Anda di halaman 1dari 91

Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2. TEORI DASAR PNEUMATIK

2.1 Pengertian
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “pneuma” yang berarti napas atau
udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan,
baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga
pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara
kempa). Zaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk
berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain menambah tekanan udara ban
mobil/motor, melepaskan ban mobil dari velgnya, membersihkan kotoran, dan sejenisnya.
Sekarang, sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih dan
mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses
produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun
industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri
sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.

2.2 Karakteristik Udara Kempa


Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.
Komposisi dari macam-macam gas tersebut 78% vol gas 21% vol nitrogen, dan 1 % gas
lainnya seperti carbon dioksida, argon, helium, krypton, neon dan xenon. Dalam sistem
pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya)
yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat
compressible (dapat dikempa). Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas.
Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a) Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
b) Volume udara tidak tetap
c) Udara dapat dikempa (dipadatkan)
d) Berat jenis udara 1,3 kg/m³
e) Udara tidak berwarna

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.3 Klasifikasi Sistim Pneumatik


Sistim elemen pada pneumatik memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi
berbeda. Secara garis besar sistim elemen pada pneumatik dapat digambarkan pada skema
berikut :

Gambar 2.1 Klasifikasi Elemen Sistem Pneumatik

2.4 Unit Pengolahan Udara Bertekanan (Air Service Unit)


Udara bertekanan (kempa) yang akan masuk dalam sistem pneumatik harus harus
diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan, antara lain:
a) Tidak mengandung banyak debu yang dapat merusak keausan komponen-komponen
dalam sistem pneumatik
b) Mengandung kadar air rendah, kadar air yang tinggi dapat merimbulkan korosi dan
kemacetan pada peralatan pneumatik
c) Mengandung pelumas, pelumas sangat diperlukan untuk mengurangi gesekan antar
komponen yang bergerak seperti pada katup-katup dan aktuator.
Secara lengkap suplai udara bertekanan memiliki urutan sebagai berikut, yaitu:
a) Filter udara, sebelum udara atmosfer dihisap kompresor, terlebih dahulu disaring agar
tidak ada partikel debu yang merusak kompresor.
b) Kompresor digerakkan oleh motor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung
kebutuhan.
c) Tabung penampung udara bertekanan akan menyimpan udara dari kompresor,

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

d) selanjutnya melalui katup saru arah udara dimasukan ke FR/L unit, yang terdiri dari
Filter, Regulator dan Lubrication/pelumasan agar lebih memenuhi syarat.
e) Setelah memenuhi syarat kemudian baru ke sistim rangkaian pneumatik.

Gambar 2.2 Distribusi Sistem Pengolahan Udara Bertekanan

2.5 Peralatan Pengolahan Udara Bertekanan


Pengolahan udara bertekanan agar memenuhi persyaratan diperlukan peralatan yang
memadai, antara lain :
2.5.1 Filter Udara (Air Filter)
Filter Udara (air filter) berfungsi sebagai alat penyaring udara yang diambil dari
udara luar yang masih banyak mengandung kotoran. Filter juga berfungsi untuk
memisahkan partikel-partikel yang terbawa seperti debu, oli residu, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Filter Udara

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.5.2 Tangki Udara


Tangki udara , Berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga pada tekanan
tertentu hingga pengisian akan berhenti, kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu
diperlukan.

Gambar 2.4 Tangki Udara

2.5.3 Pengering Udara (Air Dryer)

Gambar 2.5 Pengering Udara


2.5.4 Kompresor)
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan atau menghasilkan udara bertekanan
dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian disimpan di dalam
tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem pneumatik). Kompressor
dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara bertekanan, sehingga udara dapat
mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan pada kompressor
dilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup
pengaman akan terbuka secara otomatis. Pemilihan jenis kompresor yang digunakan
tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder
pneumatik).
Secara garis besar kompressor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
Positive Displacement kompressor, dan Dynamic kompressor (Turbo). Positive
Displacement kompressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
kompressor (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.

Gambar 2.6 Klasifikasi Kompressor

1. Kompresor Torak Resiprokal (Reciprocating Compressor)


Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak
yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup masuk
dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan,
tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam
silinder secara alami. Pada saat gerak kompressi torak bergerak ke titik mati bawah ke titik
mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan ke
dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah,
sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut
berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan
mengisap dan mengkompressi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus,

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman
akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.

Gambar 2.7 Kompresor Torak Resiprokal

2. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara


Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih
tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan,
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai
pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih
besar, temperatur udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami
proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering
digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan sistem air bersirkulasi.

Gambar 2.8 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara

Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk
kompressor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya
hingga 15 bar.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

3. Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)


Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak
dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak
langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya
pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli.
Oleh karena itu kompressor diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan,
farmasi, obat-obatan dan kimia. Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung
menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu.
Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan
udara ke tabung penyimpan.

Gambar 2.9 Kompresor Diafragma


4. Kompressor Putar (Rotary Compressor)
a. Kompressor Rotari Baling-baling Luncur
Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris,
mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari kompressor jenis ini adalah
mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya
tidak berisik dan halus dalam , dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus
menerus dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang
tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai
berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran
ruangan dapat diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

Gambar 2.10 Kompressor Rotari Baling-baling Luncur


b. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompressor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan
(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung,
sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik
dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut
berbentuk lurus, maka kompressor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada
pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompressor sekrup harus diletakkan pada rumah-
rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.

Gambar 2.11 Kompresor Sekrup

c. Kompressor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)


Kompressor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa
ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan.
Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model kupu-kupu
pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah tingkatkebocoran yang tinggi.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya
adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di
dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga,
sehingga dapat berputar tepat pada dinding.

Gambar 2.12 Kompressor Root Blower

d. Kompresor Aliran (turbo kompressor)


Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor
aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan ada yang
secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk
menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan
menjadi energi bentuk tekanan.
e. Kompressor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompressor aliran radial berasal dari ruangan ke
ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar
menjauhi sumbu. Bila kompressornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan
dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat
berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari
susunan sudu-sudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompressor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompressi dan akan ditampung pada
tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 2.13 Kompresor Aliran Radial

f. Kompresor Aliran Aksial


Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang
terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu
rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu
berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara
yang mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti
kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller.
Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi,
pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan
menghasilkan udara bertekanan.

Gambar 2.14 Kompresor Aliran Aksial

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

g. Penggerak Kompresor
Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar kompressor, sehingga kompressor
dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompressor yang sering digunakan biasanya
berupa motor listrik dan motor bakar. Kompressor berdaya rendah menggunakan motor
listrik dua phase atau motor bensin. Sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan
motor listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya
digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor
listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-
pindah).

Gambar 2.15 Kompressor Torak Berpindah (Moveble)

2.5.5 Pemisah Air


Pemisah air udara bertekanan yang keluar melalui filter masih mengandung uap air.
Kelembaban dalam udara bertekanan dapat menyebabkan korosi pada semua saluran,
sambungan, katup, alat-alat yang tidak dilindungi sehingga harus dikeringkan dengan cara
memisahkan air melalui tabung pemisah air.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.16 Pemisah Air

2.5.6 Tabung Pelumas


Komponen sistim pneumatik memerlukan pelumasan (lubrication) agar tidak cepat
aus, serta dapat mengurangi panas yang timbul akibat gesekan. Oleh karena itu udara
bertekanan/mampat harus mengandung kabut pelumas yang diperoleh dari tabung pelumas
pada regulator.

Gambar 2.17 Tabung Pelumas

2.5.7 Regulator Udara Bertekanan


Udara yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya akan disalurkan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk mengatur besar kecilnya udara yang masuk, diperlukan keran udara yang
terdapat pada regulator, sehingga udara yang disuplai sesuai dengan kebutuhan kerjanya.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.18 Regulator Udara Bertekanan

Unit pengolahan udara bertekanan memiliki jaringan instalasi perpipaan yang sudah
dirancang agar air dapat terpisah dari udara. Air memiliki masa jenis (Rho) yang lebih
tinggi sehingga cenderung berada di bagian bawah. Untuk menjebaknya maka intalasi pipa
diberi kemiringan, air akan mengalir secara alami ke tabung penampung air, selanjutnya
dibuang. Sedangkan udara kering diambil dari bagian atas instalasai agar memiliki kadar
air yang rendah.

Gambar 2.19 Unit Pengolahan Udara Bertekanan

2.6 Pemeriksaan Udara Kempa Dan Peralatan


Sebelum mengaktifkan sistem pneumatik, udara kempa dan peralatannya perlu
diperiksa terlebih dahulu. Prosedur pemantauan penggunaan udara kempa yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut:

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

a) Frekuensi pemantauan, misalnya setiap akan memulai bekerja perlu memantau


kebersihan udara, kandungan air embun, kandungan oli pelumas dan sebagainya. b)
Tekanan udara perlu dipantau apakah sesuai dengan ketentuan.
b) Pengeluaran udara buang apakah tidak berisik/bising,
c) Udara buang perlu dipantau pencampuranya,
d) Katup pengaman/regulator tekanan udara perlu dipantau apakah bekerja dengan baik,
e) Setiap sambungan (konektor) perlu dipantau agar dipastikan cukup kuat dan rapat
karena udara kempa cukup berbahaya.
Peralatan sistim pneumatik seperti valve, silinder dan lain-lain umumnya dirancang
untuk tekanan antara 8 -10 bar. Pengalaman praktik menunjukkan bahwa tekanan kerja pada
umumnya sekitar 6 bar. Kehilangan tekanan dalam perjalanan udara kempa karena
bengkokan (bending), bocoran restriction dan gesekan pada pipa dapat menimbulkan
kerugian tekanan yang diperkirakan antara 0,1 s.d 0,5 bar. Dengan demikian kompressor
harus membangkitkan tekanan 6,5 - 7 bar. Apabila suplai udara kempa tidak sesuai dengan
syarat-syarat tersebut di atas maka berakibat kerusakan seperti berikut :
a) Terjadi cepat aus pada seal (perapat) dan bagian-bagian yang bergerak di dalam
silinder atau valve (katup-katup),
b) Terjadi oiled-up pada valve,
c) Terjadi pencemaran (kontaminasi) pada silencers.

2.7 Konduktor Dan Konektor


2.7.1 Konduktor (Penyaluran)
Penginstalan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu sistem yang dapat dioperasikan
diperlukan konduktor, sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi konduktor adalah untuk
menyalurkan udara kempa yang akan membawa/mentransfer tenaga ke aktuator.
Macam-macam konduktor :
 Pipa yang terbuat dari tembaga, kuningan, baja, galvanis atau stenlees steel. Pipa ini
juga disebut konduktor kaku (rigid) dan cocok untuk instalasi yang permanen.
 Tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan atau aluminium. Ini termasuk
konduktor yang semi fleksible dan untuk instalasi yang sesekali dibongkar-pasang.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

 Selang fleksible yang biasanya terbuat dari piastik dan biasa digunakan untuk instalasi
yang frekuensi bongkar-pasangnya lebih tinggi.

