Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERENCANAAN V-BELT PADA KOMPRESOR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elemen Mesin

DISUSUN OLEH :

NAMA : I MADE BUDIKE

NIM : ACE 117 017

DOSEN PENGAMPU : AIRWAYS.P. SIAHAAN, ST

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2019

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah

BAB II DASAR TEORI

BAB III PERHITUNGAN

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Perencanaan V-Belt pada mesin kompresor.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kompresor dan V-belt. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Palangka Raya

I Made Budike
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan


udara dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita
temukan pada alat pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari
es serta alat-alat mengengkat beban yang menggunakan tekanan untuk
mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengiri udara
dengan tekanan tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja
kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara
dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada
mesin otomotif. Fungsi kedua dari kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia
dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang
berhubungan dengan itu. Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan
bahan bakar cair melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan
pengangkat berat yang bekerja secara pneumatik, kompresor digunakan dalam
fungsinya sebagai pengiri udara untuk sumber tenaga.

V-Belt merupakan salah satu media transmisi daya pada suatu mesin yang
membentuk sebuah sabuk yang tersusun dari material karet dan memilik
penampang trapesium maupun persegi sesuai dengan tipe, jenis dan
kegunaannya. V-Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan V-belt
untuk memindahkan tenaga tergantung pada (Kecepatan V-belt, Gesekan antara V-
Belt dan pulley, Tegangan belt terhadap pulley, Sudut kontak antara belt dan
pulley).
Fungsi dari V-Belt yaitu digunakan sebagai transmisi daya dari suatu
poros ke poros yang lainnya melalui sebuah pulley yang
berputar karena adanya sumber daya tertentu, dengan kecepatan putar yang sama
ataupun berbeda bergantung pada rasio perbandingan kedua buah pulley.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah ini untuk mengetahui:
 Berapa panjang penampang sabuk, jumlah sabuk, dan berapa diameter luar
sabuk yang ada di kompresor

1.3 Tujuan Perencanaan


Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengetahui:
 Berapa panjang penampang sabuk, jumlah sabuk, dan berapa diameter luar
sabuk yang ada di kompresor
BAB II
DASAR TEORI
A. V-BELT
2.1. Pengertian V-Belt
V-Belt merupakan salah satu media transmisi daya pada suatu mesin yang
membentuk sebuah sabuk yang tersusun dari material karet dan memilik
penampang trapesium maupun persegi sesuai dengan tipe, jenis dan
kegunaannya. V-Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan V-belt
untuk memindahkan tenaga tergantung pada (Kecepatan V-belt, Gesekan antara V-
Belt dan pulley, Tegangan belt terhadap pulley, Sudut kontak antara belt dan
pulley)

2.2. Jenis-jenis V-Belt

a) Raw Edge V-belt

Raw edge V-belt adalah karet V-belt yang digunakan untuk mobil, truk, bus,
peralatan konstruksi dan berbagai aplikasi penggerak aksesori. V-belt jenis ini
memiliki ketahanan panas, abrasi dan deformasi yang sangat baik, karena
digunakan di bawah fluktuasi beban yang tinggi dan suhu tinggi di dalam ruang
mesin.

1. Raw edge plain V-belt


Raw edge plain V-belt adalah konstruksi karet khusus yang terbuka; Karet
langsung terkena katrol. Karena ini, sabuk memiliki daya cengkeraman tinggi dan
tidak tergelincir, menciptakan kemampuan transmisi daya tinggi.

2. Raw edge wide-angle V-belt

Dibandingkan dengan Raw Edge Plain V-belt, sudutnya menjadi lebih


besar pada 52 °. Fleksibilitas dan daya tahan ditingkatkan dengan menggunakan
bentuk cogged.
3. Raw edge multiply V-belt

Memiliki struktur yang identik seperti Plain Edge Plain V-belt namun
dasar sabuk (permukaan dalam) adalah beberapa lembar kain bias dilaminasi,
yang mengendalikan kebisingan dari pengulangan katrol yang berlebihan.

