Transmisi sabuk V mempunyai kekurangan dibandingkan dengan
transmisi rantai dan roda gigi yaitu karena terjadinya slip antara sabuk dan puli. Karena itu transmisi sabuk V tidak dapat dipakai bilamana dikehendaki putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap. Untuk mengatasi ini telah dikembangkan sabuk yang dapat mengatasi kekurangan tsb yaitu “sabuk gilir” (timing belt). Rumus Perhitungan Sabuk Gilir
1. Perbandingan Putaran ( i ) i = n1 / n2 n1 = putaran penggerak (rpm) n2 = putaran yang digerakkan (rpm)
i = z2 / z1 z1 = jumlah gigi puli kecil
z2 = jumlah gigi puli besar
i = Dp / dp Dp = Diameter puli yang digerakkan
dp = Diameter puli penggerak
2. Diameter Puli (Dp & dp)
Dp = (p x z2) / 3.14 p = jarak bagi (dari tabel) dp = (p x z1) / 3.14
3. Jumlah Gigi Sabuk Ulir (Lp)
Lp = (z1 + z2)/2 + 2Cp + {[(z2-z1)/6,28]2}/Cp
Cp = C / p C = jarak sumbu poros
Cp = jarak sumbu poros dalam jarak bagi SOAL A (NIM GANJIL) Sebuah pompa digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan daya 1.5 kW, 1500 rpm. Putaran pompa yang diinginkan 1000 rpm. Transmisi menggunakan sabuk gilir tipe H dengan jarak bagi 12.7 mm, jarak sumbu poros 500 mm, jumlah gigi puli kecil 22 dan. Hitung : a. Perbandingan putaran b. Diameter puli kecil c. Jumlah gigi puli besar d. Diameter puli besar e. Jumlah gigi sabuk gilir f. Panjang jarak bagi sabuk
SOAL B (NIM GENAP)
Sebuah mesin tekstil digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan daya 1.5 kW, 1200 rpm. Putaran mesin yang diinginkan 800 rpm. Transmisi menggunakan sabuk gilir tipe L dengan jarak bagi 9,525 mm, jarak sumbu poros 400 mm, jumlah gigi puli kecil 24 dan. Hitung : a. Perbandingan putaran b. Diameter puli kecil c. Jumlah gigi puli besar d. Diameter puli besar e. Jumlah gigi sabuk gilir f. Panjang jarak bagi sabuk