Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SAMBUNGAN PAKU KELING

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Dalam suatu proses perencanaan, kegiatan rekayasa merupakan kegiatan untuk
mendapatkan produk yang lebih baik. Dalam evaluasi biasanya hanya berdasarkan beban
statis dalam analisa kegagalan dan hal ini sudah kurang sesuai, minimal juga harus sudah
memperhitungkan beban dinamis ( fatigue ) dan pengaruh lingkungan jika perlu.
Analisa perambatan retak merupakan salah satu analisa kegagalan terhadap beban fatigue,
terutama pada struktur sambungan yang banyak digunakan untuk konstruksi dibidang
kelautan dan penerbangan. Dengan berkembangnya teknologi, jumlah angkutan udara di
Indonesia semakin meningkat, dari seluruh angkutan udara yang didominasi oleh pesawat
terbang, penggunaan sambungan pada struktur pesawat ini masih memegang peranan
penting, terutama sambungan keling banyak dijumpai dibagian perut (fuselage), sayap
(wing) dan ekor (tail unit) dari pesawat terbang. Beban dinamis yang terjadi pada fuselage
paling kritis disebabkan adanya tabrakan turbulensi campuran gas dengan partikel udara
terhadap pesawat dan adanya perbedaan tekanan udara di dalam kabin terhadap tekanan
udara di luar kabin kapal.
Penyambungan bagian satu dengan lainnya pada struktur pesawat terbang
diperlukan rivet, struktur akan mengalami pengurangan luasan akibat lubang rivet.
Pangaruh adanya lubang rivet menimbulkan konsentrasi tegangan yang menurunkan
kekuatan struktur. Hasil inspeksi retak pada pesawat terbang banyak terlihat justru pada
bagian sambungan keling ini, banyak ditemukan retak Multiple Site Damage (MSD) yang
dapat didefinisikan sebagai terjadinya retak-retak yang berasal dari lubang paku keling
akibat adanya beban dinamis.
Dalam operasinya rivet akan dilepas terlebih dahulu jika terjadi kerusakan, akibatnya
konstruksi menjadi dalam keadaan plat berlubang yang akan mengalami cacat awal yang
berupa takikan pada permukaan dalam dari diameter rivet. Sehingga kerusakan ini perlu
ditinjauan lagi apakah mengganggu fungsi struktur secara keseluruhan atau tidak. Hal ini
menunjukkan perlunya mengetahui laju perambatan retak pada material tertentu agar
umur lelah bisa ditentukan (minimal bisa dipakai untuk memperkirakan umur lelah). Kajian
fatigue pada struktur dapat juga dilakukan untuk tahap evaluasi re-desain.

B. Rumusan masalah
Dari hal tertsebut diatas maka timbulah suatu perumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahu fungsi dari sambungan keling ?
2. . mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sambungan keling ?
C. Maksud dan tujuan
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah yang bertema sambungan keling adalah :
1. pemahaman terhadap sambungan keling.
2. Melengkapi tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin 1.

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. menambah pustaka dalam diri tentang elemen mesin kususnya sambungan keling.
2. Pemblajaran ilmu tentang sebuah penyusunan karya tulis ilmiah
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Paku Keling


Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yangsederhana.
sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan,ketel, tangki, kapal Dan
pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungandengan paku keling ini juga sangat baik
digunakan untuk penyambunganpelat-pelat alumnium. Pengembangan Penggunaan rivet
dewasa ini umumnyadigunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran
yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri,masing
masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.Sambungan dengan paku keling
ini umumnya bersifat permanent dansulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung
pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya.
Bagian utama paku keling adalah :
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Kepala lepas
Bahan paku keling Yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium,
dan tembaga tergantung jenis sambungan/ beban yang diterima oleh
sambungan.Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel,
wrought iron. Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints
apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
2.2. Sambungan
Makna sambungan dalam bidang pemesinan, tidak jauh berbeda dengan apa yang
sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu menghubungkan antara satu benda
dengan yang lainnya. Karena keterbasan manusia dalam menjalani prosesnya, oleh karena itu
manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Biasanya benda yang dibuat
oleh manusia terdiri dari berbagai komponen, yang dibuat melalui pengerjaan dan perlakuan
yang berbeda. Sehingga untuk merangkainya menjadi suatu benda utuh diperlukan elemen
penyambung. Dengan melihat fungsinya, elemen penyambung sudah pasti ikut mengalami
pembebanan pada saat benda yang dirangkainya terkena beban. Ukurannya yan lebih kecil
dari elemen yang disambung mengakibatkan beban terkonsentrasi pada elemen penyambung.
Efek konsentrasi inilah yang harus diantisipaasi pada saat perancangan sambungan, karena
sudah tentu akan bersifat merusak. Ada 2 jenis sambungan yaitu sambungan tetap
(permanent joint) dan sambunga tidak tetap (semi permanent joint). Sambungan tetap
merupakan sambungan yang bersifat tetap, sehinnga tidak bisa dilepas kecuali dirusaknya
sambungan tersebut contohnya paku keling (riveted joint), dan las (welded joint) Sedangkan
sambungan tidak tetap merupakan sambungan yang bersifat sementara, sehingga dapat
dibongkar pasang selagi masih dalam kondisi normal contohnya adalah sambungan baut /
ulir (screww joint), sambungan pasak (key joints).
2.3 Paku Keling (riveted joint)
Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah kepala di bagian atas
(head), silinder tengah sebagai badan (body) dan bagian bawahnya berbentuk kerucut
terpancung sebagai ekor (tail). Konstruksi kepala (head) dan ekor (tail) dipatenkan
agar permanen dalam menahan kedudukan paku keling pada posisinya, sedangkan badan
(body atau shank) dirancang kuat mengikat sambungan dan menahan beban kerja yang
diterima benda yang disambung. Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya
digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil.
Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing jenis
mempunyai kekhususan dalam penggunaannya. Paku keling digunakan untuk sambungan
tetap antara 2 plat atau lebih misalnya pada tangki dan boiler. Paku keling dalam ukuran
yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan
kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll.
Sambungan dengan paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas
maka akan terjadi kerusakan pada sambungan tersebut. Karena sifatnya yang permanen,
maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk menghindari
kerusakan/patah
Gambar 1 skema paku keling
Sumber : Agustinus (2009)
Jenis kepala paku keling antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kepala paku keling untuk penggunaan umum dengan diameter kurang dari 12 mm
b. Kepala paku keling untuk penggunaan umum dengan diameter antara (12 48) mm c.
Kepala paku keling untuk boiler atau ketel uap /bejana tekan : diameter (12 48) m

Gambar 2. kepala paku keling penggunaan umum (diameter 12mm)


Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
Gambar 3. kepala paku keling penggunaan umum (diameter 12-48mm)
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005

Gambar 4. kepala paku keling untuk boiler (diameter 12-48mm)


Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
2.4 Penggunaan Paku Keling
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler ( boiler, tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi ).
Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa
tekanan).
Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( misalnya ; pesawat terbang, kapal)
2.5 Keuntungan dan Kelemahan
a. Keuntungan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan
yaitu :
Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak
dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
Pemeriksaannya lebih mudah
Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut
b. Kelemahan
Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku
kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku
keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan tenaga
manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk jenis-jenis
yang besar.
Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah
tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll
2.6 Cara Pemasangan

Gambar 5. cara pemasangan paku keling


Sumber : Agustinus (2009)
Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan
digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1,5 mm lebih besar dari diameter paku
keling
Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
Bagian kepala lepas dimasukkan ke bagian ekor dari paku keling.
Dengan menggunakan alat/mesin penekan atau palu, tekan bagian kepala lepas masuk
ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan
Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau
tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang

2.7 Bahan Paku Keling


Bahan yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, alumunium, dan tembaga
tergantung jenis sambungan/beban yang harus diterima oleh sambungan. Penggunaan umum
bidang mesin : ductile (low carbon), steel, wrought iron. Penggunaan khusus antara lain
weight, corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys),
monel, dll
2.8 Tipe Pemasangan Paku Keling
2.7.1 Lap Joint
Pemasangan tipe lap joint biasannya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan
yang lainnya, yaitu single rivited lap joint, double rivited lap joint, zig zag rivited lap joint.
Gambar 6. single dan double sambungan lap joint Sumber :
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)

