Anda di halaman 1dari 22

Laporan Hasil Pengujian Visual Cacat Las

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inspeksi Las

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan

Disusun Oleh :

Yudhi arman yunanto 40040417060060

Dicky perdana riswahyu 40040417060061

Mariana rahayu 40040417060062

Dosen Pengampu :

Suharto AT, MT.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Puji dan
syukur kehadirat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Laporan Hasil
Pengujian Visual Cacat Las” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan sistematis. Laporan
ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas laporan mata kuliah inspeksi las. Tujuan dari
penyusunan laporan ini sendiri ialah untuk memberikan gambaran mengenai cacat pengelasan di
lapangan langsung secara tertulis dengan jelas.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya laporan
ini. penulis sangat menghargai saran dan kritik pembaca untuk mewujudkan kesempurnaan
laporan ini

Semarang, 26 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ................................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2

1.4 Kegunaan Penulisan ......................................................................................................... 2

1.5 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan Pengujian ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................Error! Bookmark not defined.

2.1 Pengertian Uji Las VIsual ................................................................................................ 3

2.2 Pengujian Visual .............................................................................................................. 4

2.3 Spesimen dan Peralatan .................................................................................................... 5

2.4 Prosedur Pengujian ........................................................................................................... 7

2.5 Macam – macam Cacat Pengelasan ................................................................................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 16

3.2 Saran ............................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia perkapalan proses pengelasan juga merupakan salah satu proses yang
tidak dapat ditinggalkan. Bagaimana tidak, mulai dari awal penyusunan awak kapal akan
selalu menggunakan proses pengelasan. Dalam dunia perkapalan pengelasan merupakan
keahlian yang sangat behubungan dengan pembuatan suatu kapal.
Hasil pengelasan banyak digunakan dalam bidang industri dan memiliki banyak
keuntungan dibandingkan teknik penyambungan lain seperti keling atau mur – baut, antara
lain dari segi teknis, pengelasan memiliki banyak variasi posisi pengelasan dan
pengoperasian. Selain itu lebih cepat dan singkat dari segi ekonomi. Akan tetapi hasil
pengelasan di lapangan masih banyak mengalami kecacatan. Kecacatan pada pengelasan
dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan welder, area pengelasan, alat
yang digunakan, dan lain – lain. Hasil pengelasan yang kurang menarik kurang rapi dapat
menjadi pemicu munculnya cacat las. Untuk mengidentifikasi kecacatan pengelasan pada
hasil sambungan las dapat dilakukan beberapa pengujian pada sambungan las, salah
satunya adalah pengujian visual.
Karena itulah kita sebagai seorang welder haruslah mengetahui prinsip dasar
mengenai pengelasan pada kapal dan cara mengidentifikasi hasil pengelasan secara visual.
Tanpa pengelasan yang baik maka suatu konstruksi hanyalah sia-sia, jika kekuatan
maupun kualitasnya rendah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mengidentifikasi cacat pengelasam pada sambungan las di lapangan?
b. Apa saja jenis cacat pengelasan?
c. Bagaimana solusi pada cacat pengelasan yang ditemukan di lapangan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengidentifikasi cacat pengelasan pada sambungan las di lapangan.
b. Dapat menjelaskan penyebab cacat pengelasan yang ditemukan.
c. Memberikan solusi pada cacat pengelasan yang ditemukan di lapangan.

1.4 Kegunaan Penulisan


a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis cacat pengelasan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis cacat pengelasan.
c. Selain itu, mahasiswa dapat memberikan solusi pada cacat pengelasan.

1.5 Tempat & Tanggal Pelaksanaan Pengujian


a. Tempat : Janata Marina Indah Unit II
b. Tanggal : 23 – 25 September 2019

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uji Las Visual

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar
dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan
dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat.

 Dalam visual test terdapat beberapa hal penting di antaranya adalah sebagai
berikut :Tampak las biasanya ditunjukkan pada manik las. Penampakan
yang tidak menarik juga memberikan keraguan terhadap mutu lasan.
 Dalam hal las tembus satu sisi, kepastian tampak las sangat penting.
 Cacat permukaan disamping diperiksa dengan serbuk magnit dan zat
penembus berwarna diperiksa juga dengan amatan.
 Perlakuan las seperti pembersihan terak, pembersihan percikan dan
perlakuan lainnya harus dapat dipastikan dengan pengujian amatan.

