Anda di halaman 1dari 52

 Adalah elemen mesin yang berfungsi

sebagai penerus putaran dan daya dari


poros penggerak ke poros yang digerakkan.
 Pemindahan daya mesin ke roda belakang
dapat dilakukan secara perlahan-lahan.

 Pada waktu mengganti gigi transmisi, mesin


harus bebas dengan kotak gigi transmisi.
 Ditinjau dari cara pengoperasiannya:
1. Kopling Manual
2. Kopling Otomatis:
a. Kopling Fluida
b. Torque Converter
3. Kopling magnet
4. kopling sentrifugal
 Secara umum, fungsi kopling adalah untuk mengatur daya
yang disalurkan dari mesin ke transmisi, kemudian transmisi
mengubah kecepatan mesin sesuai dengan yang di inginkan.
Dalam keadaan ketika fungsi kopling bekerja dengan baik,
ketika pengemudi menekan kopling tenaga mesin akan
diputus, karena saat kopling ditekan maka gaya tekan itu
mendorong release fork dan release fork akan mendorong
release bearing. Sehingga release bearing mengangkat pegas
diapraghma dan preassure palte dan clucth disc akan terlepas
dengan flywheel diikuti roda gigi yang terlepas dari pengaruh
putaran mesin dan memungkinkan terjadi antara
perpindahan roda gigi transmisi.
1. Clutch Cover (rumah kopling)
Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem

kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-


komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih
sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan
fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi
bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
2. Diafragma spring (pegas penekan)
berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth
cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada
diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung
dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak
menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas.
Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
3. Disc Clutch (piringan kanvas)
Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang
gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover,
disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk
meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
4. Presure Plate (plat penekan)
Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth

cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure


plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate
berotasi bersamaan dengan clucth cover.
5. Flywheel
Fungsi roda gila (fly wheel) adalah menyimpan tenaga putar
(inertia) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros engkol
(crank shaft) tetap berputar terus pada langkah lainnya. Fungsi
lain juga sebagai rumah kopling.
 Ditinjau dari prinsip kerjanya:
 1. Kopling Gesek :
 a. Kopling plat:
1) Kopling plat kering
2) Kopling plat basah
 kopling gesek banyak digunakan pada kendaraan ringan.
Pada kendaraan roda empat menggunakan jenis kering
dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor,
menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan
kopling basah dan kering, karena plat kopling tidak kena
minyak pelumas untuk jenis kering, dan plat kopling bekerja
dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
Kopling gesek pelat tunggal
Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat
dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan
tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena
terjadi gesekan yang memang direncanakan saat kopling
akan dihubungkan.
2. Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan
akan menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang
aus. Kanvas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi
untuk ventilasi dan menampung dan membuang debu yang
terjadi.
3. Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncana-kan
untuk bergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap
keausan akibat gesekan.
4. Dapat mencengkeram dengan baik.
Pegas radial
berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat kopling
terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang
halus, dan juga getaran atau kejutan selama
menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegas radial harus
mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling
memiliki elastisitas yang baik. Namun demikian karena
penggunaan yang terus menerus, maka pegas radial dapat
mengalami kerusakan. Untuk yang dalam bentuk karet,
kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi atau pecah.
Sedangkan yang pegas ulir, kemungkinan berkurang panjang
bebasnya, yang biasanya ditunjukan dengan terjadinya
kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara.
Pegas aksial
Pegas aksial dipasang diantara kanvas kopling, dan bentuknya
ada dua macam. Gambar A pegas aksial berbentuk E dan
Gambar B pegas aksial berbentuk W.
Fungsi pegas aksial adalah untuk mendapatkan sentuhan yang

halus saat plat kopling mulai terjepit oleh plat tekan pada fly
wheel. Dengan kata lain terjadi proses menggesek terlebih
dahulu sebelum terjepit kuat oleh plat tekan pada fly wheel.
 Kopling gesek plat ganda

 kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu


plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas,
seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling pada bagian
yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas
pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan
besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
 Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang
ditekan oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.Terdapat 4 buah
plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh plat
tekan.
 kanvas Asbes