Gambar 7. triple riveted lap joint


Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
2.7.2 Butt Joint
Tipe butt joint digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit
menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), di mana plat penahan ikut dikeling
dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan double strap butt joint
Gambar 8. single riveted double strap butt joint
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005

Gambar 9. double riveted double strap butt joint


Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
Gambar 10. double riveted double strap (enequal) butt joint
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
2.9 Terminologi Sambungan Paku Keling
a. Pitch (p) : jarak antara pusat satu paku keling ke pusat berikutnya diukur secara paralel.
b. Diagonal pitch (pd) : jarak antara pusat paku keling (antar sumbu lubang paku
keling) pada pemasangan secara zig zag dilihat dari lajur/baris/row.
c. Back pitch (pb) : jarak antara sumbu lubang kolom dengan sumbu lubang
kolom berikutnya.
d. Margin (m): jarak terdekat antara lubang paku keling dengan sisi plat terl
2.9 Kerusakan Sambungan Paku Keling
2.9.1 Robek Pada Bagian Pinggir Dari Plat
Robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika margin (m) kurang dari 1,5 d,
dengan d : diameter paku keling.
2.9.2 Robek pada garis sumbu lubang paku keling
Dikarenakan tegangan tarik terdapat pada plat utama, tegangan tarik ini dapat merobek
melintasi deretan paku keling. Dalam kasus ini, kita mempertimbangkan hanya satu panjang
pitch pada pelat.
Ketahanan pelat terhadap terhadap robekan dikenal sebagai ketahanan robekan. Jika :
p = pitch
d = diameter lubang paku keling
t = tebal plat
= tegangan tarik ijin bahan
Kita ketahui luas permukaan robekan per panjang pitch
A = (p d ) t
Sehingga ketahanan robekan nya adalah
p = A =(p d ) t

Gambar 11. (a) sisi kiri adalah robek pada bagian pinggir plat sedangkan (b) sisi kanan adalah
robek pada garis sumbu lubang paku keling
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (20
2.9.3 S h e a r i n g O f T h e R i v e t s
Kerusakan paku keling akibat beban geser. Pelat yang dihubungkan oleh paku keling
memiliki tegangan tarik pada paku keling, dan jika paku keling tidak dapat menahan stres ,
paku keling akan terpotong (shearing off).

Gambar 12. kerusakan akibat beban geser


Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
Ketahanan paku keling terhadap shear off dikenal sebagai shearing resistance Jika :
d = diameter lubang paku keeling
T = tegangan geser ijin bahan
n = jumlah paku keling per panjang pitch

Luas permukaan geser



A = 4 X 2 ( in singgle hear)

A=2x X 2 (in double shear)
4

A = 1,875 X 2 ( in double shear biasa digunakan boler )
4

Shearing resistance :

p = n x 4
X 2 x T (in singgle shear)

p = n x 2 X 2 x T (in double shaer)
4

p = n x 1,875 4
X 2 x T (in double shear)

2.9.4 C r u s h i n g pada plat atau pada paku keling


Paku keling tidak selalu terkena shear off oleh beban tarik akan tetapi paku keling
bisa terkena crushing. Karena crushing lubang paku berbentuk oval sehingga terjadi
kelonggaran pada sambungan tersebut

Gambar 13.
Crushing pada paku keling
Sumber : R.S. Khurmi, J.K. Gupta (2005)
Jika :
d : diameter paku keling
t : tebal plat
: tegangan geser ijin bahan paku keeling
n : jumlah paku keling per pitch length
Luas Permukaan crushing, A = d t
Total crushing area, A = n d t
Crushing resistance, p = n d t
2.9.4 Effisiensi Paku Keling
Efisiensi dihitung berdasarkan perbandingan kekuatan sambungan dengan kekuatan
unriveted. Kekuatan sambungan paku keling tergantung pada p , p , p
dan diambil harga yang terkecil.
Kekuatan unriveted P = P x t x
p ,p ,p
Sehingga efisiensinya n=

Tabel 2.1 harga efisiensi paku keling


Sumber : Agustinus (2009)

Tabel 2.2 Diameter Paku Keling Standar


Sumber : Agustinus (2009)
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Paku Keling


3. 2 JENIS PEMBEBANAN DALAM PAKU KELING
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu
Pembebanan tangensial dan Pembebanan eksentrik.