4. Raw edge cogged V-belt


Basis sabuk (permukaan dalam) adalah sabuk pengaman, yang
memungkinkan hilangnya energi rendah dengan cara membengkokan, dan
menyesuaikan dengan katrol berdiameter kecil. Selain itu, juga menunjukkan
stabilitas dengan rotasi kecepatan tinggi.

b) Variable Speed Belt

Sebuah sabuk kecepatan bervariasi adalah tepi mentah cogged V-belt yang
digunakan untuk aplikasi seperti skuter dan mobil salju.

1. RCVS

Sabuk yang memiliki kelenturan yang sangat baik dan daya dukung samping
dorong yang digunakan untuk beban yang ringan dan transmisi variabel kontinyu.

2. DCVS
Sangat baik untuk meningkatkan ketahanan terhadap deformasi karena gaya
dorong samping, dengan memberikan bentuk roda gigi di bagian belakang, sabuk
transmisi variabel kontinyu untuk tugas berat dengan fleksibilitas yang sangat
baik dan ketahanan terhadap gaya dorong samping.

c) Timing Belt

Timing belt adalah sabuk transmisi yang disinkronisasi yang mentransmisikan


daya saat sabuk dan katrol membentuk meshing gigi. Tingkat kebisingan lebih
rendah dibandingkan dengan rantai dan roda gigi. Karena meminyaki tidak
diperlukan maka bisa mencapai transmisi tenaga yang bersih.

1. OHC Timing belt


Sabuk penggerak torsi tinggi dengan efisiensi transmisi yang digunakan
untuk poros roda cam otomotif. Timing belt tipe ini memiliki daya tahan yang
sangat baik, bahkan di lingkungan dengan suhu tinggi yang khas dari ruang mesin
dan ketenangan yang sangat baik dibandingkan dengan roda gigi.

2. Timing belt in oil

Daya tahan ketahanan belt timing konvensional, ketahanan terhadap minyak


dan panas telah meningkat pesat, sabuk yang dapat digunakan sama dengan sistem
penggerak rantai dimana batang minyak berada di dalam blok mesin (di
lingkungan minyak). Karena panduan yang penting untuk sistem penggerak rantai
tidak diperlukan, bobot mesin, serta kebisingan berkurang, dan akan berdampak
pada pengurangan konsumsi bahan bakar yang meningkatkan hilangnya gesekan
(torsi mesin).

3. Rear whell drive timing belt


Sebuah sabuk yang dikembangkan untuk motor penggerak roda belakang.
Bahkan di bawah lingkungan yang keras dengan debu dan lumpur, serta
menunjukkan kemampuan transmisi tinggi, dalam kaitannya dengan rantai
penggerak, ia memiliki ketenangan yang superior dan ringan. Selain itu perawatan
yang dilakukan untuk melumasi rantai penggerak tidak perlu dilakukan.

d.V-Ribed Belt

V-ribbed Belts menggabungkan karakteristik transmisi tinggi dari V Belts,


fleksibilitas Flat Belts, dan compact system. Sabuk transmisi gesekan
berkontribusi terhadap efisiensi transmisi yang baik dengan tata letak sumbu multi
dan diameter puli yang lebih kecil.

1. Ribstar belt

Sabuk ini, memiliki kelebihan dalam fleksibilitas, mampu menggunakan


puli yang lebih kecil dengan putaran kecepatan tinggi. Selain itu, dengan beberapa
rusuk V elastisitas tali pusat rendah dan karet khusus, ia memberikan kemampuan
transmisi daya lebih besar.
2. Low friction loss belt

Low friction loss belt, mengurangi kerugian gesekan dengan


meminimalkan panas internal generasi dari karet sabuk yang disebabkan oleh
pembengkokan dan mengurangi kehilangan energi drive penggerak (kehilangan
torsi mesin). Digunakan terutama oleh mobil, baru-baru ini tren di industri
otomotif meliputi konsumsi bahan bakar rendah dan bahan efisiensi bahan bakar.

