Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ELEMEN MESIN I
“Sambungan Baut dan Mur”

Kelompok 1

Ardi (17 022 014 006)


Hasrinaldi Sultana (17 022 014 018)
Riky Darmawan (17 022 014 072)
Supriadi (17 022 014 016)
Zulvais Joko (17 022 014 008)

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK MESIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas bagi mahasiswa
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa


selesainya makalah ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan
dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada semua pihak.

Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih


terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa
harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Makassar, 19 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
2.1 Definisi Sambungan Baut ............................................................................3
2.2 Jenis Baut........................................................................... ...........................3
2.3 Sambungan Baut dan Mur.............................................................................4
2.4 Keuntungan dan Kerugian ............................................................................11
2.5 Perhitungan Kekuatan Baut...........................................................................11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................14
A.Simpulan .........................................................................................................14
B. Saran ...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makna sambungan yang dipahami dalam bidang permesinan, tidak
jauh dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
menghubungkan antara satu benda dengan benda lainnya. Sebagaimana yang
diketahui, manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Hal
ini tidak lain karena keterbatasan manusia dalam menjalani prosesnya.

Sehingga benda yang dibuat manusia umumnya terbuat dari


berbagai komponen yang dibuat melalui proses pengerjaan dan perlakuan
yang berbeda. Sehingga untuk dapat merangkainya menjadi benda utuh
dibutuhkan elemen penyambung.

Menilik fungsinya, elemen penyambung sudah pasti akan ikut


mengalami pembebanan saat benda yang dirangkainya dikenai beban.
Ukurannya akan lebih kecil dari elemen yang disambung, sehingga akan
mengakibatkan beban terkonsentrasi terhadap sambungan tersebut.

Metode penyambungan memiliki keuntungan dan kerugian


tersendiri apabila dibandingkan dengan metode lainnya. Sehingga
penggunaan metode sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada,
hal tersebut mengingat efisiensi sambungan.

Ada dua jenis sambungan, yaitu sambungan tetap dan sambungan


tidak tetap. Dalam makalah ini akan dibahas sambungan baut. Sambungan
baut merupakan contoh dari sambungan tidak tetap (semi permanent), yaitu
sambungan yang dapat dibongkarpasang selagi masih dalam kondisi normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan macam-macam sambungan baut.

2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian pada sambungan baut.

3. Menghitung kekuatan pada sambungan baut.

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penulisan makalah ini bertujuan agar penulis dapat mengklasifikan
macam-macam sambungan baut, dapat menjelaskan macam-macam
sambungan baut, mengetahui keuntungan dan kerugian sambungan baut, dan
dapat menghitung kekuatan sambungan baut.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sambungan Baut
Mesin atau kontruksi terdiri dari beberapa bagian yang mana
bagian satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah satu cara untuk
menghubungkan satu bagia ke bagian yang lain adalah dengan cara
memberikan sambungan. Dapat juga dikatakan sambungan adalah hasil
penyatuan bebrapa bagian atau kontruksi dengan menggunakan suatu cara
tertentu.

2.2 Jenis Baut


A. Baut hitam biasa
Baut hitam yang digalvanis, dalam ASTM diklasifiksikan sebagai baut
A307.

Dibuat dari baja karbon biasa dengan mutu ST-37.


Baut hitam biasa ini dalam pemakaiannya hanya digunakan untuk struktur
ringan yang memikul beban statis dan untuk batang batang sekunder,
diantaranya :
a. gording
b. ikatan angin
c. sistem lantai
d. rangka kuda-kuda bentang pendek
B. Baut mutu Tinggi
Dibuat dari baja mutu tinggi atau baja campuran (alloy steel) sehingga
mempunyai tegangan tarik dua kali lipat baut hitam biasa. Terdapat 2
macam baut mutu tinggi (HSB) ini :
a. Baut Mutu Tinggi A325

3
Mempunyai kuat leleh 560-630 Mpa

Tanda Baut A 325

b. Baut Mutu Tinggi A 490


Mempunyai kuat leleh 790-900 Mpa

Tanda Baut A 490

-Baut Mutu Tinggi ini bisa dikencangkan hingga mempunyai


tegangan tarik yang tinggi, sehingga bagian pelat yang disambung
mempunyai mekanisme saling menjepit secara kuat antara kepala baut
dan mur nya.

2.3 Sambungan Baut dan Mur


Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya
sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak
konstruksi.Baut dan mur adalah sambungan yang relatif murah serta banyak
sekali penggunaannya.Ulir yang ada pada sambungan baut dan mur terbentuk
dari suatu alur yang diputar pada permukaan silinder dengan kemiringan
tertentu.Bagian dari suatu sambungan baut

RI
N M B
G U A
R U
4
T
Bentuk ulir

1. Ulir Whitworth (W).

Adalah ulir standar Inggris dengan ukuran adalah “inchi” dengan sudut
kemiringan 550

2. Ulir Metris (M)

Ukuran dalam mm dengan sudut kemiringan 600

3. Ulir Trapesium

Umumnya ulir jenis ini dipakai sebagai ulir pemindah daya.

5
Ulir

 Bagian–bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir.


 Ulir adalah suatu yang diputar di sekeliling silinder dengan sudut
kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran
berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder seperti terlihat pada
gambar.

 Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar
dan ulir dalam.
 Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk
segitiga samakaki .
 Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir
disebut jarak bagi (P) lihat gambar.

6
 Peristilahan ulir sekrup,untuk lebih jelas diperlihatkan ulir vyang tajam,
sebetulnya puncak dan akar tersebut adalah datar atau melengkung
selama operasi pembuatannya.
 Semua ulir dibuat sesuai dengan kaidah tangan kanan (right-bahd rule)
kecuali dijelaskan secara khusus

 Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit
silinder,
 Disebut 2 atau3 jalan bila ada2 atau3 jalur.
 Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur
disebut KISAR.
 Kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan
untuk ulir ganda dan tripal besarnya kisar berturut–turut sama dengan dua
kali atau tiga kali jarak baginya.

