1. Udara Pompa
1.1 Karakteristik Udara
Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.
Komposisi dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % Gas oksigen , 21
% nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti carbon dioksida, argon, helium, krypton,neon dan
xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai
penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dipompa atau dimampatkan. Udara termasuk
golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat compressible (dapat
dipompa). Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas. Karakteristik udara dapat
diidentifikasikan sebagai berikut : a) Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, b)
Volume udara tidak tetap. c) Udara dapat dipompa (dipadatkan), d) Berat jenis udara 1,3
kg/m³, e) Udara tidak berwarna
1) Keuntungan
a. Ketersediaan tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang
tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
b. Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain
melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.
c. Fleksibilitas temperatur, udara dapat digunakan pada berbagai temperatur, bahkan
dalam kondisi ekstrem udara masih dapat bekerja.
d. Aman, udara dapat aman dengan beban lebih , tidak mudah terbakar dan meledak.
e. Bersih, udara cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan jumlah
kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga aman digunakan untuk industri
obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
f. Pemindahan daya dan Kecepatan mudah diatur. udara dapat melaju dengan
kecepatan yang dapat diatur. kecepatan piston silinder kerja mencapai 3 m/s. motor
pneumatik mencapai 30.000 rpm,dan motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
g. Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman
terhadap kelebihan tekanan udara dan dapat dipasang pembatas tekanan .
h. Mudah dimanfaatkan, baik secara langsung misal membersihkan permukaan logam
dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik.
2
2) Kerugian/Kelemahan Pneumatik
Beberapa kelemahan penggunaan udara dalam sistem pneumatik, antara lain:
a. Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara pompa harus memenuhii
syarat dan kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas untuk
peralatan pneumatik. Oleh karena itu perlu instalasi peralatan, seperti kompressor,
penyaring udara, tabung pelumas, pengering, regulator, dll.
b. Mudah terjadi kebocoran, udara Pompa selalu menempati ruang kosong dan tekanan
udara susah dipertahankan. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi.
c. Menimbulkan suara bising, Udara keluar cukup berisik sehingga menimbulkan suara
bising, sehingga perlu memasang peredam suara setiap saluran buangnya.
d. Mudah Mengembun, Udara Pompa mudah mengembun, maka perlu diolah terlebih
dahulu, misalnya, kering, tekanan cukup, dan mengandung sedikit pelumas .
Untuk mencapai efesiensi tinggi dan mengurangi biaya pemakaian daya listrik,
kompresor berukuran besar dirancang untuk melakukan kompresi udara dalam dua tahap
atau lebih. Dengan metode ini, dua elemen kompresi atau lebih digunakan untuk
meningkatkan tekanan udara sampai pada tekanan pengiriman akhir. bagian 1 dan 2.
Mendinginkan air di antara setiap tahapan merupakan hal yang perlu
dilakukan(intercooling), udara didinginkan saat melewati satu tahap ke tahap berikutnya.
b. Tangki udara ,
Berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan
hingga pada tekanan tertentu hingga pengisian akan
berhenti, kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu
diperlukan
Tiga komponen disambungkan menjadi satu dan dapat langsung disambung ke satu ujung
sistem saluran udara. Unit servis udara harus digunakan pada outlet servis sebagai
perlindungan terakhir terhadap kondensasi yang masuk ke perlengkapan pneumatik.
d. Pemisah air
Udara bertekanan yang keluar filter mengandung uap air. Kelembaban dalam udara
menyebabkan korosi pada semua saluran, sambungan, katup, dan harus dikeringkan
dengan cara memisahkan air melalui tabung pemisah air.
Udara dihisap kompresor kemudian disaring Filter udara agar tidak ada partikel debu.
Kompresor digerakkan motor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung kebutuhan.
Tabung penampung udara menyimpan udara selanjutnya melalui katup saru arah udara
dimasukan ke FR/L unit, yang terdiri dari Filter, Regulator dan Lubrication
2. Sistem Pneumatik
mengangkat, menekan, dan lain sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga
oleh komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik
translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator
pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang
terus menerus (continue), dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi mengalami kemajuan pesat, terutama pada
proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya.
Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol dalam proses
otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mudah
diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak, mudah didistribusikan melalui
saluran (selang) yang kecil, aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat dibebani
lebih, tidak peka terhadap perubahan suhu dan sebagainya. Udara yang digunakan dalam
pneumatik dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal.
Pneumatik banyak digunakan di industri pengolahan logam dan sejenisnya. Secara
umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung penampung.
kemudian diolah agar menjadi kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui
regulator udara dapat digunakan menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa
silinder/stang piston yang bergerak translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi.
Gerakan bolak balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada aktuator .
Positiong Orientin
b. Polusi lingkungan
Pada lingkungan kerja system pneumatic dapat terjadi polusi seperti berikut:
1. Noisy (bising) disebabkan udara buang. Hal ini dapat diredam pakai exhaust silencer
2. Oil Mist yaitu kabut oli yang ikut keluar gas buang dapat terhisap oleh operator.
pemutus dan berbagai distribusi sambungan dapat digambarkan tersendiri. Diagram alir mata
rantai kontrol dan elemen-elemennya digambarkan Sebagai berikut.
Macam-macam aktuator :
a) Linear Motion Aktuator (Penggerak Lurus)
Single Acting Cylinder (Silinder Kerja Tunggal)
Double Acting Cylinder (Penggerak Putar)
b) Rotary Motion Actuator (Limited Rotary Aktuator)
Air Motor (Motor Pneumatik)
Rotary Aktuator (Limited Rotary Aktuator)
c) Air Muscle
Pemilihan jenis aktuator disesuaikan fungsi, beban dan tujuan penggunaan sistim pneumatik.
Silinder kerja ganda akan maju atau mundur karena udara bertekanan yang disalurkan
ke salah satu sisi. Silinder pneumatik kerja ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu piston,
seal, batang piston, dan silinder. Sumber energi silinder kerja ganda dapat berupa sinyal
langsung melalui katup kendali, atau melalui katup sinyal ke katup pemroses sinyal
(processor), kemudian baru ke katup kendali..
b. Silinder Kerja
18
Karakteristik Silinder
Karakteristik penampilan silinder dapat ditentukan secara teori atau dengan data-data dari
pabriknya. Kedua metode ini dapat dilaksanakan, tetapi untuk penggunaan tertentu, data-data
pabrik lebih menyakinkan.
· langkah maju
· langkah mundur
Keterangan :
F = Gaya piston ( N ) f = Gaya pegas ( N )
D = Diameter piston ( m ) d = Diameter batang piston ( m )
A = Luas penampang piston yang dipakai (m2 ) p = Tekanan kerja ( Pa )
Pada silinder kerja tunggal, gaya piston kembali lebih kecil daripada gaya piston maju
karena kembali digerakkan pegas . Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston kembali
lebih kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas
21
penampang piston. Sekitar 3 - 10 % adalah tahanan gesekan. Berikut ini adalah gaya piston
silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 – 10 bar.
Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani lebih besar
dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder diam.
Kebutuhan Udara
Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih
dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston dan
langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut :
Kebutuhan udara = perbandingan kompresi x luas penampang piston x panjang langkah
Tabel : Kebutuhan udara silinder pneumatik persentimeter langkah dengan fungsi tekanan
kerja dan diameter piston.
Kecepatan Piston
Kecepatan piston rata-rata silinder standar 0,1-1,5 m/s (6 - 90 m/min). Silinder khusus
dapat mencapai kecepatan 10 m/s. Kecepatan silinder pneumatik tergantung :
a. beban ( gaya yang melawan silinder ),
b. tekanan kerja,
c. diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
d. ukuran katup kontrol arah yang digunakan.
Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran dan dapat ditingkatkan
dengan katup pembuang cepat yang dipasang pada sistem kontrol tersebut. Kecepatan rata-
rata piston tergantung dari gaya luar yang melawan piston (beban) dan ukuran lubang aliran
dapat dilihat pada tabel
Langkah Piston
Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 m, sedangkan untuk silinder rodless
jangan lebih dari 10 m. Akibat langkah panjang, tekanan mekanik batang piston dan bantalan
menjadi terlalu besar. Untuk menghindari bahaya tekanan, diameter batang piston pada
langkah yang panjang harus sedikit lebih besar. Silinder dengan diameter piston 70 mm,
mempunyai lubang masuk 9 mm, beban terpasang 60% beban penuh. Berapa m/det.-kah
kecepatan gerak silinder.
Jawab:
· Baca tabel didapatkan 380 mm/detik ( 380 mm/detik = 0,38 m/detik
23
b. Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan pipa saluran udara (konduktor ) agar
tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk atau pun macamnya disesuaikan
dengan konduktor yang digunakan. Macam-macam konektor pada gambar berikut.
24
Temperatur/suhu
C = 5 R = 4 F = 9 oR = 4/5 x oC o
C = 5/4 x oR
o
F = (9/5 x oC) + 32 o
C = 5/9 x (oF-32)
1 °K = 1.8 °R °K = °C + 273.15
Energi
1J = 1 kg-m2 /s 2 = 1.933 × 10 -2 psi 1J = 0.01934 Ibf /in2 = 10 7 erg
1 erg = 1 dyne-cm 1 kalori = 4.186 J
1 Btu = 252.16 kal 1 in. Hg= 0.491 Ibf /in 2 = 1.055 kJ
1 ft-lbf = 1.3558 J 1dyne/cm2 = 10 -1 N/m 2
1 ev = 1.602 x 10 -19 J 1W = 1 J/s
26
Kebutuhan udara bertekanan yang diperlukan (Q) juga dapat dicari melalui rumus:
9.6
f. Perhitungan Daya Kompresor
g. Pengubahan Tekanan
efektif, hambatan gesek harus diperhitungkan. Dalam kondisi operasi normal batas tekanan
400 – 800 kPa atau 4 - 8 bar.
Untuk silinder penggerak tunggal, maka berlaku :
F = A . p – (Rf +Rr)
Untuk silinder penggerak ganda, maka berlaku :
F = A . p – Rr : untuk maju
F = A’ . p – Rr : untuk mundur
a. Panjang langkah
Panjang langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih 2000 mm. Dengan diameter silinder
besar dan langkah panjang, pemakaian udara yang besar membuat peralatan pneumatik
menjadi tidak hemat. Langkah besar, tegangan mekanik piston dan bearing pemandu
terlalu besar dan untuk menghindari tekukan, diameter batang piston yang besar dipilih
untuk panjang langkah yang besar. Kemudian apabila panjang diperbesar maka jarak
antara bearing bertambah dan batang piston diperbesar.
b. Kecepatan piston
Kecepatan piston tergantung dari tekanan udara, panjang pipa, luas penampang pada
bagian kontrol akhir dan bagian kerja juga aliran rata-rata yang melalui bagian kontrol
akhir. Juga dipengaruhi oleh posisi akhir bantalan pelindung. Ketika terjadi gerakan dari
posisi akhir bantalan pelindung, aliran melalui katup hambat bantu (thortte relief valve),
sehingga kecepatan piston dapat diturunkan. Kecepatan piston rata-rata silinder standart
sekitar 0,1 – 1,5 m/detik. Dengan silinder khusus (impact silinder), kecepatan dapat
mencapai 10 m/detik. Kecepatan piston dapat diatur dengan menggunakan katup.
c. Pemakaian udara
Untuk mendapatkan informasi volume pemakaian udara dalam ruangan silinder:
Untuk silinder penggerak tunggal : Q = 0,785 x D x h x n
Untuk silinder penggerak ganda : Q = {0,785 x D x h + 0,785 (D - d) x h} n x pk
Keterangan :
Q = volume udara setiap centimeter langkah (liter)
D = garis tengah piston (mm) h = panjang langkah (mm)
n = banyaknya langkah setiap menit pk= perbandingan kompresi (liter/menit)
Untuk tekanan operasi khusus, garis tengah piston tertentu dan suatu langkah tertentu
banyaknya pemakaian tekanan udara dihitung melalui perbandingan kompresi (pk) yaitu :
101,3 + tekanan
pk = ---------------------- (kPa)
101,3
Contoh soal :
Suatu silinder penggerak ganda mampunyai ukuran piston dengan garis tengah (D) 50 mm
dan batang piston dengan garis tengah 12 mm serta panjang langkah 100 mm. Silinder
membuat langkah sebanyak 10 langkah dalam setiap menit. Tekanan operasi yang digunakan
adalah 600 kPa (6 bar/87 psi). Tentukan volume udara yang diperlukan dalam setiap menitnya
. Penyelesaian :
Perbandingan kompresi :
31
3. Katup Pneumatik
Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN ISO 5599
Tabel 3.2 Penomoran dan Huruf Pada Lubang Katup
33
Katup 3/2 penggerak plunyer,pembalik pegas ( 3/2 DCV plunger actuated and spring
centered ) , termasuk jenis katup bola ( ball seat valves)
38
tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup. Berikut ini contoh-contoh penamaan katup
yang pada umumnya disimbolkan sebagai berikut :
y = a ^ b ( baca : y = a dan b )
Gambar 3.9. Katup Dua Tekan
Contoh lain dari katup OR dan AND
b. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya fungsinya berbeda yaitu
untuk membuat urutan kerja dari sistem. Perhatikan gambar berikut :
4. Rangkaian Pneumatik
a. Klasifikasi grup :
Grup 0 : semua elemen sumber energi ditandai dengan angka depan 0
Grup 1, 2, 3, …: penandaan dari satu mata rantai kontrol ( grup ).
Gambar 4.3 menunjukkan penandaan elemen dari sebuah mata rantai kontrol. Karena
rangkaian hanya terdiri dari satu grup, maka semua elemen angka pertama bertanda 1, artinya
lokasinya berada pada grup 1. Silinder ditandai dengan angka 1.0. Katup kontrol akhir ditanda
dengan angka 1.1. Katup-katup yang menyebabkan silinder bergerak maju ditandai dengan
angka : 1.2, 1.4 dan 1.6. Sedangkan katup yang menyebabkan silinder bergerak mundur
ditandai dengan angka 1.3. Sumber energi ditandai 0.1.
Cara mendesain diagram rangkaian pneumatik dapat dilakukan dengan cara, antara lain;
a. Elemen kontrol harus disusun sesuai dengan diagram alir mata rantai kontrol yaitu
sinyal harus mengalir dari bawah ke atas .
51
b. Jika kontrol rumit dan terdiri dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrol harus dibagi
ke dalam rangkaian rantai kontrol yang terpisah. Satu rantai dapat dibentuk untuk
setiap fungsi grup.
Posisi Awal : Saat posisi awal semua bagian terhubung dan tombol tidak ditekan oleh
operator. Udara bertekanan dari catu daya ditutup, piston masuk ke dalam oleh dorongan
pegas kembali. Lubang masukan silinder dihubungkan ke lubang pembuangan melalui
katup. Pengiriman bertekanan diputus oleh katup.
52
Tombol ditekan : Menekan tombol tekan berarti memindahkan posisi katup 3/2, melawan
pegas katup, katup teraktifkan pada posisi kerja. Udara bertekanan dari catu daya melalui
katup masuk ke lubang masukan silinder kerja tunggal. Udara bertekanan menyebabkan
batang piston bergerak keluar melawan gaya pegas. Setelah piston sampai posisi akhir
langkah, maka tekanan udara dalam tabung silinder meningkat mencapai maksimum.
