TEKNIK PENGELASAN
BAB VII
PEKERIKSAAN HASIL LAS
KOMPETENSI INTI
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
1
customer bahwa sambungan las memiliki kualitas yang baik, kontraktor harus
memberikan keleluasaan Welding inspector untuk melakukan pemeriksaan hasil las
agar hasil las memenuhi standar las yang ditentukan.
Inspeksi hasil las merupakan pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan
sambungan las yang dibuat benar-benar berkualitas dan aman jika digunakan.
Menurut Indonesian Welding Engineering Society (IWES), fungsi dan tujuan inspeksi las
berkaitan dengan empat pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemilik, pihak ke dua
sebagai kontraktor/pemasok, pihak ke tiga sebagai perusahaan jasa inspeksi teknik,
dan pihak ke empat adalah pemerintah.
2
4. Pihak ke Empat (Pemerintah)
a. Fungsi: Mengawal implementasi peraturan/perundangan sehubunbgan
dengan pengendalian mutu produk dan jasa di bidang industri.
b. Tujuan: Keselamatan personil, konstruksi/instalasi, dan produksi di bidang
(pertambangan, tenaga listrik, pengolahan, konstruksi, dan lain-lain).
3
pemanasan awal yang tepat, dan semua tack welding harus dimonitor dan
diinspeksi.
2. During Welding (Selama pengelasan berlangsung)
Hal yang harus dikontrol oleh inspertor las selama proses pengelasan,
diantaranya adalah: 1) pre-heat (metode, lokasi, dan kontrol); 2) kontrol distorsi
selama proses pengelasan (urutan pengelasan); 3) kontrol bahan tambah
(spesifikasi, ukuran, kondisi, dan perlakuan khusus); 4) tipe proses dan semua yang
berhubungan dengan parameter las (voltase, arus, dan kecepatan pengelasan); 5)
penggunaan gas pelindung (tipe, tekanan kerja, dan metode pengontrolan); 6)
kondisi las (urutan pengelasan dan inter-run cleaning); 7) temperatur minimal dan
maksimal antar jalur las yang diijinkan; dan 8) semua variabel las harus lolos dari
prosedur pengelasan yang disepakati.
3. After Welding (Setelah Pengelasan)
4. Repairs (Perbaikan)
Ada dua istilah yang harus difahami oleh seorang inspektor las, yaitu
repairdan reject. Jika ketidaksempurnaan sambungan yang berada di luar
acceptance limit tetapi masih dalam batas bisa diperbaiki maka sambungan las
tersebut di-repair, tetapi jika tidak bisa diperbaiki, misalnya terjadi
ketidaksempurnaan di luar batas pemenerimaan di sepanjang sambungan las.
maka sambungan tersebut di-reject atau diganti dengan bahan yang baru.
Pada sambungan las yang harus diperbaiki, seorang inspektor las bertugas
untuk: 1) memastikan cacat las digali/dihilangkan dengan prosedur yang benar; 2)
melakukan pemeriksaan terhadap cacat las yang dihilangkan dengan NDT; 3)
memastikan pengelasan ulang dengan prosedur yang benar dan juru las yang
sesuai dengan pekerjaan las tersebut; 4) melakukan pemeriksaan ulang terhadap
4
daerah yang diperbaiki dengan pemeriksaan visual dan NDT; dan 5) menyerahkan
laporan pemeriksaan sambungan las dan semua dokumen yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut kepada departemen QC.
Kekuatan sambungan las tergantung pada alat & bahan tambah yang
digunakan, bentuk deposit logam las, susunan logam yang disambung, dan
ketrampilan seorang welder. Sambungan las yang baik memerlukan kekomplitan fusi
pada logam, akar las (root) yang menyatu, dan kebenaran bentuk permukaan las
(cover pass). Lihat Gambar 110.
Sambungan las yang baik adalah sambungan las yang terbebas dari cacat
structural dan cacat dimensional. Cacat structural adalah cacat yang disebabkan
karena discotinous pada deposit logam las dan ukuran deposit logam las yang tidak
memenuhi standar. Cacat dimensional adalah cacat yang terjadi karena adanya
distorsi pada benda kerja yang dilas.
1. Cacat Struktural
Cacat structural biasanya terdapat pada deposit logam las dan daerah Heat
affected zone (HAZ). Cacat ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
diantaranya adalah undercut, overlap, exccesive penetration, exccesive
5
reinforcement, lack of penetration, poor restart, porosity, burn throught, lack of
fusion, arc stray, dan lain-lain.
a. Undercut
Jika bahan dasar yang dilas tidak terisi oleh bahan tambah atau tergerus
panas la situ dinamakan sambungan las tersebut mempunyai cacat undercut.
Cacat ini disebabkan karena terlalu panas dan kecepatan pengelasan terlalu
tinggi, oleh karena itu cara menghindarinya adalah dengan mengurangi
masukan panas dengan mereduksi arus las dan memperlambat kecepatan las.