7
 Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri
 Ulir kanan bergerak maju bila diputar searah jarum jam sedangkan ulir
kiri diputar searah jarum jam akan bergerak mundur.

Lilitan Ulir

α besar → Untuk skrup kasar

α kecil→ untuk skrup halus

Karena kita ingin mendapatkan sudut α besar,

maka kita gunakan lebih dari satu tali (2 atau 3 tali)

8
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan bentukulir ulirtunggal, ganda dan ulir
tripal.

Sifat-sifat ulir sekrup halus

1. Diameter teras lebih besar dari diameter kasar, sehingga lebih kuat.

2. Sudut α kecil sehingga tidak mudah kendor/lepas.

3. Baik sekali untuk kekuatan sambungan yang bergetar.

4. Apabila sering dibuka –pasang, akan mudah rusak.

5. Cara pemasangannya lama.

6. Cara pembuatannya harus lebih teliti.

Jenis Sambungan

 Sambungan Tipe Tumpu


Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut Mutu Tinggi
(HSB) yang dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang
disyaratkan, yang kuat rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut
dan tumpuan pada bagian-bagian yang disambungkan.

9
 Sambungan Tipe Friksi
Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut Mutu Tinggi
(HSB) yang dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang
disyaratkan, sehingga gaya-gaya geser rencana disalurkan melalui jepitan
yang bekerja dalam bidang kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara
bidang-bidang kontak

Pembuatan Sambungan
Forging (tempa) atau menggunakan mesin bubut

Kerusakan Sambungan

a. Kerusakan pada baut akibat geser

b. Kerusakan pada pelat lewat lubang sambungan

10
c. Kerusakan pada tepi pelat akibat geser

d. Kerusakan pada baut ataupun pelat

2.4 Keuntungan dan Kerugian


 Keuntungan
1. Sambungan lebih mudah dipasang saat pembuatan kontruksi.
2. Sambungan dapat menyambung kontruksi dengan tebal baja 4d.
3. Kontruksi mudah dibongkar-pasang.
4. Sambungan dapat diaplikasikan untuk pembutan kontruksi bangunan
yang bersifat berat serta beban tertukar.
 Kerugian
1. Sambungan mur harus dirawat terus menerus agar tidak mengalami
kerusakan.
2. Apabila ada salah satu mur atau baut yang mengalami kerusakan, maka
proses pembongkaran akan sangat sulit.
3. Ikatan yang terbentuk antara mur dengan baut lambat laun akan
melonggar.

2.5 Perhitungan Kekuatan Baut


Suatu baut yang memikul gaya terfaktor Ru , harus memenuhi ketentuan :
R ≤ØR
u n

Dimana : Ø = faktor reduksi kekuatan = 0,75


Rn = kuat nominal baut
a. Tahanan geser baut

11
Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya geser dihitung sebagai
berikut : b
R =m.T .f .A
n 1 u b

P
P m=1
bidang geser

½
P P m=2
½
P
Gambar : jumlah bidang geser m
b
Rn = m . T1 . f u . Ab

Dimana : T1 = 0,50 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser


T1 = 0,40 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
fub = tegangan tarik putus baut (MPa)  tabel 1.2
Ab = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir
m = jumlah bidang geser
Rn = kuat nominal baut
b. Tahanan tarik baut
Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya tarik dihitung sebagai
berikut : b
R = 0,75 . f . A
n u b

Dimana : fub = tegangan tarik putus baut (MPa)  tabel 1.2


Ab = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir
Rn = kuat nominal baut

12
c. Tahanan tumpu baut
Tahanan nominal tumpu tergantung bagian yang terlemah yaitu baut atau
pelatnya. Besarnya ditentukan sebagai berikut :

Rn = 2,4 . db . tp . fu

Dimana : db = diameter baut pada daerah tak berulir.


tp = tebal pelat
fu = tegangan putus terendah dari baut atau pelat
Rn = kuat nominal baut
Persamaan diatas berlaku untuk semua baut.
Untuk lubang baut selot (lubang baut yg diperbesar) panjang tegak lurus
arah gaya berlaku :
R = 2,0 . d . t . f
n b p u

Perhitungan Sambungan Baut

Bila gaya F bekerja , maka penampang baut akan menerima gaya


tarik sebesar
Gaya = Tegangan tarik . Luas penampang . Jumlah baut
2
F = σt . П/4 dk . n, sehingga ukuran baut dapat dihitung
Dk = 4F
Lihat tabel ulir
n.П . σt

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian materi dapat disimpulkan bahwa keberadaan
sambungan sangat dibutuhkan di dunia nyata, baik itu dalam kehidupan
sehari-hari, didunia permesinan, bahkan dunia kontruksi. Definisi sambungan
adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian/kontruksi menggunakan suatu
cara tertentu.

B. Saran
Dari kesimpulan tersebut, saya dapat memberi saran :
1. Sebelum melakukan praktek mahasiswa sebaiknya mempelajari teori
sambungan baut terlebih dahulu.
2. Dalam mempelajari teori sambungan baut, mahasiswa sebaiknya
mempelajarinya secara bertahap dari yang pertama sampai terakhir.
3. Mahasiswa harus mampu menghitung kekuatan baut secarabenar.

14
DAFTAR PUSTAKA

www.makalahteknik.blogspot.com/sambungan-baut.html
http://www.pange.dpakis.com/komunitas-tehnisi/2012
http://aspalirenk.blogspot.co.id/2013/05/sambungan-baut.html

15

Anda mungkin juga menyukai