TINJAUAN PUSTAKA
Cacat las adalah kerusakan hasil las yang pada umumnya dapat
diamati/dilihat secara visual, namun juga tak dapat dilihat secara visual hanya bisa
di lihat mengunakan alat. Umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari
27
28
Meskipun welding merupakan proses yang dapat dibilang mudah dan umum,
namun logam merupakan material yang dinamis. Stuktur butir dapat melemah dan
menyebabkan kerapuhan (brittleness) dan logam dapat terdeformasi menyebabkan
crack dan menyebar biasanya sangat berpotensi pada hasil welding.
Baja karbon rendah (Low carbon steel) merupakan baja yang paling
banyak digunakan karena lebih mampu mempertahankan keuletan (ductile) ketika
overheated dibandingkan logam lainnya. Jika didinginkan secara tiba-tiba
(quench) ke dalam air akan mengalami tegangan (shock), hal ini tidak berlaku
untuk Aluminium, besi tuang, titanium, baja tahan karat ataupun baja karbon
tinggi.
Crack yang biasa terjadi pada hasil lasan seperti Crack, Porositas, Lack of
Penetrant dan Distorsi. Cacat-cacat tersebut dapat terjadi karena beberapa hal
berikut ini:
3.2.1 Crack
Crack (Retak) yaitu celah atau gap yang memutuskan atau memisahkan
hasil las yang dapat terjadi pada jalur las atau pertemuan jalur las atau pada daerah
pengaruh panas, hal ini disebabkan oleh pendinginan atau tegangan, jenis
30
elektroda yang tidak sesuai dengan logam dasar. Meskipun retak kecil sekalipun,
setiap retakan (cracking) tetap dianggap sebagai cacat, karena seiring
pertambahan waktu retakan berpotensi menyebabkan kegagalan pada material.
Ada beberapa macam retakan yang harus di perhatikan:
3.2.2 Porositas
Porositas terjadi akibat adanya gas yang terjebak diantara butiran material,
karena lelehan logam sangat mudah terkontarminasi oleh pengotor (impurities).
Porositas biasanya terjadi karena beberapa hal berikut:
Gambar 3.5 Bentuk Nyata Cacat Lasan Diakibatkan Lack Of Fusion dan
Root Penetration
Yaitu suatu titik atau beberapa titik lubang yang biasanya terjadi pada
akhir jalur las, ini akibat oksidasi dari oksigen udara luar terhadap cairan logam
atau sudut elektroda yang salah pada ujung jalur las.
3.2.6 Undercut
Hal ini terjadi karena arah api yang tidak tepat, magnetic arc blow,
masukan panas terlalu besar, dan logam pada bagian edge meleleh lebih cepat dari
pada bagian tengah lasan. Biasanya sering terjadi pada T-Joint.
3.2.7 Overlap
Overlap merupakan kelebihan logam las pada bagian tepi yang menempel
logam dasar dan tidak terjadi perpanduan antara logam las. Hal ini dapat terjadi
karena arus yang terlalu rendah, sudut atau ayunan gerakan elektroda yang salah.
3.2.8 Distortion
1. Distortionlongitudinal
35
2. Distortion transversal
3. Distortion angular
Distortion transversal terjadi tegak lurus terhadap jalur las yang dapat
mengakibatkan tarikan kearah sumbu tegak jalur las.
Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam
penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet joint, lap joint edge
joint, andouut-side corner joint. Berbagai bentuk dasar sambungan ini dapat
dilihat pada gambar.
36
Pada saat komponen menahan beban, laminasi bisa menjadi besar dan
mengakibatkan kehilangan kekuatan tranverse pada plat atau bagian lain maka
struktur mengalami kerusakan.
Cacat laminasi juga merupakan cacat yang biasanya terbentuk di plat baja
akibat adanya inklusi logam atau non logam di dalam pelat baja tersebut ketika
proses costing. Akibat mengandung inklusi, ketika plat baja diberi perlakuan
rolling maka inklusi tersebut akan mimipih dan membentuk cacat berupa garis
yang di sebut dengan cacat laminasi.
