Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Dimasa sekarang ini mesin dapat meringankan pekerjaan manusia. Seperti


halnya pompa air yang memegang peran penting kebutuhan lainya seperti industry,
perumahan, tenaga listrik, pertanian, dan lainya. Pompa sebagaimana fungsi dan
kegunaanya juga dapat digunakan sebagai alat bantu manusia, seperti contohnya di
bidang pertanian atau perkebunan yaitu pompa air yang dapat membantu untuk
membantu irigasi air, dalam hal ini biasanya petani kesulitan dalam irigasi apa lagi
perkebunan yang daratannya lebih tinggi dari sumber air yang akan di alirkan ke
tanaman yang petani tanam, maka dari itu pompa air adalah solusi untuk membantu
hal itu.

Pengertian pompa air secara umum adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan atau (fluida) dari suatu tempat ke tempat lainya melalui saluran
(pipa). Disaat pengoprasianya pompa beroprasi dengan prinsip membuat perbedaan di
sisi tekanan dan di sisi bagian hisap, perbedaan tekanan tersebut keadaan sisi
hisapnya menjadi tidak bergerak. Perbedaan tekanan ini yang menghisap cairan
sehingga dapat terjadi perpindahan dari suatu tempat ketempat lain, dan pompa air
terdapat banyak komponen-komponen seperti sambungan baut

Sambungan adalah hasil penyambungan beberapa bagian / kontruksi dengan


mengunakan suatu cara tertentu. Ada macam-macam sambungan yaitu, tetap dan
tidak tetap. Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara
merusaknya, contoh: sambungan paku keliling dan sambungan las. Sambungan tidak
tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dan dapat dibongkar tanpa merusaknya,
contohnya: sambungan baut. Sambungan baut pada air sangatlah penting karna selain

1
bisa menyambung komponen pompa air juga pada saat pompa air rusak tidak perlu
merusak komponen tersebut, sehingga bisa langsung dilepas saja. Perhitungan baut
juga perlu dilakukan sebelum menyatukan pompa air tersebut. Dengan begitu akan
mendapatkan ukuran yang pas dan pastinya lebih evisien pada sambungan baut
nantinya. Oleh karna itu disini akan diperhitungkan analisis sambungan baut bagian
output pada pompa air mengunakan pengerak mesin diesel 16 HP.

1.2 Rumusan Masalah


1.) Bagaimana spesifikasi baut yang aman digunakan?
2.) Berapakah gaya yang terjadi pada baut pompa air yang menggunakan
penggerak mesin diesel 16 HP?

1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1.) Mengetahui spesifikasi baut yang aman digunakan.
2.) Untuk mengetahui berapa gaya yang terjadi pada baut pompa air yang
menggunakan penggerak mesin diesel 16 HP.

1.4 Batasan Masalah


1.) Menjelaskan spesifikasi baut yang aman digunakan.
2.) Analisa hanya pada sambungan baut pompa air yang menggunakan penggerak
mesin diesel 16 HP.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sambungan

Sambungan adalah suatu gabungan dari dua benda yang disatukan dengan cara
menggunakan baut dan mur, atau yang biasa disebut dengan sambungan ulir dan
biasanya juga di lakukan dengan cara pengelasan sehingga kedua benda tersebut
dapat bersatu.

2.2 Jenis - jenis Sambungan

a. Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara


merusaknya.
contoh : sambungan keling dan sambungan las.
b. Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat
kita bongkar  tanpa merusaknya.
contoh : sambungan pasak,sambungan pena,dan sambungan ulir.

2.3 Macam – macam Sambungan

a. Sambungan Las

Proses pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan


menggunakan energi panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan
yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan
las ini juga mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif
lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di samping itu

3
segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan
relatif murah.

b. Sambungan Ulir (Screw Joined)


Sambungan  ulir  adalah  sambungan  yang  menggunakan  kontruksi
ulir untuk  mengikat dua  atau   lebih   komponen   permesinan. Sambungan   
Ulir merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar
pasang). Sambungan ulir terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni Baut (Inggris=Bolt,
yakni yang memiliki ulir di bagian luar) dan Mur (Inggris = Nut , yakni yang
memiliki ulir di bagian dalam).

c. Sambungan Paku Keling

Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang


sederhana. Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan,
ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan
dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan plat-
plat alumunium. Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya
digunakan untuk plat-plat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang
relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri,
masing-masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanen dan sulit
untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar dari
pada batang paku kelingnya.