Gambar 2.20 Jenis-jenis Konduktor

2.7.2 Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit konduktor (selang atau
pipa) agar tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk ataupun macamnya
disesuaikan dengan konduktor yang digunakan.

Gambar 2.21 Macam-macam Konektor

2.8 Katup Kontrol Arah


Katup kontrol arah (KKA) adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara .
Aliran udara akan lewat, terblokir atau membuang ke atmosfir tergantung dari lubang dan
jalan aliran katup kontrol arah tersebut. Katup kontrol arah digambarkan dengan jumlah
lubang dan jumlah kotak. Lubang-lubang menunjukkan saluran-saluran udara dan jumlah
kotak menunjukkan jumlah posisi.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Katup-katup yang ada pada sistem pneumatik dapat menggunakan simbol katup
pneumatik. Adapun cara membaca simbol pada katup pneumatik sebagai berikut :
Tabel 2.1 Keterangan Simbol Pada Katup Pneumatik

Tabel 2.2 Simbol-simbol Katup Kontrol Arah Pneumatik

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.8.1 Penomoran Pada Lubang


Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN ISO
5599.
Tabel 2.3 Sistem Penomoran Pada Lubang

2.8.2 Metode Pengaktifan

Metode pengaktifan katup kontrol arah bergantung pada tugas yang diperlukan. Jenis
pengaktifan bervariasi, seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari
semuanya.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tabel 2.4 Metode Pengaktifan Katup Kontrol Arah

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.8.3 Konfigurasi Dan Konstruksi


Perencanaan dikategorikan sebagai berikut :
a) Katup Duduk
Dengan katup duduk aliran terbuka dan tertutup dengan menggunakan bola, piringan
dan kerucut. Kedudukan katup biasanya ditutupi dengan menggunakan penutup elastis.
Kedudukan katup mempunyai sedikit bagian yang aktif dan karena itu ia mempunyai
kelangsungan hidup yang lama. Katup ini sangat peka sekali dan tidak tahan terhadap
kotoran. Bagaimanapun juga gaya aktuasinya relatif lebih besar seperti untuk menahan
gaya pegas pengembali yang ada di dalam dan tekanan udara.
Katup duduk terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Katup dengan kedudukan bola
2. Katup dengan kedudukan piringan

b) Katup Geser
Pada katup geser masing-masing sambungan dihubungkan bersama atau ditutup oleh
kumparan geser, kumparan geser yang rata dan katup dengan piringan geser.
Katup Geser terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Katup geser memanjang
2. Katup geser rata memanjang
3. Katup geser dengan piringan

2.8.4 Jenis-jenis Katup Kontrol Arah


1. Katup 3/2
Katup 3/2 adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa sebuah
sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkan/diputuskan. Katup 3/2
mempunyai 3 lubang dan 2 posisi. Ada 2 konstruksi sambungan keluaran :
 Posisi normal tertutup (N/C) artinya katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran
tidak ada aliran udara bertekanan yang keluar.
 Posisi normal terbuka (N/O) artinya katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran
sudah ada aliran udara bertekanan yang keluar.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

a. Katup 3/2 N/C, Bola Duduk

Gambar 2.22 Katup 3/2 NC, Bola Duduk

Hubungan posisi awal katup adalah lubang keluaran sinyal 2(A) terhubung dengan
lubang pembuangan 3 (R). Gaya pegas mengembalikan sebuah bola pada kedudukan
katup sehingga mencegah udara bertekanan mengalir dari lubang 1(P) ke lubang keluaran
2(A) . Dengan tertekannya tuas penekan katup menyebabkan bola duduk menerima gaya
dan lepas dari kedudukannya. Dalam melakukan ini gaya tekan harus dapat melawan gaya
pegas pengembali dan akhirnya udara bertekanan harus mengalir. Suplai udara bertekanan
ke posisi keluaran katup dan sinyal dikeluarkan. Sekali tuas penekan dilepas lubang 1(P)
tertutup dan lubang keluaran 2(A) terhubung ke lubang pembuangan 3(R) melalui tuas
penekan sehingga sinyal dipindahkan.
Dalam hal ini katup dioperasikan secara manual atau mekanik. Untuk
menggerakkan tuas katup sebagai tambahan pengaktifan bisa dipasang langsung pada
kepala katup seperti tombol tekan, rol dan sebagainya. Gaya yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan tuas tergantung pada tekanan suplai gaya pegas pengembali dan kerugian
gesekan dalam katup. Ukuran katup dan luas permukaan kedudukan katup harus lebih
kecil untuk mendapatkan batasan gaya aktifnya yang kecil pula. Konstruksi katup bola
duduk sangat sederhana dan oleh karena itu harganya relatif murah. Yang membedakan
adalah ukuran yang sederhana dan praktis.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

b. Katup 3/2 N/C , Dudukan Piring

Gambar 2.23 Katup 3/2 N/C, Dalam Keadaan Tidak Aktif

Gambar 2.24 Katup 3/2 N/C, Dalam Keadaan Aktif

Sebuah katup 3/2 yang posisi normalnya terbuka mengalirkan udara dari lubang
masukan 1(P) ke lubang keluaran 2(A), dinamakan katup normal terbuka (N/O). Posisi
awal lubang masukan 1(P) tersambung ke lubang keluaran 2( A ) melalui tangkai katup
dan dudukan piringan menutup lubang ke pembuangan 3(R). Ketika tuas ditekan, udara
dari lubang masukan 1(P) ditutup oleh tangkai duduk dan selanjutnya piringan tertekan
sehingga lubang keluaran 2(A) terhubung ke atmosfir melalui lubang pembuangan 3(R).
Ketika tuas dilepas, piston dengan dua karet seal pada kedudukannya dikembalikan ke
posisi awal oleh pegas pengembali. Sekali lagi lubang pembuangan 3(R) tertutup dan
udara mengalir dari lubang masukan 1(P) ke lubang keluaran 2(A).

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Katup bisa diaktifkan secara manual, mekanik, listrik dan pneumatik. Perbedaan
metode pengaktifan bisa diterapkan pada kebutuhan yang sesuai dengan aplikasi itu
sendiri.

c. Katup 3/2 Geser Dengan Tangan ( Hand Slide Valve )


Katup 3/2 geser dengan tangan digunakan untuk mensuplai udara dari sebuah leher
pensuplai udara ke pemakai. Konstruksi katup ini sederhana dan difungsikan sebagai
katup pemutus dan penghubung aliran udara. Bentuknya kompak dan mempunyai dua
penahan untuk memegang katup pada kondisi terbuka atau tertutup. Dengan menggeser
rumah luar katup saluran 1(P) terhubung ke saluran keluaran 2(A) pada satu posisi.,
sedangkan posisi yang lain saluran keluaran 2(A) terhubung ke saluran pembuangan 3(R)
yang membuang udara dari rangkaian kerja ke atmosfir.

Gambar 2.25 Katup 3/2 Geser Dengan Tangan

d. Katup 3/2 Diaktifkan Secara Pneumatik


Katup 3/2 diaktifkan secara pneumatik , dioperasikan oleh sinyal udara pada lubang
pengaktifan 12(Z), menggunakan udara dari luar sebagai pembantu. Ini digolongkan
sebagai katup beroperasi dengan pilot tunggal, karena hanya ada satu sinyal kontrol dan
katup mempunyai pegas pengembali.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

e. Katup 3/2 Pilot Tunggal N/C


Pada posisi awal katup adalah normal tertutup karena saluran masukan 1(P) diblok
oleh kedudukan piringan dan saluran keluaran 2(A) dibuang ke atmosfir. Katup yang
diaktifkan secara pneumatik dapat dipakai sebagai sebuah elemen kontrol akhir dengan
sistem kontrol tidak langsung.
Udara yang diberikan pada lubang pengaktifan 12( Z ) menggerakkan tuas katup
dan akibatnya pegas tertekan. Saluran masukan 1(P) dan saluran keluaran 2(A)
mengeluarkan sinyal, sedangkan lubang pembuangan 3(R) terblok. Pada saat sinyal pada
lubang 12(Z) dihentikan , tuas katup kembali ke posisi awal oleh gaya pegas pengembali.
Piringan menutup sambungan antara saluran masukan 1(P) dan saluran keluaran 2(A),
akibatnya udara yang ada dalam elemen kerja (silinder) dibuang ke saluran pembuangan
3(R) melalui saluran keluaran 2(A).

Gambar 2.26 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/C

f. Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O


Pada posisi awal katup adalah normal terbuka karena saluran masukan 1(P)
terhubung dengan saluran keluaran 2(A).
Udara yang diberikan pada lubang pengaktifan 12( Z ) menggerakkan tuas katup dan
akibatnya pegas tertekan. Saluran masukan 1(P ) terblok dan saluran keluaran 2(A) tidak
mengeluarkan sinyal, sedangkan lubang pembuangan 3(R) terhubung dengan saluran
keluaran 2(A) sehingga udara yang ada dalam elemen kerja ( silinder ) dibuang ke saluran
pembuangan 3(R).

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Pada saat sinyal pada lubang 12(Z) dihentikan , tuas katup kembali ke posisi awal
oleh gaya pegas pengembali, sehingga aliran udara dari lubang 1(P) mengalir ke lubang
2( A ).

Gambar 2.27 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O, Dalam Keadaan Tidak Aktif

g. Katup 3/2 Dengan Tuas Rol


Untuk menahan gaya tekan pengaktifan yang tinggi, KKA yang diaktifkan secara
mekanik bisa dilengkapi dengan katup pilot internal dan piston servo untuk membantu
pembukaan katup. Gaya pengaktifan katup sering sebagai faktor penentu dalam
aplikasinya. Bantuan servo memperbolehkan katup diaktifkan dengan gaya pengaktifan
yang rendah, hal ini meningkatkan kepekaan dari sistem.
Sebuah lubang kecil menghubungkan saluran masukan 1(P) dengan katup pilot. Jika
tuas rol diaktifkan katup pilot membuka . Udara bertekanan mengalir ke piston servo dan
mengaktifkan piringan katup utama. Pada katup 3/2 dengan posisi normal tertutup,
pengaruhnya adalah tertutupnya saluran keluaran 2(P) ke saluran pembuangan 3(R),
diikuti oleh kedua kedudukan piringan membuka udara mengalir dari saluran 1(P) ke
2(A).

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.28 Katup 3/2 NC, Pengaktifan Dengan Tuas Rol

Gambar 2.29 Katup 3/2 NO, Pengaktifan Dengan Tuas Rol

2. Katup 4/2
Katup 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak. Sebuah katup 4/2 dengan
kedudukan piringan adalah sama konstruksi dengan kombinasi gabungan dua katup 3/2 :
satu katup N/C dan satu katup N/O.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.30 Katup 4/2 Dudukan Piringan, Dalam Keadaan Tidak Aktif

Jika dua tuas diaktifkan secara bersamaan, saluran 1(P) ke 2(B) dan 4(A) ke 3(R)
ditutup oleh gerakan pertama. Dengan menekan tuas katup selanjutnya piringan melawan
gaya pegas pengembali , aliran antara saluran 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R) terbuka.
Tuas katup bisa dioperasikan dengan menambah pada bagian puncak tuas dengan lengan
rol atau tombol tekan.

