Anda di halaman 1dari 26

WELD

DEFECT
SERLIANA YULIANTI
NIM: 21090118140102 (Kelas C)
Departemen Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
SS
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sambungan las merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan
pada komponen mesin/konstruksi karena terjadi perubahan sifat material akibat
pengaruh panas dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan.
Pada komponen/konstruksi yang mengalami beban dinamis berulang-ulang
(fatique), hal tersebut dapat merupakan sumber dan faktor pemacu penjalaran
retak hingga umur lelah sambungan turun drastis. Berbagai upaya dilakukan
untuk mengantisipasi kerawanan tersebut seperti pengelasan yang benar sesuai
WPS (Welding Procedure Specification), kualifikasi juru las (Welder
Qualification), inspeksi sambungan las secara NDT (Non Destructive Test),
perlakuan shot peening dan lain sebagainya. Kelelahan material adalah proses
perubahan struktur dalam material secara terus menerus akibat adanya beban
(tegangan atau regangan) yang berulang-ulang sehingga terjadi retak ataupun
patah. Sedang shot peening adalah proses perlakuan mekanis yaitu partikel besi
ditembakkan dengan kecepatan tinggi ke permukaan material, sehingga terjadi
deformasi plastis pada lapisan permukaan. Akibat deformasi plastis ini akan
timbul tegangan sisa tekan pada lapisan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan cacat las?
2. Apa saja cacat yang terjadi pada pengelasan ?
3. Apakah penyebab cacat las?
4. Bagaimana cara mengetahui dan memeriksa cacat las?
5. Akibat apa saja yang ditimbulkan pada cacat las?
6. Bagaimana cara menanggulangi cacat las ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian cacat las
2. Mengetahui jenis cacat yang terjadi pada pengelasan
3. Mengetahui penyebab cacat las
4. Mengetahui cara mengetahui dan memeriksa cacat las
5. Mengetahui akibat cacat las
6. Mengetahui cara menanggulangi cacat la

1
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cacat las / Defect Welding


Pengelasan sendiri adalah proses penyambungan antara dua logam /baja atau
lebih dengan menggunakan energi panas sebagai media-nya. Karena proses ini
maka logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan

2
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

terjadinya deformasi. Cacat las adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana
terjadi penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud
berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar basemetal,
tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau terlalu tingginya
kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu
konstruksi. Terjadinya cacat las mengakibatkan menurunnya tingkat keselamatan
kerja, alat, lingkungan maupun perusahaan. Disamping itu juga secara ekonomi
akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan kerugian lainnya.
Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari
welder /juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter
las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu
diadakan pemeriksaan dengan cara cara yang telah ditentukan, misalnya secara
visual, dye penetrant / dye check, radiography, ultrasonic atau dengan cara-cara
lain.
Hal ini sangat erat hubungan-nya dengan terjadinya cacat las yang mempunyai
pengaruh fatal terhadap keamanan kontruksi material yang di-las terutama pada
bagian Lambung Kapal.
Secara umum cacat las dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
 Rounded indication atau cacat bulat
Merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang
kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria
penerimaan yang dipakai
 Linear indication atau cacat memanjang
Merupakan cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan
kurang, peleburan kurang)

2.2 Macam-macam Cacat Las


Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Karena proses ini maka
logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan
3
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las
yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi
material yang dilas.
2.2.1 Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak
las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni: retak dingin dan retak panas.
a. Retak dingin
Adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300 0 C.
Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ(Heat Affected Zone) atau
sering disebut dengan daerah pengaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam
las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan
retakan ini dapat dilihat dibawah manik las, retak akar dan kaki, serta retak
melintang.

Gambar 1. Retak Dingin (Cold Cracking)

Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit
sampai 48 jam sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :

 Struktur daerah pangaruh Panas.


 Hidrogen difusi didaerah las.
 Tegangan.

b. Retak Panas
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena
pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500 0 C
– 7000 C dan retak yang terjadi pada suhu diatas 9000 C yang terjadi pada
peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam las karena
pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang. Retak panas ini
terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah pengaruh
panas.

