2.1 Pengertian
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “pneuma” yang berarti napas atau
udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan,
baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga
pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara
kempa). Zaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk
berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara ban
mobil/motor, melepaskan ban mobil dari velgnya, membersihkan kotoran, dan sejenisnya.
Sekarang, sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih dan
mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses
produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun
industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri
sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.
d) selanjutnya melalui katup saru arah udara dimasukan ke FR/L unit, yang terdiri dari
Filter, Regulator dan Lubrication/pelumasan agar lebih memenuhi syarat.
e) Setelah memenuhi syarat kemudian baru ke sistim rangkaian pneumatik.
kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder
pneumatik).
Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
Positive Displacement kompressor, dan Dynamic kompressor (Turbo). Positive
Displacement kompressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
kompressor (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.
pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman
akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk
kompressor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya
hingga 15 bar.
dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran
ruangan dapat diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.
Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya
adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di
dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga,
sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompressi dan akan ditampung pada
tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
g. Penggerak Kompresor
Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar kompressor, sehingga kompressor
dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompressor yang sering digunakan biasanya
berupa motor listrik dan motor bakar. Kompressor berdaya rendah menggunakan motor
listrik dua phase atau motor bensin. Sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan
motor listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya
digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor
listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-
pindah).
Unit pengolahan udara bertekanan memiliki jaringan instalasi perpipaan yang sudah
dirancang agar air dapat terpisah dari udara. Air memiliki masa jenis (Rho) yang lebih
tinggi sehingga cenderung berada di bagian bawah. Untuk menjebaknya maka intalasi pipa
diberi kemiringan, air akan mengalir secara alami ke tabung penampung air, selanjutnya
dibuang. Sedangkan udara kering diambil dari bagian atas instalasai agar memiliki kadar
air yang rendah.
Selang fleksible yang biasanya terbuat dari piastik dan biasa digunakan untuk instalasi
yang frekuensi bongkar-pasangnya lebih tinggi.
2.7.2 Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit konduktor (selang atau
pipa) agar tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk ataupun macamnya
disesuaikan dengan konduktor yang digunakan.
Katup-katup yang ada pada sistem pneumatik dapat menggunakan simbol katup
pneumatik. Adapun cara membaca simbol pada katup pneumatik sebagai berikut :
Tabel 2.1 Keterangan Simbol Pada Katup Pneumatik
Metode pengaktifan katup kontrol arah bergantung pada tugas yang diperlukan. Jenis
pengaktifan bervariasi, seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari
semuanya.
b) Katup Geser
Pada katup geser masing-masing sambungan dihubungkan bersama atau ditutup oleh
kumparan geser, kumparan geser yang rata dan katup dengan piringan geser.
Katup Geser terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Katup geser memanjang
2. Katup geser rata memanjang
3. Katup geser dengan piringan
Hubungan posisi awal katup adalah lubang keluaran sinyal 2(A) terhubung dengan
lubang pembuangan 3 (R). Gaya pegas mengembalikan sebuah bola pada kedudukan
katup sehingga mencegah udara bertekanan mengalir dari lubang 1(P) ke lubang keluaran
2(A) . Dengan tertekannya tuas penekan katup menyebabkan bola duduk menerima gaya
dan lepas dari kedudukannya. Dalam melakukan ini gaya tekan harus dapat melawan gaya
pegas pengembali dan akhirnya udara bertekanan harus mengalir. Suplai udara bertekanan
ke posisi keluaran katup dan sinyal dikeluarkan. Sekali tuas penekan dilepas lubang 1(P)
tertutup dan lubang keluaran 2(A) terhubung ke lubang pembuangan 3(R) melalui tuas
penekan sehingga sinyal dipindahkan.
Dalam hal ini katup dioperasikan secara manual atau mekanik. Untuk
menggerakkan tuas katup sebagai tambahan pengaktifan bisa dipasang langsung pada
kepala katup seperti tombol tekan, rol dan sebagainya. Gaya yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan tuas tergantung pada tekanan suplai gaya pegas pengembali dan kerugian
gesekan dalam katup. Ukuran katup dan luas permukaan kedudukan katup harus lebih
kecil untuk mendapatkan batasan gaya aktifnya yang kecil pula. Konstruksi katup bola
duduk sangat sederhana dan oleh karena itu harganya relatif murah. Yang membedakan
adalah ukuran yang sederhana dan praktis.