2.4 Sambungan Baut Dan Mur

Baut dan mur atau yang sering di sebut sambungan ulir merupakan
sambungan statis (diam) yang sering banyak di jumpai pada setiap kontruksi
khususnya pada kontruksi alat pengangkat beban berat atau sering di sebut
dengan katrol.
4
Sambungan ulir merupakan sambungan yang dapat di lepas agar dalam
penggantianya pada bagian baut katrol yang rusak lebih mudah. Fungsi
dalam sambungan ulir ini adalah sebagai pengikat atau pemindah tenaga yang
berdiri dari ulir kanan dan ulir kiri, namun pada umumnya ulir kanan banyak
di gunakan kekuatan pengikat dan pemindah suatu bahan tergantung dari
profil dan kontruksi ulir yang di gunakan.
Bentuk ulir yang digunakan sebagai pengikat adalah ulir metrik
dengan sudut puncak yaitu metrik (60°) dan whitwort (55°). Sedangkan untuk
pemindah tenaga ulir segi empat, ulir trapesium seperti pada ragum, encan dan
poros pada meja dan yang digunakan pada baut kait katrol adalah ulir segi tiga
dengan fungsi sebagai pengikat beban.

2.5 Ulir

A. Fungsi Ulir

Dengan adanya system ulir memungkinkan kita untuk


menggabungkan atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit
produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat
dikatakan sebagai berikut:

a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen


menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah
ulir-ulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British
Standard maupun American Standard.
b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk
memindahkan suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir
pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada
mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir
5
ini maka beban yang relatif berat dapat ditahan/diangkat dengan
daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak digunakan disini.
c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran,
terutama pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan
yang dipakai untuk penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir
Whitworth.

B. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir

Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir
kiri dan ulir kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau
ulir kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan
memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur dan
baut. Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke
kanan (searah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut
termasuk ulir kanan.

Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah


jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir
kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur
harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya
adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling banyak digunakan adalah
ulir kanan.

C. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)

Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di
bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu
putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih
dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini

6
biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda
tiga dan ganda empat

Gambar 2.1 Ulir tunggal dan ulir ganda.


Sumber: (Sularso, 1983)

D. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir

Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir
segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada
kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa contoh dari
bentuk ulir.

7
Gambar 2.2 Ulir Metrik (ISO) dan British Standard Whitworth
Sumber: (Sularso, 1983)

E. Macam- macam bentuk ulir

1. Ulir Segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari
ulir segitiga ini diantaranya adalah :
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread ,Merupakan ulir segitiga dengan
sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris
dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm

Gambar 2.3 Ulir Metris


Sumber: (Sularso, 1983)

8
b. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread, Merupakan ulir segitiga
dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam satuan british
(inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah
ulir whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch
(jumlah puncak ulir tiap jarak 1 inchi)

Gambar 2.4 Ulir Whitworth


Sumber: (Sularso, 1983)

2. Ulir Segiempat / Square Thread, merupakan ulir dengan bentuk profil segi
empat, biasanya digunakan untuk beban berat misalnya pada pembuka
pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat disimbolkan
dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu
ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah 8.

9
Gambar 2.5 Ulir Segi empat
Sumber: (Sularso, 1983)

3. Ulir Acme / Acme Thread, merupakan ulir dengan profil trapesium


dengan sudut puncak 29°, biasa digunakan pada eretan dan leadscrew. ulir
ini disimbolkan dengan "Acme" dengan dimensi dalam satuan inchi.

Gambar 2.6 Ulir Acme


Sumber: (Sularso, 1983)

4. Ulir Bulat / Round Thread, Merupakan ulir dengan profil setengah


lingkaran pada bagian lembah dan puncak ulir. biasa digunakan untuk
mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan tanpa kelonggaran.
jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan
pada lampu bohlam
10
Gambar 2.7 Ulir Bulat
Sumber: (Sularso, 1983)

2.6 Perhitungan Pada Baut


2.6.1 Tegangan geser yang diizinkan
Untuk menentukan ukuran baut dan mur ,berbagai faktor harus di
perhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut syarat kerja ,kekuatan bahan
dan lain-lain. Untuk mengetahui keamanan beban baut maka perlu dihitung,
tegangan geser yang di izinkan pada baut.