3. Low modulus belt

Untuk mengoptimalkan pemasangan sabuk dengan peregangan dan


transmisi daya yang memadai dengan keseimbangan kekuatan yang diperlukan,
sabuk tidak diperlukan untuk perangkat tensioner (katrol ketegangan, braket) yang
diperlukan untuk sistem penggerak konvensional. Dengan menghilangkan
tensioner, Anda bisa menghemat ruang mesin dengan sistem bobot ringan ini.

2.3. Komponen-komponen Penyussun V-Belt

1. Badan sabuk (Belt Body)


Badan Sabuk terbuat dari bahan campuran karet khusus yang dapat
menghasilkan sifat mekanik yang cukup baik, efisiensi transmisi tinggi serta dapat
menjamin tingkat keausan karet yang seminimum mungkin.

2. Tensile Member
Merupakan komponen yang dapat direnggangkan yang berupa kawat dengan
tingkat kekuatan yang tinggi serta hanya mengalami sedikit regangan ketika
ditarik. hal tersebut guna menjamin kestabilan panjang dari sabuk serta lamanya
waktu pemakaian sabuk.

3. Sampul atau tutup


Merupakan komponen yang terbuat dari material berupa serat tenunan, yang
berguna untuk melindungi bagian-bagian yang mampu diregangkan.

2.4. Penampang Sabuk-V Yang Sesuai


Penampang sabuk-V yang sesuia dapat diperoleh dari gambar 5.3. Daya
rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan dengan faktor
koreksi dalam table 5.1. Diameter nominal pili-V dinyatakan sebagai diameter
dp(mm) dari suatu lingkaran dimana lebar alurnya di dalam gambar 5.4 menjadu lo
dalam table 5.2.
Tabel 5.1 Faktor Koreksi
Gambar 5.4 provil alur sabuk-V

Tabel 5.2 Ukuran puli-V

 Harga-harga dalam kolom w menyatakan ukuran standar.

Jarak sumbu poros sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter puli bear. Di dalam
perdagangan trdapat berbagai panjang sabuk-V. nomor nominal sabuk-V
dinyataka dalam panjang kelilingnya dalam inch. Tabel 5.3a dan b menunjukan
nomor-nomor nominal dari sabuk standar utama. Dalam table 5.3c diperhatikan
panjang keliling sabuk-v sempit akan dibahas kemudian. Diameter puli yang
terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk. Dalam tabel 5.4 diberikan
diameter puli minimum yang diizinkan dan dianjurkan menurut jeis sabuk yang
bersangkutan.
Sekarang lihatlan gambar 5.5 di mana putaran puli penggerak dan yang

digerakan berturut-turut adalah n1 (rpm) dan n2(rpm), dan diameter nominal


dengan n2/n1 atau dp/Dp karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan
putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi
n1 Dp I 1
(i>1) maka = i = = ;u =
n2 dp u i

dpn1
Kecepan linear sabuk-V (m/s) adalah v=
60.100

Jarak sumbu pors dan panjang keliling sabuk berturut-turt adalah C (mm)
dan L (mm).

<a01A=<b02B=π-2y
sin 𝑦
ab = AB = C cos y = C√1 − sin 𝑦 = C (1 - )
2

Tabel 5.3 panjang sabuk-V standar.


Gambar 5.5 perhitungan panjang keliling sabuk-V

Tabel 5.3 (c) panjang sabuk-V sempit.


Tabel 5.4 diameter minimum puli yang dianjurkan dan yang di izinkan (mm)

Maka

𝑑𝑝 𝑠𝑖𝑛2 𝑦 𝐷𝑝
L= (n – 2y) + 2c (1 - )+ (𝑛 + 2𝑦)
2 2 2
𝑥
= 2c + + (dp + Dp) + y(Dp – dp)2 – Csin y
2

Oleh karena

y = sin y = (Dp – dp)/2c

Jika naf tidak dapat dibuat cukup besar untuk mengtahui persamaan
tersebut ambillah bahan poros yang lebih kuat untuk mengecilkan diameternya ,
atau ambil cara lain untuk memsang poros naf. Cara pemilihan sabuk-V dinrikan
dalam diagram 20 dan contoh berikut.

