kompresor yang lainnya.

1.2 Tujuan Pengujian


1. Mahasiswa mengetahui hubungan antara kapasitas aliran massa udara lewat orifice
dan tekanan buang kompresor.
2. Mahasiswa mengetahui hubungan antara kapasitas aliran udara pada sisi isap dan
tekanan buang kompresor.
3. Mahasiswa mengetahui hubungan antara daya udara adiabatik teoritis dan tekanan
buang kompresor.
4. Mahasiswa mengetahui hubungan antara efisiensi adiabatik dan tekanan buang
kompresor.
5. Mahasiswa mengetahui hubungan antara efisiensi volumetrik dan tekanan buang
kompresor.

Kompresor Torak 1
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Pengertian Kompresor
Kompresor adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memampatkan udara atau
gas. Prinsip kerjanya adalah merubah energi mekanik menjadi energi tekanan pada
fluida yang dikompresi.

2.1.2 Sifat-sifat fisik udara


a. Massa jenis udara
Massa jenis udara adalah massa udara tiap satu satuan volume dengan satuan
kg/m3. Massa jenis udara dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya.
b. Panas jenis udara
Panas jenis udara di definisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gram udara sebesar 1oC.
c. Kelembapan udara
Sejumlah uap air selalu terdapat di dalam atmosfer. Derajat kekeringan /
kebasahan udara dalam atmosfer disebut kelembapan. Kelembapan dapat dinyatakan
menurut 2 cara yaitu :
- Kelembapan mutlak/kelembapan absolut : massa uap air tiap satu satuan volume
udara lembap.
- Kelembapan relatif : perbandingan antara jumlah uap air diudara terhadap jumlah
uap air yang ada pada udara jenuh pada temperatur yang sama dan dinyatakan
dalam %
d. Tekanan Udara
- Tekanan gas
Jika suatu gas/udara menempati suatu bejana tertutup, maka pada dinding
bejana tersebut bekerja suatu gaya. Gaya persatuan luas dinding ini dinamakan
tekanan.
- Tekanan atmosfer

Kompresor Torak 2
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
Tekanan atmosfer yang bekerja di permukaan bumi dapat dipandang
sebagai berat kolom udara mulai dari permukaan bumi sampai batas atmosfer
yang paling atas. Untuk kondisi standar, gaya berat udara kolom ini pada setiap
1cm2 luas permukaan bumi adalah 1,033 kgf. Tekanan atmosfer juga bisa
dinyatakan dengan tinggi kolom air raksa (mmHg) dimana 1 atm = 760 mmHg.
e. Kekentalan/viskositas
Kekentalan atau viskositas merupakan ketahanan fluida terhadap gaya geser.
Kekentalan juga dapat didefinisikan sebagai kelengketan suatu fluida yang
mempengaruhi pergerakan fluida di dalam atau di luar saluran.
f. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perubahan fluida yang terjadi dikarenakan perubahan
tekanan yang nantinya akan mengubah densitas, volume dan suhu fluida tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Kompresor


Secara umum kompresor dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Positive Displacement Compressor
Positive displacement compressor adalah kompresor yang mengkonversi
energi mekanik berupa gerakan piston/torak menjadi energi tekanan pada fluida
(udara) bertekanan. Kompresor jenis ini menghisap sejumlah udara dalam
chambernya, kemudian ukuran chamber berkurang menjadi lebih kecil sehingga
udara menjadi bertekanan. Contohnya adalah reciprocating compressor dan rotary
compressor.
- Reciprocating compressor