4
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah


pembekuan Dan terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan
oleh penyusutan dan sifat baja yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah
suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain adalah retak sepanjang rigi-rigi lasan
retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi lasan. Akan tetapi
penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah :

 Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.


 Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
 Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
 Benda kerja yang dilas terlalu kaku.
 Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang

Gambar 2 Contoh cacat retak panas

Cara mengatasinya :
 Keringkan elektroda.
 Lakukan pemanasan awal.
 Gunakan elektroda hidrogen rendah.
 Bersihkan daerah las (disikat / gerinda)

2.2.2 Penembusan Kurang Baik


Selain retak cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang
kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul
pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena
penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka
penyambungan tidak sempurna.

5
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Gambar 3. (a) Penembusan Kurang Baik (b) Penembusan Baik

Penyebab dari penembusan yang kurang baik antara lain :


 Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
 Arus terlalu rendah.
 Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
 Benda kerja terlalu kotor.
 Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
 Busur las yang terlalu panjang.

2.2.3 Pengerukan / Under Cut


Cacat las yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan
under cut pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau
konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan
konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan.

Gambar 4. Daerah Pengerukan / Under Cut

Sebab-sebab pengerukan las antara lain :


 Arus yang terlalu tinggi.
 Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi.
 Busur nyala yang terlalu panjang.
 Ukuran elektroda yang salah.
 Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
 Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
Cara mengatasinya :
 Kurangi besar arusnya (ampere).
 Usahakan tinggi busur max 1 x D kawat rutil.
 Jaga agar sudut elektroda sesuai ½ x D kawat las hidrogen dengan
sambungan yang sedang dilas dan gerakan las diperlambat.

6
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

2.2.4 Porositas
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan. Keropos
bila didiamkan, lama kelamaan akan menyebar yang diikuti dengan perkaratan
atau korosi pada konstruksi sehingga kontruksi menjadi rapuh. Porositas terjadi
bila rongga-rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap selama
proses pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi atau
busur nyala yang terlalu panjang. Porositas dapat terjadi secara merata tersebar
dalam las, atau dapat merupakan rongga yang besar terpusat di dasar las sudut
atau dasar dekat plat pelindung pada las tumpul. Yang terakhir diakibatkan oleh
prosedur pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.
Cacat ini memang kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh
cacat ini cukup membahayakan juga.

Gambar 5. Porositas
Penyebab keropos ini yakni :
 Busur pendek.
 Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
 Kurang waktu pengisian.
 Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
 Kesalahan memilih jenis elektroda.
 Terciptanya gas hidrigen akibat panas las
 Arus terlalu rendah

Cara mengatasinya :
 Kawat las panaskan / keringkan dahulu.
 Pembukaan benda kerja harus bebas dari cat, karat, oli, minyak
atau kotoran lainnya.
 Kecilkan arus.
 Ganti kawat dengan yang lebih tepat
 Ayunan disempurnakan dan lajunya pengelasan dipercepat.
 Adakan pemanasan awal.

7
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Pilih kawat hydrogen rendah

2.2.5 Bentuk Yang Tidak Sempurna


Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak
sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan lain-
lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi. Pengerukan ini terjadi
pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi
berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan
Sebab-sebab pengerukan las antara lain :
 Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
 Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
 Busur nyala yang terlalu panjang.
 Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
 Ukuran elektroda yang salah.
 Arus yang terlalu tinggi
 sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.

2.2.6 Pengerutan Benda Kerja.


Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut bila
di dinginkan.Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah memanjang, maka
setelah dingin terjadilah pelengkungan atau melenting atau deformasi.

Gambar 6 Pengerutan Benda Kerja las

Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu)
maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua
sisi tersebut dapat berimpit
Penyebab pengerutan adalah:
 Pengisian pengelasan kurang.
 Pengkleman salah.
 Pemanasan yang berlebihan.
 Kesalahan persiapan kampuh.

8
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Pemanasan tidak merata.


 Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
 Salah urutan pengelasan.