Untuk menentukan tingkat mutu sambungan las sesuai dengan persyaratan


spesifikasi , desain dan standard yang telah ditentukan . Inspeksi visual hanya
menggunakan kekuatan dan ketajaman mata untuk mengetahui kelainan kelainan,
ketidaksesuaian dan cacat cacat permukaan pada sambungan las. Oleh karena itu
diperlukan persyaratan yang ketat bagi inspector visual untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan professional dan benar seperti : kesehatan mata ( tidak buta warna
dan tidak rabun), pengalaman yang luas tentang cacat permukaan las khususnya dan
tehnologi las pada umumnya . Hal ini penting mengingat inspeksi visual menentukan dapat
diterima atau ditolaknya suatu sambungan las secara langsung , dan menentukan juga
langkah langkah tindak lanjut yang diperlukan untuk dapat mengetahui lebih lanjut tentang
kondisi internal sambungan las tersebut , untuk kemudian mengambil langkah langkah

3
penanggulangan yang tepat sesuai persyaratan standard yang diacu sehubungan dengan
kondisi internal sambungan las yang dapat diungkapkan.

2.2 Pengujian Visual

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar
dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan
dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Langkah
inspeksi las dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

1) Tahap Quality Control ( QC )

Adalah langkah langkah inspeksi pada sambungan las yang bersifat


operasional dilapangan , dengan menggunakan peralatan pemeriksaan ,
pengujian , dan lain sebagainya , untuk menentukan / mengendalikan dan
menguji suatu tingkat mutu sambungan las , untuk menentukan bahwa
pelaksanaan pengelasan telah memenuhi persyaratan spesifikasi ( WPS /
PQR ) , desain dan standard yang disepakati antara pihak pelaksana dengan
pihak pemilik / pemesan . Langkah QC pada inspeksi las terdiri dari :
inspeksi visual dan cek dimensi dari kelainan atau cacat permukaan untuk
menentukan : dapat diterima atau ditolak berdasarkan kriteria penerimaan
pada standard yang diacu , untuk menentukan langkah pengujian lebih
lanjut untuk menentukan keberadaan , jumlah , ukuran dan lokasi cacat
internal atau non visual ( tersamar ) , serta kemudian menentukan apakan
cacat tersebut dapat diterima atau harus ditolak berdasarkan kriteria
penerimaan pada standard yang diacu.

2) Tahap Quality Assurance ( QA )

Adalah langkah langkah managerial untuk meyakinkan atau


memverifikasi langkah langkah QC yang dilaksanakan oleh pihak lain,
dalam rangka mewakili kepentingan perusahan tempat mereka bekerja atau

4
untuk perusahaan yang menyewa jasanya , guna memberikan jaminan
kepada pimpinan / pelanggan langkah QC tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan merusak persyaratan spesifikasi ( WPS / PQR ) , desain dan
standard yang telah ditentukan . Langkah QA pada inspeksi las terdiri dari:
(1) mereview laporan QC , hasil pengujian tanpa merusak bahan ( NDT )
atau pengujian 6 dengan bahan ( DT ) , mereview prosedur dan kualifikasi
prosedur las ( WPS dan PQR ) yang diacu. (2) mendesain WPS berikut
pemilihan material untuk bahan las yang sesuai dengan bahan baku yang
ditentukan dan menyaksikan pembuatan PQR oleh badan yang berwenang
/ diakui.(3) menguji juru dan operator las sesuai persyaratan standard yang
diacu , dan (4) ikut menentukan spesifikasi , desain dan standard las yang
diacu.

2.3 Spesimen Dan Peralatan

a. Penggaris, sebagai sarana mengukur posisi defect

Gambar 2. 1 Jangka Sorong, Busur, Mal

b. Brush

5
Gambar 2. 2 Brush

3 Kamera

Gambar 2. 3 Kamera

4 Kertas, sebagai sarana menggambar sketsa pengujian


5 Material hasil las

6
2.4 Prosedur Pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih dahulu.
Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam melakukan
pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan antara lain :

 Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.
 Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, kaca pembesar, alat
ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
 Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan
memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang ada.

2.5 Macam – Macam Cacat Pengelasan


1. Spatters / Percikan Las

Gambar Cacat las Spatters

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Lingkungan yang basah atau lembab


 Elektroda lembab
 Angin masuk ke kolam las

7
 Busur terlalu panjang
 Arus Capping terlalu tinggi
 Salah jenis arus
 Salah jenis polaritas
 Lapisan Galvaniza belum digerinda
Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan. Cara
penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau dikikir kasar, namun tidak
boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya

2. Surface Underfill

Gambar Cacat las Surface Underfill

8
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal terlalu rendah.


 Amper capping terlalu rendah.
 Sisi kampuh kotor
 Ayunan tidak sempurna
 High Low ( penyetelan tinggi rendah )

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Timbul takik ( notch ) yang berpotensi retak


 Melemahkan sambungan.
 Mengawali karat permukaan.

Cara penanggulangannya yakni gerinda takiknya hingga sisa slag hilang, dan diisi stringer
sesuai WPS Repair.

3. Pin Hole / Lubang Jarum

Gambar Cacat las Pin Hole

9
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2


 Udara merasuk kedalam kolam las.

Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi cacat. Cara
penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian diisi las sesuai WPS
Repair.