Gambar 2.1 Reciprocating compressor

Kompresor ini menggunakan piston yang dikendalikan oleh crankshaft


untuk menghasilkan tekanan udara. Piston ini bergerak di dalam tabung untuk

Kompresor Torak 3
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
mendorong dan memberi tekanan pada udara sehingga udara tersebut mempunyai
tekanan yang lebih tinggi.
Single act compresor menggunakan piston yang biasa digunakan pada
otomotif yang dihubungkan pada crankshaft. Pada model ini kompresi udara
terjadi pada bagian atas piston. Pendinginan yang digunakan pada kompresor ini
dapat berupa pendingin udara maupun pendingin air. Pelumasan pada kompresor
jenis ini diatur oleh pompa oli.
Untuk double act reciprocating, piston yang digunakan berjumlah 2 buah.
Kompresi udara pada kompresor ini terjadi pada kedua bagian piston. Proses
kompresi ini terdiri dari 2 buah piston, batang piston, crosshead, batang
penghubung dan crankshaft.
Pada diaphragm compresor, kompresi udara dilakukan dengan
menggunakan membran yang bergerak berputar untuk menarik udara masuk ke
daerah kompresi dan memberinya tekanan untuk selanjutnya disimpan pada
bagian tabung penyimpanan.
- Rotary Compresor (Rotary Screw Compressor)

Gambar 2.2 Rotary Screw Compressor

Pada kompresor jenis ini sistem kompresi udaranya menggunakan


mekanisme putaran mesin. Mekanisme ini menggunakan single screw element
maupun two counter rotaring screw element yang terdapat dalam sebuah ruangan
khusus. Rotari pada bagian ini mengakibatkan terjadinya penurunan volume pada
saluran angin. Penurunan volum ini menghasilkan kenaikan tekanan udara,
selanjutnya udara bertekanan terdorong ke tabung penyimpan udara bertekanan.
b. Dynamic Compressor
Dynamic compressor adalah kompresor merubah energi mekanik menjadi
energi kinetik (kecepatan) fluida, kemudian kecepatan fluida dikurangi sehingga
tekanannya menjadi lebih besar. Contoh dari kompresor dynamic adalah centrifugal
compressor dan axial compressor.

Kompresor Torak 4
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
- Centrifugal Compressor
Pada centrifugal compressor, kompresi udara dilakukan dengan
menggunakan putaran lempengan logam dalam sebuah tempat khusus untuk
mendorong udara ke dalam saluran dalam kompresor, kerja kompresor digunakan
untuk meningkatkan kecepatan udara pada impeler, pada bagian berikutnya
kecepatan udara diturunkan untuk meningkatkan tekanan pada udara tersebut.

Gambar 2.3 Centrifugal compressor

- Axial Compressor

Gambar 2.4 Axial compressor

Mekanisme kerja dari kompresor jenis ini adalah dengan memanfaatkan


lempengan rotor yang terbentuk kipas dimana lempengan rotor ini berputar untuk
memberikan tenaganya sehingga udara dapat masuk intake dengan cepat.
Tekanan yang diberikan pada udara ini mengakibatkan tekanan yang terdapat
pada tabung kompresor juga meningkat.

2.2 Kompresor Torak dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-bagian Kompresor Torak
a. Silinder dan kepala silinder
Silinder mempunyai bentuk silindris dan merupakan bejana kedap udara
dimana torak bergerak bolak-balik untuk menghisap dan memampatkan udara.

Kompresor Torak 5
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
Silinder harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang ada. Tutup silinder (atau
kepala silinder) terbagi menjadi dua ruangan, satu sebagai sisi isap dan yang lain
sebagai sisi keluar. Sisi isap dilengkapi dengan katup isap dan pada sisi keluar
terdapat katup keluar.

Gambar 2.5 Silinder dan Kepala Silinder Dengan Pendingin Udara

b. Torak dan cincin torak


Torak sebagai elemen yang menghisap gas/udara pada saat suction
(pemasukan) dan mendorong fluida pada proses pengeluaran. Cincin torak dipasang
pada disekeliling torak dengan fungsi mencegah kebocoran.

Gambar 2.6 Torak dan Cincin Torak

c. Katup isap dan katup keluar


Katup isap dan katup keluar dapat membuka dan menutup sendiri sebagai
akibat dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar
silinder. Merupakan katup pada saluran isap dan saluran keluar fluida pada
kompresor.