Bahan kanvas : panduan asbes dan logam


Tuntutan/persyaratan :  Tahan terhadap panas
 Dapat menyerap panas
 Tahan terhadap gesekan
Penggunaan : Kendaraan pada umumnya yang
bertugas ringan dan sedang
Contoh : Kendaraan penumpang dan barang
Alur – alur kanvas berguna :  Menampung kotoran debu yang
terdapat pada roda gaya dan
plat tekan
 Sebagai ventilator
 Kanvas keramik

Bahan : Paduan keramik dan logam


Tuntutan/persyaratan :  Tahan terhadap panas yang tinggi
 Tahan terhadap gesekan yang tinggi
Penggunaan : Kendaraan bertugas berat
Contoh : Traktor (Boldozer)
Catatan :  Jarang digunakan
 Harganya mahal
 Ditinjau dari sistem penggeraknya:

 1. Kopling Mekanis

 2. Kopling Hidrolis
 Sistem Penggerak Mekanis
Pada sistem ini tenaga yang dihasilkan dorongan pedal yang
menggerakan release fork diteruskan langsung oleh kabel
pembebas. Mekanisme penggerak ini sekarang kurang
banyak digunakan, karena memiliki kekurangan yaitu untuk
kendaraan besar seperti truk yang memerlukan kekuatan
besar kurang kuat dan penekanannya lambat.
 Sistem Penggerak Hidrolis
Sistem penggerak ini menggerakan release fork melalui
mekanisme penekanan minyak rem secara hidrolis. Sistem ini
sangat efisien dan cepat dalam pemindahan tenaga dari
injakan pedal ke release fork.
 Bila pedal kopling dipijak, minyak yang terdapat dalam

silinder utama akan terdesak keluar melalui pipa, selanjutnya


mendesak torak didalam silinder slave kemudian
menggerakan release fork.
 Berikut ini gejala kerusakan pada kopling mobil :
1. BUNYI SAAT GIGI TRANSMISI DIPINDAHKAN
Jika menemukan bunyi seperti ini, umumnya masalah terjadi pada pelat
kopling aus, atau pelat yang tidak kembali sempurna, Gigi transmisi akan
sulit dipindah, kalaupun bisa maka akan muncul suara kasar dari mobil.
2. GETARAN KASAR
Ini terjadi saat komponen kopling tidak berhubungan secara halus, dan
mobil seolah bergetar. Penyebabnya bisa dari plat kopling, flywheel yang
tidak rata.
3. SLIP KOPLING
Kondisi ini terjadi karena terjadi keausan pada permukaan pelat kopling.
Selain itu bisa juga karena terkena gemuk atau minyak, sehingga
koefisien gesek plat menurun. Kondisi ini memungkinkan kopling tidak
sempurna memindahkan tenaga dari mesin. Jika ini tejadi membuat
mobil tidak bisa melaju dengan cepat dan akan menyebabkan boros
bahan bakar.
4. KAMPAS KOPLING HABIS
Kampas koping habis tandanya hampir sama dengan kopling
slip yaitu akselerasi yang kurang dan kendaraan yang tidak
kuat ditanjakan. Akan tetapi ada tanda tanda lain yang
mengindikasikan bahwa kopling mobil Anda memerlukan
penggantian diantaranya seperti pedal kopling terasa tinggi,
pedal kopling terasa berat, dan mesin mobil tidak mati ketika
kopling dilepas secara tiba tiba.
 Penyetel tinggi pedal kopling
 Ukuran tinggi pedal tidak sama pada semua kendaraan,
sebaiknya lihat manual
 Penyetelan : Dilakukan pada baut penyetel (1)
sebagai pembatas langkah balikpada
pedal
 Catatan · Jika tinggi pedal terlalu tinggi maka
penekan terhadap pegas (diafragma)
terlalu panjang, akibatnya pegas menjadi
bengkok/patah
· Jika terlalu rendah pembebasan kopling
tidak sempurna akibatnya pemindahan
gigi sulit dan kanvas cepat
 Melepas baut pengikat pada universal joint
propeler shaft bagian belakang.
 Melepas propeler shaft.
 Melepas kotak transmisi.
 Melepas cover clutch.
 Melepas kampas kopling.
1. Pembongkaran
- lepas terminal negatif pada baterai
- Angkat mobil dan pasang penyangga
- Lepas karet penutup tongkat pemindah gigi transmisi