37
rendam dalam bak berisi couplant. Teknik rendam mudah diotomatikkan tetapi
peralatannya agak murni sehingga tidak praktis untuk penggunaan dilapangan.
defectdan dapat juga megukur panjang,tinggi atau lebar sebuah defect. Jika warna
defect tidak jelas makaperlu ditambahkan db sesuai dengan technic sheetyang
digunakan[4].
Untuk mendapatkan fokus depth yang baik perlu pemilihan seberapa banyak
elemen yang digunakan. Semakin kecil jumlah elemen maka spriding elemen
semakin bagus untuk mendapatkan fokus depth pada benda uji[4 dan 5].
Oleh sebab itu, fokus depth merupakan faktor yang sangat berpengaruh
pada saat melakukan interpretasi atau pembacaan defect. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa pengaruh fokus depth terhadap tampilan resolusi dan
dimensi defect. Sehingga darihasil penelitian diharapkan tidak terjadi kealahan
pada saat pembacaaan dimensi atau ukuran defect.
𝑉 sin 𝛼 𝑉1
𝜆= = 𝑉2 (Snellius)
𝑓 sin 𝛽
𝐼1 𝑟 2
𝑆 = 𝑉. 𝑡 = 𝑟2 2 (Least Square Law)
𝐼2 1
Bila atom paling kiri didorong kekanan, maka atom disebelah kanannya
akan ikut terdorong kekanan. Demikian pula atom yang terletak lebih kanan akan
ikut terdorong kekanan dan dorongan akan berlanjut sampai keujung bahan.
Dorongan kekanan tersebut akan mengakibatkan atom disekitarnya akan ikut
berubah posisi, sehingga pengaruh dorongan ini akan diteruskan kesemua arah
meskipun besar dorongannya tidak sama kuat. Akibatnya bila atom paling kiri di
getarkan maka getaran ini akan diteruskan kemana-mana dengan intensitas yang
berbeda tergantung pada arah.
46
3.9.2 Mode
1) Mode Longitudinal
Mode Longitudinal terjadi bila gelombang ultrasonik merambat
pada suatu arah sejajar dengan arah gerakan atom yang digetarkan,
misalnya atom digetarkan kekanan dan kekiri, sedangkan
gelombang merambat kearah kiri atau kanan. Gelombang
longitudinal (pressure wave) dapat merambat pada semua material,
baik gas, cair maupun padat.
2) Mode Transversal
Mode Transversal terjadi bila gelombang ultrasonik merambat
pada suatu arah tegak lurus pada arah gerakan atom yang
digetarkan, misal atom digetarkan keatas dan kebawah sedangkan
gelombang merambat kearah kanan atau kiri. Gelombang
transversal (shear wave) hanya dapat merambat pada benda padat.
3) Mode Permukaan
Mode permukaan terjadi jika gelombang transversal merambat
pada permukaan. Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips,
sesuai dengan nama nya gelombang permukaan (surface/raleigh
wave) hanya merambat pada permukaan material padat dengan
kedalaman maksimum satu panjang gelombang.
4) Mode Pelat
Mode pelat terjadi bila gelombang transversal merambat pada
material pelat tipis yang tebalnya kurang dari setengah panjang
gelombang. Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips.
Gelombang pelat (plate/lamb wave) merambat pada seluruh benda
uji tipis tersebut, baik dalam bentuk gelombang simetris atau
gelombang asimetris.
5) Perubahan Mode
Gelombang ultrasonik yang merambat dalam suatu material dapat
berubah mode dari satu mode ke mode yang lainnya. Perubahan
mode ini terjadi misalnya karena pantulan atau pembiasan. Bila
mode berubah maka kecepatan rambatnya berubah, sedangkan
48
1
∅ = 2𝜆
Untuk
Mode longitudinal
𝐸 (1 − 𝜎)
𝑉𝐿 = √
𝜌(1 + 𝜎)(1 − 2𝜎)
𝐸 (1 − 𝜎)
𝑉𝑇 = √
2𝜌(1 + 𝜎)
49
𝜌 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
𝜎 = 𝑃𝑜𝑖𝑠𝑠𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜
Untuk mode pelat kecepatan rambat tidak hanya tergantung pada jenis
material, tetapi tergantung pula pada tebal bahan dan frekuensinya.