τa=( 0,5−0,75 ) × σ a τ a=( 0,5−0,75 ) ×σ a τ

(1.1)

Dimana : (Sularso1983)

τ a = Tegangan geser yang di izinkan pada baut (N/mm2)

σ a= tegangan yang diizinkan (kg/mm2 mm2)

11
Bila suatu hal bekerja gaya gesek aksial murni pada penampang baut,
maka baut akan menerima tegangan tarik .
2.6.2 Diameter pada baut

Pada sekrup atau baut yang mempunyai diameter dengan besarnya


dapat dilihat dengan persaman:

d1 ≥
√ 4 ×w
π×σa

(1.2)

dimana : (Sularso1983)

d1 = diameter yang di perlukan ( mm )

w = beban rencana ( kg)

σ a = tegangan tarik yang di izinkan ( kg/mm2 )

2.6.3 Jumlah ulir mur

Untuk mengetahui jumlah ulir mur yang diperlukan dilihat dari


persamaan :

W
z=
π . D 2. H 1. qa

(1.3)

Dimana : (sularso 1983 )

z = jumlah ulir

w = beban rencana( kg )

12
D2= diameter efektif( mm )

H = tinggi kaitan( mm )

qa = tekanan kontak yang diijinkan (kg/mm² )

2.6.4 Tinggi mur

untuk mengetahui tinggi mur dapat dilihat dari persamaan :

H=zxp

(1.4)

Dimana : (sularso 1983 )

H = tinggi mur( mm )

z = jumlah ulir

p = jarak bagi( mm )

2.6.5 Jumlah ulir

Untuk mengetahui jumlah ulir mur zʹ

D
z ʹ=
p

(1.5 )

Dimana : (sularso 1983)

zʹ = jumlah ulir mur

13
D = diameter luar (mm)

P = jarak bagi (mm)

2.6.6 Tegangan geser ulir baut

perhitungan tegangan geser akar ulir baut(τb)

w
τ b=
π . d1 . k . p . z'

(1.6)

Dimana: (Sularso 1983)

τ b=¿¿ tegangan geser akar ulir baut (kg /mm2)

W = beban aksial baut (kg )

d 1=¿¿ diameter inti yang di perlukan (mm)

k = tebal ulir luar (mm)

p = jarak bagi (mm)

zʹ = jumlah ulir

2.6.7 Tegangan geser ulir mur

perhitungan tegangan geser akar ulir mur (τn)

w
τ n=
π . D. j. p . z '

(1.7)

Dimana: (Sularso 1983)

14
τn¿ τn = tegangan geser akar ulir mur (kg /mm2 ¿

W = beban aksial baut ( kg )

D=¿D = diameter luar (mm)

j = tebal ulir luar (mm)

p = jarak bagi (mm)

'
z = jumlah ulir

2.6.8 Kemungkinan baut terhadap kerusakan ( terjadi dol)

Q = π . d . β . τa (1.8)
(Umar Sukirno, 1984)

Keterangan :
d = Diameter luar (mm)
τa = Tegangan geser izin ( N/mm2 )
Ulir segitiga : β=1 (mm)
Ulir segiempat : β=0,5 (mm)

2.7 Pengertian Pompa

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari suatu tempat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,
perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. 
15
Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi
aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan
tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

2.7.1 Positive Displacement Pump


Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros
pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa
jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah. Yang
termasuk jenis pompa ini adalah:

A. Pompa rotary
Sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan
merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup. Hampir
sama dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak (piston),
pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar (smooth).

Macam-macam pompa rotary :


  Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apabila gerigi
roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara
gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar
apabila giginya bersatu lagi

16
Gambar 2.11 Pompa roda gigi luar

 Pompa Roda Gigi Dalam


Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan
dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat
yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke
sisi hisap pompa.

Gambar 2.12 Pompa roda gigi dalam

 Pompa cuping (lobe pump)


Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing-masing
rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi luarnya.

17
Gambar 2.13 Pompa cuping

 Pompa Sekrup (Screw Pump)


Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa
yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang erputar di dalam
sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2 sekrup atau
3 sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas (idler).

18
Gambar 2.14 Pompa sekrup

 Pompa baling geser (vane Pump)


Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan
lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak
diantara 2 baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang  pompa.

Gambar 2.15 Pompa baling geser

 Pompa Torak (Piston)


Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama
pergerakan piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan selama
1 langkah piston akan sama dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah.