Gambar 2.31 Katup 4/2 Dudukan Piringan, Dalam Keadaan Aktif

3. Katup 4/3
Katup 4/3 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini adalah katup
geser pelat dengan pengaktifan tangan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.32 Katup 4/3, Plat Geser Dengan Posisi Tengah Tertutup

Pada saat posisi normal ( pegangan di tengah ), semua lubang terblokir. Pada saat
aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya dua piringan.
Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R) terbuka.
Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1(P) ke 2(B) dan 4(A) ke 3(R)
terbuka.

4. Katup 5/2
Katup 5/2 mempunyai 5 lubang dan 2 posisi kontak. Katup ini dipakai sebagai
elemen kontrol akhir untuk menggerakkan silinder.Katup geser memanjang adalah contoh
katup 5/2. Sebagai elemen kontrol, katup ini memiliki sebuah piston kontrol yang dengan
gerakan horisontalnya menghubungkan atau memisahkan saluran yang sesuai. Tenaga
pengoperasiannya adalah kecil sebab tidak ada tekanan udara atau tekanan pegas yang
harus diatasi ( prinsip dudukan bola atau dudukan piring ).
Pada katup geser memanjang semua cara pengaktifan manual, mekanis, elektris atau
pneumatis adalah mungkin. Juga untuk pengembalian katup ke posisi awal, dapat
digunakan cara-cara pengaktifan ini.Jalan pengaktifan jauh lebih panjang dari pada katup
duduk. Dalam memasang katup geser, perapatan menjadi masalah . Perapatan yang sudah
dikenal dalam hidrolik : “Logam pada logam“ memerlukan pengepasan piston geser
secara tepat ke dalam rumahnya.
Pada katup pneumatik, jarak antara dudukan dan rumahnya tidak boleh lebih dari
0,002 - 0,004 mm, kalau tidak kerugian kebocoran akan menjadi lebih besar. Untuk
menghemat biaya pemasangan yang mahal, dudukan sering memakai seal jenis O. Untuk

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

menjaga kerusakan seal, lubang sambungan bisa ditempatkan di sekitar keliling rumah
dudukan.

Gambar 2.33 Katup 5/2, Prinsip Geser Mendatar

Metode lain dari seal adalah menggunakan sebuah dudukan piring penutup dengan
gerakan memutus-menghubung relatif kecil. Dudukan piringan seal menyambung saluran
masukan 1(P) ke saluran keluaran 2(B) atau 4(A). Seal kedua pada kumparan piston
menghubungkan saluran pembuangan ke lubang pembuangan . Ada tombol manual yang
menumpang pada setiap akhir dari pengoperasian katup secara manual. Katup 5/2 dengan
pilot udara ganda mempunyai sifat memori kontrol. Posisi pensakelaran terakhir
dipertahankan sampai posisi pensakelaran baru diawali oleh sinyal pilot pada sisi yang
berlawanan dari sinyal terakhir. Posisi yang baru ini disimpan sampai sinyal yang lain
diberikan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.34 Katup 5/2, Dudukan Piringan

2.8.5 Pemasangan Katup


1. Pemasangan Katup Dengan Tuas Rol
Keandalan sebuah pengontrolan bertahap sangat bergantung pada pemasangan
katup batas ( limit switch ) yang benar. Untuk semua perencanaan pemasangan katup
batas harus bisa diatur posisi kedudukan dengan mudah agar supaya mendapatkan
keserasian koordinasi gerakan silinder dalam urutan kontrol.
2. Penempatan Katup
Pemilihan katup yang cermat, penempatan yang benar adalah sebagai salah satu
persyaratan lanjutan, untuk keandalan sifat pensakelaran harus bebas gangguan
pengoperasiannya, hal ini memberikan kemudahan untuk mereparasi dan memelihara.
Pemakaian ini pada katup-katup dalam bagian daya dan katup-katup dalam bagian
kontrol.
Katup yang diaktifkan secara manual untuk sinyal masukan pada umumnya
ditempatkan pada panel kontrol atau meja kontrol. Maka dari itu praktis dan tepat sekali
untuk memakai katup-katup dengan pengaktifan yang bisa ditempatkan pada katup dasar.
Variasi pengaktifan tersedia untuk macam yang luas dari fungsi masukan.
Penempatan katup kontrol harus bisa diambil dengan mudah untuk mereparasi,
mengeluarkan atau memodifikasi kerjanya. Penomoran komponen dan pemakai indikator
sebagai penunjuk untuk sinyal kontrol merupakan hal yang paling penting guna untuk
mengurangi waktu tunda dan memudahkan pencarian kesalahan.
Katup-katup daya mempunyai tugas pengaktifan pneumatik untuk mengatur sesuai
dengan urutan tahapan kontrol yang telah ditentukan. Persyaratan dasar untuk katup daya
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

adalah untuk membolehkan membalik aliran udara ke silinder begitu sinyal kontrol telah
diberikan. Katup daya sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan silinder. Agar
supaya panjang saluran bisa diperpendek dan juga waktu pensakelaran seideal dan
sependek mungkin . Katup daya bisa ditempatkan langsung ke pengatur. Sebagai
keuntungan tambahan adalah bahwa penyambung, slang dan waktu pemasangan bisa
dihemat.

2.9 Katup Satu Arah


Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke
arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian yang menutup dan
dengan demikian meningkatkan daya perapatan katup.
Ada banyak variasi dalam ukuran dan konstruksi dikembangkan dari katup satu arah.
Disamping itu katup satu arah dengan fungsi elemen yang lain membentuk elemen yang
terpadu, seperti katup kontrol aliran satu arah, katup buangan cepat, katup fungsi “DAN”,
katup fungsi “ATAU”.
2.9.1 Katup Cek (Check Valve)
Katup satu arah dapat menutup aliran secara sempurna pada satu arah. Pada arah
yang berlawanan, udara mengalir bebas dengan kerugian tekanan seminimal mungkin.
Pemblokiran ke satu arah dapat dilakukan dengan konis (cones), bola, pelat atau membran.

Gambar 2.35 Check Valve


2.9.2 Katup Dua Tekanan/Katup Fungsi “DAN” (Two Pressure Valve)
Elemen-elemen pada 3 saluran penghubung yang mempunyai sifat satu arah dapat
dipasang sebagai elemen penghubung sesuai arah aliran udara. Dua katup yang ditandai
sebagai elemen penghubung mempunyai karakteristik logika yang ditentukan melalui dua

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

sinyal masukan dan satu keluaran. Salah satu katup yang membutuhkan dua sinyal
masukan untuk menghasilkan sinyal keluaran adalah katup dua tekanan (Two Pressure
Valves) atau katup fungsi “DAN”.

Gambar 2.36 Katup Fungsi “DAN”

Udara bertekanan hanya mengalir jika ke dua lubang masukan diberi sinyal. Satu
sinyal masukan memblokir aliran. Jika sinyal diberikan ke dua sisi masukan ( X dan Y ),
sinyal akan lewat ke luar. Jika sinyal masukan berbeda tekanannya, maka sinyal dengan
tekanan yang lebih besar memblokir katup dan sinyal dengan tekanan yang lebih kecil yang
mengalir ke luar sebagai sinyal keluaran. Katup dua tekanan pada umumnya digunakan
untuk kontrol pengunci, kontrol pengaman, fungsi cek dan fungsi logika.

Gambar 2.37 Contoh Rangkaian Katup Fungsi “DAN”

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.9.3 Katup Ganti/Katup Fungsi “ATAU” (Shuttle Valve)


Katup ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Jika udara dialirkan melalui
lubang pertama (Y), maka kedudukan seal katup menutup lubang masukan yang lain
sehingga sinyal dilewatkan ke lubang keluaran (A). Ketika arah aliran udara dibalik (dari A
ke Y), silinder atau katup terhubung ke pembuangan. Kedudukan seal tetap pada posisi
sebelumnya karena kondisi tekanan.

Gambar 2.38 Katup Fungsi “ATAU”


Katup ini disebut juga komponen fungsi “ATAU”. Jika silinder atau katup kontrol
dioperasikan dari dua tempat atau lebih, katup ganti bisa digunakan.

Gambar 2.39 Contoh Rangkaian Katup Fungsi “ATAU”

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.9.4 Katup Buangan Cepat (Quick Exhaust Valve)


Katup buangan-cepat digunakan untuk meningkatkan kecepatan silinder. Prinsip
kerja silinder dapat maju atau mundur sampai mencapai kecepatan maksimum dengan jalan
memotong jalan pembuangan udara ke atmosfir. Dengan menggunakan katup buangan
cepat, udara pembuangan dari silinder keluar lewat lubang besar katup tersebut.

Gambar 3.40 Quick Exhaust Valve, Udara Mengalir ke Silinder

Gambar 2.41 Quick Exhaust Valve, Udara Pembuangan Dari Silinder

Katup buangan cepat mempunyai sambungan udara masuk P, keluaran A dan lubang
pembuangan R. Aliran udara masuk lewat P dan keluar bebas melaui terbukanya
komponen katup cek. Lubang R terblokir oleh piringan. Jika udara disuplai dari lubang A,
piringan akan menutup lubang P dan udara keluar ke atmosfir lewat lubang R. Peningkatan
kecepatan tersebut dibandingkan dengan pembuangan udara lewat katup kontrol akhir.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Cara tersebut mudah dilaksanakan dengan jalan memasang katup buangan-cepat langsung
pada silinder atau sedekat mungkin dengan silinder.

Gambar 2.42 Contoh Rangkaian Dengan Quick Exhaust Valve

2.10 Katup Kontrol Aliran


Katup kontrol aliran mempengaruhi volume aliran udara bertekanan yang keluar pada
dua arah. Bila katup cek dipasang bersama-sama dengan katup ini, maka pengaruh kontrol
kecepatan hanya pada satu arah saja. Gabungan katup ini dapat dipasang langsung pada
lubang masukan atau keluaran silinder atau pada lubang pembuangan katup kontrol arah.
2.10.1 Katup Cekik, Dua Arah (Throttle Valves)
Katup cekik pada keadaan normal dapat diatur dan pengesetannya dapat dikunci pada
posisi yang diinginkan. Karena sifat udara yang kompresibel, karakteristik gerakan silinder
tergantung dari beban dan tekanan udara. Oleh karena itu katup kontrol aliran digunakan
untuk mengontrol kecepatan silinder dengan berbagai harga yang bervariasi. Hati-hati agar
tidak menutup katup ini penuh, karena akan menutup udara ke sistem.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.43 Throttle Valves

2.10.2 Katup Kontrol Aliran, Satu Arah


Dengan konstruksi katup seperti ini, aliran udara lewat pencekikan (penyempitan)
hanya satu arah saja. Blok katup cek akan memblokir aliran udara, sehingga aliran udara
hanya lewat pencekikan. Pada arah yang berlawanan udara bebas mengalir lewat katup cek.
Katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan silinder.