(Contoh 5.1) Sebuah kompresor kecil digerakan oleh sebuah motor listrik
drengan daya 3,7(kw), 4 kutup, 1450 (rpm) dan diameter poros 25 (mm). diameter
poros dan putaran kompresor yang dihendaki adalah 30(mm) dan 870(mm).
kompresor bekerja selama 8 jam sehari. Carilah sabuk-V dan puli yang sesuai.

[penyelesaian]

1. P=3,7 (kw),𝑛1 = 1450 (rpm), I = 1450/870 = 300 (mm)


2. 𝑓𝑐 = 1,4
3. 𝑝𝑑 = 1,4 . 3,7 = 518 (kw)
4. 𝑇1 = 9,74 . 105 . (5,18/1450) = 3480 (kg mm)
𝑇2 = 9,74 . 105 . (5,18/870) = 5800 (kg mm)
5. Bahan poros S30C-D, 𝜋𝛽 = 58 (kg 𝑚𝑚2 )
𝑆𝑓1 = 6. 𝑆𝑓1 = 2 (dengan alur pasak)
𝑇𝑎 = 58/(6 .2) = 4,38 (kg/mm)
𝐾1 = 2 untuk beban tumbukan
𝐶𝑏 = 2 untuk lenturan
6. 𝑑𝑠1 = {(5,1/4,83) . 2 . 2 . 34801/3 }= 24,5 (mm) ‣ 25 (mm), baik
𝑑𝑠2 = {(5,1/4,83) . 2 . 2 . 58001/3 }= 29,0 (mm) ‣ 30 (mm), baik
7. Penampang sabuk-V : Tipe B
8. 𝑑𝑛.𝑖𝑛 = 145 (mm)
9. 𝑑𝑝 = 145 (mm). 𝐷𝑝 = 145 . 1,67 = 242 (mm)
𝑑𝑎 = 145 + 2 . 5,5 = 156 (mm)
𝐷𝑝 = 242 + 2 . 5,5 = 253 (mm)
5
𝑑𝑎1 + 10 = 52 ‣ 𝑑𝑝 = 60 (mm)
3
5
𝑑𝑎2 + 10 = 62,5 ‣ 𝐷𝑝 = 70 (mm)
3
3,14 . 150 . 1450
10. 𝑣 = = 11,4 (m/s)
6 . 1000

11. 11,4 (m/s) < 30 (m/s), baik


156+253
12. 300 - = 95,5 (mm), baik
2

13. Dipakai tipe satandar


50 50
𝑃𝑜 = 3,14 + ( 3,42 – 3,14) (200) + 0,41 + ( 0,47 + 0,41 ) (200) = 3,22

(kW)
(242−145)2
14. L = 2 . 300 + 1,57 (242 + 145) + = 1215 (mm)
4 . 300

15. Nomor nominal sabuk V : No, 48 L= 1219 (mm)


16. b = 2 . 1219 – 3,14(242 + 145) = 1223(mm)
1223+ √12232 −8(242−145)2
C= = 302 (mm)
8
57(242−145)
17. ᴓ = 1800 - = 1620 ‣ 𝐾𝑜 = 0,96
300
5,18
18. N = - 3,22 . = 1,68 ‣ 2 buah
0,96

19. 𝐶1 = 25(mm), 𝐶𝑡 = 40 (mm)


20. Tipe B no 48, 2 buah, 𝑑𝑘 =156 (mm), 𝐷𝑘 = 253 (mm)
Lubang poros 25 (mm), 3,15(mm)
+40(𝑚𝑚)
Jarak sumbu poros 302−25(𝑚𝑚)

B.KOMPRESOR

2.5. Pengertian Kompresor

Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan


udara dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita
temukan pada alat pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari
es serta alat-alat mengengkat beban yang menggunakan tekanan untuk
mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengiri udara
dengan tekanan tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja
kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara
dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada
mesin otomotif. Fungsi kedua dari kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia
dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang
berhubungan dengan itu. Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan
bahan bakar cair melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan
pengangkat berat yang bekerja secara pneumatik, kompresor digunakan dalam
fungsinya sebagai pengiri udara untuk sumber tenaga.

