DEFECT
SERLIANA YULIANTI
NIM: 21090118140102 (Kelas C)
Departemen Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
SS
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian cacat las
2. Mengetahui jenis cacat yang terjadi pada pengelasan
3. Mengetahui penyebab cacat las
4. Mengetahui cara mengetahui dan memeriksa cacat las
5. Mengetahui akibat cacat las
6. Mengetahui cara menanggulangi cacat la
1
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
BAB II
PEMBAHASAN
2
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
terjadinya deformasi. Cacat las adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana
terjadi penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud
berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar basemetal,
tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau terlalu tingginya
kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu
konstruksi. Terjadinya cacat las mengakibatkan menurunnya tingkat keselamatan
kerja, alat, lingkungan maupun perusahaan. Disamping itu juga secara ekonomi
akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan kerugian lainnya.
Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari
welder /juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter
las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu
diadakan pemeriksaan dengan cara cara yang telah ditentukan, misalnya secara
visual, dye penetrant / dye check, radiography, ultrasonic atau dengan cara-cara
lain.
Hal ini sangat erat hubungan-nya dengan terjadinya cacat las yang mempunyai
pengaruh fatal terhadap keamanan kontruksi material yang di-las terutama pada
bagian Lambung Kapal.
Secara umum cacat las dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Rounded indication atau cacat bulat
Merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang
kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria
penerimaan yang dipakai
Linear indication atau cacat memanjang
Merupakan cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan
kurang, peleburan kurang)
terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las
yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi
material yang dilas.
2.2.1 Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak
las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni: retak dingin dan retak panas.
a. Retak dingin
Adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300 0 C.
Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ(Heat Affected Zone) atau
sering disebut dengan daerah pengaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam
las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan
retakan ini dapat dilihat dibawah manik las, retak akar dan kaki, serta retak
melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit
sampai 48 jam sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :
b. Retak Panas
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena
pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500 0 C
– 7000 C dan retak yang terjadi pada suhu diatas 9000 C yang terjadi pada
peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam las karena
pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang. Retak panas ini
terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah pengaruh
panas.
4
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Cara mengatasinya :
Keringkan elektroda.
Lakukan pemanasan awal.
Gunakan elektroda hidrogen rendah.
Bersihkan daerah las (disikat / gerinda)
5
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
6
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
2.2.4 Porositas
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos
bila didiamkan, lama kelamaan akan menyebar yang diikuti dengan perkaratan
atau korosi pada konstruksi sehingga kontruksi menjadi rapuh. Porositas terjadi
bila rongga-rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap selama
proses pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi atau
busur nyala yang terlalu panjang. Porositas dapat terjadi secara merata tersebar
dalam las, atau dapat merupakan rongga yang besar terpusat di dasar las sudut
atau dasar dekat plat pelindung pada las tumpul. Yang terakhir diakibatkan oleh
prosedur pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.
Cacat ini memang kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh
cacat ini cukup membahayakan juga.
Gambar 5. Porositas
Penyebab keropos ini yakni :
Busur pendek.
Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kurang waktu pengisian.
Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
Kesalahan memilih jenis elektroda.
Terciptanya gas hidrigen akibat panas las
Arus terlalu rendah
Cara mengatasinya :
Kawat las panaskan / keringkan dahulu.
Pembukaan benda kerja harus bebas dari cat, karat, oli, minyak
atau kotoran lainnya.
Kecilkan arus.
Ganti kawat dengan yang lebih tepat
Ayunan disempurnakan dan lajunya pengelasan dipercepat.
Adakan pemanasan awal.
7
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu)
maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua
sisi tersebut dapat berimpit
Penyebab pengerutan adalah:
Pengisian pengelasan kurang.
Pengkleman salah.
Pemanasan yang berlebihan.
Kesalahan persiapan kampuh.
8
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
9
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
2.2.9 Distorsi
Adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan panas yang
berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih mak ametrial dapat mengalami
penyusutan atau pengembangan sehingga akan Tarik menarik dan membuat
material ersebut melengkung.
Gambar.9 Distorsi
10
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
11
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Cara penanggulangan
Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair
Akibat:
Penanggulangan:
Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair
12
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Penyebab:
Akibat:
13
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair
2.2.13 Surface Cold Lap
Akibat:
Penanggulangan
14
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Akibat:
Penanggulangan:
15
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
16
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
busur nyala yang berlebihan dapat membakar atau menimbulkan alur pada logam
dasar. Cacat ini mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan memberi las
tambahan
Selain cacat las diatas dalam pemeriksaan visual (Visual Inspection) oleh ahli
yang berkompeten cacat las juga diklasifikasikan sebagai berikut:
Spatters, adalah merupakan percikan las yang disebabkan oleh lingkungan
yang basah atau lembab, salah jenis arus, lapisan galvanize belum digerinda,
busur terlalu panjang, Elektroda lembab atau lingkungan yang lembab (basah)
sehingga mengakibatkan karat pada permukaan dan buruk rupa. Untuk
penanggulangan Spatters (Percikan Las). Cukup dichip (pahat) atau dikikir
kasar.
