SAMBUNGAN BAUT
DAN MUR
DOSEN PENGHAMPU
BUDI HARTO, S.Pd, MT
DISUSUN OLEH
BITWERIN HALOHO (5202620002)
JONATHAN NAIGOLAN (5203520013)
BOBY TOBA SIREGAR (5173520009)
AHMAD FADLI AKBAR (5203520017)
i
KATA PENGANTAR
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas bagi mahasiswa Fakultas Teknik,
Program Studi Teknik Mesin. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya
bahwa selesainya makalah ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari
berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada semua pihak.
Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Simpulan...........................................................................................................................1 4
B. Saran......................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
bagian satu dengan yang lain akan dihubungkan. Salah satu cara untuk menghubungkan
satu bagia ke bagian yang lain adalah dengan cara memberikan sambungan. Dapat
juga dikatakan sambungan adalah hasil
penyatuan bebrapa bagian atau kontruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.
Baut hitam yang digalvanis, dalam ASTM diklasifiksikan sebagai baut A307.
Baut hitam biasa ini dalam pemakaiannya hanya digunakan untuk struktur ringan
yang memikul beban statis dan untuk batang batang sekunder,
diantaranya :
a. gording
-Baut Mutu Tinggi ini bisa dikencangkan hingga mempunyai tegangan tarik
yang tinggi, sehingga bagian pelat yang disambung mempunyai mekanisme
saling menjepit secara kuat antara kepala baut dan mur nya.
Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan
tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.Baut dan mur adalah
sambungan yang relatif murah serta banyak sekali penggunaannya.Ulir yang ada pada
sambungan baut dan mur terbentuk dari suatu alur yang diputar pada permukaan silinder
dengan kemiringan tertentu.Bagian dari suatu sambungan baut
Bentuk ulir
Adalah ulir standar Inggris dengan ukuran adalah “inchi” dengan sudut
kemiringan 550
3. Ulir Trapesium
berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder seperti terlihat pada gambar.
Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir
dalam.
Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segitiga
samakaki .
Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir
disebut jarak bagi (P) lihat gambar
Peristilahan ulir sekrup,untuk lebih jelas diperlihatkan ulir vyang tajam, sebetulnya puncak
dan akar tersebut adalah datar atau melengkung selama operasi pembuatannya.
Semua ulir dibuat sesuai dengan kaidah tangan kanan (right-bahd rule)
Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit
silinder,
Disebut 2 atau3 jalan bila ada2 atau3 jalur.
Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur
disebut KISAR.
Kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir
ganda dan tripal besarnya kisar berturut –t urut sama dengan dua kali atau tiga kali
jarak baginya.
Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri
Ulir kanan bergerak maju bila diputar searah jarum jam sedangkan ulir kiri diputar
searah jarum jam akan bergerak mundur.
Lilitan Ulir
1. Diameter teras lebih besar dari diameter kasar, sehingga lebih kuat. 2. Sudut
α kecil sehingga tidak mudah kendor/lepas.
3. Baik sekali untuk kekuatan sambungan yang bergetar. 4.
Apabila sering dibuka – p asang, akan mudah rusak.
5. Cara pemasangannya lama.
Jenis Sambungan
Pembuatan Sambungan
Keuntungan
3. Ikatan yang terbentuk antara mur dengan baut lambat laun akan
melonggar.
Suatu baut yang memikul gaya terfaktor R u , harus memenuhi ketentuan :
R ≤ Ø R
un
berikut :
b
R = m . T . f . A
n1ub
P m = 1
P
bidang geser
½
P m = 2
b
R n1ub
= m . T . f . A
Dimana : T1 = 0,50 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser T1 =
0,40 untuk baut dengan ulir pada bidang geser f b =
tegangan tarik putus baut (MPa) tabel 1.2
u
A b = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir m =
jumlah bidang geser
Rn = kuat nominal baut
Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya tarik dihitung sebagai
berikut : b
R = 0,75 . f . A
nub
A b = luas brutto penampang baut pada daerah tak berulir Rn =
kuat nominal baut
c. Tahanan tumpu baut
Tahanan nominal tumpu tergantung bagian yang terlemah yaitu baut atau
R nbpu
= 2,4 . d . t . f
Untuk lubang baut selot (lubang baut yg diperbesar) panjang tegak lurus arah gaya
berlaku :
R = 2,0 . d . t . f
nbpu
Bila gaya F bekerja , maka penampang baut akan menerima gaya tarik
sebesar
2
F = σt . П/4 dk . n, sehingga ukuran baut dapat dihitung
Dk = 4 F
n.П . σt Lihat tabel ulir
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian materi dapat disimpulkan bahwa keberadaan
sambungan sangat dibutuhkan di dunia nyata, baik itu dalam kehidupan sehari-hari,
didunia permesinan, bahkan dunia kontruksi. Definisi sambungan
adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian/kontruksi menggunakan suatu cara tertentu.
B. Saran