Keluarkan unit kopling dari roda gaya


1. Plat kopling
2. Unit penekan

2. Pemeriksaan
a) Plat kopling

·Kondisi kanvas (jika terbakar atau kotor oli ganti)


·Tebal kanvas dengan paku keling, minimal 0,3 mm

· Kondisi naf terhadap kelonggaran


· Kondisi karet/pegas (pecah atau longgar, ganti)

b). Unit penekan

· Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan – goresan yang berlebihan perbaiki
dengan mesin bubut
· Kondisi pegas diafragma (retak, miring)

· Kondisi pegas strip atau pemegang unit penekan kemungkilnan retak atau
keling longgar

· Keausan ujung pegas diafragma maksimum


a). Kedalaman : 0,6 mm
b). Lebar : 5,0 mm

c). Roda gaya dan kelengkapannya

· Kondisi permukaan gesek tergores atau aus (ukurlah)


· Kondilsi cincin gigi starter terhadap kerusakan
· Kebocoran pada sil oli poros engkol
· Kondisi bantalan pilot (macet, kebebasan)

· Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan


straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max adalah
0.5 mm.

· Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri


tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat
kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing
yang baru

Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator


periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm,
gantilah fly wheel.
d). Bantalan ( release bearing )

· Putar bearing dengan tangan dan berilah


tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti Kondisi
bantalan pembebas kemungkinan macet atau
longgar.

·Tahan hub dan case dengan tangan


kemudian gerakkan pada semua arah
untuk memastikan self-centering system agar
tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak
kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau
macet sebaiknya diganti dengan yang baru.

· Jangan mencuci bantalan pembebas


dengan bensin atau solar.
e). Garpu pembebas

· Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau


keausan, ganti)
· Kondisi pegas pengikat bantalan & garpu pembebas
(lemah, putus)
 Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque
conventer yang berfungsi sebagai kopling mekanikal
sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan
mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling pertama di
dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang dikopel
langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung
turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi
sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling
menjadi 3 baling-baling. Pada saat cara kerja transmisi
otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke mesin
berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan
tertutup. Kemudian tekanan oli dipakai untuk mendorong
turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada turbin
saat RPM mesin mengalami peningkatan.
 Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi
sama seperti gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk
merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip
dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan
mobil. Perbedaannya terletak pada desain fisik karena pada
planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi
yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda.
Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear
hanya memiliki sebuah roda gigi yang di sekelilingnya
terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman
planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan
untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulik
merupakan kinerja dari valve body.
 Impeller berputar ke arah bawah
maka aliran minyak akan searah
putaran impeller. Aliran minyak
menerpa turbin, maka turbine juga
berputar ke bawah.
 Minyak terus mengalir ke bagian
belakang dan aliran tersebut
berlawanan arah dengan arah aliran
minyak dari impeller. Kemudian
aliran tersebut ditangkap oleh
Stator untuk disearahkan dengan
aliran minyak dari impeller.
1. Cover
Diikat dengan roda gila dan meneruskan
putaran motor ke impeller pump.
2. Input Shaft.
Meneruskan putaran dari Turbin Runner ke
transmisi.
3. One Way Clutch
Menghindari stator berputar berlawanan
dengan putaran turbine Runner.
4. Impeller Pump
Membangkitkan aliran minyak ATF.
5. Stator
Mengarahkan aliran minyak dari Turbin
Runner ke Impeller Pump.
6. Turbine Runner
Meneruskan putaran Impeller Pump
melalui aliran minyak ke Output Shaft.
7. Lock Up Clutch
Melalui bidang gesek (Friction Material)
menghubungkan langsung putaran
motor ke Output Shaft.
POSISI TERHUBUNG

Pada saat kendaraan


berjalan dengan
kecepatan tinggi 50
km/jam atau lebih,
minyak yang bertekanan
mengalir ke bagian
belakang lock up clutch.
Oleh karena itu, lock up
clutch tertekan ke arah
converter case.
 Disebut sebagai kopling magnet karena pemindahan dayanya
dilakukan dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang
dipakai dalam kopling magnet disini adalah magnet remanent
(bukan magnet permanen). Magnet remanennya berupa inti
besi yang dililiti dengan kawat dan inti besi tersebut akan
menjadi magnet ketika ada arus listrik yang mengalir pada
lilitan kawat, seperti pada koil pengapian.