Tombol dilepas : tombol dilepas, pegas di katup mengembalikan katup ke posisi awal
dan batang piston silinder kembali masuk. Jika tombol tekan diaktifkan lalu dilepas
sebelum silinder keluar penuh, piston masuk kembali secara langsung, maka ada
hubungan langsung antara pengoperasian tombol tekan dan posisi silinder. Hal ini
memungkinkan silinder bisa keluar tanpa mencapai akhir langkah.
Posisi Awal
Posisi awal semua hubungan dibuat tidak ada tekanan dan tombol tidak ditekan oleh
operator. Pada posisi tidak diaktifkan, udara bertekanan diberikan pada sisi batang piston
silinder, sedangkan udara pada sisi piston silinder dibuang melalui saluran buang katup.
Tombol ditekan
Posisi katup 4/2 menekan gaya pegas pengembali, katup aktif pada posisi kerja. Pada
posisi ini suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi piston silinder dan udara pada sisi
batang piston dibuang keluar. Tekanan pada sisi piston mendorong keluar batang piston.
Pada saat langkah keluar penuh dicapai, tekanan pada sisi piston mencapai maksimum.
Tombol dilepas
Tombol tekan dilepas, pegas pengembali menekan katup kembali ke posisi semula.
Suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi batang piston dan udara pada sisi piston dibuang
keluar melalui katup, sehingga batang piston silinder kerja ganda masuk kembali.
Posisi Awal
Pada posisi awal, batang piston silinder kerja tunggal 1.0 berada dalam keadaan
masuk. Katup kontrol 1.1 tidak aktif karena posisi pegas pengembali dan lubang 2(A)
membuang udara ke atmosfir bebas. Sehingga hanya saluran 1(P) katup 3/2 (katup
kontrol 1.1) yang aktif.
Tombol ditekan
Katup tombol 3/2 (katup 1.2) membuka aliran udara dari 1(P) ke 2(A), dan sinyal yang
dibangkitkannya dialirkan ke lubang kontrol 12 (Z) katup 1.1. Katup 1.1 diaktifkan
melawan pegas pengembali dan mengalir udara dari 1(P) ke 2(A) terus ke silinder kerja
tunggal sehingga menyebabkan silinder kerja tunggal bergerak keluar. Sinyal pengaktifan
55
pada lubang 12(Z) tetap ada selama tombol masih ditekan dan sinyal akan hilang bila
tombol dilepas.
Tombol dilepas
Pegas pengembali katup tombol 1.2 menutup saluran 1(P) ke 2(A), sehingga suplai
udara ke 12(Z) katup 1.1 terputus. Akibatnya sisa udara dari lubang 12(Z) katup 1.1
terbuang keluar lewat lubang 2(A) katup 1.2 . Hal ini membuat katup 1.1 kembali ke posisi
awal karena pegas kembali dan aliran ke silinder kerja tunggal terblokir. Pegas silinder
kerja tunggal mendorong silinder kembali ke posisi awal.
a b
Gambar 4.10 Rangkaian tidak langsung silinder kerja ganda
Gambar 4.10b menunjukkan kontrol tidak langsung untuk silinder kerja ganda menggunakan
dua buah katup 3/2 sebagai pemasok sinyal input dan katup 4/2 sebagai final control elemen
Jika menggunakan katup kontrol akhir dengan pengembalian pegas, sinyal input yang
diberikannya tidak dapat disimpan karena katup kontrol akhir akan kembali keposisi semula
pada saat sinyal input dimatikan. Oleh karena itu, jika diperlukan fungsi memori maka perlu
dibuatkan rangkaian khusus yang dapat memenuhi fungsi tersebut. Rangkaian tersebut
dinamakan rangkaian pengunci, seperti pada gambar berikut :
Dengan menekan tombol katup 1.2, sinyal mengalir ke katup 1.3 dan mengaktifkan
katup 1.6. Jika tombol 1.2 dilepas, katup 1.6 mempertahankan posisinya melalui katup fungsi
logika ATAU 1.4 dan katup 1.3 tidak beroperasi. Untuk membatalkan pengunci, tombol katup
1.3 harus dioperasikan. Jika katup 1.2 dan katup 1.3 dioperasikan bersama, aliran yang
mengalir ke katup 1.6 terblokir dan tidak aliran yang keluar dari katup 1.6. Pada kasus ini
rangkaian pada gambar 3.4 disebut “Dominan OFF “. Bila katup 1.3 terletak antara katup 1.6
dan katup 1.4 rangkaian dinamakan “Dominan ON” seperti pada gambar 4.9 berikut ini.
Kerugian :
1. di dalam praktiknya saluran sinyal antar komponen menjadi sangat panjang.
2. sinyal dari katup 1.4 (gambar 4.1) tidak dapat dipakai bersama dengan sinyal kombinasi
yang lain karena sumbernya berasal dari katup 1.2 yang disambung seri.
Gambar 4.15 Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara
Keuntungan :
1. sinyal dari katup 1.2 dan katup 1.4 dapat digunakan di dalam kombinasi sinyal lainnya
karena sinyal komponen langsung didapat dari sumbernya.
2. saluran kedua sinyal dapat disambung dengan jarak pendek ke katup dua tekanan 1.6.
58
3. sinyal masukan ke lubang 12(Z) katup 1.6 dapat lebih kecil, sedangkan keluaran
lubang 2(A) katup 1.6 lebih besar ( efek penguat ).
Kerugian :
memerlukan lebih banyak komponen
Kerugian :
1. memerlukan peralatan tambahan.
2. keluaran katup dua tekanan selalu memberikan sinyal lebih lambat atau lebih lemah.
Di dalam praktiknya konfigurasi “DAN” dengan lebih dari dua masukan banyak ditemui..
Jumlah katup dua tekanan yang diperlukan dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
nv = ne - 1
nv = jumlah katup dua tekanan yang dibutuhkan
ne = jumlah sinyal masukan
Contoh :
Berapa jumlah katup dua tekanan yang dibutuhkan, jika sinyal masukan yang diproses
bersama-sama sebanyak 5? Bagaimana rangkaiannya ?
Penyelesaian :
nv = ne - 1 = 5 - 1 = 4 ,
59
kecepatan silinder dengan pengaturan terpisah untuk gerakan maju dan mundur seperti
gambar berikut :
Direct Actuation
Apabila pushbutton 1 ditekan, maka silinder maju
untuk Double
dan apabila pushbutton 2 ditekan silinder mundur
Acting Cylinder
Gambar 4.22 menggunakan katup sequence untuk mengatur udara pemandu, yaitu apabila
tekanan udara telah mencukupi udara akan membuka katup sequence melalui lubang 12
Gambar 4.23 rangkaian otomatis silinder 1.0 yang bergerak maju-mundur secara otomatis
sampai katup on/off 1.4 dimatikan. Katup-katup 1.2 dan 1.3 merupakan sensor-sensor
sehingga piston dapat bergerak bolak-balik setiap ujung piston menyentuh katup tersebut
Gambar 4.25 Rangkaian otomatis dengan time delay dan katup sequence
Prinsip kerja :
Posisi awal : posisi tidak diaktifkan,1S3 aktif dan 1S3 mengaktifkan sol 2 sehingga
udara bertekanan masuk mengaktifkan time delay valve NC [OZ3], dan ketika tunda waktu
mencapai batas yang ditentukan maka posisi OZ3 berubah, sehingga udara dari
compressed air supply masuk untuk mengaktifkan two pressure [OV2].
Pada saat 1S1 ditekan, maka udara bertekanan masuk melewati sol 1 dan [OV2] untuk
mengaktifkan sol 4(posisi katup kontrol 5/2 berubah)sehingga udara bertekanan dari
pressure control valve with manometer [OZ4] masuk melewati sol 4 dan one-way flow
66
control valve [1V2]untuk mendorong piston silinder kerja ganda bergerak maju.setelah
batang piston silinder menyentuh 1S4, maka 1S4 mengaktifkan sol 3 (membuka saluran
udara bertekanan dari compressed air supply yang menuju pressure sequence
valve[OZ5]), setelah tekanan udara didalam silinder mencapai 5 bar, maka pressure
sequence valve[OZ5] bekerja dan udara bertekanan mengaktifkan sol 4 (posisi katup
kontrol 5/2 berubah) sehingga udara bertekanan dari pressure control valve with
manometer [OZ4] masuk melewati sol 4 mendorong piston silinder bergerak mundur .