Sebuah katup 3/2 yang posisi normalnya terbuka mengalirkan udara dari lubang
masukan 1(P) ke lubang keluaran 2(A), dinamakan katup normal terbuka (N/O). Posisi
awal lubang masukan 1(P) tersambung ke lubang keluaran 2( A ) melalui tangkai katup
dan dudukan piringan menutup lubang ke pembuangan 3(R). Ketika tuas ditekan, udara
dari lubang masukan 1(P) ditutup oleh tangkai duduk dan selanjutnya piringan tertekan
sehingga lubang keluaran 2(A) terhubung ke atmosfir melalui lubang pembuangan 3(R).
Ketika tuas dilepas, piston dengan dua karet seal pada kedudukannya dikembalikan ke
posisi awal oleh pegas pengembali. Sekali lagi lubang pembuangan 3(R) tertutup dan
udara mengalir dari lubang masukan 1(P) ke lubang keluaran 2(A).
Katup bisa diaktifkan secara manual, mekanik, listrik dan pneumatik. Perbedaan
metode pengaktifan bisa diterapkan pada kebutuhan yang sesuai dengan aplikasi itu
sendiri.
Pada saat sinyal pada lubang 12(Z) dihentikan , tuas katup kembali ke posisi awal
oleh gaya pegas pengembali, sehingga aliran udara dari lubang 1(P) mengalir ke lubang
2( A ).
Gambar 2.27 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O, Dalam Keadaan Tidak Aktif
2. Katup 4/2
Katup 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak. Sebuah katup 4/2 dengan
kedudukan piringan adalah sama konstruksi dengan kombinasi gabungan dua katup 3/2 :
satu katup N/C dan satu katup N/O.
Gambar 2.30 Katup 4/2 Dudukan Piringan, Dalam Keadaan Tidak Aktif
Jika dua tuas diaktifkan secara bersamaan, saluran 1(P) ke 2(B) dan 4(A) ke 3(R)
ditutup oleh gerakan pertama. Dengan menekan tuas katup selanjutnya piringan melawan
gaya pegas pengembali , aliran antara saluran 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R) terbuka.
Tuas katup bisa dioperasikan dengan menambah pada bagian puncak tuas dengan lengan
rol atau tombol tekan.
3. Katup 4/3
Katup 4/3 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini adalah katup
geser pelat dengan pengaktifan tangan.
Gambar 2.32 Katup 4/3, Plat Geser Dengan Posisi Tengah Tertutup
Pada saat posisi normal ( pegangan di tengah ), semua lubang terblokir. Pada saat
aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya dua piringan.
Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R) terbuka.
Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1(P) ke 2(B) dan 4(A) ke 3(R)
terbuka.
4. Katup 5/2
Katup 5/2 mempunyai 5 lubang dan 2 posisi kontak. Katup ini dipakai sebagai
elemen kontrol akhir untuk menggerakkan silinder.Katup geser memanjang adalah contoh
katup 5/2. Sebagai elemen kontrol, katup ini memiliki sebuah piston kontrol yang dengan
gerakan horisontalnya menghubungkan atau memisahkan saluran yang sesuai. Tenaga
pengoperasiannya adalah kecil sebab tidak ada tekanan udara atau tekanan pegas yang
harus diatasi ( prinsip dudukan bola atau dudukan piring ).
Pada katup geser memanjang semua cara pengaktifan manual, mekanis, elektris atau
pneumatis adalah mungkin. Juga untuk pengembalian katup ke posisi awal, dapat
digunakan cara-cara pengaktifan ini.Jalan pengaktifan jauh lebih panjang dari pada katup
duduk. Dalam memasang katup geser, perapatan menjadi masalah . Perapatan yang sudah
dikenal dalam hidrolik : “Logam pada logam“ memerlukan pengepasan piston geser
secara tepat ke dalam rumahnya.
Pada katup pneumatik, jarak antara dudukan dan rumahnya tidak boleh lebih dari
0,002 - 0,004 mm, kalau tidak kerugian kebocoran akan menjadi lebih besar. Untuk
menghemat biaya pemasangan yang mahal, dudukan sering memakai seal jenis O. Untuk
menjaga kerusakan seal, lubang sambungan bisa ditempatkan di sekitar keliling rumah
dudukan.