Gambar 2.44 Katup Kontrol Aliran, Satu Arah

Ada dua jenis rangkaian pencekikan aliran udara untuk silinder kerja ganda :
a. Pencekikan udara masukan.
Pada pencekikan udara masukan, katup kontrol aliran satu arah dipasang
sedemikian rupa sehingga udara yang masuk silinder dicekik. Udara pembuangan bisa
keluar dengan bebas melalui katup satu arah yang dipasang pada sisi keluaran silinder.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Perubahan pergeseran beban ketika melewati sebuah katup pembatas, menunjukkan


ketidakteraturan yang besar dalam pemberian kecepatan, jika udara masukan diperkecil.
Pencekikan udara masukan dapat digunakan pada silinder kerja tunggal dan dan
silinder dengan volume kecil.
b. Pencekikan udara buangan.
Dengan pencekikan udara buangan, udara masukan mengalir dengan bebas ke
silinder dan udara buangan dicekik. Dalam hal ini piston dibebani antara dua pengereman.
Pertama, efek pengereman adalah tekanan masukan pada silinder dan yang kedua adalah
udara buangan yang ditahan oleh katup kontrol aliran satu arah.
Pencekikan udara buangan digunakan untuk mengatur kecepatan silinder kerja
ganda.

Gambar 2.45 Contoh Pencekikan Udara Pada Rangkaian

2.11 Katup Tekanan


Katup tekanan adalah elemen yang sangat mempengaruhi tekanan atau dikontrol oleh
besarnya tekanan. Katup tekanan dapat dibagi dalam 3 kelompok sebagai berikut :
a. Katup pengatur tekanan ( Pressure Regulating Valve )
Katup pengatur tekanan diuraikan di bagian perlengkapan pemeliharaan udara (Servis
Unit). Yang penting dari unit ini adalah untuk menjaga tekanan yang stabil, walaupun
dengan tekanan masukan yang berubah-ubah. Tekanan masukan harus lebih besar daripada
tekanan keluaran yang diinginkan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.46 Pressure Regulating Valve

b. Katup pembatas tekanan ( Pressure Limiting Valve )


Katup ini terutama dipakai sebagai katup pengaman (katup tekanan lebih). Katup ini
mencegah terlampauinya tekanan maksimal yang ditolerir dalam sistem. Apabila nilai
dalam tekanan maksimal tercapai pada lubang masukan, maka lubang keluaran pada katup
akan terbuka dan udara bertekanan dibuang ke atmosfir. Katup tetap terbuka sampai katup
ditutup oleh gaya pegas di dalam setelah mencapai tekanan kerja yang diinginkan.

Gambar 2.47 Pressure Limiting Valve


c. Katup sakelar tekanan ( Sequence Valve )
Katup ini bekerja sesuai dengan prinsip yang sama seperti katup pembatas tekanan.
Katup akan terbuka apabila tekanan yang diatur pada pegas terlampaui. Udara mengalir
dari 1(P) ke 2(A). Lubang keluaran 2(A) terbuka apabila sudah terbentuk tekanan yang
diatur pada saluran kontrol 12(X). Piston kontrol membuka jalur 1(P) ke 2(A).

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.48 Sequence Valve

2.12 Katup Tunda Waktu


2.12.1 Macam-macam Katup Tunda Waktu
Katup tunda waktu adalah kombinasi/gabungan dari katup 3/2, katup kontrol aliran
satu arah, dan tangki udara. Katup 3/2 dapat sebagai katup dengan posisi normal membuka
(NO) atau menutup (NC). Jika hanya menggunakan katup 3/2 dan katup kontrol aliran satu
arah, tunda waktunya biasanya berkisar antara 0-30 detik. Dengan menggunakan tambahan
tangki udara, waktu dapat diperlambat. Perubahan waktu secara akurat dijamin, jika udara
bersih dan tekanan relatif stabil.
a. Katup Tunda Waktu NC
Berdasarkan gambar diagram dibawah, udara bertekanan dimasukkan ke katup pada
saluran 1(P). Aliran udara kontrol masuk katup pada saluran 12(Z). Udara ini akan
mengalir melalui katup kontrol aliran satu arah dan tergantung pada setting sekrup
pencekik, lebih besar atau lebih kecil dari jumlah aliran udara setiap unit waktunya ke
dalam tangki udara. Ketika tekanan kontrol yang diperlukan telah terpenuhi di dalam
tangki udara, bantalan pemandu katup 3/2 digerakkan turun ke bawah. Hal ini akan
memblok saluran 2(A) ke 3(R). Piringan katup diangkat dari kedudukan semula dan
kemudian udara dapat mengalir dari 1(P) ke 2(A). Waktu yang diperlukan untuk tekanan
mencapai nominal dalam tangki udara adalah sama dengan waktu tunda kontrol pada
katup.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Jika katup tunda waktu adalah menghubung ke posisi inisialnya, jalur pilot 12(Z)
harus dibuang. Udara mengalir dari tangki udara ke atmosfer melalui jalan pintas katup
kontrol aliran satu arah dan kemudian ke jalur pembuangan. Pegas katup mengembalikan
bantalan pemandu dan piringan katup ke posisi inisialnya. Jalur kerja 2(A) membuang ke
3(R) dan 1(P) terblok.

Gambar 2.49 Katup Tunda Waktu NC


b. Katup Tunda Waktu NO

Gambar 2.50 Katup Tunda Waktu NO

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Katup tunda waktu normal membuka memiliki katup 3/2 dengan posisi NO. Pada
posisi inisial output 2(A) adalah aktif. Ketika katup dihubungkan dengan 10(Z) output 2(A)
dibuang. Akibatnya sinyal keluaran akan segera mati setelah setting tunda waktu tercapai.

2.12.2 Rangkaian Katup Tunda Waktu


Rangkaian berikut ini menggunakan 2 buah katup tunda waktu, sebuah katup NC
(1.5) dan yang lain katup NO (1.4). Pengoperasian dimulai dengan tombol tekan (1.2),
sinyal yang dikeluarkan diteruskan melalui katup (1.4) dan menyebabkan silinder bergerak
maju melalui lubang 14(Z) katup memori (1.1). Katup tunda waktu (1.4) mempunyai set
tunda waktu yang sangat pendek yaitu 0.5 detik. Hal ini cukup lama untuk memulai sinyal
start tetapi kemudian sinyal 14(Z) diputuskan oleh sinyal pemandu timer 10(Z). Silinder
mengoperasikan katup rol (1.3). Katup tunda waktu (1.5) menerima sinyal pemandu yang
kemudian setelah setting waktu terlampaui akan membuka katup tunda waktu. Sinyal
keluaran ini mensuply sinyal 12(Y) yang akan membalik katup (1.1) dan silinder bergerak
mundur. Siklus baru hanya dapat dimulai jika tombol start telah dilepas. Terlepasnya katup
tombol mereset timer (1.4) dengan membuang sinyal 10(Z).

Gambar 2.51 Contoh Rangkaian Katup Tunda Waktu

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

2.13 Silinder Pneumatik


Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi energi kerja
yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung
jawab pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir.
Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi 2 kelompok :
1. Gerakan lurus (gerakan linear) :
* Silinder kerja tunggal.
* Silinder kerja ganda.
2. Gerakan putar :
* Motor udara
* Aktuator yang berputar (ayun)
Tabel 2.5 Simbol-simbol aktuator linear

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tabel 2.6 Silmbol-simbol aktuator gerakan putar

2.13.1 Silinder Kerja Tunggal


Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada sisi suplai
udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston silinder dikeluarkan ke
atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang pembuangan tidak diproteksi dengan
sebuah penyaring akan memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam
silinder yang bisa merusak seal. Apabila lubang pembuangan ini tertutup akan membatasi
atau menghentikan udara yang akan dibuang pada saat silinder gerakan keluar dan gerakan
akan menjadi tersentak-sentak atau terhenti. Seal terbuat dari bahan yang fleksibel yang
ditanamkan di dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak permukaan seal
bergeser dengan permukaan silinder.

Gambar 2.52 Konstruksi Silinder Kerja Tunggal

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

a. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang
lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah .
Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder
direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal dengan alasan agar
kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.
Pada silinder kerja tunggal dengan pegas, langkah silinder dibatasi oleh panjangnya
pegas . Oleh karena itu silinder kerja tunggal dibuat maksimum langkahnya sampai
sekitar 80 mm.
b. Kegunaan
Menurut konstruksinya silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai fungsi
gerakan , seperti :
 Menjepit benda kerja
 Pemotongan
 Pengeluaran
 Pengepresan
 Pemberian dan pengangkatan.

c. Macam-maca Silinder Kerja Tunggal


Ada bermacam-macam perencanaan silinder kerja tunggal termasuk :
 Silinder membran (diafragma)
 Silinder membran dengan rol

2.13.2 Silinder Kerja Ganda


Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal, tetapi
tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda mempunyai dua saluran (saluran
masukan dan saluran pembuangan). Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya,
piston dengan seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 2.53 Konstruksi Silinder Kerja Ganda

Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk
memperpanjang usia komponen seal permukaan dalam tabung silinder dikerjakan dengan
mesin yang presisi. Untuk aplikasi khusus tabung silinder bisa dibuat dari aluminium ,
kuningan dan baja pada permukaan yang bergeser dilapisi chrom keras. Rancangan khusus
dipasang pada suatu area dimana tidak boleh terkena korosi.
Penutup akhir tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak
seperti aluminium besi tuang. Kedua penutup bisa diikatkan pada tabung silinder dengan
batang pengikat yang mempunyai baut dan mur.
Batang piston terbuat dari baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari korosi
dan menjaga kelangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.
Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara. Bantalan
penyangga gerakan batang piston terbuat dari PVC, atau perunggu. Di depan bantalan ada
sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu dan butiran kecil yang akan masuk ke
permukaan dalam silinder.
a. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju)
, sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai
mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh
gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah
maju) udaranya terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang
pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada
batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk. Karena efektif
permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston
Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah gerakannya.
Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor lengkungan dan
bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti silinder kerja
tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan seal jenis cincin O atau
membran.
b. Pemasangan Silinder
Jenis pemasangan silinder ditentukan oleh cara cara gerakan silinder yang
ditempatkan pada sebuah mesin atau peralatan . Silinder bisa dirancang dengan jenis
pemasangan permanen jika tidak harus diatur setiap saat. Alternatif lain, silinder bisa
menggunakan jenis pemasangan yang diatur, yang bisa diubah dengan menggunakan
perlengkapan yang cocok pada prinsip konstruksi modul. Alasan ini adalah
penyederhanaan yang penting sekali dalam penyimpanan, lebih khusus lagi dimana
silinder pneumatik dengan jumlah besar digunakan seperti halnya silinder dasar dan
bagian pemasangan dipilih secara bebas membutuhkan untuk disimpan.
Pemasangan silinder dan kopling batang piston harus digabungkan dengan hati-hati
pada penerapan yang relevan, karena silinder harus dibebani hanya pada arah aksial.
Secepat gaya dipindahkan ke sebuah mesin, secepat itu pula tekanan terjadi pada silinder.
Jika sumbu salah gabung dan tidak segaris dipasang, tekanan bantalan pada tabung
silinder dan batang piston dapat diterima. Sebagai akibatnya adalah :
· Tekanan samping yang besar pada bantalan silinder memberikan indikasi bahwa
pemakaian silinder meningkat.
· Tekanan samping pada batang piston akan mengikis bantalan
· Tekanan tidak seimbang pada seal piston dan batang piston.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tekanan samping ini sering mendahului faktor pengurangan perawatan silinder


yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemasangan bantalan silinder yang dapat diatur
dalam tiga dimensi membuat kemungkinan untuk menghindari tekanan bantalan yang
berlebihan pada silinder. Momen bengkok yang akan terjadi selanjutnya dibatasi oleh
penggesekan yang bergeser pada bantalan. Ini bertujuan bahwa silinder diutamakan
bekerja hanya pada tekanan yang sudah direncanakan, sehingga bisa mencapai secara
maksimum perawatan yang sudah direncanakan.