Pada diagram terlihat saat torak didorong maju (out-stroke ) udara di depan torak didorong
keluar. Dengan dipasangnya flow control pada saluran keluar dan dengan posisi seperti
gambar maka udara yang keluar dihambat. Dengan demikian kecepatan torak juga dihambat
yang berarti kecepatan gerak torak dikendalikan menjadi semakin lambat. Posisi pengaturan
seperti ini disebut exhaust-speed-control atau meter out control.
Alat Penjepit
Demi keamanan pada alat penjepit dipasang flow control pada lintasan
buang,sehingga pada proses penjepitan rahang bergerak palan-pelan sampai penjepitannya
kuat.Cara pengaturan ini jtermasuk pengaturan aliran keluar atau exhaust speed control.
Perhatikan gambar 4.29.
13. Gambar rangkaian pneumatik kontrol tidak langsung dan jelaskan prinsip kerja.
14. Berilah tanda pada elemen-elemen kontrol rangkaian pneumatik di bawah ini !
15. Gambar Rangkaian pengunci dominan ON dan OFF dan jelaskan prinsip kerjanya.
16. Bagaimana cara mengatur kecepatan gerak maju-mundur batang silinder ?
17. Beri penandaan nomor pada komponen dalam rangkaian pneumatic gambar 4.1.
18. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan fungsi DAN dengan Rangkaian seri
dibandingkan Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara
D. Alat penekuk
Permukaan lembaran logam dibentuk U menggunakan
silinder pneumatik. Memulai gerakan dilakukan dengan
menekan tombol, jika tombol dilepas batang silinder kembali
ke posisi semula. Silinder(1.0) berdiameter 150 mm dan
panjang 100 mm. Maju silinder dapat diatur secara
perlahan, sedang gerakan kembali dilakukan cepat.
E. Alat Pemindah
Alat pemindah barang, untuk memindahkan dari
satu jalur ke jalur konveyor lain. Dengan menekan
tombol, batang piston pengayun pada silinder
menekan piring putar lewat pawl. Barang dipindah
dan didorong maju pada arah terbalik. Dengan
menekan tombol lain unit pengarah akan mati.
69
Gerakan torak adalah: A maju disusul B maju kemudian A mundur disusul B mundur, atau
dapat dituliskan sebagai : A+ . B+ , A- , B-
Gambar.1.c
1. Rangkaian yang tertera pada gambar 1.d tadi apabila tombol start terus ditekan maka akan
terjadi blok yaitu over-lapping signal pada katup 1.2 sehingga katup tersebut tidak bekerja
dan rangkaian berhenti pada langkah ke tiga .Supaya rangkaian dapat berjalan, tombol
katup 1.2 harus dilepas. Maka step ke tiga dapat dilanjutkan ke step ke empat dan
rangkaian telah sempurna menempuh satu siklus. Untuk mengoperasikan kembali push
button 1.2 harus ditekan lagi.
2. Agar rangkaian berjalan secara otomatis, maka tambahkan katup 1.4 pada akhir langkah
mundur silinder B kemudian dihubungkan dengan katub 1.2.(lihat gambar 1.f), sehingga
cara kerjanya dapat diuraikan sebagai berikut
3. suplai udara dimasukkan dari service unit 0.1 dan melalui katup 0.2 ke seluruh system
maka udara bertekanan akan bekerja memposisikan torak pada posisi mundur atau posisi
( - ) dan berhenti di katup 1.2, 1.3, 2.2 dan 2.3. Pada waktu katup 1.2 dioperasikan ( di on
kan ) udara akan melalui katup 1.4 yang sudah terbuka ( on ) menuju ke katup 1.1 ( final
71
control element ) dan mengubah posisi katup sehingga udara dari working line disalurkan
ke silinder A dan mendorong torak maju ( posisi + )., torak akan menyentuh sensor katup
2.2. yang akan mengalirkan udara ke katup 2.1 sehingga posisinya berubah dan melalui
katup 2.1 udara dari working line disalurkan ke silinder B untuk mendorong torak maju.
Torak akan menyentuh sensor katup 1.3 yang akan menyalurkan signal udara pemandu ke
katup 1.1 dari sebelah kanan. Posisi katup berubah dan menyalurkan udara bertekanan ke
silinder A untuk mendorong torak mundur. Katup sensor 2.3 tersentuh oleh torak hingga
membuka saluran udara pemandu yang akan memberikan signal ke katup 2.1. Posisi
katup 2.1 berubah, udara bertekanan disalurkan ke silinder B untuk mendorong torak
mundur. Katup sensor 1.4 tersentuh torak hingga membuka saluran udara pemandu yang
akan mengubah posisi katup 1.1 yang akan menyalurkan udara bertekanan untuk
mendorong torak maju yang kedua kalinya.
Demikianlah cara kerja rangkaian ini secara kontinyu dan otomatis. Untuk mematikan atau
menghentikannya cukup dengan meng “ off “ kan katup 1.2.
Cara lain penggambaran diagram rangkaian adalah seperti gambar 2 berikut ini.
72
Tiga kelompok blok bangunan menetapkan pola interkoneksi yang dapat diperpanjang ke
sejumlah kelompok
When a sequence has a cylinder operating twice in one overall sequence a dual trip
building block may be required for each of the two feedback valves
The supply will be from different groups and the output go to different destinations
Example is for feedback valve a1 of cylinder A when A is sent + both in Group x and Group y
Katup fungsi“DAN” digunakan agar sinyal input en hanya dapat lewat jika sinyal output
sebelumnya Sn-1 telah digunakan
Stepper Sequencer
PrinsipKerjaStepper Sequencer Dengan Reset
Modul tambahan
Untuk pengalihan atau pemutusan signal ini digunakan tambahan katup lagi yaitu katup
4/2 DCV atau katup 5/2 DCV pemandu pneumatik,kemudian dibuat kelompok-kelompok atau
grup-grup signal dengan menggunakan bus-bar. Kelompok 1 melayani signal untuk gerak
torak maju misalnya dan kelompok 2 untuk melayani gerak torak mundur. Pengelompokan
signal yang menggunakan katup 5/2 DCV pemandu pneumatik.
Bila rangkaian dikontrol (dikendalikan) dengan menggunakan idle return roller maka urutan
kerjanya seperti grafik berikut :
Bila pengaturan dengan sistem cascade, urutan kerjanya seperti grafik berikut :
Gambar 10d
Grafik urutan kerja dari rangkaian yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras minimum.
Grafik urutan kerja dari rangkaian yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras maksimum.
82
Cara kerja mesin ini dapat dijelaskan melalui diagram step dan diagram rangkaian gambar 15.b.
Pada posisi awal, silinder 1A dan 2A berada pada posisi mundur ( - ). Katup sensor 1S1 dan
2S1dalamkeadaan bekerja ( terbuka ). Bila push button OS1 dioperasikan maka isyarat . (udara
pemandu ) akan mengoperasikan katup OV3, 1V1 dan 2V1 sehingga torak dari silinder 1A
dan2A akan maju bersama-sama ( parallel ). Begitu torak menyentuh katup sensor 1S2 dan 2S2
maka katup terbuka dan mengalirkan isyarat, tetapi masuk dulu ke katup penunda waktu atau
timer sehingga baru setelah beberapa detik katup OV3 , 1V1 dan 2V1 bekerja untuk
menggerakkan torak mundur. Pada waktu torak menyentuh katup 1S1 dan 1S2 isyarat akan
mengoperasikan lagi katup OV3, 1V1, 2V1 sehingga torak majulagi.dan seterusnya otomatis.