Metode lain dari seal adalah menggunakan sebuah dudukan piring penutup dengan
gerakan memutus-menghubung relatif kecil. Dudukan piringan seal menyambung saluran
masukan 1(P) ke saluran keluaran 2(B) atau 4(A). Seal kedua pada kumparan piston
menghubungkan saluran pembuangan ke lubang pembuangan . Ada tombol manual yang
menumpang pada setiap akhir dari pengoperasian katup secara manual. Katup 5/2 dengan
pilot udara ganda mempunyai sifat memori kontrol. Posisi pensakelaran terakhir
dipertahankan sampai posisi pensakelaran baru diawali oleh sinyal pilot pada sisi yang
berlawanan dari sinyal terakhir. Posisi yang baru ini disimpan sampai sinyal yang lain
diberikan.
adalah untuk membolehkan membalik aliran udara ke silinder begitu sinyal kontrol telah
diberikan. Katup daya sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan silinder. Agar
supaya panjang saluran bisa diperpendek dan juga waktu pensakelaran seideal dan
sependek mungkin . Katup daya bisa ditempatkan langsung ke pengatur. Sebagai
keuntungan tambahan adalah bahwa penyambung, slang dan waktu pemasangan bisa
dihemat.
sinyal masukan dan satu keluaran. Salah satu katup yang membutuhkan dua sinyal
masukan untuk menghasilkan sinyal keluaran adalah katup dua tekanan (Two Pressure
Valves) atau katup fungsi “DAN”.
Udara bertekanan hanya mengalir jika ke dua lubang masukan diberi sinyal. Satu
sinyal masukan memblokir aliran. Jika sinyal diberikan ke dua sisi masukan ( X dan Y ),
sinyal akan lewat ke luar. Jika sinyal masukan berbeda tekanannya, maka sinyal dengan
tekanan yang lebih besar memblokir katup dan sinyal dengan tekanan yang lebih kecil yang
mengalir ke luar sebagai sinyal keluaran. Katup dua tekanan pada umumnya digunakan
untuk kontrol pengunci, kontrol pengaman, fungsi cek dan fungsi logika.
Katup buangan cepat mempunyai sambungan udara masuk P, keluaran A dan lubang
pembuangan R. Aliran udara masuk lewat P dan keluar bebas melaui terbukanya
komponen katup cek. Lubang R terblokir oleh piringan. Jika udara disuplai dari lubang A,
piringan akan menutup lubang P dan udara keluar ke atmosfir lewat lubang R. Peningkatan
kecepatan tersebut dibandingkan dengan pembuangan udara lewat katup kontrol akhir.
Cara tersebut mudah dilaksanakan dengan jalan memasang katup buangan-cepat langsung
pada silinder atau sedekat mungkin dengan silinder.
Ada dua jenis rangkaian pencekikan aliran udara untuk silinder kerja ganda :
a. Pencekikan udara masukan.
Pada pencekikan udara masukan, katup kontrol aliran satu arah dipasang
sedemikian rupa sehingga udara yang masuk silinder dicekik. Udara pembuangan bisa
keluar dengan bebas melalui katup satu arah yang dipasang pada sisi keluaran silinder.
Jika katup tunda waktu adalah menghubung ke posisi inisialnya, jalur pilot 12(Z)
harus dibuang. Udara mengalir dari tangki udara ke atmosfer melalui jalan pintas katup
kontrol aliran satu arah dan kemudian ke jalur pembuangan. Pegas katup mengembalikan
bantalan pemandu dan piringan katup ke posisi inisialnya. Jalur kerja 2(A) membuang ke
3(R) dan 1(P) terblok.
Katup tunda waktu normal membuka memiliki katup 3/2 dengan posisi NO. Pada
posisi inisial output 2(A) adalah aktif. Ketika katup dihubungkan dengan 10(Z) output 2(A)
dibuang. Akibatnya sinyal keluaran akan segera mati setelah setting tunda waktu tercapai.
a. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang
lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah .
Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder
direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal dengan alasan agar
kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.
Pada silinder kerja tunggal dengan pegas, langkah silinder dibatasi oleh panjangnya
pegas . Oleh karena itu silinder kerja tunggal dibuat maksimum langkahnya sampai
sekitar 80 mm.
b. Kegunaan
Menurut konstruksinya silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai fungsi
gerakan , seperti :
Menjepit benda kerja
Pemotongan
Pengeluaran
Pengepresan
Pemberian dan pengangkatan.
Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk
memperpanjang usia komponen seal permukaan dalam tabung silinder dikerjakan dengan
mesin yang presisi. Untuk aplikasi khusus tabung silinder bisa dibuat dari aluminium ,
kuningan dan baja pada permukaan yang bergeser dilapisi chrom keras. Rancangan khusus
dipasang pada suatu area dimana tidak boleh terkena korosi.
Penutup akhir tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak
seperti aluminium besi tuang. Kedua penutup bisa diikatkan pada tabung silinder dengan
batang pengikat yang mempunyai baut dan mur.
Batang piston terbuat dari baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari korosi
dan menjaga kelangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.
Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara. Bantalan
penyangga gerakan batang piston terbuat dari PVC, atau perunggu. Di depan bantalan ada
sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu dan butiran kecil yang akan masuk ke
permukaan dalam silinder.
a. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju)
, sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada
sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai
mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh
gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah
maju) udaranya terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang
pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada
batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk. Karena efektif
permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston
Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah gerakannya.
Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor lengkungan dan
bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti silinder kerja
tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan seal jenis cincin O atau
membran.
b. Pemasangan Silinder
Jenis pemasangan silinder ditentukan oleh cara cara gerakan silinder yang
ditempatkan pada sebuah mesin atau peralatan . Silinder bisa dirancang dengan jenis
pemasangan permanen jika tidak harus diatur setiap saat. Alternatif lain, silinder bisa
menggunakan jenis pemasangan yang diatur, yang bisa diubah dengan menggunakan
perlengkapan yang cocok pada prinsip konstruksi modul. Alasan ini adalah
penyederhanaan yang penting sekali dalam penyimpanan, lebih khusus lagi dimana
silinder pneumatik dengan jumlah besar digunakan seperti halnya silinder dasar dan
bagian pemasangan dipilih secara bebas membutuhkan untuk disimpan.
Pemasangan silinder dan kopling batang piston harus digabungkan dengan hati-hati
pada penerapan yang relevan, karena silinder harus dibebani hanya pada arah aksial.
Secepat gaya dipindahkan ke sebuah mesin, secepat itu pula tekanan terjadi pada silinder.
Jika sumbu salah gabung dan tidak segaris dipasang, tekanan bantalan pada tabung
silinder dan batang piston dapat diterima. Sebagai akibatnya adalah :
· Tekanan samping yang besar pada bantalan silinder memberikan indikasi bahwa
pemakaian silinder meningkat.
· Tekanan samping pada batang piston akan mengikis bantalan
· Tekanan tidak seimbang pada seal piston dan batang piston.
Aplikasi robot dengan gambaran khusus seperti batang piston tanpa putaran, batang
piston berlubang untuk mulut pengisap.
d. Macam-macam Silinder Kerja Ganda
- Langkah Mundur
Keterangan :
F = Gaya piston ( N )
f = Gaya pegas ( N )
D = Diameter piston ( m )
d = Diameter batang piston ( m )
A = Luas penampang piston yang dipakai (m2 )
p = Tekanan kerja ( Pa )
Pada silinder kerja tunggal, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada gaya
piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh pegas . Sedangkan pada
silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada silinder maju karena
adanya diameter batang piston akan mengurangi luas penampang piston. Sekitar 3 - 10 %
adalah tahanan gesekan.
Tabel 2.8 Gaya piston silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 – 10 bar.
Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani
lebih besar dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder diam.
2.14.2 Kebutuhan Udara
Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih
dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston
dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut :
Tabel 2.9 Kebutuhan udara silinder pneumatik persentimeter langkah dengan fungsi
tekanan kerja dan diameter piston.
Kebutuhan udara dihitung dengan satuan liter/menit (l/min) sesuai dengan standar
kapasitas kompresor. Kebutuhan udara silinder sebagai berikut:
Keterangan :
Q = kebutuhan udara silinder ( l/min )
q = kebutuhan udara persentimeter langkah piston
s = panjang langkah piston ( cm )
n = jumlah siklus kerja per menit
2.14.3 Kecepatan Piston
Kecepatan piston rata-rata dari silinder standar berkisar antara 0,1-1,5 m/s (6 - 90
m/min). Silinder khusus dapat mencapai kecepatan 10 m/s. Kecepatan silinder pneumatik
tergantung :
Beban ( gaya yang melawan silinder ),
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik
Tekanan kerja,
Diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
Ukuran katup kontrol arah yang digunakan.
Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran dan dapat ditingkatkan
dengan katup pembuang cepat yang dipasang pada sistem kontrol tersebut.
Tabel 2.10 Kecepatan Rata-rata Piston
seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun
gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu
menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus menerus (continue),
dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat,
terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia
dan lainnya. Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol
dalam proses otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak, mudah didistribusikan
melalui saluran (selang) yang kecil, aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat
dibebani lebih, tidak peka terhadap perubahan suhu dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di sekitar
kita. Udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak.
Selain itu udara yang terdapat di sekitar kita cenderung bersih dari kotoran dan zat kimia
yang merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal.
Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka penumatik banyak digunakan pula pada
industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Secara umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung
penampung. Sebelum digunakan udara dari kompressor diolah agar menjadi kering, dan
mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui regulator udara dapat digunakan
menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa silinder/stang torak yang bergerak
translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi. Gerakanbolak balik (translasi), dan
berputar (rotasi) pada aktuator selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan gerakan
yang selama ini dilakukan oleh manusia atau peralatan lain.
Udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang
kecil, panjang dan berliku.
Fleksibilitas temperatur
Udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui
peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak
ekstrem udara masih dapat bekerja.
Aman
Udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak
terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua
hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting
hingga kebakaran.
Bersih
Udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan
jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman
digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur
Udara dapat melaju dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau
sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat
mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000rpm,
sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
Dapat disimpan
Udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan
udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim
menjadi aman.
Mudah dimanfaatkan
Udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal untuk membersihkan permukaan
logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik
untuk menghasilkan gerakan tertentu.
2.16.2 Kerugian
Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara.
Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi
kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan
untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi
peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas,
pengeering, regulator, dan lain-lain.
Mudah terjadi kebocoran
Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan
tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal
agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan
pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada
sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
Menimbulkan suara bising
Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan
dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan
menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah
dengan memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
Mudah Mengembun
Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem harus
diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal kering, memiliki
tekanan yang cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada
katup-katup dan aktuator.
3.1 Sejarah
Hidrolik berasal dari bahasa latin yaitu hydros yang berarti air. Hidrolik adalaha
ilmu yang mempelajari fluida cair sebagai tenaga atau gerak. Sejarah munculnya ilmu
pengetahuan tentang hidrolik, pertama kali dikemukakan oleh Blaise Pascal dengan
teorinya yang sering dikenal dengan ”Hukum Pascal” yang berbunyi “Tekanan cairan
(fluid cair) didalam ruangan tertutup akan diteruskan ke segala arah dan sama rata ke
segala bidang, dengan tidak mengubah tekanan atau kekuatannya.” Setelah itu, pada tahun
1795 Joseph Brahmah mengaplikasikan hukum pascal tersebut yang menggunakan tekanan
dari air. Hal ini yang membuat Joseph Brahmah sebagai orang pertama yang
mempraktekkan tekanan hidrolik. Hingga sampai saat ini teori tersebut berkembang terus.
3.2 Pengertian
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral
adalah jenis fluida cair yang umum dipakai. Pada prinsipnya mekanika fluida dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:
1. Hydrostatics
Hydrostatics yaitu mekanika fluida dalam keadaan diam disebut juga teori persamaan
kondisi dalam fluida diam. Energi yang dipindahkan dari satu bagian ke bagian lain
dalam bentuk energi tekanan.
Jadi perbedaan yang menonjol dari kedua sistem diatas adalah keadaan fluida itu
sendiri.
Prinsip dasar dari hidrolik adalah sifat fluida cair yang sangat sederhana dan sifat
zat cair tidak mempunyai bentuk tetap, tetapi selalu menyesuaikan bentuk yang
ditempatinya. Karena sifat cairan yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya,
sehingga akan mengalir ke berbagai arah dan dapat melewati dalam berbagai ukuran dan
bentuk, sehingga fluida cair tersebut dapat mentrasnferkan tenaga dan gaya. Dengan kata
lain sistem hidrolik adalah sistem pemindahan dan pengontrolan gaya dan gerakan dengan
fluida cair dalam hal ini oli.