2.6. Bagian-Bagian Kompresor Angin


1. Silinder
Silinder ini mempunyai fungsi sebagai kedudukan liner silinder dan water
jacket. Liner silinder sendiri berfungsi sebagai lintasan gerak piston torak saat
melakukan ekspansi, pemasukan, kompresi dan pengeluaran. Sedangkan water
jacket adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi udara sebgai pendingin

2. Tangki Udara
Tangka udara adalah berfungsi untuk menyimpan udara yang telah dihisap
dari luar.

3. Katup Keluar/ Discharge


Katup keluar berfungsi untuk pengeluaran udara.

4. Katup Isap/ Suction


Katup isap berfungsi untuk menghisap udara dari luar yang kemudian akan
dimasukan ke kompresor.

5. Torak/Piston
Fungsi torak adalah sebagai elemen yang mengontrol gas/udara pada proses
pemasukan (suction). Kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge)

6. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak dari system kompresor yang
akandihubgkan oleh sabuk -V supaya pergerakan motor akan menyebabkan
pergerakan pada silinder.

7. Poros Engkol / Crank Shaft


Poros engkol mempunyai fungsi untuk mengubah gerak rotasi menjadi
gerak arus bolak-balik (translasi)

8. Batang Penghubung
Berfungsi untuk meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui
kepala silang batang penghubung. Batang penghubung ini harus kuat dan tahan
bengkok karena harus menahan beban pada saat kompresi.

9. Kepala Silang
Berfungsi untuk meneruskan batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantakan luncuranya

10. Safety Valve


Berfungsi untuk mengurangi tekanan di dalam tabung dengan cara
dikeluarkan apabila tekanan tersebut melebihi kapasitas. Selain itu adanya dafety
valve dapat menghindarkan dari bahaya ledakan tabung

11. Ring Oil Scraper


Alat ini berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame/
kerangka. Kerangka merupakan alat yang mendukung seluruh beban dan berfungsi
juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.

12. Pressure Switch


Alat ini berfungsi sebagai penghubung antara pressure gauge dan kompresor
selain itu alat ini berfungsi untuk memutus dan menyambung tenaga kompresor
apabila sudah melewati titik yang telah ditentukan.

13. Pressure Gauge


Alat ini mempunyai fungsi untuk menampilkan besarnya tekana yang di
dalam kompresor dengan tampilan menggunakan angka-angka.

14. Filters
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang mempunyai fungsi sebagai
penyaring. Pada kompresor, filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu filter
udara dan filter oli. Filter udara mempunyai fungsi untuk menyaring udara yang
masuk ke dalam intake kompresor. Filter ini mempunyai fungsi untuk mencegah
debu dan kotoran tersebut masuk ke dalam kompresor. Filter oli pada dasarnya
mempunyai sistim kerja yang sama dengan filter udara. Fungsi dari filter oli ini
adalah untuk menyaring minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian
dari mesin kompresor. Hal ini akan semakin menambah kinerja dari kompresor
dalam melakukan kompresi udara.

15. Fluid Cooler


Akibat proses kompresi yang dialakukan oleh mesin kompresor, suhu pada
mesin kompresor menjadi tinggi. Apabila suhu ini dibiarkan begitu saja, tidak
menutup kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya ledakan, yang diakibatkan
oleh overheat pada mesin kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada
mesin kompresor biasanya sudah terdapat sebuah mekanis, untuk menurunkan suhu
pada mesin kompresor. Alat tersebut adalah fluid cooler. Selain mengendalikan
suhu mesin kompresor, alat ini juga dapat mendinginkan dan mengontrol suhu
tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor.