2.2.7 Incomplete Fusion


Adalah cacat akibat hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena
ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk.
Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan. Antara bahan dasar dengan
logam las tidak dapat di tanggulangi dengan menambah kuat arus ,ayunan las
dapat di tambah.
Penyebab terjadinya incomplete fusion adalah sebagai berikut:
 Posisi pengelasan yang salah
 Sudut elektrode yang salah
 Panas yang diterima terlalu kecil
 Welding gap terlalu kecil
 Permukaan kampuh kotor
 Kecepatan pengelasan terlalu tinggi

Gambar 7. cacat incomplete fusion

Cara mengatasi cacat Incomplete Fusion:


 Mengatur Travel Speed yang sesuai
 Memperbaiki posisi sudut elektroda
 Menaikkan Ampere sesuai dengan WPS atau Ampere Recommended
 Sudut Kambuh sesuai dengan yang di WPS
 Melakukan persiapan pengelasan yang benar, membersihkan semua
kotoran

2.2.8 Over Spatter (percikan las yang terlalu banyak)


Penyebab over spatter adalah sebagai berikut:
 Arus terlalu besar
 Busur las terlalu jauh

9
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Electrode menyerap uap

Gambar 8 cacat over spatter


Cara mengatasi
 Pengaturan arus sesuai rekomendasi
 Panjang busur disesuaikan dengan diameter elektroda
 Elektoda di oven sesuai dengan handbook (khususnya kawat las low
hidrogen).

2.2.9 Distorsi
Adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan panas yang
berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih mak ametrial dapat mengalami
penyusutan atau pengembangan sehingga akan Tarik menarik dan membuat
material ersebut melengkung.

Gambar.9 Distorsi

10
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Penyebab distorsi sebagai berikut:

 Panas yang berlebih


 Ampere terlalu tinggi
 Take weld kurang kuat
 Persiapan pengelasan yang salah

Cara mencegah distorsi las:

 Menyesuaikan arus dengan yang di WPS


 (las ikat) ditambah atau memberikan stopper (penguat pada logam induk).
 Melakukan persiapan pengelasan yang benar.

Cacat non Visual

2.2. 10 Root concavity

Gambar.10. Root Concavity

Penyebab Root concavity:

 Gap terlalu lebar


 Speed root terlalu tinggi
 Ampere root tinggi

11
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Elektroda terlalu besar


 Khusus stainless stell root GTAW ditimpa diatasnya dengan GTAW
sehingga root mencair dan terhisap keatas oleh proses capillary
Akibat Root Concavity

 Mengawali erosi abrasi


 Menyebabkan lemahnya sambungan

Cara penanggulangan

 Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair

2.2.11 Excessive penetration


Cacat Excessive penetration ini terjadi akibat:

 Gap terlalu lebar


 Arus root terlalu tinggi
 Mesin las tidak dikalibrasi
 Elektroda terlalu dalam
 Speed root terlaly rendah
 Ampermeter elektroda terlalu kecil

Akibat:

 Menyebabkan terjadinya notch yang berpotensi retak


 Mengawali erosi abrasi
 Merusak pipe cleaning pigs

Penanggulangan:

 Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair

12
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Gambar 11 Excessive penetration

2.2.12 Blow hole/ burnt throught (terbakar tembus)

Gambar .12 Blow hole/ burnt throught (terbakar tembus)

Penyebab:

 Elektroda naik turun


 Gap tidak konsisten
 Ampere root goyang

Akibat:

 Mengawali erosi abrasi


 Penanggulangan

13
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Gouging sampai ke aka yang bermasalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS
Repair
2.2.13 Surface Cold Lap

Gambar 13. Surface Cold Lap


Karena:

 Suhu metal rendah


 Ampere capping rendah
 Ayunan tidak tetap
 Permukaan bahan kotor

Akibat:

 Terjadi incomplete fusion yang berpotensi retak


 Timbul fusi tidak sempurna

Penanggulangan

 Seluruh jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh ulang dan dilas


kembali sesuai WPS ASLI.