Surface Porosity, adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan
oleh kampuh kotor, lingkungan basah (lembab), udara merasuk kedalam kolom
las, timbulnya gas saat proses pengelasan, Electroda lembab dan Amper terlalu
tinggi, sehingga akan mengakibatkan karat pada permukaan, melemahkan
sambungan dan tampak jelek. Untuk penanggulangan Porosity, cukut di
Gouging/gerinda hingga cacat hilang, dan las ulang sesuai WPS repair.
Kriteria penolakan sesuai (as per) API 1104. Visual Inspection – Porosity
Pin Hole (Lubang Jarum),* adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang
disebabkan terbentuknya gas selama pengelasan seperti: CO₂, SO₂, NO₂, CO
dan masuknya udara kedalam kolom las sehingga terjadi Pin Hole (Lubang
Jarum) yang mengakibatkan bocor yang tinggi dilokasi cacat. Untuk
penanggulangannya, cukup digouging hingga akar las dan di las sesuai WPS
repair.
Surface Concavity (Lajur Cengkung), *adalah salah satu jenis cacat
pengelasan yang disebabkan terlalu cepat (speed) capping terlalu tinggi,
Ampere capping terlalu tinggi, Electroda terlalu kecil dan lajur capping belum
selesai sehingga mengakibatkan kelemahan sambungan, tegangan geser
17
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
18
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
19
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Mempertahankan jarak busur yang baik.
Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
Membersihkan benda kerja.
Menggunakan elektroda yang tepat.
Turunkan arus
Sesuaikan panjang busur ( 1 x diameter Electrode )
Keringkan kembali electrode / pergunakan yang sudah di oven
20
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Oleh karena itu setiap proses pengelasan harus diikuti rangkaian pemeriksaan
seperti :
2.4.1 Penetrant Test
Suatu metode NDT yang cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada
permukaan yang terbuka dari suatu hasil pengelasan yang terbuat dari
material yang nonporous dan yang mempunyai cacat yang terlalu kecil
untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan visual yang biasa.
21
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
Dalam pengaplikasian NDT jenis ini, yang paling penting bagi seorang
Inspector adalah kejelian dalam membedakan indikasi antara murni cacat
las dan indikasi palsu. Hal ini karena proses pembersihan pra pelaksanaan
test sangat vital bagi test penetran, apabila pembersihan tidak sempurna
akan muncul indikasi palsu. Gambar C di bawah merupakan indikasi
tipuan cacat las.
22
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
23
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Karena proses ini maka
logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan
terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las
yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi
material yang dilas
Pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan
memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Sambungan las
merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan pada komponen
mesin/konstruksi karena terjadi perubahan sifat material akibat pengaruh panas
dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan.
Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan
dari welder / juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan
parameter las. Cacat las/defect weld adalah suatu keadaan yang mengakibatkan
24
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C
turunnya kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil las-an yang dimaksud adalah
berupa turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau
tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga berupa terlalu
tingginya kekuatan hasil las-an sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan
suatu konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anderson, Tony, “Aluminum – Q&A By TONY ANDERSON CEng”, ESAB
Group,Michigan USA, 2008
[2] Anderson, Tony, “Understanding The Aluminum Alloys”, ESAB Group,
Michigan USA,2008
[3] DET NORSKE VERITAS, ”Inspection certificate of materials” No:
NV1100293, DNVRules For Ships Pt.2,Ch.2,Sec.9
[4] Gene Mathers,“The Welding of Aluminium and its Alloys”, Woodhead
Publishing Limited, England, 2002
[5] Hendroprasetyo, Wing, ”Handout Inspeksi Las”, jurusan Teknik Perkapalan,
ITS, Surabaya, 2006
[6] Smallman, R.E&Bishop, R.J, “Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material”, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta, 2000
[7] Suherman, Wahid, “Pengetahuan Bahan”, Jurusan Teknik Mesin, ITS,
Surabaya, 1988.
[8] Vander Vort, George.V,“ ASM Vol 9 : Metallography and Microstructure”,
ASM International, Material Park, USA, 2004.
[9] Wiryosumarto,H. Dan Okumura,T, ”Teknologi Pengelasan Logam”, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
25
Serliana Yulianti
21090118140102