Kompresor Torak 6
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

Gambar 2.7 Katup Cincin

d. Poros Engkol
Berfungsi sebagai menggubah gerakan putar menjadi gerakan bolak balik.

Gambar 2.8 Poros Engkol

e. Kepala silang (cross head )


Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantal luncurnya.

Gambar 2.9 Kepala Silang

f. Batang Penghubung
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala
silang, batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu menahan
beban pada saat kompresi.

Kompresor Torak 7
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

2.2.2 Prinsip Kerja Kompresor Torak


Prinsip kerja dari kompresor torak adalah merubah kerja pada poros torak
menjadi energi tekanan pada fluida yang keluar dari kompresor. Kompresor torak atau
kompresor bolak-balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan putar
pada poros motor dengan menggunakan poros engkol dan batang penggerak menjadi
gerakan bolak-balik pada torak. Gerakan torak ini menghisap udara ke dalam silinder,
kemudian volume silinder (dan udara yang terdapat di dalamnya) dimampatkan,
sehingga tekanan udara meningkat. Adapun tahapan pengkompresian udara pada
kompresor torak adalah sebagai berikut:
1. Langkah Isap
Bila poros engkol bekerja dalam arah panah torak bergerak ke bawah oleh
tarikan engkol maka terjadilah tekanan negatif (di bawah tekanan atmosfer) di dalam
silinder. Maka katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan sehingga udara terhisap
dan mengalir masuk memenuhi silinder. Pada saat langkah isap, katup keluar
tertutup.

Gambar 2.10 Langkah isap

2. Langkah Kompresi
Setelah torak mencapai titik mati bawah, katup isap dan keluar tertutup.
Torak bergerak ke atas, volume udara dalam silinder berkurang (termampatkan)
sehingga tekanannya naik.

Gambar 2.11 Langkah kompresi

Kompresor Torak 8
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

3. Langkah Keluar
Setelah torak mencapai posisi tertentu, demikian juga tekanan udara telah
mencapai nilai tertentu maka katup keluar akan terbuka. Udara bertekanan dalam
silinder didorong mengalir ke tangki penyimpan udara bertekanan. Ujung silinder
yang ditembus batang torak harus diberi packing untuk mencegah kebocoran udara.

Gambar 2.12 Langkah keluar

4. Langkah Ekspansi
Sesaat setelah udara terkompresi keluar, torak bergerak ke bawah sebelum
langkah isap.

Gambar 2.13 Langkah ekspansi

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Kontinuitas
Hukum kontinuitas mengatakan bahwa untuk aliran fluida incompressible tanpa
gesekan, steady yang bergerak sepanjang stream line berlaku jumlah massa alir yang
masuk kontrol volum (titik 1) sama dengan massa alir fluida yang keluar kontrol
volume (titik 2) adalah sama, dirumuskan :

.................................................................................... (2-1)
Dimana : - ρ = massa jenis fluida (kg/m³)

Kompresor Torak 9
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
3
- Q = debit fluida (m /detik)
- A = luas penampang (m²)
- V = Kecepatan aliran fluida (m/s)