16. Drain Valve

Drain valve merupakan perangkat penting dari sebuah kompresor karena


oada bagian ini dapat mengatur tekanan udara yang terdapat di dalam tabung
penyimpanan kompresor. Selain untuk pengatur tekanan, drain valve juga dapat
mengeluarkan kotoran yang ikut masuk di dalam tabung.
BAB III
METEDOLOGI

3.1 Spesifikasi Kompresor Angin SHARK 7.5 Hp Auto + Motor [LVPM-1075]

 Daya : 7.5Hp atau 5.5 KW, Voltase : 380 V,


 Frekuensi : 50 Hz,
 Kecepatan Pengisian Udara : 626 (22) L/min,
 Tekanan Angin : 8kg/cm²,
 Kecepatan Putaran Mesin : 760 rpm,
 Kapasitas Tangki :275 Liter,
 Dimensi : 1600 x 750 x 1180 mm,
 Berat : 375 Kg
3.2. Diagram Aliran Untuk Memilih Sabuk-V

START
a
1.Daya yang akan
13.Pemilihan sabuk-V
ditransmisikan p (kw)
(standar/sempit
putaran poros 𝑛1 (rpm)
Kapasitas daya transmisi dari
Perbandingan putaran satu atau sabuk 𝑝0 (kw)
jarak sumbu poros C
14.Perhitungan panjang
(mm)
p keliling L (mm)
2.Faktor Koreksi 𝑓𝑐
15.Jarak sumbu poros C
3.Daya rencana 𝑝𝑑 (kw) (mm)

𝐷𝑝+ 𝑑𝑝
4.Momen rencana 17.
𝐶
𝑇1 , 𝑇2 (kg mm)
Sudut kontak
5.Bahan poros dan Focus koreksi𝑘0
perlakuan panas
18.Jumlah Sabuk N
6.Prhitungan diameter
𝑑1 , 𝑑2 (mm)
19.Daerah penyetelan
7.Pemilihan penampang jarak poros
sabuk

8.Diagram minimum 20.Panjag sabuk


puli 𝑑𝑚𝑖𝑛 (mm) PAnjang kuliling L (mm)

9.Diameter lingkaran JUmlah sabuk N


jarak bagi puli 𝑑𝑝1 , Diameter Luar puli 𝑑𝑝 𝐷𝑝
𝐷𝑝 (mm)

Diameter luar puli 𝑑𝑝1 ,


𝐷𝑝 (mm) SELESAI

Diameter naf 𝑑𝑎 ,
𝐷𝑎 (mm)

10.Kecepatan sabuk p
(m/s)

11.𝑣 = 30

𝑑1 +𝐷1
12.𝑐: 2
Pada perencanaan V-belt, hal yang perlu dilakukan memperhatikan , .daya
yang akan ditransmisikan p (kw) putaran poros 𝑛1 (rpm) perbandingan putaran
jarak sumbu poros C (mm), menghitung faktor koreksi 𝑓𝑐 , menghitung daya
rencana 𝑝𝑑 (kw), menghitung momen rencana 𝑇1 , 𝑇2 (kg mm), menghitung Bahan
poros dan perlakuan panas, menghitung diameter 𝑑1 , 𝑑2 (mm), Pemilihan
penampang sabuk, membuat diagram minimum puli 𝑑𝑚𝑖𝑛 (mm), menghitung
Diameter lingkaran jarak bagi puli 𝑑𝑝1 , 𝐷𝑝 (mm) Diameter luar puli 𝑑𝑝1 , 𝐷𝑝 (mm),
Diameter naf 𝑑𝑎 , 𝐷𝑎 (mm), menghitung Kecepatan sabuk p (m/s).

Melakukan Pemilihan sabuk-V (standar/sempit, menghitung Kapasitas


daya transmisi dari satu atau sabuk 𝑝0 (kw), melakukan Perhitungan panjang
𝐷𝑝+ 𝑑𝑝
keliling L (mm), menghitung Jarak sumbu poros C (mm), menentukan . Sudut
𝐶

kontak Focus koreksi𝑘0 , menentukan Jumlah Sabuk N, menentukan Daerah


penyetelan jarak poros , menentukan .Panjag sabuk panjang kuliling L (mm),
JUmlah sabuk N, Diameter Luar puli 𝑑𝑝 𝐷𝑝

Anda mungkin juga menyukai