Gambar 2.16 Pompa torak

B. Dynamic Pump /Sentrifugal Pump


19
Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor
berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh yang menaikkan
kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan keluar volut. Prosesnya
yaitu :
Ø  Antara sudut impeller dan fluida Energi mekanis alat penggerak diubah menjad
aliran fluida.
Ø  Pada Volut Fluida diarahkan kepipa tekan (buang).
Yang tergolong jenis pompa ini adalah
 Pompa Radial
Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat berputarnya yang
menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya fluida yang telah terisap
terlempar keluar akibat gaya sentrifugal yang dimiliki oleh fluida itu sendiri. Dan
selanjutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum dibuang kesisi
buang. Dalam hal ini ditinjau dari perubahan yang terjadi, yaitu : mekanis poros
pompa diteruskan kesudut-sudut, kemudian sudut tersebut memberikan gaya
pada fluida.
Akibat gaya sentrifugal yang besar, fluida terlempar keluar mengisi
rumah pompa dan didalam rumah pompa inilah fluida sebagian besar diubah
menjadi tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal dalam arah aksial
dan keluar pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal biasanya diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran
yang medium. Dalam aplikasinya pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
kebutuhan proses pengisian ketel dan pompa-pompa rumah tangga.

20
Gambar 2.17 Pompa radial

    Pompa Aksial (Propeller)


Berputarnya impeler akan menghisap fluida yang dipompa dan menekannya
kesisi tekan dalam arah aksial karena tolakan impeler. Pompa aksial biasanya
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head rendah dengan  apasitas aliran yang
besar. Dalam aplikasinya pompa aksial banyak digunakan untuk keperluan
pengairan.

Gambar 2.18 Pompa aksial

 Pompa Mixed Flow (Aliran campur)

21
Head yang dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan oleh
gaya sentrifugal dan sebagian lagi oleh tolakan impeler. Aliran buangnya
sebagian radial dan sebagian lagi aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut
pompa aliran campur.

Gambar 2.19 Pompa mixed


flow

22
BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Jenis Metode Pengumpulan Data


1. Study literature
Dalam penelitian ini saya melakukan sebuah pengumpulan data yang
dilakukan di sekitar kontrakan saya yang beralamat di METRO, Blok 21 C.
Pada tanggal 25 Mei 2021 pada jam 10.00 WIB. Saya mendapatkan
beberapa literatur dari buku Sularso 1983 dan beberapa sumber dari
internet.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini saya menggunakan salah satu metode yaitu metode
wawancara kepada pihak-pihak yang sangat mengerti tentang perencanaan
yang saya buat sehingga perencanaan yang saya buat ini berjalan dengan
lancar.

3.2 Komponen Utama


1. Sebuah pompa air yang menggunakan alat penggerak mesin diesel 16 HP
2. 4 buah baut

3.3 Alat Pendukung


Alat pendukung dalam anlisa ini meliputi:
1. Kunci ring
2. Kunci pas
3. Alat tulis

23
3.4 Cara Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam tugas elemen mesin 1


ini penyusun melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1. Melalui study literatur, buku-buku serta sumber pustaka lainnya.


2. Melakukan analisa langsung keobjek (observasi).
3. Wawancara dan interview pada pihak yang dianggap mengetahui serta
menguasai dalam bidang permesinan.

3.5 Data Lapangan


Data yang diperoleh dalam analisa dilapangan adalah :
1. Beban (Wo) = 1.300 kg
2. Bahan baut = baja liat dengan kadar karbon 0,22 (%)
3. Jumlah baut ( n ) = 4 buah

Gambar 3.1 Desain Sambungan Baut pada Pipa

24
a
3.6 Diagram Alir
b
8. Diameter luar ulir dalam
star D (mm), Diameter efektif
ulir dalam D2 (mm), tinggi
kaitan gigi dalamH1 (mm)
1. Beban w (kg)

9. Jumlah ulir mur yang


2. Faktor koreksifc di perlukan z

3. beban rencanaWd (kg) 10. Tinggi mur H (mm)

4. Bahan baut:
kekuatan Tarik 11. Jumlah ulir mur z
σB(kg/mm2) ,
factor keamanan
12. Tegangan geser akar
Sf, Tegangan geser
ulir baut τb (kg/mm2),
yang di izinkan
Tegangan geser akar ulir
τa(kg/mm2)
mur τn (kg/mm2)

5. Diameter inti yang


diperlukan d1 (mm)
13. qb:τa ¸ τn:
τa
6. pemilihan: ulir standar
diameter luar d (mm),diameter
inti d1 (mm),jarak bagi p (mm)
14. Bahan baut, Bahan mur,
Diameter nominal ulir,
7. Bahan mur, Tinggi mur
kekuatan tarik σB
(kg/mm2),
Tegangan geser
STOP
yang diizinkan
τa(kg/mm2),
Tekanan permukaan END
yang diizinkan 25
qa(kg/mm2)
bbb
b
a

Anda mungkin juga menyukai