 Karena listrik yang tersedia pada kendaraan arusnya kecil


maka magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk
dijadikan kopling pemindah daya yang utama. Dan oleh
karena itu jenis kopling magnet ini hanya dipakai untuk
kopling pada kompresor AC (air conditioner).
 Kopling sentrifugal adalah kopling yang menggunakan gaya
sentrifugal untuk menghubungkan dua poros segaris, dengan
poros pemutar ditempatkan di dalam poros yang diputar.
Input dari kopling dihubungkan dengan poros engkol mesin,
sedangkan output-nya bisa menggerakan poros, rantai atau
sabuk.
KOMPONEN PADA PULLEY PRIMER :
1. Fixhed sheave
Fixhed sheave berfungsi sebagai penahan V-belt. Di dalam

pulley primer terdapat pulley primer bergerak, dan pulley


primer tetap. untuk fixhed sheave ini sering juga disebut
pulley primer tetap. Pada fixhed sheave ini biasanya terdapat
komponen yang berbentuk kipas berfungsi untuk mendnginkan
area CVT.
2. Collar and sliding sheave
Sliding sheave berfungsi menekan V-belt dalam pulataran

tinggi, akan diameter pada pulley depan menjadi besar,


sehingga akan menciptakan kecepatan tertentu. Sliding sheave
ini sering disebut dengan sebutan rumah roller, ada juga yang
menyebutnya dengan sebutan pulley primer bergerak.
Sedangkan collar berfungsi sebagai tempat dudukan dari pulley
primer.
3. Weight (pemberat)
Weight atau sering disebut dengan roller berfungsi sebagai

penekan sliding sheave dengan gaya sentrifugal. Jadi apabila


mesin pada putaran tinggi roller ini akan menekan sliding
sheave, sehingga diameter V-belt padapulley primer akan
membesar.
4. Cam dan slider
Cam ini terletak pada belakan sliding sheave, cam ini

berfungsi sebagai dudukan slider dan juga sebagai penutup


sliding sheave agar roller tidak jatuh. Sedangakan slider
berfungsi sebagai pendorong weight.
 KOMPONEN PADA PULLEY SEKUNDER :
1. Rumah kopling

 Rumah kopling berfungsi untu meneruskan putaran dari


pulley sekunder menuju roda belakang.
2. Kopling sentrifugal

Berfungsi utnuk menerusakan putaran menuju ke rumah kopling, jadi


kopling sentrifugal ini bekerja pada tergantung pada putaran mesin
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal atau lemparan. Jadi saat utaran
tinggi kopling ini akan terlempar kemudian kanvas kopling akan
mengembang, sehingga kanvas tersebut akan mengenai runah kopling
dan rumah kopling pun ikut berputar.
3. Sliding sheave

 Sliding
sheave fungsinya sama dengan sliding sheave pada pulley
primer yaitu untuk menekan V-belt agar diameter pulley sekunder
membesar.
4. Fixed sheave

Berfungsi sebagai penahan dari V-belt. Sama juga


penyebutanya. Akan tetapi pada pulley sekunder disebut
dengan pulley sekunder tetap.
5. Torque cam

Berfungsiuntuk membantu menekan sliding sheave saat


motor memrlukan akselerasi. Sehingga motor mampu
menciptakan tenaga yang besar.
6. Spring pulley secoundary

Berfungsi sebagai pendorong sliding sheave

7. V-velt

Berfungsisebagai penghubung antara pulley primer dan pulley


sekunder. Serta komponen yang mereduksi putaran mesin.

Anda mungkin juga menyukai