BAB III
METODE PENELITIAN
Persiapan
- Bahan
- Peralatan
- Juru Las
NO
Inspeksi visual dan
NDT
Pengujian Lab.
1. Uji tarik melintang
2. Uji bengkok melintang
3. Nick Break Test
NO
Hasil pengujian &
PQR
[7]
Gambar 3.3. Posisi Las 1G
3.1.1.6. Preheat (QW-406)
Tidak diperlukan dikarenakan ukuran pelat/ pipa relatif tidak terlalu tebal dan
luas penampang tidak signifikan untuk terjadinya pendinginan mendadak.
3.1.2. Persiapan
Persiapan untuk pelaksanaan pembuatan kualifikasi reparasi pengelasan
meliputi :
Bahan
Bahan untuk persiapan benda uji ini sesuai dengan kontrak yang ada dalam
MPS adalah Pipa Spiral dengan spesifikasi API 5L X-65 PSL 2 dengan ukuran
24” OD x 12.7 mm.
b. Pengujian Ultrasonik
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara
yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan
diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki
frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau
delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibangkitkan oleh tranducer dari
bahan piezoelektri yang dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik lagi.
Langkah pengujian adalah memberikan grease untuk lokasi probe untuk
mendeteksi cacat sesuai gambar 3.8.
Pada layar monitor manual ultrasonic akan muncul hasil pendeteksian apakah
terdapat cacat pada sambungan las tersebut atau tidak dalam bentuk gelombang
amplitudo.
c. Pengujian radiografi
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan
menembus material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar
akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka
intensitas yang terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman
pada film ini lah yang akan memperlihatkan bagian material yang
mengalami cacat.
Gambar 3.18. Maksimum pola distribusi indikasi slug inclusion dan kantung gas
(porosity) [1]
Gambar 3.19. Maksimum pola distribusi indikasi slug inclusion memanjang [1]
III-14
Setelah benda kerja di potong, spesimen uji di press dengan mesin press sesuai
gambar 3.22. untuk mendapatkan spesimen uji yang datar
Setelah spesimen uji siap sesuai gambar 3.25. , pengujian dilakukan sesuai
gambar 3.26. dengan cara menjepit kedua ujung spesimen uji ke ragum mesin
tensile dan dilakukan penarikan hingga putus.
Pada benda uji no.1 dengan ukuran (a x b); a = 38.27 mm, b = 12,71 mm di
dapatkan beban maksimum pada saat di tarik sebesar 282.44 kN maka tegangan tarik
(Tensile stress) material tersebut adalah;
Dimana : F = 282,440 N
A = (38.27 x 12.71) = 486.41 mm2
Maka : σ 282,440 N / 486.41 mm2
= 580.66 N/mm2
= (580.66 MPa)
= (84,217.59 Psi) hampir sama dengan yang tertera di
pembacaan alat uji tarik dengan hasil sebesar 84,219.75 Psi
Pada benda uji no.2 dengan ukuran (a x b); a = 38.25 mm, b = 12,72 mm di
dapatkan beban maksimum pada saat di tarik sebesar 282.93 kN maka tegangan tarik
(Tensile stress) material tersebut adalah;
Dimana : F = 282,930 N
A = (38.25 x 12.72) = 486.54 mm2
III-18
Maka : σ 282,930 N / 486.54 mm2
= 581.51 N/mm2
= (581.51 MPa)
= (84,340.87 Psi) hampir sama dengan yang tertera di
pembacaan alat uji tarik dengan hasil sebesar 84,343.43 Psi
Dilihat dari grafik diatas, maksimum kekuatan metal terlihat pada puncak
garis lengkung setelah itu baru metal tersebut putus, pada step yield point adalah
batasan elastis metal tersebut yang disebut juga yield strength.
Sesuai dengan API 5L edisi ke 43 tahun 2004, bahwa kriteria yang diijinkan
untuk pengujian transverse tensile, hanya memerlukan data tensile strength
(tegangan tarik) dengan tegangan tarik minimal sama dengan grade pipanya.
[1]
Gambar 3.27. Spesimen Pengujian Guided Bend
[1]
Gambar 3.28. Alat Pengujian Jig Bend
III-20
[1]
Tabel 3.2. Dimensi Jig Test guided bend
Roler dipilih sesuai table 3.2. yaitu RA 57.5 dan RB 69.9. Terlampir contoh
gambar roller seperti dibawah ini.
Kriteria penerimaan Test bend : diterima jika tidak ada crack atau cacat las
yang lain melebihi 3.2 mm di setiap sisi sambungan las atau benda uji setelah
pengujian dilakukan. Crack yang terjadi diantara sisi dari benda uji selama test dan
diukur kurang dari 6.4 mm di setiap sisi tidak diterima.
Terlampir spesimen nick break yang telah siap seperti gambar di bawah ini.
Setelah specimen benda uji jadi sesuai gambar 3.33, spesimen di patahkan
dengan menggunakan pukulan di tengah benda uji sesuai gambar 3.34.
III-23
Permukaan yang terbuka harus di lihat secara visual dan dapat diterima jika
memenuhi criteria sebagai berikut :
a. Tidak ada kantung gas tidak melebihi 1.6 mm di setiap sisinya
b. Tidak lebih dari kantung gas untuk semua ukuran yang spesifik
untung ketebalan 6.4 mm dan kurang.
c. Tidak lebih dari 2 kantung gas di setiap ukuran ketebalan dinding
12.7 mm atau kurang akan tetapi melebihi 6.4 mm
d. Tidak lebih dari 3 kantung gas di setiap ukuran untuk spesifikasi
ketebalan dinding nelebihi dari 12.7 mm
e. Inklusi terak harus menyebar tidak lebih dari 12.7 mm dari
ketebalan nya dan tidak melebihi dari 1.6 mm dalam lebar dan 4.8
mm di panjang.