84
Gambar 15c
2) Alat pemadat sampah
Alat ini menggunakan prisip pengendalian dua silinder yang bergerak masing-masing
sesuai dengan urutan yang didesain . Urutan garak silinder dapat dilihat pada diagram
step.Sedangkan cara kerjanya dapat dilihat pada diagram rangkaian .Perhatikan gambar-
gambar berikut..
Gambar 23.c
Gambar 16d
Rangkaian ini akan bekerja satu siklus saja apabila katup on / off 1S1 ditekan kemudian
dilepas. Tetapi bila ingin bekerja secara otomatis dan berkesinambungan maka katup 1S1 harus
ditekan terus. Katup sequen OZ3 berfungsi untuk membuat urutan gerak silinder 2A sedikit
tertunda sehingga diagram step seperti gambar 23.c.
3) Drilling Machine
Drilling machine atau mesin gurdi ( mesin bor ) yang dilayani secara pneumatis ini
menggunakan dua buah silinder kerja ganda dan sebuah silinder kerja tunggal.
Perhatikanlah gambar-gambar berikut.
Gambar 17b
Gambar 17a
Gambar 17c
4) Pneumatic Counter
Rangkaian ini merupakan penghitung dengan system Binary.danmenerapkan logic control
system . Silinder 1A ditempatkan pada sebelah kiri sebagai ( 21 ) di dalam system Binary
Sedangkan silinder 2A ditempatkan di sebelah kanan sebagai ( 20 ). Katup 1V mendapat
isyarat dari katup AND ( 3V2 ) untuk menggerakkan torak silinder 1A maju dan mendapat
isyarat dari katup AND ( 3V4) untuk mundur. Katup 2V berubah empat kali yang
digerakkan dengan isyarat dari katup OR (3V5) dan (3V6)
Dapat disimpulkan bahwa :
Katup AND (3V1) menghitung dari 0 ke 1
Katup AND (3V2) menghitung dari 1 ke 2
Katup AND (3V3) menghitung dari 2 ke 3
Katup AND (3V4) menghitung dari 3 ke 0
Perhatikan gambar 18.a dan 18.b berikut ini.
87
Gambar 18a
Gambar 18b
88
SOAL PNEUMATIK
Tugas :
1. Sebutkan nama-nama komponen yang dibutuhkan dan gambar simbol komponennya.
2. Gambarkan rangkaian kontrolnya.
3. Beri penomoran pada komponen dan rangkaian pneumatik
4. Prinsip kerja rangkaian pneumatik.
1. Mesin Pelipat
Pengoperasian dua buah tombol tekan
menyebabkan elemen pembengkok pada mesin
pelipat mendorong turun ke bawah dan menahan
ujung lembaran plat dengan luas penampang 40 x 5.
Jika kedua atau salah satu tombol tekan dilepas,
silinder kerja ganda (1.0) kembali ke posisi inisial.
2. Pemisah Peti
Peti dipindahkan dari gudang penyimpanan ke tempat perakitan dengan menggunakan silinder
kerja ganda. Operasi kerja dimulai menggunakan sebuah tombol tekan dan sakelar pedal kaki.
Silinder kerja ganda (1.0) akan bergerak keluar jika
salah satu dari tombol atau pedal ditekan. Setelah
silinder mencapai gerakan maksimal kemudian
kembali secara otomatis. Gerakan maju silinder
secara perlahan, sedangkan gerakan mundur
dilakukan secara cepat. Proses berikutnya tidak
dapat dimulai sebelum silinder benar-benar mencapai
posisi minimal.
SOAL LATIHAN
1. Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang piston silinder
bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan tombol START
ditekan terus dilepas oleh operator . Silinder kerja keluar sampai mencapai maximum
berhenti dan mengisi botol teh selama 10 detik dan secara otomatis kembali ke posisi
awal.
2. Pada saat botol diletakkan tepat dibawah silinder, silinder akan keluar sampai mencapai
maximum dan berhenti mengisi botol teh selama 10 detik dan secara otomatis kembali ke
posisi awal Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang
piston silinder bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan
tombol START ditekan terus dilepas oleh operator .
3. Benda kerja dicetak dengan stempel yang digerakkan oleh silinder kerja ganda. Setelah
tombol ditekan dilepas , stempel harus bergerak keluar dan mencetak benda kerja. Silinder
akan kembali jika stempel telah mencapai posisi pencetakan dan tekanan yang diinginkan
(telah diatur sebelumnya) terpenuhi.
4. Silinder kerja ganda digunakan untuk mengepres dan mengelem komponen. Dengan
menekan tombol, silinder akan keluar dan berhenti. setelah mencapai posisi pengepresan
dan silinder mengepres selama 6 detik dan setelah itu kembali ke posisi awal. Start
berikutnya hanya mungkin dilakukan apabila silinder sudah berada pada posisi awal.
90
We hope you enjoy designing the circuits and assembling the control Systems
1. Separating parcel post
The parcel separating device feeds parcel post from a sloping
conveyor slide to an X-ray appliance. Operating a push button causes
very rapid retraction of the single-acting cylinder (1A) with the
attached parcel tray. After releasing the valve actuator, the piston rod
advances. Forward motion time t = 0.9 seconds. A pressure gauge is
fitted before and after the one-way flow control valve.
4. Marking machine
Exercise 11 – 13
In exercises 11, 12, and 13, two or three cylinders are controlled simultaneously. Cylinders
either move in synchronisation or / and in a pushpull motion. As the cylinders extend and
retract, it is necessary to overcome frictional forces. Frictional forces limiting movement occur
both between piston and cylinder wall and between piston rod and bearing bush. As these
forces are generally not the same for tho cylinders, synchronisation of the moving parts is only
possible unter certain conditions. This problem is shown in exercise 11. Exercise 12 and 13
are intended to offer a better insight into the matter.
The circuit is switched on by means of a push button valve. A detented valve makes it
possible to change over from signle to continuous cycle. The separating station must not
restart on its own after a power failure. 1A1+ 1A1– 1A2– 1A2+ In this abbreviated form
of notation, movements which occur simultaneously are noted one underneath the other
(1A1+, 1A2– or 1A1–, 1A2+).
Exercise 14 and 15
Exercise 14 is the first exercise in this series with two cylinders extending over more than two
steps. The motion sequence is governed by limit switches (roller lever valves). The main
problem in exercise 15 is the cancelling of pilot signals no longer required at the final control
valve. Locked-on pilot signals in sequential control systems can be influenced pneumatically
by different means. One simple possiblility is the fitting of roller lever valves with idle return.
The use of reversing valves (auxiliary reservoirs) for switching off signals forms a further
possibility (see alternative circuit B). In the course of the follow up to exercise 15, a
displacement time diagram of the assembled system is shown for the first time.
6. Elektro Penumatik
1.1 Pendahuluan
Prinsip kerja Elektro pneumatik dengan memilih energi pneumatik sebagai media kerja
sedangkan media kontrol mempergunakan sinyal listrik. Sinyal listrik dialirkan ke kumparan
penggerak katup pneumatik yang akan menghasilkan medan elektromagnit dan mengaktuasi
katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media
kerja pneumatik akan menggerakkan elemen kerja pneumatik.
Kontrol memproses informasi berupa sinyal. Suatu sinyal merupakan suatu variabel fisik,
Tekanan pada titik khusus dalam suatu sistem pneumatik
Voltase pada suatu titik khusus pada suatu rangkaian listrik.