2.2.14 Stop start (Salah Penggantian Elektoda)

14
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Gambar 12 Blow hole/ burnt throught (terbakar tembus)

Akibat:

 Tonjolan berulang akibat penggantian elektroda terlalu mundur sehingga


terjadi overlapping yang menonjol
 Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh
penggantian elektroda yan terlalu maju.
Akibat:

 Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien


 Yang kosong menimbulkan nortch yang berpotensi retak

Penanggulangan:

 Yang menonjol cukup di gerinda ke bentuk standart


 Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian diisi las
sesuai WPS Repair

15
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

2.2.15 Peleburan Tak Sempurna


Peleburan tak sempurna terjadi karena logam dasar dan logam las yang berdekatan
tidak melebur bersama secara menyeluruh. Ini dapat terjadi jika permukaan yang
akan disambung tidak dibersihkan dengan baik dan dilapisi kotoran, terak, oksida,
atau bahan lainnya. Penyebab lain dari cacat ini ialah pemakaian peralatan las
yang arus listriknya tidak memadai, sehingga logam dasar tidak mencapai titik
lebur. Laju pengelasan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan pengaruh yang
sama.

2.2.16 Penetrasi Kampuh yang Tak Memadai


Penetrasi kampuh yang tak memadai ialah keadaan di mana kedalaman las kurang
dari tinggi alur yang ditetapkan. Keadaan ini diperlihatkan pada sambungan yang
seharusnya merupakan penetrasi sempurna. Penetrasi kampuh parsial hanya dapat
diterima bila memang ditetapkan demikian. Cacat ini, yang terutama berkaitan
dengan las tumpul, terjadi akibat perencanaan alur yang tak sesuai dengan proses
pengelasan yang dipilih, elektroda yang terlalu besar, arus listrik yang tak
memadai, atau laju pengelasan yang terlalu cepat.

Perhatikan gambar dibawah ini:

2.2.17 Peleburan Berlebihan


Peleburan berlebihan (uncercutting) ialah terjadinya alur pada bahan dasar di
dekat ujung kaki las yang tidak terisi oleh logam las. Arus listrik dan panjang

16
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

busur nyala yang berlebihan dapat membakar atau menimbulkan alur pada logam
dasar. Cacat ini mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan memberi las
tambahan

2.2.18 Kemasukan Terak


Terak terbentuk selama proses pengelasan akibat reaksi kimia lapisan elektroda
yang mencair, serta terdiri dari oksida logam dan senyawa lain. Karena kerapatan
terak kecil dari logam las yang mencair, terak biasanya berada pada permukaan
dan dapat dihilangkan dengan mudah setelah dingin. Namun, pendinginan
sambungan yang terlalu cepat dapat menjerat terak sebelum naik ke permukaan.
Las menghadap ke atas seperti yang diperlihatkan pada Gambar sering mengalami
kemasukan terak dan harus diperiksa dengan teliti. Bila beberapa lintasan las
dibutuhkan untuk memperoleh ukuran las yang dikehendaki, pembuat las harus
membersihkan terak yang ada sebelum memulai pengelasan yang baru. Kelalaian
terhadap hal ini merupakan penyebab utama masuknya terak.

Selain cacat las diatas dalam pemeriksaan visual (Visual Inspection) oleh ahli
yang berkompeten cacat las juga diklasifikasikan sebagai berikut:
 Spatters, adalah merupakan percikan las yang disebabkan oleh lingkungan
yang basah atau lembab, salah jenis arus, lapisan galvanize belum digerinda,
busur terlalu panjang, Elektroda lembab atau lingkungan yang lembab (basah)
sehingga mengakibatkan karat pada permukaan dan buruk rupa. Untuk
penanggulangan Spatters (Percikan Las). Cukup dichip (pahat) atau dikikir
kasar.
 Surface Porosity, adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan
oleh kampuh kotor, lingkungan basah (lembab), udara merasuk kedalam kolom
las, timbulnya gas saat proses pengelasan, Electroda lembab dan Amper terlalu
tinggi, sehingga akan mengakibatkan karat pada permukaan, melemahkan
sambungan dan tampak jelek. Untuk penanggulangan Porosity, cukut di
Gouging/gerinda  hingga cacat hilang, dan las ulang sesuai WPS repair.
Kriteria penolakan sesuai (as per) API 1104. Visual Inspection – Porosity
 Pin Hole (Lubang Jarum),* adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang
disebabkan terbentuknya gas selama pengelasan seperti: CO₂, SO₂, NO₂, CO
dan masuknya udara kedalam kolom las sehingga terjadi Pin Hole (Lubang
Jarum) yang mengakibatkan bocor yang tinggi dilokasi cacat. Untuk
penanggulangannya, cukup digouging hingga akar las dan di las sesuai WPS
repair.
 Surface Concavity (Lajur Cengkung), *adalah salah satu jenis cacat
pengelasan yang disebabkan terlalu cepat (speed) capping terlalu tinggi,
Ampere capping terlalu tinggi, Electroda terlalu kecil dan lajur capping belum
selesai sehingga mengakibatkan kelemahan sambungan, tegangan geser