Gambar 2.54 Cara Pemasangan Silinder


c. Kegunaan
Silinder pneumatik telah dikembangkan pada arah berikut :
 Kebutuhan penyensoran tanpa sentuhan (menggunakan magnit pada piston untuk
mengaktifkan katup batas /limit switch dengan magnit )
 Penghentian beban berat pada unit penjepitan dan penahan luar tiba-tiba.
 Silinder rodless digunakan dimana tempat terbatas.
 Alternatif pembuatan material seperti plastik
 Mantel pelindung terhadap pengaruh lingkungan yang merusak, misalnya sifat tahan
asam
 Penambah kemampuan pembawa beban.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

 Aplikasi robot dengan gambaran khusus seperti batang piston tanpa putaran, batang
piston berlubang untuk mulut pengisap.
d. Macam-macam Silinder Kerja Ganda

Tabel 2.7 Macam-macam Silinder Kerja Ganda

2.14 Karakteristik Silinder Kerja Ganda


Karakteristik penampilan silinder dapat ditentukan secara teori atau dengan data-data
dari pabriknya. Kedua metode ini dapat dilaksanakan, tetapi biasanya untuk pelaksanaan dan
penggunaan tertentu, data-data dari pabriknya adalah lebih menyakinkan.
2.14.1 Gaya Piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara, diameter
silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston secara teoritis dihitung
menurut rumus berikut :

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Untuk Silinder Kerja Tunggal :

Untuk Silinder Kerja Ganda :


- Langkah Maju

- Langkah Mundur

Keterangan :
F = Gaya piston ( N )
f = Gaya pegas ( N )
D = Diameter piston ( m )
d = Diameter batang piston ( m )
A = Luas penampang piston yang dipakai (m2 )
p = Tekanan kerja ( Pa )
Pada silinder kerja tunggal, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada gaya
piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh pegas . Sedangkan pada
silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada silinder maju karena
adanya diameter batang piston akan mengurangi luas penampang piston. Sekitar 3 - 10 %
adalah tahanan gesekan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tabel 2.8 Gaya piston silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 – 10 bar.

Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani
lebih besar dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder diam.
2.14.2 Kebutuhan Udara
Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih
dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston
dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut :

Untuk mempermudah dan mempercepat dalam menentukan kebutuhan udara, tabel di


bawah ini menunjukkan kebutuhan udara persentimeter langkah piston untuk berbagai
macam tekanan dan diameter piston silinder.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tabel 2.9 Kebutuhan udara silinder pneumatik persentimeter langkah dengan fungsi
tekanan kerja dan diameter piston.

Kebutuhan udara dihitung dengan satuan liter/menit (l/min) sesuai dengan standar
kapasitas kompresor. Kebutuhan udara silinder sebagai berikut:

Keterangan :
Q = kebutuhan udara silinder ( l/min )
q = kebutuhan udara persentimeter langkah piston
s = panjang langkah piston ( cm )
n = jumlah siklus kerja per menit
2.14.3 Kecepatan Piston
Kecepatan piston rata-rata dari silinder standar berkisar antara 0,1-1,5 m/s (6 - 90
m/min). Silinder khusus dapat mencapai kecepatan 10 m/s. Kecepatan silinder pneumatik
tergantung :
 Beban ( gaya yang melawan silinder ),
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

 Tekanan kerja,
 Diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
 Ukuran katup kontrol arah yang digunakan.
Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran dan dapat ditingkatkan
dengan katup pembuang cepat yang dipasang pada sistem kontrol tersebut.
Tabel 2.10 Kecepatan Rata-rata Piston

2.14.4 Langkah Piston


Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 m, sedangkan untuk silinder
rodless jangan lebih dari 10 m. Akibat langkah yang panjang, tekanan mekanik batang
piston dan bantalan menjadi terlalu besar. Untuk menghindari bahaya tekanan, diameter
batang piston pada langkah yang panjang harus sedikit lebih besar.

2.15 Aplikasi Pengguanaan Pneumatik


Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk berbagai
keperluan proses produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang selama ini
dilakukan oleh tenaga manusia, seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan
lain sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen pneumatik,

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun
gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu
menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus menerus (continue),
dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat,
terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia
dan lainnya. Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol
dalam proses otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak, mudah didistribusikan
melalui saluran (selang) yang kecil, aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat
dibebani lebih, tidak peka terhadap perubahan suhu dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di sekitar
kita. Udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak.
Selain itu udara yang terdapat di sekitar kita cenderung bersih dari kotoran dan zat kimia
yang merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal.
Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka penumatik banyak digunakan pula pada
industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Secara umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung
penampung. Sebelum digunakan udara dari kompressor diolah agar menjadi kering, dan
mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui regulator udara dapat digunakan
menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa silinder/stang torak yang bergerak
translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi. Gerakanbolak balik (translasi), dan
berputar (rotasi) pada aktuator selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan gerakan
yang selama ini dilakukan oleh manusia atau peralatan lain.

2.16 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Sistem Penumatik


2.16.1 Keuntungan
 Ketersediaan yang tak terbatas
Udara tersedia di alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan
tempat.
 Mudah disalurkan

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu tempat ke tempat lain melalui pipa yang
kecil, panjang dan berliku.
 Fleksibilitas temperatur
Udara dapat fleksibel digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui
peralatan yang dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak
ekstrem udara masih dapat bekerja.
 Aman
Udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak
terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua
hal ini cukup mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting
hingga kebakaran.
 Bersih
Udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia yang berbahaya dengan
jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman
digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil
 Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur
Udara dapat melaju dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau
sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik, maka kecepatan torak dapat
mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik putarannya dapat mencapai 30.000rpm,
sedangkan sistim motor turbin dapat mencapai 450.000 rpm.
 Dapat disimpan
Udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan
udara. Selain itu dapat dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim
menjadi aman.
 Mudah dimanfaatkan
Udara mudah dimanfaatkan baik secara langsung misal untuk membersihkan permukaan
logam dan mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik
untuk menghasilkan gerakan tertentu.
2.16.2 Kerugian
 Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Udara kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi
kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan
untuk peralatan pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi
peralatan yang relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas,
pengeering, regulator, dan lain-lain.
 Mudah terjadi kebocoran
Salah satu sifat udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan
tekanan udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal
agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi. Peralatan
pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada
sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
 Menimbulkan suara bising
Pneumatik menggunakan sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan
dibuang ke luar sistim, udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan
menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah
dengan memasang peredam suara pada setiap saluran buangnya.
 Mudah Mengembun
Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki sistem harus
diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal kering, memiliki
tekanan yang cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar mengurangi gesekan pada
katup-katup dan aktuator.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

3. TEORI DASAR HIDROLIK

3.1 Sejarah
Hidrolik berasal dari bahasa latin yaitu hydros yang berarti air. Hidrolik adalaha
ilmu yang mempelajari fluida cair sebagai tenaga atau gerak. Sejarah munculnya ilmu
pengetahuan tentang hidrolik, pertama kali dikemukakan oleh Blaise Pascal dengan
teorinya yang sering dikenal dengan ”Hukum Pascal” yang berbunyi “Tekanan cairan
(fluid cair) didalam ruangan tertutup akan diteruskan ke segala arah dan sama rata ke
segala bidang, dengan tidak mengubah tekanan atau kekuatannya.” Setelah itu, pada tahun
1795 Joseph Brahmah mengaplikasikan hukum pascal tersebut yang menggunakan tekanan
dari air. Hal ini yang membuat Joseph Brahmah sebagai orang pertama yang
mempraktekkan tekanan hidrolik. Hingga sampai saat ini teori tersebut berkembang terus.

3.2 Pengertian
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral
adalah jenis fluida cair yang umum dipakai. Pada prinsipnya mekanika fluida dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:
1. Hydrostatics
Hydrostatics yaitu mekanika fluida dalam keadaan diam disebut juga teori persamaan
kondisi dalam fluida diam. Energi yang dipindahkan dari satu bagian ke bagian lain
dalam bentuk energi tekanan.

Gambar 3.1 Contoh Hydrostatis


2. Hydrodynamics
Hydrodynamics yaitu mekanika fluida yang bergerak, disebut juga teori aliran fluida
yang mengalir. Dalam hal ini kecepatan aliran fluida cair yang berperan memindahkan
energi.
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 3.2 Contoh Hydrodinamics

Jadi perbedaan yang menonjol dari kedua sistem diatas adalah keadaan fluida itu
sendiri.
Prinsip dasar dari hidrolik adalah sifat fluida cair yang sangat sederhana dan sifat
zat cair tidak mempunyai bentuk tetap, tetapi selalu menyesuaikan bentuk yang
ditempatinya. Karena sifat cairan yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya,
sehingga akan mengalir ke berbagai arah dan dapat melewati dalam berbagai ukuran dan
bentuk, sehingga fluida cair tersebut dapat mentrasnferkan tenaga dan gaya. Dengan kata
lain sistem hidrolik adalah sistem pemindahan dan pengontrolan gaya dan gerakan dengan
fluida cair dalam hal ini oli.

Gambar 3.3 Prinsip Dasar Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan sistem hidrolik
sebagai berikut :
a. Fluida yang digunakan (oli) harganya mahal.
b. Apabila terjadi kebocoran akan mengotori sistem, sehinggasistem hidrolik jarang
digunakan pada industri makanan maupun obat-obatan.
Sedangkan kelebihan sistem hidrolik diantaranya adalah ;

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

a. Tenaga yang dihasilkan sistem hidrolik besar sehingga banyak diaplikasikan pada alat
berat seperti crane, kerek hidrolik dll.
b. Oli juga bersifat sebagai pelumas sehingga tingkat kebocoran
c. lebih jarang dibandingkan dengan sistem pneumatik.
d. Tidak berisik.

3.3 Komponen Utama Hidrolik


3.3.1 Pompa Hidrolik
Pompa hydrolik berfungsi untuk mengisap fluida oli hydrolik yang akan
disirkulasikan dalam sistim hydrolik. Sistim hydrolik merupakan siklus yang tertutup,
karena fluida oli disirkuliskan ke rangkaian hydrolik selanjutnya akan dikembalikan ke
tangki penyimpan oli. Adapun jenis-jenis pompa hydrolik, antara lain:
1. Pompa Roda Gigi
Pompa ini terdiri dari 2 buah roda gigi yang dipasang saling merapat. Perputaran roda
gigi yang saling berlawanan arah akan mengakibatkan kevakuman pada sisi hisap,
akibatnya oli akan terisap masuk ke dalam ruang pompa, selanjutnya dikompresikan ke
luar pompa hingga tekanan tertentu. Tekanan pompa hydrolik dapat mencapai 100 bar.