Sinyal analog
Suatu sinyal analog merupakan sinyal dimana informasi adalah suatu titik yang ditunjuk
dengan suatu titik sampai kisaran nilai yang berkelajutan dari parameter sinyal (DIN 19226),
masing-masing nilai tekanan (parameter informasi) akan nenunjukkan suatu nilai displai
khusus (informasi). Apabila sinyal meningkat atau menurun, dan informasi akan berubah
secara berkelanjutan
97
.Sinyal digital
Suatu sinyal digital merupakan sinyal dengan suatu nomor kisaran nilai yang finit dari
parameter informasi. Masing-masing kisaran nilai menunjukkan suatu item spesifik dari
informasi (DIN 19226 ).
Contoh aplikasi :
Suatu sistem pengukur tekanan dengan displai digital menunjukkan tekanan dalam
penambahan 1 bar.* Terdapat suatu nilai yang memungkinkan (0 sampai 7 bar) untuk kisaran :
tekanan 7 bar. Yakni, terdapat 8 kisaran nilai yang memungkinkan untuk parameter informasi
tersebut. Apabila sinyal meningkat atau gagal, maka informasi itu berubah menjadi kenaikan.
Sinyal binari
Suatu sinyal binari merupakan sinyal digital dengan hanya dua kisaran nilai untuk parameter
informasi tersebut. Terdapat penunjukan 0 dan 1 yang normal (DIN 19226 ).
Contoh aplikasi :
Lampu kontrol menunjukkan suatu sistem pneumatik telah diberikan secara benar dengan
udara terkompresi. Apabila tekanan suplai (=sinyal) di bawah 5 bar, maka lampu kontrol
adalah mati (status 0). Apabila tekanan di atas 5 bar, maka lampu kontrol menyala (1) .
98
Kontroler dapat dibagi dalam berbagai kategori sesuai dengan tipe representasi informasi,
menjadi kontroler analog, digital dan binari (DIN 19226, Bagian 5).
Kontroler logis
Suatu kontroler logis menghasilkan sinyal output melalui asosiasi logis dari sinyal-sinyal input.
Contoh aplikasi : Alat rakitan pada Gambar 1.3 diperluas sedemikian rupa, sehingga dapat
dioperasikan dari dua posisi. Kedua sinyal output dihubungkan. Batang piston maju apabila
tombol tekan 1 atau 2 ditekan atau keduanya ditekan.
A B C
Electro- Contactor or
magnetically relay with 3
actuated on one normally open
side, contacts and 1
with spring return normally closed
contact
Representation in Relay
electrical circuit
diagrams
d) Model of Switch
Komponen elektropneumatik yang digunakan untuk praktek.
Pressure sensors
Ada berbagai jenis sensor tekanan-sensitif:
Tekanan switch dengan kontak mekanik (binary output signal)
Tekanan switch dengan switching elektronik ( binary output signal)
Sensor tekanan Elektronik dengan sinyal output analog
Dalam saklar tekanan mekanis, tekanan bekerja pada permukaan silinder. Jika
tekanan yang diberikan melebihi gaya pegas dari pegas akan kembali posisi awal,
piston bergerak dan beroperasi menekan kontak.
c) T a n p a k o n t a k (proximity switch)
104
Ada 4 macam saklar pembatas (proximity switch), yaitu ; magnetik, induktif, kapasitif
dan optic dengan simbul berikut ini.
+2 4V
K1 K2
0V
Simbol sensor
106
Kerugian:
Khususnya untuk NO, bila akan diaktifkan timbul percikan api
Memerlukan tempat yang cukup besar
Bila diaktifkan, berbunyi
Kontaktor bisa terpengaruh dengan adanya debu
o Kecepatan menyambung atau memutus saluran terbatas.
seolah-olah terkunci pada posisi akhir. Sistem pengunci biasanya dengan mempergunakan
kerja mekanik. Penggunaan relay ini biasanya untuk jaringan listrik di rumah tinggal.
a) Remnant Relay
Relay ini disainnya khusus, maksudnya adalah bila relay ini diaktifkan maka akan
terjadi elektromagnet. Elektromagnet ini akan tinggal dan tetap ada walaupun sumber
energinya telah dihilangkan.Dengan kata lain relay ini dikunci pada posisi akhir.
Untuk menyalakan relay ini maka arus yang dipakai adalah arus positif, sedangkan
untuk mematikannya mempergunakan arus negatif.
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Ketika waktu yang
ditentukan tercapai maka terminal 18 akan tersambungkan. Sinyal output (keluaran)
akan ada selama sinyal input ada. Elemen tunda waktu digambarkan pada kotak
yang dibatasi dengan garis strip.
110
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Sinyal output akan
ada selama sinyal input ada. Tapi bila sinyal input diputus maka sinyal output tidak
akan langsung hilang, melainkan tetap ada sampai batas waktu yang telah
ditentukan. Elemen tunda waktu digambarkan kotak yang dibatasi garis strip.
f. Solenoid
Solenoid dengan arus searah (DC) sering digunakan pada Electro-pneumatik.
Solenoid DC secara konstruktif selalu mempunyai inti yang pejal dan terbuat dari besi
lunak dengan bentuk yang simple dan kokoh. Selain itu maksudnya agar diperoleh
konduktansi optimum pada medan magnet. Bila ada kelonggaran udara, tidak akan
mengakibatkan kenaikan temperature operasi, karena temperature operasi hanya akan
tergantung pada besarnya tahanan kumparan serta arus listrik yang mengalir. Bila
solenoid DC diaktifkan (switched on) maka arus listrik yang mengalir meningkat secara
perlahan. Ketika arus listrik dialirkan ke dalam kumparan akan terjadi elektromagnet.
Selama terjadinya induksi akan menghasilkan gaya yang berlawanan dengan tegangan
yang digunakan.
Bila solenoid dipasifkan (switched off) maka medan magnet yang pernah terjadi akan
hilang dan dapat mengakibatkan tegangan induksi yang besarnya bisa beberapa kali
lipat oibandingkan dengan tegangan yang ada pada kumparan. Tegangan induksi ini
dapat mengakibatkan rusaknya isolasi pada gulungan koil, selanjutnya bila hal ini
terjadi terus akan terjadi percikan api. Untuk mengatasi hal ini maka harus dibuat
rangkaian yang meredam percikan api, misalnya dengan memasang tahanan yang
dihubungkan secara paralel dengan induktansi. Sehingga bila terjadi pemutusan arus
listrik, energi akan tersimpan dalam bentuk medan magnet dan dapat hilang lewat
tahanan yang dipasang tadi.
Keuntungan Solenoid DC Kerugian Solenoid DC
- Mudah pengoperasiannya - Perlu peredam percikan api
- Usianya lama - Terjadi tegangan tinggi saat pemutusan arus
- Bunyi yang dihasilkan lemah - Waktu sambung lama
- Tenaga untuk mengoperasikan kecil - Perlu adaptor bila dipakai tegangan AC
- Bagian yang kontak cepat aus
114
7.1 Katup
Sistem yang memadukan sinyal kontrol listrik dan sinyal kerja terdiri dari katup pneumatik
yang diaktuasikan dengan solenoid. Untuk menyalurkan sinyal kerja mempergunakan katup-
katup pneumatik, sedangkan arus listrik yang dialirkan ke kumparan kawat (solenoid). Katup
2/2 diaktuasikan dengan sinyal listrik, dan kembali dengan pegas
Pada prinsipnya katup ini mempunyai dua posisi dan dua saluran, konfigurasi katup
adalah NC. Bila katup ini akan diaktifkan maka arus listrik harus dialirkan ke solenoid yang
terpasang pada katup tersebut. Dengan diaktifkannya solenoid maka saluran 1(P) bila
dihubungkan dengan sumber energi akan menyalurkan sinyal pneumatik ke saluran 2(A).
Sedangkan kembalinya bila arus listrik ditutup (dimatikan) maka katup akan kembali ke posisi
semula karena katup terdorong pegas yang dipasang berlawanan dengan solenoid. Dan
saluran 1 (P) ataupun saluran 2 (A) keduanya tertutup dan udara yang ada di saluran 2(A)
tidak dapat keluar. Katup 3/2 diaktuasikan dengan sinyal listrik, kembali dengan pegas.
kata lain arus listrik yang diperlukan tidak terlalu besar pula. Prinsip kerja saluran yang
terdapat pada katup ini sama dengan prinsip kerja katup 3/2 yang telah dibahas di atas.