Sistem hidrolik juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan sistem hidrolik
sebagai berikut :
a. Fluida yang digunakan (oli) harganya mahal.
b. Apabila terjadi kebocoran akan mengotori sistem, sehinggasistem hidrolik jarang
digunakan pada industri makanan maupun obat-obatan.
Sedangkan kelebihan sistem hidrolik diantaranya adalah ;
a. Tenaga yang dihasilkan sistem hidrolik besar sehingga banyak diaplikasikan pada alat
berat seperti crane, kerek hidrolik dll.
b. Oli juga bersifat sebagai pelumas sehingga tingkat kebocoran
c. lebih jarang dibandingkan dengan sistem pneumatik.
d. Tidak berisik.
penurunan tekanan, oli hidrolik akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang
kompressi. Oli yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydrolik.
bergantian. Gerakan torak ini akan berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan
aliran oli/fluida yang kontinyu.
5. Pompa Sekrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang
satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga
dapat memindahkan fluida oli secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik
dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.
3.3.2 Aktuator
Seperti halnya pada sistim pneumatik, aktuator hydrolik dapat berupa silinder
hydrolik, maupun motor hydrolik. Silinder Hydrolik bergerak secara translasi sedangkan
motor hydrolik bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya yang dihasilkan aktuator hydrolik
memiliki tenaga yang lebih besar (dapat mencapai 400 bar atau 4x107 Pa), dibanding
pneumatik.
2. Aktuator Rotasi
Motor Hydrolik merupakan alat untuk mengubah tenaga aliran fluida menjadi gerak
rotasi. Motor hydrolik ini prinsip kerjanya berlawanan dengan roda gigi hydrolik. Aliran
Minyak hidrolik yang bertekanan tinggi akan diteruskan memutar roda gigi yang
terdapat dalam ruangan pompa selanjutnya akan dirubah menjadi gerak rotasi untuk
berbagai keperluan.
3.3.4 Hoses
Hoses merupakan sistem plumbing pada hidrolik. Hoses berfungsi untuk
menyalurkan oli dan sebagai peredam getaran (vibration) dan suara. Adapun bagian-
bagian dari hoses antara lain :
a. Inner tube
Inner tube adalah suatu lapisan (layers) synthetic rubber yang tahan terhadap oli.
Mempunyai permukaan yang halus, flexible dan tahan terhadap panas dan tahan karat.
b. Re-inforcement layers
Reinforcement layers adalah ply yang kontruksinya synthethic fibers atau natural atau
braided wire ataupun kombinasinya. Kekuatan layer ini dibuat tergantung dengan
tekanan oli dari sistem tersebut.
c. Outer cover
Outer cover ini berfungsi untuk melindungi reinforcement layer. Special rubber yang
dibuat agar tahan terhadap gesekan, perubahan cuaca, oli dan debu.
kontrol hidrolik sangat luas tergantung daya kreatifitas. Control Elements diwujudkan
dalam bentuk suatu katup (valve) dan pada fungsinya dibagi menjadi tiga bagian
diantaranya:
1. Pressure Control Valve
Pressure control valve berfungsi untuk untuk membatasi tekanan dalam sistem hidrolik
dan mengatur tekanan oli yang masuk ke circuit.
Pressure control valve terdiri dari tiga jenis, yaitu :
Pressure reducing valve
Relief valve
Unloading valve
Spool Valve
Spool Valve berfungsi untuk mengontrol operasi dari aktuator, oli untuk start,
operasi dan stop aktuator. Spool biasanya digerakkan dari netral ke kanan dan ke
kiri. Spool membuka celah oli dan menutup yang lain. Spool biasanya dibuat
ekstra keras dan tahan, halus, presisi, permukaan yang tahan gores. Spool dilapisi
chrome untuk membantu agar tahan air dan karat.
menaikkan kecepatan aliran secara mendadak kedalam aliran yang berarus tenang,
tahanan gesek yang terjadi akan meningkat beberapa kali lipat.