Gambar 3.4 Pompa Hidrolik Roda Gigi

2. Pompa Sirip Burung


Pompa ini bergerak terdiri dari dari banyak sirip yang dapat flexible bergerak di dalam
rumah pompanya. Bila volume pada ruang pompa membesar, maka akan mengalami

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

penurunan tekanan, oli hidrolik akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang
kompressi. Oli yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydrolik.

Gambar 3.5 Pompa Hidrolik Sirip Burung

3. Pompa Torak Aksial


Pompa hidrolik ini akan mengisap oli melalui pengisapan yang dilakukan oleh piston
yang digerakkan oleh poros rotasi. Gerak putar dari poros pompa diubah menjadi
gerakan torak translasi, kemudian terjadi langkah hisap dan kompressi secara
bergantian. Sehingga aliran oli hidrolik menjadi kontinyu.

Gambar 3.6 Pompa Torak Aksial

4. Pompa Torak Radial


Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara radial, bila rotor berputar secara
eksentrik, maka piston2 pada stator akan mengisap dan mengkompressi secara

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

bergantian. Gerakan torak ini akan berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan
aliran oli/fluida yang kontinyu.

Gambar 3.7 Pompa Torak Radial

5. Pompa Sekrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang
satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga
dapat memindahkan fluida oli secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik
dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.

Gambar 3.8 Pompa Sekrup

3.3.2 Aktuator
Seperti halnya pada sistim pneumatik, aktuator hydrolik dapat berupa silinder
hydrolik, maupun motor hydrolik. Silinder Hydrolik bergerak secara translasi sedangkan
motor hydrolik bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya yang dihasilkan aktuator hydrolik
memiliki tenaga yang lebih besar (dapat mencapai 400 bar atau 4x107 Pa), dibanding
pneumatik.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

1. Silinder Hidrolik Penggerak Ganda


Silinder Hydrolik penggerak ganda akan melakukan gerakan maju dan mundur akibat
adanya aliran fluida/oli hydrolik yang dimasukkan pada sisi kiri (maju) dan sisi kanan
(mundur) seperti yang terlihat pada gambar 89. Tekanan Fluida akan diteruskan
melalaui torak selanjutnya menjadi gerakan mekanik melalaui stang torak. Gerakan
maju dan mundur dari gerakan stang torak ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan
dalam proses produksi, seperti mengangkat, menggeser, menekan, dan lain-lain. Karena
daya yang dihasilkan besar, maka silinder ini banyak digunakan pada peralatan berat,
seperti, Buldozer, bego, dan lain-lain.

Gambar 3.9 Silinder Hidrolik Penggerak Ganda

Gambar 3.10 Aplikasi Penggunaan Sistem Hidrolik


Pada Alat Berat

2. Aktuator Rotasi
Motor Hydrolik merupakan alat untuk mengubah tenaga aliran fluida menjadi gerak
rotasi. Motor hydrolik ini prinsip kerjanya berlawanan dengan roda gigi hydrolik. Aliran
Minyak hidrolik yang bertekanan tinggi akan diteruskan memutar roda gigi yang

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

terdapat dalam ruangan pompa selanjutnya akan dirubah menjadi gerak rotasi untuk
berbagai keperluan.

Gambar 3.11 Motor Hidrolik Roda Gigi


3.3.3 Power Pack
Power pack berfungsi sebagai alat untuk pembangkit aliran pada cairan fluida atau
Oli, dengan cara mengalirkan cairan fluida tersebut keseluruh bagian komponen-
komponen yang ada pada sistem hidrolik, guna untuk mentransfer tenaga yang diberikan
oleh pengerak mula-mula. Power pack terdiri atas :
a. Pengerak mula-mula (Primemover)
Penggerak mula-mula berupa motor listrik atau motor bakar yang dapat menghasilkan
tenaga mekanik yang berupa poros, yaitu dari hasil pengubahan tenaga listrik atau
tenga panas jadi suatu tenaga mekanik.
b. Tangki hidrolik
Tangki hidrolik berfungsi sebagai penampung atau wadah tempat cairan hidrolik, yang
berupa oli.
c. Pompa hidrolik
Pompa hidrolik berfungsi untuk mengalirkan cairan hidrolik keseluruh sistem. Pada
poros pompa hidrolik disambung (dikopel) dengan poros pengerak mula-mula,
sehingga penggerak mual-mula berputar maka pompa hidrolik akan berputar, dan
pompa akan menyedot cairan dari tangki hidrolik sehingga terjadi penekanan dari
cairan kesaluran tekan.
d. Kelengkapan unit tenaga
Berfungsi untuk membantu unit tenaga bekerja dengan baik.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

3.3.4 Hoses
Hoses merupakan sistem plumbing pada hidrolik. Hoses berfungsi untuk
menyalurkan oli dan sebagai peredam getaran (vibration) dan suara. Adapun bagian-
bagian dari hoses antara lain :
a. Inner tube
Inner tube adalah suatu lapisan (layers) synthetic rubber yang tahan terhadap oli.
Mempunyai permukaan yang halus, flexible dan tahan terhadap panas dan tahan karat.
b. Re-inforcement layers
Reinforcement layers adalah ply yang kontruksinya synthethic fibers atau natural atau
braided wire ataupun kombinasinya. Kekuatan layer ini dibuat tergantung dengan
tekanan oli dari sistem tersebut.
c. Outer cover
Outer cover ini berfungsi untuk melindungi reinforcement layer. Special rubber yang
dibuat agar tahan terhadap gesekan, perubahan cuaca, oli dan debu.

Gambar 3.12 Hoses

3.3.5 Control Elements


Control elements merupakan suatu bagian yang menjadikan sistem hidrolik menjadi
sistem otomasi. Karena control elements dapat mengatur hasil kerja dari hidrolik hingga
gerakan, kecepatan, urutan pada gerak, dan arah gerakan atau kekutannya yang diatur
secara otomatis. Dengan demikian sistem dapat didesain dalam berbagai macam tujuan
otomatisasi dalam suatu mesin. Sehingga dapat diartikan bahwa penggunaan sistem
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

kontrol hidrolik sangat luas tergantung daya kreatifitas. Control Elements diwujudkan
dalam bentuk suatu katup (valve) dan pada fungsinya dibagi menjadi tiga bagian
diantaranya:
1. Pressure Control Valve
Pressure control valve berfungsi untuk untuk membatasi tekanan dalam sistem hidrolik
dan mengatur tekanan oli yang masuk ke circuit.
Pressure control valve terdiri dari tiga jenis, yaitu :
 Pressure reducing valve
 Relief valve
 Unloading valve

Gambar 3.13 Pressure Control Valve

2. Directional Control Valve


Directional control valve berfungsi untuk mengontrol arah aliran oli di dalam sistem
hidrolik.
Directional control valve terdiri dari dua jenis :
 Check Valve (One Way Valve)
Check Valve (One Way Valve) Berfungsi untuk mengalirkan oli dengan cara satu
arah, dan menutup atau mencegah oli agar tidak mengalir ke arah yang
berlawanan.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 3.14 Check Valve

 Spool Valve
Spool Valve berfungsi untuk mengontrol operasi dari aktuator, oli untuk start,
operasi dan stop aktuator. Spool biasanya digerakkan dari netral ke kanan dan ke
kiri. Spool membuka celah oli dan menutup yang lain. Spool biasanya dibuat
ekstra keras dan tahan, halus, presisi, permukaan yang tahan gores. Spool dilapisi
chrome untuk membantu agar tahan air dan karat.

Gambar 3.15 Spool Valve

3. Volume Control Valve


Volume control valve berfungsi untuk mengontrol aliran rata-rata oli di dalam sistem
hidrolik. Prinsip kerjanya dengan menahan aliran atau menyalurkan oli ke arah lain.
Adapun beberapa tipe volume control valve adalah flow control dan flow devider valve.
Valve ini dapat dikontrol dalam beberapa cara dengan manual, hidrolik, listrik atau
dengan cara tekanan udara.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 3.16 Volume Control Valve

2.4 Proses penyempitan pada aliran fluida


Pada proses penyempitan pada Orifice adalah lubang kecil yang dipasang dalam
pipa saluran untuk mempersempit aliran fluida. Bila hal ini terjadi maka kecepatan arusnya
akan naik, namun flow rate-nya tetap. Naiknya kecepatan arus ini akan menyebabkan
turunnya tekanan setelah melewati orifice yang berbanding lurus dengan flow rate dan
berat jenis fluida akan berbanding terbalik dengan diameter orifice.
a. Tekanan akan hilang dan aliran zat cair akan sempit, bila aliran dihambat.
b. Makin panjang orifice, maka tekanan zat cair semakin menurun.
c. Semakin besar aliran akan menyebabkan semakin jauhnya penurunan tekanan.
d. Semakin sempit orifice mengakibatkan semakin turunnya tekanan.
e. Energi yang hilang akan dirubah menjadi panas.

2.5 Kerugian Pada Tekanan


Akibat dari kerugian tekanan, antara lain:
1. Perbedaan kecepatan arus dalam aliran fluida, yang menyebabkan tekanan turun atau
hilang (kerugian tekanan)
2. Viscositas fluida itu sendiri yang menimbulkan tekanan tarikan
3. Arus fluida yang mengalir dalam pipa yang panjang
4. Gesekan yang terjadi antara dinding pipa sebelah dalam dengan fluida
5. Adanya gelombang dan pusaran arus pada fluida (Turbulen Flow). Hal ini terjadi pada
pengisian yang mendadak kedalam saluran yang penampangnya persegi dan adanya
pembelokan arah, maka aliran akan menaikkan tekanan pada fluida tersebut. Jika

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

menaikkan kecepatan aliran secara mendadak kedalam aliran yang berarus tenang,
tahanan gesek yang terjadi akan meningkat beberapa kali lipat.

Gambar 3.17 Turbulent Flow.