17
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

(displacement stress) dan mengawali karat. Untuk menanggulangi *Surface


Concavity *harus diperbaiki sesuai WPS asli.
 Surface Cold Lap, *adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang
disebabkan karena permukaan base metal (bahan) kotor, ayunan (sway)    tidak
tetap, Amper capping rendah dan suhu metal rendah, sehingga mengakibatkan
incomplete fusion (fusi tidak sempurna) yang berpotensi retak. Untuk
penanggulannya cukup digerinda (smooth grinding) pada area cold lap, jika
kecurigaan terbukti maka jalur yang bermasalah harus diganti dan dilas
kembali sesuai WPS dan juru las yang bermasalah harus diganti dengan juru
las yang lebih baik (qualified).
 Wide Bead, *adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan
karena Gap terlalu lebar, gap disumpal dengan benda, juru las tidak qualified,
suhu metal relatif dingin, dan ayunan terlalu lebar, sehingga dapat
mengakibatkan sisi kanan dan kiri las terjadi surface cold lap yang berpotensi
retak. Penanggulannya base material diganti atau disetel ulang, kemudian dilas
ulang sesuai WPS asli.  Visual Inspection – Wide Bead
 Stop Start (Penggantian Electrode), *adalah merupakan salah satu jenis
cacat pengelasan yang disebabkan oleh elekroda terlalu mundur sehingga
terjadi overlapping, sehingga dapat mengakibatkan retak, buruk dan tidak
efisien. Untuk penanggulannya cukup digerinda kebentuk standard.
 Surface Crack*, adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan
karena terjadi pada suhu tinggi selama solidifikasi logam las, atau setelah
pemadatan. Cracking umumnya terkait dengan amplifikasi tegangan di dekat
diskontinuitas dalam pengelasan dan logam tidak mulia. Dan Crack juga dapat
mengakibatkan keretakan pada hasil lasan yang bersifat rapuh, serta
menunjukkan sedikit deformasi plastis pada batas retak. Untuk
penanggulanganya cukup  digouging/gerinda hingga akar-akarnya, kemudian
dilas ulang sesuai  WPS repair. Visual Inspection – Cracks
 Excessive Reinforcement (Jalur Las Terlalu menonjol),* adalah salah satu
jenis cacat pengelasan yang disebabkan karena busur terlalu     pendek, suhu
lingkungan dingin, speed caping rendah, amper capping rendah, dan suhu
metal rendah, penanggulannya harus diadakan NDT    baik UT maupun RT,
jika hasil uji NDT terbukti buruk, maka yang bermasalah di dibongkar/bobok,
kemudian diseter ulang dan dilas sesuai WPS asli. Dan jika hasil uji NDT
menunjukan atau terbukti baik maka jalur hasil las yang menonjol cukup
digerinda sesuai standard.
 High Low (Tinggi Rendah)*, adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang
disebabkan salah penyetelan (Misalignment), dan beda tebal, sehingga
mengakibatkan erosi abrasi dan menghasilkan tegangan geser yang berpotensi
retak. Untuk penanggulangnya bagian yang menonjol  diserong

18
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

2.3 Cara Penanggulangan Cacat Las

2.3.1 Penanggulangan Retak Las


Dalam menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha
penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain :
 Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin
menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen
rendah.
 Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air,
karat, debu,minyak dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen.
 Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas.
 Membebaskan kampuh dari kekakuan.
 Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan,
dengan cara ini retak las dapat terhindarkan

2.3.2 Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang Baik


Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Penyetelan arus pengelasan yang tepat.
 Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata.
 Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan
baik.
 Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
 Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
 Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
 Membetulkan sudut kampuh.

2.3.3 Penanggulangan Pengerukan las (Under Cut)


Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Menyetel arus yang tepat.
 Mengurangi kecepatan mengelas.
 Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
 Menggunakan ukuran elektroda yang benar.
 Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan
cairan pengelasan.
 Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.