2.3.2 Hukum Termodinamika (I, II dan III)


A. Hukum Termodinamika I
Bila kita berikan sejumlah panas sebesar dQ pada suatu sistem, maka sistem
tersebut akan berekspansi melakukan suatu kerja luar yang sebesar dW. Di samping
itu, pemanasan terhadap sistem juga akan menimbulkan hal-hal:
1. Pertambahan kecepatan molekul dari sistem
2. Pertambahan jarak antar molekul karena sistem berekspansi sehingga panas dQ
yang diberikan akan menyebabkan terjadi :
a. Pertambahan energi dalam sistem
b. Pertambahan energi kinematik molekul
c. Pertambahan energi potensial
d. Pertambahan energi fluida
Persamaan energi hukum termodinamika I
dQ = dU + dEK + dEP + dEF + dW ......................................................... (2-2)
Bila pada sistem nilai EK, EP dan EF konstan (dEK = 0, dEP = 0, dEF = 0)
maka disebut sistem diisolasi sehingga hukum termodinamika I :
dQ = dU + dW .......................................................................................... (2-3)
B. Hukum Termodinamika II
Hukum termodinamika II merupakan batasan-batasan tentang arah yang
dijalani suatu proses dan memberikan kriteria apakah proses itu reversibel atau
irreversibel. Salah satu akibat dari hukum termodinamika II adalah konsep entropi.
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses untuk melakukan
perpindahan kerja W dari suatu sistem pada kalor. Maka kalor yang harus diberikan
kepada suatu sistem selalu lebih besar.
C. Hukum Termodinamika III
Hukum termodinamika III terikat dengan temperatur nol absolut. Semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga merupakan bukti bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.

Kompresor Torak 10
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

D. Proses-proses pada hukum termodinamika


a. Hukum Termodinamika I
- Proses Isobarik
Bila batas sistem bisa bergerak, tekanan gas akan tetap konstan bila
dipanaskan. Pada proses ini berlaku persamaan:
.............................................................................................. (2-4)

Perubahan entalpi pada proses ini sama dengan kalor yang dimasukkan ke
sistem yaitu:
............................................................ (2-5)

Perubahan energi dalam pada proses ini adalah:


.................................................................... (2-6)
Kerja yang dilakukan sistem ini adalah:

................................ (2-7)

Proses Isokhorik/isovolumetrik
Pada proses ini volume pada sistem konstan.
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan:
................................................................................................ (2-8)

Tidak ada kerja yang dilakukan selama proses ini, ΔV = 0 » W = 0. Besar


panas yang keluar atau masuk sistem dinyatakan dengan:
...................(2-9)
- Proses Isotermik
Selama proses temperatur sistem konstan, pada sistem ini berlaku persamaan:
................................................................................ (2-10)
Dalam proses ini tidak terjadi perubahan energi dalam ataupun perubahan
entalpi.
Kerja yang dilakukan oleh sistem ini sebesar:
................................................ (2-11)

- Proses Adiabatik

Kompresor Torak 11
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
Selama proses tidak ada panas yang keluar/masuk sistem jadi △Q = 0. Pada
sistem ini berlaku persamaan:
............................................................................... (2-12)
b. Hukum Termodinamika II

................................ (2-13)

Menurut Carnot, untuk efisiensi mesin Carnot berlaku:


....................................................................... (2-14)

Dimana : T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha

2.4 Kurva Performansi Kompresor Teoritis


Performansi kompresor dapat digambarkan dalam bentuk kurva kapasitas
(volume), daya poros, efisiensi volumetris, dan efisiensi adiabatis keseluruhan terhadap
tekanan keluar kompresor (discharge pressure) seperti pada gambar 2.14. Kurva seperti
ini sangat berguna untuk membandingkan performansi satu kompresor terhadap yang
lain.

Gambar 2.14 Kurva Performansi Kompresor Teoritis

Kompresor Torak 12
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

Pada kurva ditunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan buang kompresor maka
volume udara dan efisiensi volumetris akan semakin menurun. Sedangkan efisiensi
adiabatis keseluruhan akan mengalami kenaikan sampai pada titik maksimumnya
kemudian akan mengalami penurunan.

2.5 Proses Kompresi Gas


Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan proses isotermal,
adiabatik, dan politropik. Adapun perilaku masing – masing proses ini dapat diuraikan
sebagai berikut.