Katup 4/2 diaktuasikan sinyal listrik dan kontrol pneumatik, kembali dengan pegas
Katup 4/2 pada prinsipnya terdiri dari 2 buah katup 3/2. Biasanya digunakan untuk
mengaktuasikan silinder kerja ganda. Sinyal listrik digunakan seperti pada katup 3/2,
berfungsi sebagai pembuka sumbat sedangkan yang mengatur katup piston adalah sinyal
kontrol 1(P) pneumatik. Pada posisi diaktuasikan saluran 1(P) dan saluran 4(A)
tersambungkan sedangkan saluran 2(B) dengan saluran 3(R). Apabila sinyal listrik
diputuskan maka katup piston didorong kembali ke posisi semula sehingga saluran 1(P)
tersambungkan dengan 2(B) dan saluran 4(A) dengan 3(R).
Type, simbol dan Aplikasi katup kontrol arah pneumatik yang diaktuasi oleh listrik.
117
Logic Symbol
Circuit connection
7.3 Latihan Soal
Kita akan membangun suatu sistem pengontrol posisi Double Acting Cylinder, dengan
menggunakan katup 5/2 single solenoid dan katup 5/2 double solenoid yang kendalikan
dengan sistem kontrol elektro pneumatik. “Ketika tombol Start ditekan batang piston akan
bergerak keluar (dari posisi s0 ke posisi s1), ketika piston sudah mencapai posisi
maksimal (posisi s1) secara otomatis piston akan bergerak mundur ke posisi semula
(posisi s1).
Penyelesaian :
1. Tentukan arah gerakan piston : Dengan diagram notasi A+ adalah piston bergerak dari
posisi “0” ke posisi “1” Atau dengan diagram tangga
Garis gradient positif menunjukkan piston bergerak dari posisi “S0” ke posisi “S1”
Garis gradient negative menunjukkan piston bergerak dari posisi “S1” ke posisi “S0”
Energy Supply
Input Element
Processing dan Final Control Elemen
Gambar 7.
Ketika piston mencapai posisi “s1” maka limit switch s1 aktif sehingga terjadi aliran
arus listrik melalui koil relay Y2 akibatnya solenoid Y2 aktif yang akan merubah posisi
katup 5/2 ke posisi Y2 sehingga terjadi aliran udara bertekanan dari P ke B yang
membuat piston kembali bergerak menuju posisi “s0”.
Fungsi Logika
Logika OR
123
Logika AND
Penyimpanan Sinyal
Panduan langkah maju dan mundur batang silinder dengan penyimpanan sinyal pada
katup solenoid ganda
Kontrol langkah batang silinder yang kembali secara otomatis dengan penyimpanan sinyal
pada katup solenoid ganda
124
Gerak maju dan mundur secara otomatis dengan penimpanan sinyal pada katup solenoid
ganda
Rangkaian Pengunci
Panduan gerak batang silinder maju dan mundur melalui kontrol relay dengan
fungsi pengunci
125
Latihan Soal
Berdasarkan gambar alat dan diagram rangkaian di bawah berikan penjelasan cara kerja ?
A1 A1
K1 K2 1Y1 1Y2
A2 A2
-
127
c. Mendorong Papan
24 V-
1 2
5A
+
S1 13 1
14 2 4
1Y1 1Y2
-
24 V- 1 2 3 4
5A
+
S1 13 1 13 13
K1 K2
14 2 4 14 14
A1 A1
K1 K2 1Y1 1Y2
A2 A2
-
e. Memutar Roda
f.
24 V-
1 2
5A
+
S1 13 1S2 1
14 2 4
1S1 1
2 4
1Y1 1Y2
g. Membalik Jerigen -
24 V-
1 2 3 4
5A
+
S1 13 1S2 1
13 13
14 2 4 K1 K2
1S1 1 14 14
4
2
K1 K2 1Y1 1Y2
-
Soal Latihan
Gambar dibawah ini rangkaian elektro pneumatik.
a. Sebutkan nama dan fungsi komponen - komponen
b. Simulasikan rangkaian elektropneumatik dengan FluidSim.
c. Beri penjelasan prinsip kerja rangkaia .
d. Gambar aplikasi rangkaian pada mesin industri .
1.
128
2.
3.
4.
5.
6.
129
7. 7
8.
9.
130
10.
11.
131
12.
d.
8. SISTEM HIDROLIK
Perbandingan antara macam-macam cairan hidrolik dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Perbandingan macam-macam cairan hidrolik
c. Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (prefilter).
d. Monitor dan periksa secara berkala kondisi cairan hidrolik.
e. Atur sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat-sambung sendiri yang
ada pada saluran balik.
f. Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar.
g. Cegah jangan sampai terjadi kontamisnasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
h. Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang
unloading pump atau excessive resistence.
i. Perbaikilah segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman..
j. Bila akan mengganti cairan hidrolik, pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok
dengan cairan yang baru, demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara
baik dan benar-benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut di
atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan
cairan hidrolik.
9. KOMPONEN HIDROLIK.
Komponen Hidrolik memiliki symbol dan komponen yang tidak jauh berbeda dengan
Pneumatik. Adapun komponen utama sistim hidrolik, antara lain:
b Tempat pemisahan air, udara dan pertikel-partikel padat yang hanyut dalam cairan
hidrolik.
c Menghilangkan panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki.
d Tempat memasang komponen unit tenaga seperti pompa, penggerak mula,
e katup-katup akumulator dan lain-lain.
Ukuran tangki hidrolik berkisar antara 3 s/d 5 kali penghasilan pompa dalam liter/menit dan
ruang udara di atas permukaan cairan maksimum berkisar antara 10 s/d 15 %.
4) Gauge
a. Gauge tinggi permukaan oli dan termometer dipasang dekat pelat pembersih.
b. Pengukur temperatur oli harus dipasang pada reservoir,
c. Gauge tinggi permukaan oli harus mempunyai penunjuk level tinggi dan rendah.
d. Saluran inlet pompa dan saluran balik di-set kira-kira 50 mm dari dasar reservoir.
e. Ukuran saluran balik harus sama besar dengan ukuran
inlet pompa dan dipasang dengan defuser untuk
mengurangi velositas oli yang kembali.
f. Saluran penguras/drain line pada sistem harus
dihentikan di atas
g. tinggi permukaan fluida untuk mencegah terjadinya
siphoning/pemindahan aliran.
h. Sistem hidrolik dengan motor penggerak di atas 20
kilowatt harus dilengkapi dengan pendingin oli/oil cooler
untuk menurunkan temperatur.
Gambar 2.5 Gauge
5) Strainer
a. Strainer adalah filter kawat kasar yang menyebabkan terjadi restriksi aliran oli (tekanan
turun kira-kira 20 Pascal) dan menyaring partikel ukuran 75 mikron sampai 150 mikron.
b. Strainer pada saluran inlet pompa untuk melindungi pompa dari partikel ukuran besar.
c. Karena strainer selalu terendam, maka strainer dapat dikencangkan dengan tangan,
agar memudahkan penggantian saat
membersihkan .
d. Fluida hidrolik menyalurkan daya dan
bertindak sebagai pelumas bagi bagian
bergerak pada sistem hidrolik.
e. Mencegah fluida agar tidak tercermar oleh
debu, partikel metal atau material lainnya.
Gambar 2.6 Strainer
6) Baffle Plate
Baffle Plate berfungsi sebagai pemisah antara cairan hidrolik dari sirkulasi, selain itu
berfungsi untuk memutar cairan baru agar lebih lama menyebarkan panas, mengendapkan
kotoran dan memisahkan udara serta air sebelum dihisap kembali ke pompa.