3.6 Simbol-simbol Hidrolik


Pada dasarnya hidrolik dapat mengklasifikasikan skema menggunakan simbol
komponen yang sederhana untuk memperlihatkan bagaimana komponen-komponen
berfungsi secara bersama-sama sebagai suatu sistem. Berikut adalah tabel dari simbol-
simbol yang digunakan dalam hidrolik secara umum.
Tabel 3.1 Simbol-simbol Hidrolik
Description Symbol

Pressure gauge

Throttle valve

One-way folw control valve

Shut-off valve

Non-return valve

Branch tee

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Pressure relief valve

Pilot-operated pressure relief valve

Pressure regulator

Flow control valve

Pilot non-return valve

Double acting cylinder

Hydraulic motor

Diaphragm accumulator, detailed

Diaphragm accumulator, simplified

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Weight

m
4/2-way han lever valve

4/2-way solenoid valve

4/3-way hand lever valve, closed in


mid-position

4/3-way hand lever valve, relleving


mid-position

4/3-wege-handhebelventil mid-
umlaufstellung

4/3-way solenoid valve, closed in


mid-position

4/3-way solenoid valve, relleving in


mid-position

4/3-way solenoid valve,


recirculating mid-position

Hose line

Hydraulic power pack, detailed

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Hydraulic power pack, simplified

Pressure sensor

Flow rate sensor

Hydraulic motor with


technogenerator

3.7 Dasar-dasar Perhitungan Hidrolik


Pada dasarnya, perhitungan yang digunakan dalam hidrolik adalah menggunakan
prinsip dari hukum pascal. Misalnya, Perhitungan gaya hidrolik torak pada bejana
berhubungan dengan luas penampang berbeda,
F1 Torak F2

A1

A2
Pe

Gambar 3.18 Prinsip Hukum Pascal

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

3.8 Cairan Hidrolik


Cairan hydrolik yang digunakan pada sistem hydrolik harus memiliki ciri-ciri atau
watak (propertiy) yang sesuai dengan kebutuhan. Property cairan hydrolik merupakan hal-
hal yang dimiliki oleh cairan hydrolik tersebut sehingga cairan hydrolik tersebut dapat
melaksanakan tugas atau fungsingnya dengan baik.
Adapun fungsi/tugas cairan hydolik: pada sistem hidrolik antara lain:
 Sebagai penerus tekanan atau penerus daya.
 Sebagai pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak.
 Sebagai pendingin komponen yang bergesekan.
 Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
 Pencegah korosi.
 Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
 Sebagai pengirim isyarat (signal)
3.8.1 Syarat Cairan Hidrolik
1. Kekentalan (Viskositas) Yang Cukup
Cairan hydrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi
fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang
terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan. Demikian
juga bila viskositas terlalu kental, tenaga pompa akan semakin berat untuk melawan
gaya viskositas cairan
2. Indeks Viskositas Yang Baik
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hydrolik akan stabil
digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3. Tahan Api (Tidak Mudah Terbakar)

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Sistem hydrolik sering juga beroperasi ditempat-tempat yang cenderung timbul api
atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4. Tidak Berbusa (Foaming)
Bila cairan hydrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung
udara yang terperangkap dlam cairan hydrolik sehingga akan terjadi compressable dan
akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan
terjilat api akan lebih besar.
5. Tahan Dingin
Tahan dingin adalah bahwa cairan hydrolik tidak mudah membeku bila beroperasi
pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang dikehendaki oleh cairan hydrolik
berkisar antara 10°-15° C dibawah suhu permulaan mesin dioperasikan (star-up). Hal
ini untuk menantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hydrolik yang
membeku.
6. Tahan Korosi Dan Tahan Aus
Cairan hydrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi
korosi maka kontruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
7. Minimal Compressibility
Secara teoritis cairan adalah uncomprtessible (tidak dapat dikempa). Tetapi
kenyataannya cairan hydrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk
setiap penekanan 80 bar oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hydrolik agar
seminimal mungkin dapat dikempa.

3.8.2 Pemeliharaan Cairan Hidrolik


Cairan hydrolik temasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak
baik terhadap cairan hydrolik atau semakin menambah mahalnya harga sistem hydrolik
sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang perlakuan/pemeliharaan cairan
hydrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar dan
cairan hydrolik maupun sistem akan lebih awet.
Berikut ini panduan pemeliharaan cairan hidrolik yang baik, antara lain :
• Simpanlah cairan hydrolik (drum) pada tempat yang kering, dingin dan terlindungi
(dari hujan, panas dan angin).

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

• Pastikan menggunakan cairan hydrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau
mengganti cairan hydrolik kedalam sistem.
• Gunakan juga peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
• Pompakanlah cairan hydrolik dari drum ke tangki hydrolik melalui saringan (pre-
filter).
• Pantaulah (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi
cairan hydrolik.
• Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat-sambung sendiri
yang ada pada saluran balik.
• Buatlah interval penggantian cairan hydrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar. (periksa dengan pemasok cairan hydrolik).
• Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
• Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang
unloading pump atau excessive resistence.
• Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman
yang terlatih.
• Bila akan mengganti cairan hydrolik (apa lagi bila cairan hydrolik yang berbeda),
pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru, demikian
pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.

3.9 Efisiensi Pompa Hidrolik


Efiensi ialah perbandingan antara output dan input dinyatakan dalam persen (%).
Perbedaan antara output dan input dikarenakan adanya kerugian-kerugian diantaranya
terjadinya kebocoran di dalam pompa sehingga akan mengurangi volume output. Secara
keseluruhan, kebocoran dapat terjadi pada pompa hydrolik, katup-katup, aktuator dan setiap
konektor, sehingga dalam hal ini perbandingan antara volume cairan hydrolik secara efisien
menghasilkan daya sebanding dengan penghasilan pompa disebut efisiensi volumetrik (ηv).
Penghasilan pompa (misal pompa roda gigi) secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Penghasilan pompa tergantung pada besar tekanan kerja sistem hydrolik. Semakin besar
tekanan penghasilan pompa (Q) akan semakin berkurang. Informasi kita temukan pada
diagram karakteristik pompa :
• Apabila p = 0, penghasilan pompa Q penuh (Q teoristis)
• Apabila p > 0, penghasilan pompa berkurang karena adanya kebocoran dan secara
logika semakin tinggi tekanan akan makin besar pula kebocoran.
• Garis lengkung pada diagram menunjukan efisien volumetrik pompa (ηv)

Gambar 3.19 Kurva Efisiensi Volumetrik


Contoh :
Ukuran pompa yang baru , kebocoran 6 % pada p = 230 bar.
Q(p=0) = 10 l/min.
Q(p=230) = 9,4 l/min.
QL = 0,6 l/min.
Jadi efesiensi volumetrik (ηv) = 94 %
Untuk pompa yang lama, kebocoran 1,3 % pada p= 230 bar.
Q(p=0) = 10 l/min.
Q(p=230) = 8,7 l/min.
QL = 1,3 l/min
Jadi efisiensi volumetrik (ηv) = 87 %

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

4. TEORI DASAR ELEKTROPNEUMATIK

4.1 Pengertian
Elektropneumatik adalah sistem pneumatik dimana kontrolnya menggunakan
sinyal yang dihasilkan dari rangkaian listrik yang dihubungkan pada katup yang akan
digunakan untuk menggerakan sebuah elemen kerja pneumatik.
Elektropneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip
kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan
media mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor
ataupun sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus
sinyal. Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan
elektromagnit dan akan mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai
elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan
mengaktifkan atau meng pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan
menjalankan sistem.

4.2 Komponen-Komponen Dasar Elektropneumatik


Komponen-komponen dasar yang digunakan pada rangakain elektro pneumatik
adalah sebagai berikut :
2.2.1 Energi Supply
Sistem supply udara digambarkan dalam bentuk yang sederhana dengan
menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan masin-masing komponen supply
udara. Dalam penggambaran standar, supply udara bisa digunakan sedangkan untuk
tujuan perawatan simbol-simbol yang lebih detaildan sesuai. Bagaimanapun juga
gambar yang lebi detail seharusnya tidak menambahkan kerumitan rangkaian.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.1 Air supply

Gambar 4.2 Bagian-bagian Power Supply untuk Control Elektropneumatik

Pada elektropneumatik energi supply terdiri dari beberapa bagian:


1) kompresor
2) receiver
3) pressure regulator
4) air services equipment
5) AC dan DC power supply

4.2.2 Sensor
Sinyal listrik pada teknik kontrol E1ektroneurnatik, diperlukan dan diproses
tergantung pada gerakan langkah kerja elemen kerja. Untuk rnendapatkan sinyal listrik
ini, biasa dengan cara mengaktifkan sensor, baik itu sensor mekanik maupun
elektronik. Sinyal masukan listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

yang disebut Normally open (NO), Normally closed (NC) dan Change Over
(Kombinasi dan NO dan NC).
Berdasarkan elemen-elemen kerja elektropneumatik sensor sendiri terbagi atas
beberapa bagian antara lain:
1) Pushbutton
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol
dihidupkan. Yang paling umum dipakai adalah saklar tekan (pushbutton switch). Saklar
ditekan sendiri dua menurut kegunaannya, yaitu:
a. Saklar tekan biasa
b.Saklar tekan mengunci

Gambar 4.3 Pushbutton

Gambar 4.4 Normally open contact

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.5 Normally close contact

Gambar 4.6 Change Over Contact

2) Limit switches
Limit switch terdiri dari aktuasi mekanik microswitch. Microswitch bergerak ketika
roller level terbuka. limit switch digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus. Arus akan putus apabila silinder maju atau mundur dan menekan roller. Pemutus
arus ini dimanfaatkan untuk mendorong silinder maju/keluar atau mundur kedalam
dengan menggunakan rangkaian elektrik.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya limti switch dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Limit switch from actuated the left
b. Limit switch from actuated the right

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.7 Limit switch

Gambar 4.8 Limit Switch dan Komponennya

3) Proximity switch
Sensor ini biasanya digunakan ketika limit switch tidak dapat digunakan. Proximity
Swith mengeluarkan sinyal listrik ketika diberikan medan magnet. Hubangan listrik
dibentuk menjadi kontak, status kontak ditujukan dengan LED.
Fungsi dari Proximity Swith sama dengan limit switch, perbedaannya hanya pada bentuk
dan kedudukan alat terebut pada rangkaian. Limit switch diletakan pad begian luar
batang piston sdangkan proximity switch pada bagian silinder.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.9 Proximity Switch (Reed Switch)

4.2.3 Processor Dan Elemen Pengontrol


Processor berfungsi menerima dan mengolah sinyal dan kemudian dikontrol
oleh elemen pengontrol untuk menggerakan aktuator yng biasanya berupa silinder
pneumatik, rotary actuator dan lamp/buzzers.
1) Directional control valve
Katup kontrol arah pada sistem elektropneumatik merupakan elemen pemproses dan
pengontrol, katup kontrol arah ditunjkan oleh banyaknya terminal saluran dan
banyaknya posisi atau kontak.
2) Solenoid actuated
solenoid merupakan pengontrol katup aliran udara yang terdapat pada kontrol arah.
Katup kontrol arah ada mempunyai satu solenoid (single solenoid) dan ada yang ganda
(double solenoid).
Solenoid mengaktuasikan katup kontrol dan arah relay, bisa sebagai pemproses atau
fungsi kontrol aktuator, sebagai contoh: jka katuplontrol digunakan untuk megontrol
silinder, maka katup kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok aktuator. Jika
elemen tersebut didefenisikan sebagai sinyal prosesor, maka harus ditempatkan pada
kelompok processor.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.10 Katup Kontrol Arah dengan Selenoid

3) Pneumatik elektrik conventer


Alat ini termasuk elemen pemproses pada sistem elektropneumatik, Pneumatik elektrik
conventer berfungsi untuk mengontrol tekanan udara dan membandingkan dengan
nilai yang telah dipreset,ketika batas preset telah tercapai maka keluaranya akan
menghasilkan sinyal.

