PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi merupakan salah satu alat penunjang potensial untuk menghasilkan
engineer yang ahli dan profesional. Untuk mencapai sasaran ini diperlukan kurikulum yang
baik, agar terbentuk hubungan yang sinergi antara lembaga pendidikan dan dunia industri
yang terkait. Tugas Elemen Mesin merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa
agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis dari
suatu peralatan. Selain untuk menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat menjadi
tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menguji keseriusannya dalam menempuh
pendidikannya di perguruan tinggi ini.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat manusia yang
ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses perancangan memang
ditujukan untuk memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Proses perancangan
sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan manusia
yang tidak pernah puas dengan apa yang ada. Sebagai mahasiswa teknik mesin sudah pasti
harus bisa merancang sesuatu yang bisa memudahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tentu
berkaitan dengan bidangnya Tapi untuk merencanakan sesuatu yang dapat memudahkan
untuk memenuhi kebutuhan bukan hal yang mudah, apalagi di zaman sekarang ini yang bisa
dikatakan segalanya telah ada tetapi manusia tidak pernah puas dan ingin lebih mudah lagi.
Untuk sampai pada hasil rancangan harus melalui proses yang rumit dan panjang
Di zaman sekarang ini yang segalanya sudah tersedia, proses perancangan dapat
dipermudah. Dengan berbagai organisasi yang mengeluarkan standar-standar tertentu untuk
bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak perlu membuat keseluruhan elemen
mesin yang akan digunakan dalam rancangannya. Tetapi yang sulit bagi para perancang
adalah proses pemilihan elemen mesin yang tepat, yang dapat memenuhi persyaratan si
perancang itu sendiri.
Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan pada konstruksi
mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian
a. Elemen BAB II
Elemen Mesin III Page 1
TEORI DASAR
2.1. POROS
2.1.1. Definisi
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan
satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
b. Spindle
c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur
yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket
rantau, dan lain-lain.
a. Poros Lurus
b. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik turun
dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya
dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat
dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap
elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol
kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Kekuatan poros
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil
(poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah
poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
b. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi
puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin
perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
c. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu sehingga
dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak
dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan
poros mesin yang sering berhenti lama.
e. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin,
sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban
berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom
molybdenum.
a. Pasak Paralel
Berpenampang segi empat dengan tinggi dan lebar konstan pada arah memanjang.
gambar 7.5 (a)
b.Pasak Miring
mempunyai lebar konstan dengan tinggi bervariasi secara linier pada arah memanjang
dengan kemiringan 1/8 inch per foot dan dipasang pada alur miring sampai terkunci. Ada 2
macam pasak miring, yaitu pasak miring tanpa kepala dan dengan kepala gib.
gambar 7.5(b)
b. Pasak Pelana
Pasak Pelana Terdiri Atas Beberapa Jenis :
- Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung poros, jadi
mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya mampu
digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.
- Pasak Pelana Lengkung
c. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas dalam lubang antara poros dan
hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub
terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub, yakni :
a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
b. dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)
Roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya,
yaitu :
- Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
- Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
- Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
- Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
- Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil
dengan perbandingan reduksi besar.
Rodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan
pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus
atau sebaliknya.
Roda gigi kerucut digunakan untuk mentransmisikan dua buah poros yang saling
berpotongan.
1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang dibentuk
keua sumbu sebesar 90 derajat.
2. Kerjanya halus dan hamper tanpa bunyi
3. Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda
cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4. Perbandingan reduksi bisa sampai 1 : 50
5. Kapasitas beban yang besar di mungkinkan karena kontak beberapa gigi (2 sampai
4)
6. Roda gigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil.
Menurut Elemen mesin, Sularso,1987,hal 103, Bantalan adalah elemen mesin yang
menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung
secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya.
Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
b. Bantalan Gelinding
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ), rol atau rol jarum atau rol
bulat. Bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil. Putaran pada bantalan
gelinding dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut.
