Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SAMBUNGAN BAUT
DAN MUR
DOSEN PENGHAMPU
BUDI HARTO, S.Pd, MT

DISUSUN OLEH
BITWERIN HALOHO (5202620002)
JONATHAN NAIGOLAN (5203520013)
BOBY TOBA SIREGAR (5173520009)
AHMAD FADLI AKBAR (5203520017)

i
KATA PENGANTAR

syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas bagi mahasiswa Fakultas Teknik,
Program Studi Teknik Mesin. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya
bahwa selesainya makalah ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari
berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada semua pihak.
Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Medan, 8 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2  Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

2.1  Definisi Sambungan Baut.......................................................................................3

2.2 Jenis Baut........................................................................................................................3

2.3 Sambungan Baut dan Mur..............................................................................................4

2.4 Keuntungan dan Kerugian..............................................................................................1 1

2.5 Perhitungan Kekuatan Baut............................................................................................1 1

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................1 4

A. Simpulan...........................................................................................................................1 4

B.  Saran......................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang 

Makna sambungan yang dipahami dalam bidang permesinan, tidak


jauh dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
menghubungkan antara satu benda dengan benda lainnya. Sebagaimana yang diketahui,
manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan manusia dalam menjalani prosesnya Sehingga benda yang dibuat manusia
umumnya terbuat dari berbagai komponen yang dibuat melalui proses pengerjaan dan
perlakuan yang berbeda. Sehingga untuk dapat merangkainya menjadi benda utuh
dibutuhkan elemen penyambung. Menilik fungsinya, elemen penyambung sudah pasti
akan ikut mengalami pembebanan saat benda yang dirangkainya dikenai beban.
Ukurannya akan lebih kecil dari elemen yang disambung, sehingga akan mengakibatkan
beban terkonsentrasi terhadap sambungan tersebut.

Metode penyambungan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri apabila


dibandingkan dengan metode lainnya. Sehingga
 penggunaan metode sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal tersebut
mengingat efisiensi sambungan. Ada dua jenis sambungan, yaitu sambungan tetap dan
sambungan tidak tetap. Dalam makalah ini akan dibahas sambungan baut. Sambungan
 baut merupakan contoh dari sambungan tidak tetap (semi permanent), yaitu sambungan
yang dapat dibongkarpasang selagi masih dalam kondisi normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan macam-macam sambungan baut.

2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian pada sambungan baut. 3.


Menghitung kekuatan pada sambungan baut.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penulisan makalah ini bertujuan agar penulis dapat mengklasifikan macam-macam


sambungan baut, dapat menjelaskan macam-macam sambungan baut, mengetahui
keuntungan dan kerugian sambungan baut, dan dapat menghitung kekuatan
sambungan baut. 

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Definisi Sambungan Baut

Mesin atau kontruksi terdiri dari beberapa bagian yang mana

 bagian satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah satu cara untuk menghubungkan
satu bagia ke bagian yang lain adalah dengan cara memberikan sambungan. Dapat
juga dikatakan sambungan adalah hasil
 penyatuan bebrapa bagian atau kontruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

2.2   Jenis Baut

A.  Baut hitam biasa

Baut hitam yang digalvanis, dalam ASTM diklasifiksikan sebagai baut A307.

Dibuat dari baja karbon biasa dengan mutu ST-37.

Baut hitam biasa ini dalam pemakaiannya hanya digunakan untuk struktur ringan
yang memikul beban statis dan untuk batang batang sekunder,

diantaranya :
a. gording

 b. ikatan angin c.


sistem lantai
d. rangka kuda-kuda bentang pendek B. 
Baut mutu Tinggi
Dibuat dari baja mutu tinggi atau baja campuran (alloy steel  ) sehingga mempunyai
tegangan tarik dua kali lipat baut hitam biasa. Terdapat 2 macam baut mutu tinggi
(HSB) ini :

a.  Baut Mutu Tinggi A325


Mempunyai kuat leleh 560-630 Mpa

Tanda Baut A 325 

 b.  Baut Mutu Tinggi A 490 Mempunyai kuat


leleh 790-900 Mpa

Tanda Baut A 490 

-Baut Mutu Tinggi ini bisa dikencangkan hingga mempunyai tegangan tarik
yang tinggi, sehingga bagian pelat yang disambung mempunyai mekanisme
saling menjepit secara kuat antara kepala baut dan mur nya.

2.3 Sambungan Baut dan Mur

Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan
tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.Baut dan mur adalah
sambungan yang relatif murah serta banyak sekali penggunaannya.Ulir yang ada pada
sambungan baut dan mur terbentuk dari suatu alur yang diputar pada permukaan silinder
dengan kemiringan tertentu.Bagian dari suatu sambungan baut
Bentuk ulir

1.   Ulir Whitworth (W).

Adalah ulir standar Inggris dengan ukuran adalah “inchi” dengan sudut

kemiringan 550 

2.   Ulir Metris (M)

Ukuran dalam mm dengan sudut kemiringan 600 

3.   Ulir Trapesium

Umumnya ulir jenis ini dipakai sebagai ulir pemindah daya


Ulir

  Bagian –  b  agian terpenting dari mur dan baut adalah ulir.

  Ulir adalah suatu yang diputar di sekeliling silinder dengan sudut

kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran

 berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder seperti terlihat pada gambar.

  Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir
dalam.
  Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segitiga
samakaki .

  Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir
disebut jarak bagi (P) lihat gambar
  Peristilahan ulir sekrup,untuk lebih jelas diperlihatkan ulir vyang tajam, sebetulnya puncak
dan akar tersebut adalah datar atau melengkung selama operasi pembuatannya.
  Semua ulir dibuat sesuai dengan kaidah tangan kanan (right-bahd rule)

kecuali dijelaskan secara khusus

  Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit
silinder,
  Disebut 2 atau3 jalan bila ada2 atau3 jalur.

  Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur
disebut KISAR.
  Kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir
ganda dan tripal besarnya kisar berturut –t urut sama dengan dua kali atau tiga kali
jarak baginya.
  Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri

  Ulir kanan bergerak maju bila diputar searah jarum jam sedangkan ulir kiri diputar
searah jarum jam akan bergerak mundur.

Lilitan Ulir

α besar → Untuk skrup kasar α


kecil→ untuk skrup halus 
Karena kita ingin mendapatkan sudut α besar,

maka kita gunakan lebih dari satu tali (2 atau 3 tali)


Pada gambar dibawah ini diperlihatkan bentukulir ulirtunggal, ganda dan ulir tripal.

Sifat-sifat ulir sekrup halus

1.  Diameter teras lebih besar dari diameter kasar, sehingga lebih kuat. 2.  Sudut
α kecil sehingga tidak mudah kendor/lepas.
3.  Baik sekali untuk kekuatan sambungan yang bergetar. 4. 
Apabila sering dibuka – p  asang, akan mudah rusak.
5.   Cara pemasangannya lama.

6.   Cara pembuatannya harus lebih teliti.

Jenis Sambungan

  Sambungan Tipe Tumpu

Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut Mutu Tinggi (HSB)


yang dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang disyaratkan, yang
kuat rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut dan tumpuan pada bagian-
bagian yang disambungkan.
  Sambungan Tipe Friksi

Sambungan yang dibuat dengan menggunakan Baut Mutu Tinggi (HSB)


yang dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang disyaratkan,
sehingga gaya-gaya geser rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja dalam
bidang kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara
 bidang-bidang kontak

Pembuatan Sambungan

Forging (tempa) atau menggunakan mesin bubut


Kerusakan Sambungan

a.  Kerusakan pada baut akibat geser

 b.  Kerusakan pada pelat lewat lubang sambungan

c.  Kerusakan pada tepi pelat akibat geser

d.  Kerusakan pada baut ataupun pelat


2.4   Keuntungan dan Kerugian

  Keuntungan

1.   Sambungan lebih mudah dipasang saat pembuatan kontruksi.

2.   Sambungan dapat menyambung kontruksi dengan tebal baja 4d. 3. 

Kontruksi mudah dibongkar-pasang.

4.  Sambungan dapat diaplikasikan untuk pembutan kontruksi bangunan yang


bersifat berat serta beban tertukar.
  Kerugian

1.   Sambungan mur harus dirawat terus menerus agar tidak mengalami


kerusakan.
2.   Apabila ada salah satu mur atau baut yang mengalami kerusakan, maka

 proses pembongkaran akan sangat sulit.

3.   Ikatan yang terbentuk antara mur dengan baut lambat laun akan

melonggar.

2.5   Perhitungan Kekuatan Baut

Suatu baut yang memikul gaya terfaktor R u , harus memenuhi ketentuan :
R  ≤ Ø R  
un

Dimana : Ø = faktor reduksi kekuatan = 0,75 Rn   =


kuat nominal baut
a. Tahanan geser baut
Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya geser dihitung sebagai

 berikut :
b
R  = m . T  . f   . A   

n1ub

P  m = 1 

bidang geser 

½
P  m = 2 

Gambar : jumlah bidang geser m

b
R n1ub
 = m . T  . f   . A  

Dimana : T1  = 0,50 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser T1  =
0,40 untuk baut dengan ulir pada bidang geser f  b =
tegangan tarik putus baut (MPa)  tabel 1.2
u
A b  = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir m =
jumlah bidang geser
Rn   = kuat nominal baut

 b. Tahanan tarik baut

Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya tarik dihitung sebagai

 berikut : b

R  = 0,75 . f   . A   

nub

Dimana : f  bu = tegangan tarik putus baut (MPa)  tabel 1.2

A b  = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir Rn  =
kuat nominal baut
c. Tahanan tumpu baut

Tahanan nominal tumpu tergantung bagian yang terlemah yaitu baut atau

 pelatnya. Besarnya ditentukan sebagai berikut :

R nbpu
 = 2,4 . d  . t  . f   

Dimana : d b  = diameter baut pada daerah tak berulir. t p  =


tebal pelat
f u    = tegangan putus terendah dari baut atau pelat Rn   =
kuat nominal baut
Persamaan diatas berlaku untuk semua baut.

Untuk lubang baut selot (lubang baut yg diperbesar)  panjang tegak lurus arah gaya
berlaku :
R  = 2,0 . d  . t  . f   
nbpu

Perhitungan Sambungan Baut

Bila gaya F bekerja , maka penampang baut akan menerima gaya tarik
sebesar

Gaya = Tegangan tarik . Luas penampang . Jumlah baut

2
F = σt . П/4 dk  . n, sehingga ukuran baut dapat dihitung

Dk = 4 F
n.П . σt Lihat tabel ulir
BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Berdasarkan uraian materi dapat disimpulkan bahwa keberadaan
sambungan sangat dibutuhkan di dunia nyata, baik itu dalam kehidupan sehari-hari,
didunia permesinan, bahkan dunia kontruksi. Definisi sambungan

adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian/kontruksi menggunakan suatu cara tertentu.

B.   Saran

Dari kesimpulan tersebut, saya dapat memberi saran :

1.   Sebelum melakukan praktek mahasiswa sebaiknya mempelajari teori sambungan


baut terlebih dahulu.
2.   Dalam mempelajari teori sambungan baut, mahasiswa sebaiknya
mempelajarinya secara bertahap dari yang pertama sampai terakhir.
3.   Mahasiswa harus mampu menghitung kekuatan baut secarabenar.

Anda mungkin juga menyukai