19
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

2.3.4 Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.

Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
 Mempertahankan jarak busur yang baik.
 Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
 Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
 Membersihkan benda kerja.
 Menggunakan elektroda yang tepat.

2.3.5 Penanggulangan pengerutan Benda Kerja

Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :


 Mengurangi arus yang terlalu besar
 Memperkuat take welding

2.3.6 Penanggulangan Incomplete Fusion

Cara mengatasinya adalah sebagai berikut:


 Memperbaiki posisi pengelasan
 Memperbaiki sudut elektrode
 Panas yang diterima harus sesuai prosedur
 Welding gap harus cukup
 Permukaan kampuh harus benar
 Kecepatan pengelasan harus sesuai prosedur

2.3.7 Penanggulangan Over Spatter

 Turunkan arus
 Sesuaikan panjang busur ( 1 x diameter Electrode )
 Keringkan kembali electrode / pergunakan yang sudah di oven

2.3.8 Penanggulangan Porositas

Cara mengatasi adalah sebagai berikut:


 Memperpendek nyala busur
 Arus disesuaikan dengan prosedur yang ditentukan
 Pergunakan elektrode low-hydrogen

20
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Menggunakan baja dengan kandungan belerang yang rendah


 Mengurangi kelembaban dengan cara memberikan pre heat
 Meningkatkan kebersihan material dengan cara digerinda terlebih dahulu
 Hindari pendinginan terlalu cepat

2.4 Metode Pemeriksaan Rangkaian Las

Oleh karena itu setiap proses pengelasan harus diikuti rangkaian pemeriksaan
seperti :
2.4.1 Penetrant Test
Suatu metode NDT yang cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada
permukaan yang terbuka dari suatu hasil pengelasan yang terbuat dari
material yang nonporous dan yang mempunyai cacat yang terlalu kecil
untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan visual yang biasa.

Gambar 13. a. Pengaplikasian cairan DYE b. Setelah pengaplikasian cairan


developer
Langkah – langkah melakukan uji penetran yaitu :
1. Daerah yang di las hingga Heat Effectif Zone dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan sikat kawat
2. Setelahnya dibersihkan menggunakan cairan cleaner
3. cairan penetran dilapiskan didaerah tersebut dan didiamkan selama 10
– 15 menit. Hal ini bertujuan agar cairan penetran menempel di
tempat-tempat terjadinya cacat las.
4. Cairan penetran dihilangkan dari dari daerah tersebut.
5. Kemudian absorber disemprotkan ke daerah yang telah dibersihkan
tadi
6. Apabila terlihat cairan merah artinya ada cacat las seperti porositas
dan undercutting didaerah tersebut

21
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

7. Untuk menghilangkan hal ini dilakukan penggerindaan jika


porositasnya tipis. Namun apabila porositas yang terjadi dalam, harus
dilakukan pengelasan ulang.

Dalam pengaplikasian NDT jenis ini, yang paling penting bagi seorang
Inspector adalah kejelian dalam membedakan indikasi antara murni cacat
las dan indikasi palsu. Hal ini karena proses pembersihan pra pelaksanaan
test sangat vital bagi test penetran, apabila pembersihan tidak sempurna
akan muncul indikasi palsu. Gambar C di bawah merupakan indikasi
tipuan cacat las.

Tipuan cacat las

Gambar 14. Contoh Indikasi Palsu pada Penetran Test


2.4.2 Ultrasonic Test

Inspeksi Ultrasonik merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif


untuk menginspeksi hasil pengelasan yang terbuat dari metal, non metal, dan
non magnetik. Dengan metoda ultrasonik ini, dapat diketahui estimasi letak
dan ukuran cacat yang kecil walaupun hanya satu sisi permukaan hasil
pengelasan yang dapat diakses serta mampu mendeteksi cacat internal, cacat
di permukaan, dan menentukan karaktersitik perekatan (bond characteristic),
juga untuk mengukur ketebalan dan lebar korosi. Kesusksesan dari inspeksi
ultrasonik sangat tergantung pada kondisi permukaan subjek, ukuran butir dan
arah butir, dan impedansi magnetik.
Prosedur pelaksanaan ultrasonic test :

 Melakukan penggerindaan pada daerah yang akan diuji


 Persiapan peralatan, melakukan pengaturan pada alat ultrasonic
 Membasahi bagian las-lasan yang akan diamati dengan ultra gel.
 Mengarahkan bagian prop dari alat ultasonic ke sasaran yang akan
diamati.