Apabila ditinjau dari segi biaya, bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
A. Perencanaan Poros
1. Perhitungan momen
a. Poros I roda gigi 2
Momen punter (𝑀𝑝 )
𝑁
𝑀𝑝1 = 71620 𝑛1
1
30
= 71620 3600
= 596,83 kg.cm
= 500 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
= 285,71 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
Diameter poros I
3 5.𝛽.𝑀𝑝1
𝑑𝑝1 =√ 𝜎𝑏0𝑙𝐼
3 5.1,5.596,83
=√ 285,71
= 2,502 cm
= 25,02 mm
= 1800 𝑟𝑝𝑚
29,7
= 71620 1800
= 1181,73 kg.cm
Diameter poros II
3 5.𝛽.𝑀𝑝2
𝑑𝑝2 =√ 𝜎𝑏𝑜𝑙𝐼
3 5.1.5.1181,73
=√ 285,71
= 3,14 cm
= 31,4 mm
= 1200 rpm
29,7
= 71620 1800
= 1181, 73 kg.cm
3 5.1.5.1181,73
=√ 285,71
= 3,14 cm
= 31,4 mm
B. Perencanaan Spie
Untuk perencanaa spie diketahui table 1.8 dari buku Sularso hal 108 …
- Lebar spie (b) = 5 mm = 0,5 cm
- Panjang spie (I) = 25 mm = 0,25 cm
- Tinggi spie (h) = 4 mm = 0,4 cm
- Tinggi bagian spie yang berada dalam poros (𝑡1 ) = 2 mm
- Tinggi bagian spie yang berada dalam lajur roda gigi (𝑡2 ) = 2 mm
- Bahan yang digunakan pada spie St = 37 + 39, dipilih St 37
- Dimana spie yang digunakan adalah spie persegi
= 4807,97 m/s
= 46,77 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
= 9,354 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
= 802,55 kg
= 3004,98 m/s
= 74,08 kg
= 148,16 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
= 2003,32 m/s
= 74,09 kg
= 14,818 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
Cos = 10 ÷ 20 = Cos 20
= 146,86 cm
=1468,6 mm
b. Addendum (ℎ′𝐼 )
h’ = 0,55 . t
= 0,55 . 4611,404
= 2536,27 mm
c. Dedendum (ℎ′′𝐼 )
h’’ = h’ . m
= 2536,27 . 1468,6
= 3724766,122 mm
= 0,04 kg
= 0,03 kg
(Z) Ps Pn
Poros Gigi (Kg) (kg) Pr (kg)
I 2 0,04 0,03 0,014
= 0,210 rpm
I = 1,2 . d
= 1,2 . 2,55
= 3,06
1200
P = (3,06 . )
2,55
= 1,51
= 2,4 tahun
dl Co fn
Bantalan n (rpm) w (kg) (mm) dd (mm) C (kg) (kg) (rpm) fh Lh (h) Ub (th)
I 3550 1200 52 25,5 1100 730 0,210 1,51 1721,47 2,4
2 1500 1500 66 31,8 1702,8 1186,8 0,28 3,86 28756,23 5,2
3 1000 2000 63,5 36,3 1265,5 979,7 0,32 3,2 16413,56 3,8
= 4,47
0,06 .1200 .4,74
=( )
427
0,79
= ( 1,1 )
= 0,718 ℃ / min
= 341,1 kg.m/s
= 3,34 kW
= 0,31 cc / min ]
Tabel 6. Jumlah minyak pelumas yang dibutuhkan pada tiap-tiap bantalan sebagai
berikut :
Q Qm ∆𝒕 H 𝑷𝑯 ∆𝒕 q
Bantalan
(𝑲𝒄𝒂𝒍 / min) (𝑲𝒄𝒂𝒍 / ℃) (℃ 𝐦𝐢𝐧) (kg.m/s) (kW) (℃) (𝒄𝒄⁄𝐦𝐢𝐧)