Pressure gauge
Throttle valve
Shut-off valve
Non-return valve
Branch tee
Pressure regulator
Hydraulic motor
Weight
m
4/2-way han lever valve
4/3-wege-handhebelventil mid-
umlaufstellung
Hose line
Pressure sensor
A1
A2
Pe
Sistem hydrolik sering juga beroperasi ditempat-tempat yang cenderung timbul api
atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4. Tidak Berbusa (Foaming)
Bila cairan hydrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung
udara yang terperangkap dlam cairan hydrolik sehingga akan terjadi compressable dan
akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan
terjilat api akan lebih besar.
5. Tahan Dingin
Tahan dingin adalah bahwa cairan hydrolik tidak mudah membeku bila beroperasi
pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang dikehendaki oleh cairan hydrolik
berkisar antara 10°-15° C dibawah suhu permulaan mesin dioperasikan (star-up). Hal
ini untuk menantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hydrolik yang
membeku.
6. Tahan Korosi Dan Tahan Aus
Cairan hydrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi
korosi maka kontruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
7. Minimal Compressibility
Secara teoritis cairan adalah uncomprtessible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hydrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk
setiap penekanan 80 bar oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hydrolik agar
seminimal mungkin dapat dikempa.
• Pastikan menggunakan cairan hydrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau
mengganti cairan hydrolik kedalam sistem.
• Gunakan juga peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
• Pompakanlah cairan hydrolik dari drum ke tangki hydrolik melalui saringan (pre-
filter).
• Pantaulah (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi
cairan hydrolik.
• Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat-sambung sendiri
yang ada pada saluran balik.
• Buatlah interval penggantian cairan hydrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar. (periksa dengan pemasok cairan hydrolik).
• Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
• Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang
unloading pump atau excessive resistence.
• Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman
yang terlatih.
• Bila akan mengganti cairan hydrolik (apa lagi bila cairan hydrolik yang berbeda),
pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru, demikian
pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.
Penghasilan pompa tergantung pada besar tekanan kerja sistem hydrolik. Semakin besar
tekanan penghasilan pompa (Q) akan semakin berkurang. Informasi kita temukan pada
diagram karakteristik pompa :
• Apabila p = 0, penghasilan pompa Q penuh (Q teoristis)
• Apabila p > 0, penghasilan pompa berkurang karena adanya kebocoran dan secara
logika semakin tinggi tekanan akan makin besar pula kebocoran.
• Garis lengkung pada diagram menunjukan efisien volumetrik pompa (ηv)
4.1 Pengertian
Elektropneumatik adalah sistem pneumatik dimana kontrolnya menggunakan
sinyal yang dihasilkan dari rangkaian listrik yang dihubungkan pada katup yang akan
digunakan untuk menggerakan sebuah elemen kerja pneumatik.
Elektropneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip
kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan
media mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor
ataupun sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus
sinyal. Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan
elektromagnit dan akan mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai
elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan
mengaktifkan atau meng pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan
menjalankan sistem.
4.2.2 Sensor
Sinyal listrik pada teknik kontrol E1ektroneurnatik, diperlukan dan diproses
tergantung pada gerakan langkah kerja elemen kerja. Untuk rnendapatkan sinyal listrik
ini, biasa dengan cara mengaktifkan sensor, baik itu sensor mekanik maupun
elektronik. Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada
yang disebut Normally open (NO), Normally closed (NC) dan Change Over
(Kombinasi dan NO dan NC).
Berdasarkan elemen-elemen kerja elektropneumatik sensor sendiri terbagi atas
beberapa bagian antara lain:
1) Pushbutton
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol
dihidupkan. Yang paling umum dipakai adalah saklar tekan (pushbutton switch). Saklar
ditekan sendiri dua menurut kegunaannya, yaitu:
a. Saklar tekan biasa
b.Saklar tekan mengunci
2) Limit switches
Limit switch terdiri dari aktuasi mekanik microswitch. Microswitch bergerak ketika
roller level terbuka. limit switch digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus. Arus akan putus apabila silinder maju atau mundur dan menekan roller. Pemutus
arus ini dimanfaatkan untuk mendorong silinder maju/keluar atau mundur kedalam
dengan menggunakan rangkaian elektrik.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya limti switch dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Limit switch from actuated the left
b. Limit switch from actuated the right
3) Proximity switch
Sensor ini biasanya digunakan ketika limit switch tidak dapat digunakan. Proximity
Swith mengeluarkan sinyal listrik ketika diberikan medan magnet. Hubangan listrik
dibentuk menjadi kontak, status kontak ditujukan dengan LED.