22
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

 Mengamati tampilan pada layar apakah terdapat gelombang yang


terindikasi sebagai cacat las.
 Menandai dengan steel marker apabila terdapat cacat las.
2.4.3 Radiographic Test
Inspeksi Radiographic merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif
untuk menginspeksi hasil pengelasan. Metoda Radiographic ini dapat untuk
menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa.
Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya
berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika
ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film tentu akan
bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
2.4.4 Vacuum Test
Vacuum test merupakan salah satu cara untuk menguji hasil pengelasan.
Dengan vacuum test ini dapat diketahui ada tidak tidaknya kebocoran pada
hasil pengelasan. Vacuum test dilakukan pada hasil pengelasan yang hanya
satu sisi pengelasan yang dapat dilihat dan umumnya digunakan sebagai
tempat yang berfungsi sebagai fluida strorage tank.
Berikut adalah prosedur vacuum test

 Permukaan las dibersihkan dari segala macam kotoran dan debu


 Permukaan las dilumuri dengan air sabun

Gambar 15 . Permukaan Las Dilumuri Air Sabun

 Permukaan las yang sudah dilumuri sabun ditutup dengan


menggunakan Inspeksion Box
 Mesin vacuum dihidupkan dengan tekanan berkisar antara 262 – 400
mm Hg
 Apabila ada kebocoran pada hasil las maka akan muncul gelembung –
gelembung air sabun

23
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

Gambar 16. permukaan las ditutup inspection box


Tidak ada toleransi sekecil apa pun apabila terjadi kebocoran dan solusinya
adalah harus dilakukan pengelasan ulang hingga tidak ada lagi kebocoran.
2.4.5 Leak Test
Leak test merupakan salah satu jenis pengujian las yang digunakan untuk
mengetahui ada tidak nya kebocoran pada hasil lasan. Pengujian jenis ini
hanya bisa dilakukan untuk bidang lasan yang kedua sisi nya dapat diamati.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Karena proses ini maka
logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan
terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las
yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi
material yang dilas
Pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin kualitas dan
memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Sambungan las
merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan pada komponen
mesin/konstruksi karena terjadi perubahan sifat material akibat pengaruh panas
dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan.
Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan
dari welder / juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan
parameter las. Cacat las/defect weld adalah suatu keadaan yang mengakibatkan

24
Serliana Yulianti
21090118140102
Weld Defect 2020
Tugas Teknologi Las Kelas C

turunnya kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil las-an yang dimaksud adalah
berupa turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau
tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga berupa terlalu
tingginya kekuatan hasil las-an sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan
suatu konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anderson, Tony, “Aluminum – Q&A By TONY ANDERSON CEng”, ESAB
Group,Michigan USA, 2008
[2] Anderson, Tony, “Understanding The Aluminum Alloys”, ESAB Group,
Michigan USA,2008
[3] DET NORSKE VERITAS, ”Inspection certificate of materials” No:
NV1100293, DNVRules For Ships Pt.2,Ch.2,Sec.9
[4] Gene Mathers,“The Welding of Aluminium and its Alloys”, Woodhead
Publishing Limited, England, 2002
[5] Hendroprasetyo, Wing, ”Handout Inspeksi Las”, jurusan Teknik Perkapalan,
ITS, Surabaya, 2006
[6] Smallman, R.E&Bishop, R.J, “Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material”, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta, 2000
[7] Suherman, Wahid, “Pengetahuan Bahan”, Jurusan Teknik Mesin, ITS,
Surabaya, 1988.
[8] Vander Vort, George.V,“ ASM Vol 9 : Metallography and Microstructure”,
ASM International, Material Park, USA, 2004.
[9] Wiryosumarto,H. Dan Okumura,T, ”Teknologi Pengelasan Logam”, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.

25
Serliana Yulianti
21090118140102

Anda mungkin juga menyukai