Jika dalam pengelasan terjadi caat ini, cara memperbaikinya adalah dengan
menggerinda deposit logam las dan menutupnya kembali dengan cover pass
dengan arus yang diperkecil dan kecepatan las dikurangi. Lihat Gambar 111.
6
b. Overlap
Overlap adalah cacat las yang disebabkan karena laju gas terlalu
kencang, ukuran tip pada alas Oxy-acetylene Welding (OAW) terlalu besar,
gerakan brander terlalu cepat, dan ukuran bahan tambah terlalu kecil. Untuk
mencegahnya diperlukan ukuran tip sesuai dengan ketebalan benda kerja,
gerakan brander diperlambat, laju gas disesuaikan dengan ukuran tip, dan
ukuran bahan tambah disesuaikan dengan ketebalan benda kerja. Perbaikan
cacat overlap dapat dilakukan dengan menggerinda bagian yang cacat dan
melakukan pengelasan ulang. Lihat Gambar 112.
c. Exccesive reinforcement
7
Gambar 113. Cacat Eccesive Reinforcement
d. Exccesive penetration
Jika bagian root pass sambungan las melebihi ukuran yang diizinkan
maka cacat tersebut dinamakan eccesive penetration. Cacat ini disebabkan
karena persiapan benda kerja kurang tepat (root gab terlalu lebar, root face
terlalu tipis, dan bevel angle terlalu besar), kecepatan las terlalu lambat, serta
masukan panas terlalu tinggi. Cacat ini dapat dicegah dengan menyiapkan
bahan yang akan dilas sesuai dengan standar persiapan benda kerja,
mempercepat gerakan brander las, dan memperkecil arus las. Lihat Gambar
114.
Kedua cacat ini disebabkan oleh bevel angle terlalu sempit, root gab
terlalu sempit, dan root face terlalu besar sehingga cairan logam tidak
sempurna menutup root pass. Cacat tersebut dicegah dengan memperbesar
bevel angle, memperlebar celah root, dan menipiskan root face. Jika terjadi
8
cacat ini semua bagian yang cacat digerinda dan ukuran ketiga variable
tersebut harus disesuaikan dengan persyaratan. Lihat Gambar 115.
f. Poor restart
g. Lack of fusion
9
dengan neghilangkan bagian yang mengalami cacat ini dan mengelasnya lagi
dengan arus yang lebih tinggi. Lihat Gambar 117.
h. Burn throught
Cacat ini dapat dicegah dengan memperkecil arus pengelasan dan mengganti
juru las yang lebih trampil. Jika terjadi cacat jenis ini bagian yang cacat harus
dihilangkan dengan gerinda atau proses gouging dan mengelasnya kembali dengan
arus pengelasn yang lebih kecil dan juru las harus trampil.
i. Clusstered porosity
10
hilang dan dilakukan pengelasan ulang dengan menggunakan elektroda yang kering
dan benda kerja terbebas dari segala jenis kotoran.
j. Slag inclution
2. Cacat Dimensional
Cacat dimensional terdapat pada bentuk sambungan las yang tidak sesuai dengan
desain sambungan. Bentuk sambungan las yang tidak proper ini dikarenakan adanya
distorsi ketika pengelasan berlangsung dan juga sering terjadi karena ketidak telitian
setting sambungan las sehingga menyebabkan mis alignment.
a. Distorsi
11
Distorsi terdiri dari distorsi longitudinal, transversal, dan angular. Distorsi
longitudinal terjadi perubahan bentuk pada sepanjang garis pengelasan. Distorsi
transversal terjadi pada garis melintang sumbuh pengelasan, sedangkan distorsi
angular menyebabkan benda kerja berubah bentuk kearah menyudut. Lihat Gambar
121.
Distorsi merupakan cacat yang sulit dihindari jika prosedur pengelasan tidak
dirancang dengan benar. Ada beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya distorsi
pada sambungan las, diantaranya adalah:
1. Pengikatan (tack weld) bagian yang disambung
2. Pemilihan bentuk kampuh yang tepat sesuai ketebalan benda kerja
3. Pengelasan dengan multiple pass pada benda yang tebal
4. Heat input disesuaikan dengan ketebalan benda kerja
5. Penerapan pengelasan intermiten pada sambungan las yang panjang
b. Misaligment
Persiapan sambungan las merupakan variable yang sangat penting yang harus
dilakukan dengan benar, karena persiapan yang tidak tepat dapat mengakibatkan
cacat las. Setting benda kerja merupakan faKtor yang sangat penting, jika pada saat
setting, juru las tidak teliti dalam melakukan pengikatan bagian yang disambung
dapat mengakibatkan terjadinya misalignment yaitu ketidak lurusan bagian yang
disambung dengan pengelasan. Lihat Gambar 122.
12
D. Kriteria Penerimaan Pemeriksaan Visual Sambungan Las (AWS, 2008: 233)
13