Fungsi dari Proximity Swith sama dengan limit switch, perbedaannya hanya pada bentuk
dan kedudukan alat terebut pada rangkaian. Limit switch diletakan pad begian luar
batang piston sdangkan proximity switch pada bagian silinder.
4) Relays
Relay merupakan elemen pemproses dari elemen-elemen kontrol akhir dan seperti
saklar biasa yang terdiri dari pasangan kontak yang sederhana.
Yang dimaksut dengan relay adalah komponen saluran dan pengontrol sinyal, yang
kebutuan energinya relatif kecil. Relay biasanya difungsikan dengan elektromagnet,
elektromagnet ini dihaslkan dari koil yang terdapat pad relay.
Cara kerjanya
Apabila pada lilitan koil dialiri arus listrik tersebut akan mengalir melalui liltan kawat.
Dengan adanya arus listrik yang melalui kawat tadi akan timbul medan magnet yang
mengakibatkan pelat yang ada didekat koil akan tertarik atau terdorong, sehingga
saluran bisa tersamb8ng atau terputus. Hal ini tergantung sekali apakah sambungan
NO atau NC. Bila arus listrik dimatikan, maka palt tadi akan kembali keposisi semula
karena ditarik dengan pegas.
4.2.4 Aktuator
1) Aktuator pneumatik
Tenaga dari udara yang bertekanan (kempaan) atau sering juga disebut tenaga
pneumatik diubah menjadi gerakan linier (staright line reciprocating) dan gerakan non
linier (rotary) oleh silinder pneumatik dan motor pneumatik. Besarnya tenaga yang
dapat ditimbulkan tergantung dari besanya tekanan, luaspenampang silinder, serta
gesekan yang timbul antara dinding dalam silinder dengan kulit luar toraknya.
Silinder dan motor merupakan salah satu aktuator yang merupakan bagian yang
terakhir dari output sebuah sistem kontrol pneumatik. Pada pneumatik, jenis silinder
ada bermacam-macam diantranya:
a) Silinder linier, terdiri dari:
Silinder aksi tunggal (single acting cylinder)
Silinder ini bekerja hanya pada satu arah saja, karena hanya mempunyai satu
inlet, adapun kembalinya ke posisi awal dikarenakan ada pegas tekan
didalamnya. Pada silinder aksi tunggal, langkah kerjanya terbatas hal ini
disebabkan adanya pegas yang tertekan.
4.4.1 Logika OR
Logika OR menggunakan pushbutton S1 dan S2 yang disusun dalam rangkaian
paralel. Logika OR.
a. Jika tidak ada pushbutton ditekan, maka arah katup pengontrol tetap berada pada
posisi normal. Batang piston dalam keadaan diam.
b. Jika salah satu dan kedua pushbutton ditekan, maka arab switch katup kontrol
menuju posisi terhubung. Batang piston maju.
c. Saat kedua pushbutton dilepaskan. switch katup menulu ke posisi normal. batang
piston kembali ke posisi semula.
a. Sepanjang tidak ada atau hanya salah satu tomboI pushbutton yang ditekan, tidak
akan ada aliran arus ke elemen berikutnya.
b. Bila kedua tombol pushbutton ditekan secara bersamaan, maka arus akan mengalir
ke elemen berikutnya, piston bergerak maju.
c. Ketika hanya salah satu dan dua pushbutton tersebut ditekan maka arus akan terhenti
ke elemen berikutnya, piston kembali ke posisi semula.
Gambar 4.21 Kontrol Secara Manual Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid
(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik
Gambar 4.22 Kontrol Secara Manual Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid
Gambar 4.23 Kontrol Secara Otornatis Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid
(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal
(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian listrik untuk kontrol tak langsung
4. Rangkaian Penguncian (Latching Circuit)
Ketika pushbutton “ON” digerakan pada rangkaian relay coil mendapatkan
energi, sehingga kontak KI tertutup. Setelah pushbutton “ON” dilepaskan, arus terus
mengalir rnelalui kontak K1, relay coil terus mendapatkan energi.
Bila pushbutton “OFF” ditekan, aliran arus terputus dan relay coil akan
kehilangan energi. Bila pushbutton “ON” dan “OFF” ditekan secara bersamaan, relay
coil juga akan rnendapatkan energi. Rangkaian mi dinamakan rangkaian penguncian
ON.