1. Kompresi isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka berarti ada energi mekanik yang diberikan
dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur
gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses kompresi ini diikuti
dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, temperatur dapat
dijaga tetap. Kompresi isotermal merupakan suatu proses yang sangat berguna
dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan kompresor tidak banyak
kegunaannya. Hubungan antara P dan v pada proses isotermik ini dapat dirumuskan
sebagai
............................................................................................. (2-15)

2. Kompresi adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik.
Dalam praktek, proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena
isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabatik
sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses kompresi.
........................................................................................ (2-16)

Jika rumus ini dibandingkan dengan kompresi isotermal dapat dilihat bahwa
untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik akan menghasilkan
tekenan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal.

Kompresor Torak 13
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
3. Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal maupun adiabatik. Jadi kompresi sesungguhnya, ada di antara keduanya
dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik
ini dapat dirumuskan sebagai
........................................................................................ (2-17)

Disini n disebut indeks dan harganya terleak antara 1 (proses isotermal) dan k
(proses adiabatik). Jadi : 1 < n < k. Untuk kompresor biasa, n = 1,25 – 1,35.

2.6 Efisiensi Volumetrik dan Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


2.6.1 Efisiensi Volumetrik
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D (m)., langkah
tokrak S (m) dan putaran N (rpm). Dengan ukuran seperti ini kompresor akan
memampatkan volume gas sebesar Vs = (π/4)D2 x S (m3) untuk setiap langkah
kompresi yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang
dimampatkan per menit disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor
mempunyai putaran N (rpm) maka perpindahan torak
 2
Vs  .Dc .S .N ................................................................................................... (2-18)
4

Gambar 2.15 Langkah torak untuk kerja tunggal

Dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak
sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati atas
dan titik mati bawah karena terdapat sisa volume antara sisi atas torak dengan kepala
silinder sebesar Vc.

Kompresor Torak 14
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

Gambar 2.16 Diagram P-V dari kompresor

Besarnya efisiensi volumetris ini dapat dihitung secara teoritis berdasarkan


volume gas yang dapat diisap secara efektif oleh kompresi pada langkah isapnya
berdasarkan rumus berikut
Qs
v  ....................................................................................................... (2-19)
Qth

Dimana :
Qs = debit aliran udara pada sisi isap
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]

2.6.2 Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


Efisiensi adiabatik keseluruhan didefinisikan sebagai daya yang diperlukan
untuk memampatkan gas dengan siklus adiabatik (menurut perhitungan teoritis), dibagi
dengan daya yang sesungguhnya diperlukan oleh kompresor pada porosnya.
Lad
 ad  ..................................................................................................... (2-20)
Ls
Dimana :
Lad = daya input kompresor [kW]
Ls = daya input kompresor [kW]
Dari tabel terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk kompresi 2 tingkat
harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat. Harga yang lebih rendah ini
diperoleh pada kompresor 2 tingkat harganya lebih kecil dari pada kompresi 1 tingkat.
Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada kompresor 2 tingkat yang menggunakan
pendingin antara (inter-cooler) di antara tingkat pertama dan tingkat kedua.
Penggunaan pendingin antara akan memperkecil kerja kompresi.

Kompresor Torak 15
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)
Tabel 2.1
Perbandingan daya kompresi 1 tingkat dengan 2 tingkat

Semakin tinggi efiesiensi adiabatik keseluruhan sebuah kompresor, berarti


semakin kecil daya poros yang diperlukan untuk perbandingan kompresi dan kapasitas
yang sama. Namun setinggi – tingginya efisiensi ini tidak akan mencapai 100%.

Kompresor Torak 16
Lab. Prestasi Mesin Ferry Farhand (1121900018)

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan
- 1 set mesin bor
- Tang
- Tanggem
- Obeng
- Kunci pas dan ring
- Gergaji mesin
- Alat ukur kompresi
- Alat ukur putaaran
- Kunci busi
- Alat ukur kevakuman
Bahan yang digunakan
- Busi bekas
- Selang
- Katub
- Klem
- Adaptor

Kompresor Torak 17

Anda mungkin juga menyukai