141
7) Filter (Saringan)
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran atau kontaminasi akibat oksidasi dan
sebagainya. Sesuai dengan tempat pemasangannya, ada macam-macam filter yaitu :
a. Suction filter, dipasang pada saluran hisap dan dalam tangki.
b. Pressure line filter, dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk mengamankan
komponen yang dianggap penting.
c. Return line filter, dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar kotoran jangan
masuk ke dalam tangki. Kebanyakan sistem hidrolik selalu memasang suction filter.
spesifikasi pelanggan, tetapi rancangan utamanya tetap sama. ada tiga kelompok
utama pompa adalah: a. Pompa Gear, b. Pompa Vane dan c.Pompa Piston.
Tabel 3.1 Tipe Fixed displacement Pumps
POMPA GEAR POMPA VANE POMPA PISTON
Pompa gear secara hidrostatik Vane (tidak balans). Piston aksial
balans/hydrostatically balanced. (swashplate).
Gear internal (gerotor). Vane (balans). Piston aksial
(bent axis)
Gear internal (crescent) Vane (displacement Piston radial .
variabel).
Vane (displacement tetap). Piston inline.
2) Pompa Roda Gigi (Pompa Gear)
Pompa ini terdiri dari 2 buah roda gigi yang dipasang saling merapat. Perputaran roda
gigi yang saling berlawanan arah akan mengakibatkan kevakuman pada sisi hisap,
akibatnya oli akan terisap masuk ke dalam ruang pumpa, selanjutnya dikompresikan ke
luar pompa hingga tekanan tertentu. Tekanan pompa hidrolik dapat mencapai 100 bar.
Bentuk pompa hidrolik roda gigi dapat dilihat pada gambar samping berikut.
3) Pompa Vane
Terdapat dua tipe pompa vane;
1. Pompa vane yang tidak balans.
2. Pompa vane yang balans.
tekanan radial dari cairan hidrolik saling meniadakan sehingga terjadilah keseimbangan
(balanced) Vane (kipas) yang bentuknnya seperti gambar dipasang pada poros beralur
(slots) karena adanya gaya sentrifugal selama rotor berputar maka vane selalu
merapat pada rumah pompa sehingga terjadilah proses pemompaan
4) Pompa Piston.
1. Pompa piston menggunakan sebuah piston dan silinder untuk menghasilkan aliran.
2. Piston bergerak di dalam silinder.
3. Piston dan silinder biasanya dibuat dengan memberikan sedikit jarak bebas agar dapat
melumasi bagian-bagian yang bergerak.
(displacement parsial).
3. Sudut pelat swash nol/zero. (displacement nol).
5) Pompa Sekrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling bertautan (engage), yang satu bentuk cekung,
dan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli secara aksial ke
sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.
Aplikasi Hidrolik
b. Peralatan Pertanian
c. Perlatan Konstruksi
153
d. Perlatanan Pertambangan
e. Peralatan Industri
Silinder ini mendapat suplai aliran liquid dari dua sisi. Konstruksi hampir sama dengan
silinder kerja tunggal. Keuntungan adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga
pada kedua belah sisi. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak ( piston rod
) pada satu sisi dan ada pula yang pada kedua sisi. Konstruksi mana yang akan dipilih
tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Tabel 4.1 Macam-macam double acting cylinder
Macam-macam motor hidrolik , antara lain; Piston Hydraulic Motor, Sliding Vane Motor,
dan Gear Motor. Gambar 4.2 adalah salah satu contoh radial piston hydraulic motor,
dapat berputar bolak-balik Cairan hidrolik masuk mendorong piston, kemudian piston
berputar memutarkan poros engkol dan poros engkol memutar poros (drive shaft).
Gambar 4.7 Motor roda gigi dengan gerakan satu arah putaran.
Motor piston radial
Oscillating Motor
12.1. Pendahuluan.
Cara pengendalian sistem hidrolik, urutannya dapat kita jelaskan sebagai berikut :
a. Isyarat (Sinyal) masukan atau input element yang mendapat energi langsung dari
pembangkit aliran fluida (pompa hidrolik) yang kemudian diteruskan ke pemroses sinyal.
b. Isyarat Pemroses atau processing element yang memproses sinyal masukan secara logic
untuk diteruskan ke final control element.
c. Sinyal pengendali akhir (final control element) mengarahkan gerakan aktuator (working
element) hasil akhir dari sitem hidrolik. Komponen kontrol disebut katup (Valves).
searah
a. De-lockable non-return valve b. De-lockable double non-return
valve
b. Pressure Regulator
Pressure regulator berfungsi untuk mengurangi tekanan input atau tekanan
kerja menjadi tekanan tertentu. Hal ini digunakan apabila dalam satu sistem terdapat
perbedaan kebutuhan tekanan setiap aktuator. Sering disebut sebagai reducing valve.
Konstruksi pokok dari flow control ada dua macam yaitu :Restrictor dan Orifice
a. Restrictor b. Orifice
Gambar 5.9 Konstruksi flow control
Contoh Soal :
1. Suatu mesin press memiliki gaya tersedia sebesar 150 N, bila diameter torak kecil = 20
mm, berapa diameter torak besar agar dapat menghasilkan gaya 4000 N ?
Jawaban:
Diketahui : F1 = 150 N, F2 = 4000 N, d1 = 20 mm
Ditanya : berapa d2 ?
2. Sebuah silinder Hidrolik digunakan untuk mencekam benda kerja dengan tekanan
25 bar. Bila gaya cekam seperti pada gambar memiliki gaya 4000 N, hitunglah
diamter piston yang ideal.
Jawaban: F1 . L1 = F2 . L2
Working elements
Actuating elements
Signal elements
Supply elements
Contoh cara penyusunan diagram meliputi tata letak komponen, penyambungan dan
penomoran.
4. Memasang unit tenaga, Unit tenaga dan kelengkapannya dipasang dan ditempatkan
seefisien mungkin. Jarak antara unit tenaga dan penggerak yang terlalu jauh akan
mempengaruhi transfer daya dan juga akan banyak kerugian gaya karena gesekan
5. Menginstalasikan konduktor, Konduktor dan konektor yang telah dipilih dipasang sesuai
dengan ketentuan
6. Memeriksa kembali semua instalasi dengan tangan, apakah pemasangan dan pengikatan
sudah pas dan cukup kuat
7. Uji coba (uji jalan) dengan menghidupkan dan menjalankan rangkaian dan amatilah
apakah jalannya sistem sudah sesuai dengan ketentuan
8. Bila semua sudah berjalan dengan baik berarti rangkaian hidrolik telah siap untuk
difungsikan.
SOAL LATIHAN
1. Perhatikan diagram-diagram rangkaian hidrolik di bawah ini,
kemudian selesaikan dengan baik tugas-tugas berikut :
a. Sebutkan nama-nama komponen pada diagram rangkaian
tersebut disamping..
b. Bacalah diagram rangkaian tersebut kemudian jelaskan cara
kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Robert H., The Mechatronics Handbook, CRC PRESS, USA, 2002
Bolton, W., Mechatronics, Electronic control systems in mechanical Engineering,
Longman Scientific & Technical.
Bambang Mulyanto. Modul Rangkaian Rangkaian dasar Pneumatik, Kendal
Hugh Jack, Automating Manufacturing System with PLC, version 5.0, 2007
Pneumatik 1 dan 2, Indonesia Australia Partnership for Skills Development AusAID
Petruzella, Frank D., Industrial Electronics, McGRAW-HILL International Editions, 1996
……, Fundamental of Mechatronics, Festo Didactics
……, Pneumatic System, Festo Didactics
http://www.shadow.org.uk/products/airmuscles.shtml#Anchor-Sources
http://dc.cen.uiuc.edu/
http://www.industrialtechnology.co.uk/2000/apr/west.html