PEMBEBANAN TANGENSIAL
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja
resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku
keling yang digunakan.
PEMBEBANAN EKSENTRIK

3.3 JENIS KERUSAKAN

Tearing of the plate at ende : robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi
jika margin (m) kurang dari 1.5 d, dengan d ialah diameter paku keling.
Tearing of the plate a cross a row of rivets : robek pada garis sumbu lubang paku
keling dan bersilangan dengan garis gaya.
Shearing of the rivets : kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.

3.4 TIPE SAMBUNGAN PAKU KELING


A. Berdasarkan Penyambungan Plat

Lap joint (Sambungan Berimpit) : sambungan yang menempatkan pelat yang akan
disambung saling berimpitan dan kedua pelat tersebut disambung dengan paku keling
.Pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan
yang lainnya.
Butt joint (Sambungan Bilah): sambungan yang menempatkan kedua ujung pelat
yang akan disambung saling berdekatan, lalu kedua pelat tersebut ditutup dengan
bilah (strap), kemudian masing-masing pelat disambungkan dengan bilah
menggunakan paku keling Digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan
menjepit menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat penahan ikut
dikeling dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan double strap
butt joint
B. Berdasarkan Jumlah Baris

Sambungan baris tunggal (singlerivetedjoint)


Pada sambungan berimpit, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang
menggunakan satu baris paku keeling pada sistem sambungan. Sedangkan pada
sambungan bilah, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang menggunakan
satu baris paku pada masing-masing sisi sambungan.
Sambungan baris ganda (double riveted lap joint)
Sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris paku keling
pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris ganda
adalah sambungan yang menggunakan dua baris paku pada masing-masing sisi
sambungan

C. Berdasarkan Susunan Paku

Sambungan Rantai
Sambungan Zig - Zag

3.5 . DESAIN TEKNIS KELING

a. Pitch: Jarak dari pusat satu keling ke pusat keling lainnya yang sejajar,
dinotasikan dengan p.
b. Diagonal Pitch: Jarak antara pusat keling pada baris berikutnya dari
sambungan keling zig-zag
c. Back Pitch: Jarak tegak lurus diantara garis pusat dari baris berikutnya,
donotasikan dengan ps.
d. Margin: Merupakan jarak antara pusat dari lubang keling dengan tepi dari
pelat, notasi m.

Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling, merupakan sambungan tetap karena
sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi,
kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru.
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
- Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan
tinggi ).
- Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
- Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).
- Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan
yaitu :

a. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.


b. Pemeriksaannya lebih mudah
c. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut.

Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
1. Pembebanan tangensial.
2. Pembebanan eksentrik.

A. PEMBEBANAN TANGENSIAL

Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja
resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang
digunakan.
Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, maka kampuh keling
dapat dibedakan yaitu :

a. Kampuh Bilah Tunggal dikeling Tunggal

b. Kampuh Bilah Tunggal dikeling Ganda

c. Kampuh Bilah Ganda dikeling Tunggal

d. Kampuh Bilah Ganda dikeling Ganda


3.6 PERENCANAAN SAMBUNGAN PAKU KELING

1. Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal

Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh
penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang
diberikan pada kedua ujung plat tersebut.
Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu :

Bila diameter paku adalah (d), maka luas penampang yang akan putus adalah :

Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :


Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu
menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat
yaitu tegangan tarik.

dimana : t = tegangan tarik izin


F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :

Contoh soal :
Dua buah plat akan disambung dengan kampuh bilah tunggal dikeling tunggal, direncanakan
menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai tegangan tarik izin 137,3 N/mm2
dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8 N/mm2 serta tebal plat 4 mm.
Tentukanlah : a. Diameter paku keling yang sesuai.
b. Lebar plat yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN = 10000 N ; t = 4mm
tegangan tarik= 137,3 N/mm2
tegangan geser= 109,8 N/mm2
Ditanya : a) d ? b) b ?
Jawab :

2. Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal Satu baris


Bila kampuh bila tunggal dikeling tungga satu baris seperti terlihat pada gambar. Dimana
tegangan yang terjadi, pada paku keling yaitu :

Plat tersebut akan terpisah bila gaya luar (F) mampu memutuskan kedua luas penampang
paku. Bila jumlah paku (z) buah maka plat tersebut akan terpisah jika gaya (F) luar tidak
mampu memutuskan sebanyak luas penampang paku.
Untuk luas penampang paku yang akan putus pada sistem pada sistem sambungan jenis ini
sama dengan jumlah paku yang dipergunakan ( z = n) yaitu :
A = n x luas penampang paku yang putus.

Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :

Contoh Soal :
Dua buah plat akan disambung dengan kampuh bilah tunggal dikeling tunggal satu baris,
direncanakan menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai tegangan tarik izin
137,3 N/mm2 dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8 N/mm2 , tebal plat 5 mm
dan jumlah paku yang digunakan sebanyak 2 buah.
Tentukanlah : a. Diameter paku keling yang sesuai.
b. Lebar plat yang dibutuhkan.
c. Jarak antara paku.
Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN = 10000 N ; t = 5 mm ; n=z = 2 buah
tegangan tarik = 137,3 N/mm2
tegangan geser = 109,8 N/mm2
Ditanya : a) d ? b) b ? c) p ?
Jawab : a. ) Diameter paku keling

b.) Jarak antara paku


p = 3. d + 5 (mm) = 3 (8) + 5 = 29 mm
Periksa ;

3. Kampuh bilah tunggal dikeling ganda.

Untuk jenis sambungan kampuh bilah tunggal di keling ganda seperti terlihat pada gambar,
maka kedua plat tersebut terpisah bila mampu memutuskan dua baris penampang, jika jumlah
paku (n) buah maka paku terasabut akan putus tergeser, maka yang terjadi pada bahan adalah
tegangan geser.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :

Contoh soal :
Dua buah plat disambung dengan sistem kampuh bilah berganda dikeling tunggal seperti gambar , di
mana mendapat pembebanan sebesar 10000 (N) . Bila tegangan tarik izin untuk bahan plat 137,3
N/mm2 . dan tegangan geser izin untuk bahan paku adalah 109,8 N/mm2. Untuk plat tebal 5 mm dan
jumlah paku yang akan di pasang 2 buah dalam satu baris .
Ditanyakan : a. Diameter paku keling
b. Jarak antara sumbu paku keling
d. Lebar plat yang di butuhkan.

Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN = 10000 N ; t = 5 mm
= 137,9 N/mm2 ; z1 = 2 buah
= 109,8 N/mm2
n = 4 buah
Ditanya : a) d ? b) b ? c) p ?
Jawab : a. ) Diameter paku keling

2.F 2.10000
d = = 5,4 mm = 5,5 mm

2. .109,8
z. . g

b.) Jarak antara paku


p = 3. d + 5 (mm) = 3 (5,5) + 5 = 21,5 mm
Periksa ;
F 10000
t 62,5 N / mm 2
z1 .( p d )t 2(21,5 5,5).5

t t aman
c.) Lebar plat yang dibutuhkan :

b = z1 . p = 2 (21,5) = 43 mm
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan.
Berdasarkan makalah yang telah di uraikan maka di simpulkan bahwa:
Fungsi dari sambungan paku keling adalah untuk membuat hubungan yang kuat dan rapat.
Kekuatan diperlukan agar sambungan tidak rusak. Sedangkan kerapatan diperlukan,selain
untuk kekuatan juga untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran. Adapun apikasinya sebagai
berikut:
- Sambungan kuat dan rapat pada konstruksi boiler (boiler tangki dan pipa-pipa
tegangan tinggi).
- Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
- Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa
tekanan).
- Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
2. Sambungan keling mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan
- Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu
banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
- sambungan paku keling adalah untuk membuat hubungan yang kuat dan rapat.
Kekuatan diperlukan untuk menjaga agar sambungan tidak rusak. Sedangkan
kerapatan diperlukan, selain untuk kekuatan juga untuk menjaga agar tidak terjadi
kebocoran.
Kekurangan
- bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku keling kemungkinan
terjadi karat di sekeliling lubang tadi serta kemungkinan terjadi karat karena paku
keling harus dipanaskan dahulu sampai suhu tertentu sebelum dipasang.
- sambungan paku keling merupakan sambungan tetap karena sambungan ini bila
dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali
mengganti paku kelingnya dengan yang baru

Anda mungkin juga menyukai