Gambar 4.11 Pneumatic Electric Converter

4) Relays
Relay merupakan elemen pemproses dari elemen-elemen kontrol akhir dan seperti
saklar biasa yang terdiri dari pasangan kontak yang sederhana.
Yang dimaksut dengan relay adalah komponen saluran dan pengontrol sinyal, yang
kebutuan energinya relatif kecil. Relay biasanya difungsikan dengan elektromagnet,
elektromagnet ini dihaslkan dari koil yang terdapat pad relay.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.12 Kontruksi dari relay

Gambar 4.13 Kontruksi dari Kontaktor

Cara kerjanya
Apabila pada lilitan koil dialiri arus listrik tersebut akan mengalir melalui liltan kawat.
Dengan adanya arus listrik yang melalui kawat tadi akan timbul medan magnet yang
mengakibatkan pelat yang ada didekat koil akan tertarik atau terdorong, sehingga
saluran bisa tersamb8ng atau terputus. Hal ini tergantung sekali apakah sambungan
NO atau NC. Bila arus listrik dimatikan, maka palt tadi akan kembali keposisi semula
karena ditarik dengan pegas.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

4.2.4 Aktuator
1) Aktuator pneumatik
Tenaga dari udara yang bertekanan (kempaan) atau sering juga disebut tenaga
pneumatik diubah menjadi gerakan linier (staright line reciprocating) dan gerakan non
linier (rotary) oleh silinder pneumatik dan motor pneumatik. Besarnya tenaga yang
dapat ditimbulkan tergantung dari besanya tekanan, luaspenampang silinder, serta
gesekan yang timbul antara dinding dalam silinder dengan kulit luar toraknya.
Silinder dan motor merupakan salah satu aktuator yang merupakan bagian yang
terakhir dari output sebuah sistem kontrol pneumatik. Pada pneumatik, jenis silinder
ada bermacam-macam diantranya:
a) Silinder linier, terdiri dari:
 Silinder aksi tunggal (single acting cylinder)
Silinder ini bekerja hanya pada satu arah saja, karena hanya mempunyai satu
inlet, adapun kembalinya ke posisi awal dikarenakan ada pegas tekan
didalamnya. Pada silinder aksi tunggal, langkah kerjanya terbatas hal ini
disebabkan adanya pegas yang tertekan.

Gambar 4.14 Silinder aksi tunggal

 Silinder aksi ganda (double acting cylinder)


Bentuk dasarnya sama seperti silinder aksi tunggal hanya pada silinder aksi
ganda mempunyai dua inlet, silinder ini bisa bekerja pada kedua arah, karena
itu penggunaanya pun lebih universal dibandingkan dengan silinder aksi
tunggal.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.15 Silinder aksi ganda.


Seperti yang dijelaskan diatas bahwasannya silinder aksi ganda ini lebih
universal. Maka penggunaanya lebih luas lagi, misalnya digunakan dan telah
dikembangkan pada:
- Contactless sensing requerement, dengan menggunakan magnet.
- Penghenti beban berat dan berfungsi sebagai schockabsorber.
- Penggunaan robot.
- Dan keperluan yang lainnya.
b) Silinder non linier, terdiri dari:
 motor yang digerakan oleh udara
 aktuator yang berputar/gerakan putar
2) Aktuator elektrik
akatuator statik digunakan dalam kontrol elektropneumatik seperrti lampu (Indicator),
LED dan peralatan-peralatan keluaran suara seperti buzzer (distribotor plate) dan
horns aplikasi yang umum padlampu ataupun LED sebagai petunjuk pada
kontrolpanel. Lampu atau LED bisa dipasang secara kesatuan yang terpisahh

Gambar 4.16 Indicator dan Distributor Plate

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

4.3 Pengontrolan Langsung Dan Tak Langsung


Piston pada silinder aksi tunggal bergerak maju ketika tombol pushbutton S1
ditekan dan kembali ke posisi semula ketika tombol SI dilepas.
1. Pengontrolan Langsnng Silinder Aksi Tunggal
Diagram sirkuit listrik untuk pengontrolan langsung silinder aksi tunggal dapat
dilihat pada Gbr 4.29b. Bila tombol pusshutton ditekan, aliran arus listrik rnelalui
selenoid coil IYI pada katup 3/2. Selenoid mendapat energi sehingga membuka katup
aliran udara ke ruang piston silinder aksi tunggal. Piston bergerak maju.
Ketika tombol pushbutton dilepas, aliran arus listrik ke selenoid coil terhenti,
katup aliran tidara ke piston silinder aksi tunggal tertutup. Piston mundur ke posisi
semula karena gaya pegas.
2. Pengontrolan Tak Langsung Silinde.r Aksi Tunggal
Jika tornbol pushbutton ditekan pada sistem kontrol tak langsung arus mengalir
melewati relay coil. Kontak KI pada relay tertutup, dan arus mengalir ke selenoid coil
IYI sehingga rnernbuka aliran udara ke ruang silinder aksi tunggal. Piston bergerak
maju.
Ketika tombol pushbutton dilepaskan, aliran arus ke relay coil terhenti. Relay
kehilangari energi, dan katup pengontoran arus pada relay kembali ke posisi semula.
Aliran arus ke selenoid coil IYI terhenti, sehingga menutup aliran udara ke ruang
silinder aksi tunggal. Piston kembali ke posisi semula.

Gambar 4.17 Rangkaian Kontrol Dan Silinder Aksi Tunggal

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

(a) Rangkaian pneumatik


(b) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol tak langsung

3. Pengontrolan Silinder Aksi Ganda


Piston pada silinder aksi ganda bergerak maju ketika tombol pushbutton SI
ditekan dan kembali ke posisi semula ketika tombol pushbutton dilepas. Aliran arus
pada bagian ini tidak berubah dibandingkan pengontrolan silinder aksi tunggal.
Perbedaannya adalah silinder yang digunakan menggunakan dua sisi, inlet dan outlet.
Piston kembali ke posisi semula dengan gerakan tekanan udara yang dimasukkan dan
sisi outlet silinder. Katup 3/2 diganti dengan katup 5/2.

Gambar 4.18 Rangkaian Kontrol Dan Silinder Aksi Ganda


(a)Rangkaian pneumatik dengan katup 4/2
(b) Rangkaian pneumatic dengan katup 5/2
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian listrik untuk kontrol tak Iangsung
4..4 Operasi Logika
Untuk mendapatkan pergerakan silinder pneumatik yang diinginkan, seringkali
diperlukan kombinasi sinyal dari beberapa elemen kontrol melalui operasi logika.
Operasi logika menggunakan minimal dua tombol pushbutton, dalarn hal ini SI danS2.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

4.4.1 Logika OR
Logika OR menggunakan pushbutton S1 dan S2 yang disusun dalam rangkaian
paralel. Logika OR.

a. Jika tidak ada pushbutton ditekan, maka arah katup pengontrol tetap berada pada
posisi normal. Batang piston dalam keadaan diam.
b. Jika salah satu dan kedua pushbutton ditekan, maka arab switch katup kontrol
menuju posisi terhubung. Batang piston maju.
c. Saat kedua pushbutton dilepaskan. switch katup menulu ke posisi normal. batang
piston kembali ke posisi semula.

Gambar 4.19 Hubungan Paralel dan Dua Kontak (Rangkaian OR)


(a) Rangkaian pneurnatik untuk silinder aksi tunggal
(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda
(c) Rangkaian listnik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian Jistrik untuk kontro] tak langsung

4.4.2 Logika AND


Dalam kasus ini batang piston pada silinder akan maju hanya jika pushbutton
S1 dan S2 ditekan secara bersamaan.
Kontak dan dua pushbutton ini disusun secara seri.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

a. Sepanjang tidak ada atau hanya salah satu tomboI pushbutton yang ditekan, tidak
akan ada aliran arus ke elemen berikutnya.
b. Bila kedua tombol pushbutton ditekan secara bersamaan, maka arus akan mengalir
ke elemen berikutnya, piston bergerak maju.
c. Ketika hanya salah satu dan dua pushbutton tersebut ditekan maka arus akan terhenti
ke elemen berikutnya, piston kembali ke posisi semula.

Gambar 4.20 Hubungan Paralel dan Dua Kontak (Rangkaian AND)

(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal


(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol Iangsung
(d) Rangkaian listrik untuk kontrol tak langsung
Operasi logika OR dan AND disimpulkan seperti pada Tabel 4.3 dan 4.4. Nilai-nilai b

berikut disepekati sebagai lambang-lambang aliran sinyal.

• 0 pushbutton tidak ditekan atau piston tidak maju

• I pushbutton ditekan atau piston dalam keadaan rnaju.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Tabel 4.1 Operasi OR

Tabel 4.2 Operasi AND

4.5 Penyimpanan Sinyal (Signal Storage)

1. Gerakan Manual dengan Katup Double Selenoid


Gerakan maju mundur piston pada silinder aksi ganda dikontrol oleh dua buah
tombol pushbutton (S1: maju; S2 mundur)

Gambar 4.21 Kontrol Secara Manual Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid
(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal
Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)
Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda


(c) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian listrik untuk kontrol tak langsung
2. Gerakan Kembali Otomatis (Automatic Return) dengan Katup Double Selenoid

Gambar 4.22 Kontrol Secara Manual Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid

(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal


(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian listrik untuk konirol tak Iangsung
3. Gerakan Bolak-Balik (Oscillating movement) dengan Katup Double Selenoid
Gerakan piston dan suatu silinder matu mundur segera setelah pushbutton SI
ditekan. Ketika tomho switch direset, piston kembali ke posisi ujung.

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Gambar 4.23 Kontrol Secara Otornatis Untuk Langkah Maju-Mundur Dengan Katup
Double Selenoid
(a) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi tunggal
(b) Rangkaian pneumatik untuk silinder aksi ganda
(c) Rangkaian listrik untuk kontrol langsung
(d) Rangkaian listrik untuk kontrol tak langsung
4. Rangkaian Penguncian (Latching Circuit)
Ketika pushbutton “ON” digerakan pada rangkaian relay coil mendapatkan
energi, sehingga kontak KI tertutup. Setelah pushbutton “ON” dilepaskan, arus terus
mengalir rnelalui kontak K1, relay coil terus mendapatkan energi.
Bila pushbutton “OFF” ditekan, aliran arus terputus dan relay coil akan
kehilangan energi. Bila pushbutton “ON” dan “OFF” ditekan secara bersamaan, relay
coil juga akan rnendapatkan energi. Rangkaian mi dinamakan rangkaian penguncian
ON.

Gambar 4.24 Rangkaian Penguncian


(a) Dominan ON
(b) Dorninan OFF

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)


Bahan Ajar Hidrolik dan Pneumatik

Rangkaian pada rnenunjukkan perilaku sarna dengan rangkaian pada


Perbedaannya hanya bila pushbutton “ON” dan “OFF” ditekan secara bersamaan maka
aliran arus terhenti masuk ke relay coil.

Gambar 4.25 Contoh Penggunaan Rangkaian Penguncian Dominan OFF

Nazaruddin, ST, MT (197204211999031002)

Anda mungkin juga menyukai