4. Imperfect Shape

Gambar Cacat las Imperfect Shape

Imperfect Shap adalah pengelasan tidak sempurna yang mengakibatkan hasil pengelasan terlihat
berantakan dan tidak rapi karena hasil las berbentuk tak beraturan dan terlihat tidak menarik.
Penyebabnya :
a. Travel speed terlalu tinggi.
b. Sudut pengelasan terlalu rapat.
c. Pengayunan las tidak berirama.
d. Ampere las tidak sesuai.
Penanggulangannya:
a. Sesuaikan travel speed saat mengelas bahan.

10
b. Ikuti sudut pengelasan standart atau pedoman WPS.
c. Berlatih untuk mengayunkan las agar tidak kaku .
d. Gunakan ampere yang sesuai elektroda dan bahan.
e. Perbaiki posisi saat mengelas.
Perbaikan :
a. Digerinda rata pada permukaan.
b. Sudut pengelasan 11 - 15º.
c. Saat pengayunan pada proses pengelasan harus teratur.
d. Menggunakan ampere yang sesuai elektroda dan bahan sesuai WPS repair.

5. Surface Undercut

Gambar Cacat las Surface Undercut

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal terlalu tinggi.

 Amper capping tinggi.

 Speed capping terlalu rendah.

11
Akibat dari cacat las ini adalah :

 Melemahkan sambungan.

 Mengawali karat permukaan.

 Menimbulkan tegangan geser ( Displacement Stress ) yang berpotensi retak.

Cara penanggulangannya yakni cukup membersihkannya dengan wire brush ( sikat kawat dan
mengisinya dengan stringer ( pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang ) sesuai WPS Repair .

6. Porosity (Gelembung Gas)

Gambar Cacat las Porosity

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Lingkungan Basah atau lembab

12
 Elektroda lembab
 Amper Capping terlalu tinggi
 Timbul gas sewaktu pengelasan
 Lapisan Galvanize digerinda
 Masuk udara ke dalam kolam las
 Kampuh las kotor

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Tampak jelek
 Melemahkan sambungan
 Mengawali karat permukaan

Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang
sesuai ketentuan WPS Repair.

7. Stop Start (Salah Penggantian Elektroda)

Gambar Cacat las Stop Start

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga terjadi
overlapping yang menonjol.
 Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian
elektroda yang terlalu maju.

13
Akibat dari cacat las ini adalah :

 Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien.


 Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak .

Cara penanggulangannya yakni

 Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.


 Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian di las sesuai WPS Repair

8. Surface Crack (Retak)

Gambar Cacat las Surface Crack

Crak / retakan adalah pecah-pecah pada logam las, baik searah ataupun transversal terhadap
garis las.
 Sebab terjadinya crack sediri yaitu:
1. Jarak fit up terlalu lebar
2. Suhu terlalu tinggi
3. Perbedaan material
4. Kecepatan las lambat
5. Kawat elektroda tidak sesuai WPS

 Akibat dari cacat las ini adalah fatal.

 Cara mengatasi yaitu digerinda/digouging sampai bersih dan dilas ulang sesuai WPS
Repair.

14
6. Distorsi

Distorsi merupakan sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan panas yang
berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses pendinginan, karena
adanya panas yang berlebih maka material dapat mengalami pengembangan sehingga akan tarik
menarik yang membuat material tersebut melengkung.
Penyebab terjadinya distorsi:
a) Panas yang berlebih
b) Ampere terlalu tinggi
c) Tidak menggunakan stopper dan tack weld (Las ikat)
Cara mencegah distorsi las:
a) Menyesuaikan arus dengan yang ada di WPS
b) Menggunakan stopper dan tack weld
c) Mempercepat kecepatan pengelasan
d) Melakukan persiapan pengelasan sesuai WPS.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Setelah melakukan pengujian visual pada galangan JMI unit II ditemukan beberapa jenis cacat
pengelasan, antara lain :
 Spatter
 Underfill
 Pin hole
 Imperfect shape
 Undercut
 Porosity
 Stop start
 Crack
 Distorsi
b. Cacat tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi tempat
pengelasan dan juga kemampuan welder sendiri.
c. Proses reparasi pengelasan (WPS repair) pada jenis – jenis cacat hampir sama, yaitu dengan
penggerindaan area cacat las lalu dilakukan pengelasan ulang

3.2 Saran

Dengan diselesaikannya laporan ini penulis berharap laporan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna untuk peningkatan kualitas dalam penyusunan laporan ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/cacat-las-visual.html

Sri widharto. 2013. Welding inspektor Chef. Jakarta: Mitra Warana Media

file:///C:/Users/user/Downloads/INSPEKSI%20PENGELASAN%20(%20FIRST%20HALF%20)%20wongproye
k.wordpress.com.pdf

https://johanavianto.wordpress.com/2013/08/29/visual-testing-pengujian-indera-mata/

17

Anda mungkin juga menyukai