VISUAL TEST
Oleh :
Kelompok : 5 ( Lima ) / D2 TL
PROGRAM STUDI D2 TEKNIK PENGELASAN DAN
FABRIKASI
TEKNIK BANGUNAN KAPAL
Ujivisualpadaprinsipnyaadalahpengujianyangmenggunakancahayayangdipantulkan
atau ditransmisikan dari objek yang diamati kemudian ditangkap oleh
matamanusiaataualatbantupenginderacahayalainnya.Aplikasiujivisualdiindustrimelipu
tiinspeksiraw material,finished productsdan in-serviceinspection.
KelebihanujivisualdibandingujiNDTlainnyaadalahlebihmurah,sederhana,peng
gunaanyaluasdanbisadilakukanolehpersonildenganpelatihanyangminim.Keterbata
sanujivisualadalahhanyakondisipermukaanyangdapatdievaluasi,diperlukanaksesat
ausudutpandangbagimatauntukmelihatdenganjelas,dandiperlukanpencahayaanyan
g efektif.
Berdasarkan ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Section V Article 9 uji
visualbisa dilakukan dengan metode direct visual examination danremote visual
examination.Direct visual examination dilakukan ketika akses memungkinkan
mata berada dalamjarak 24 in (600 mm) dari permukaan yang akan diperiksa,
dengan sudut pandang
tidakkurangdari30°kepermukaanyangdiperiksa.Cermindapatdigunakanuntukmem
perbaiki sudut penglihatan, dan kaca pembesar dapat digunakan untuk
membantupengujian.Sumberpencahayaan(alamiataucahayaputih)dipersyaratkanp
adapermukaan bagian, komponen, vessel atau bagian yang akan diuji. Intensitas
cahayaminimum harus 100 fc (1000 lx) diukur menggunakan light meter sebelum
uji visualdilakukan. Berdasarkan standard ISO 17637, besarnya intensitas cahaya
minimum harus350lx. Akses kondisi ujivisual diilustrasikan padaGambar1.
Gambar 1. Akses kondisi uji visual.
Remote visual examination pada beberapa kondisi dapat digunakan sebagai
pengganti direct visual examination. Remote visual examination menggunakan alat
visual seperti, telescopes, borescope, fiber optics, kamera atau instrumen lain yang
sesuai.
Uji visual pada sambungan las idealnya dilakukan pada saat persiapan
sambungan, selama proses pengelasan dan sesudah pengelasan selesai dilakukan.
Cacat las / defect weld adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana terjadi
penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa
turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar base metal, tidak
baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga berupa terlalu
tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu
konstruksi. Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak
diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan
alat, pekerja, lingkungan dan perusahaan. Di samping itu juga secara ekonomi akan
mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan akan mengakibatkan kerugian.
Penyebab cacat lasan dapat dibagi menjadi beberapa faktor antara lain :
2. Undercut
3. Surface Porosity
4. Incomplete Fusion (Lack of Side Wall Fusion)
5. Incomplete Penetration
6. Overlap
7. Linear Misaligment
Burn Through
8. Spatter
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.6 Saran
Dalam melakukan pengujian visual kita memerlukan mata yang jelih atau teliti
untuk melihat cacat yang hampir tidak terlihat ,sebelum melakukan pengujian
pastikan kita membersihkan benda kerja agar dapat memaksimalkan pengujian.
3.7 Referensi
*ISO 5817
*LMS Materi (modul praktek joob sheet)