Metal (Logam)
Cairan
Couplant glyserine
Oli adalah couplant yang cukup baik, sedangkan gliserin yang terbaik,
emulsi plastik dalam air dapat pula digunakan sebagai couplant, demikian pula
dengan air, tetapi harus di ingat kemungkinan terjadinya korosi karena pemakaian
air. Untuk permukaan yang tegak lurus dan kasar, pemakaian couplant yang lebih
kental seperti gliserine akan lebih baik, udara antara benda uji dapat dihindari
karena couplant tidak mengalir kesekitarnya, berbeda dengan oli dan air yang
mudah cepat mengalir, serta air yang mudah terjadi nya korosi pada spesimen
yang akan di uji.
Probe array tipikal memiliki frekuensi mulai dari 1 MHz sampai 17 MHz
dan memiliki antara 10 dan 128 elemen. Olympus menawarkan berbagai macam
probe menggunakan teknologi piezocomposite untuk semua jenis inspeksi. Bagian
ini menunjukkan probe array bertahap Olympus, yang terbagi menjadi tiga jenis:
probe sudut sudut, probe baji terpadu, dan probe pencelupan. Jenis probe lainnya
dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan aplikasi Anda. Linear array adalah
probe array bertahap yang paling sering digunakan untuk aplikasi industri. Salah
satu fitur penting yang mendefinisikan probe array bertahap adalah aperture probe
aktif.
penambahan 6dB dikarenakan untuk mendeteksi cacat harusnya dicari pulsa yang
berada pada posisi 50% amplitudonya. Saat posisi pulsa awal 100% berubah
menjadi 50% terjadi pengurangan dB sebesar 6dB. Oleh karena itu didapatkan
amplitudo maksimum untuk menentukan pinggiran cacat. Untuk mendeteksi batas
akhir dari pinggir panjang cacat maka probe harus digerakan kembali hingga
menemukan pulsa dalam posisi yang sama yaitu 50%.
DAC adalah salah satu cara menentukan dimensi cacat relatif, artinya
relatif terhadap suatu cacat tertentu. Untuk itu terlebih dahulu harus dibuat kurva
DAC dari cacat referensi berupa lubang bor sisi atau berupa takikan segiempat
(notch) dari blok kalibrasi dasar. Setelah kurva DAC diperoleh, amplitudo dari
indikasi cacat dibandingkan dengan kurva DAC dan dapat dihitung berapa persen
perbandingan antara amplitudo dari indikasi cacat terhadap amplitudo kurva DAC
untuk jarak yang sama.
terjadi perubahan energi dari listrik ke energi mekanik, maka perubahan energi
mekanik ke energi mekanik ke energi listrik pun dapat terjadi. Karena sifat
reversible tersebut maka probe dapat berfungsi sebgai sumber alat dan penerima
gelombang ultrasonik.
1. Efek Piezoelektrik
Efek ini dapat terjadi pada kristal suatu material seperti barium titanat, kuarsa dan
sebagainya. Bila kristal menerima tegangan listrik, dimensi kristal tersebut akan berubah
dan bila tegangan listrik dimatikan maka kristal akan kembali ke dalam dimensi semula
dan terjadi getaran.
Bila kristal ini di tempelkan pada benda lain maka getaran akan diteruskan dan
merambat kedalam benda tersebut. Makin tinggi tegangan yang diberikan pada kristal,
kristal akan bergetr lebih kuat, sehingga amplitudo getaran menjadi lebih besar. Bila
tegangan terlalu besar maka kristal akan mengalami kerusakan. Frekuensi getaran yang
timbul tergantung pada dimensi kristal piesoelektrik tersebut. Makin tipiskristalnya,
frekuensi yang timbul makin besar.
Kristal piesoelektrik dengan kontak listriknya diberi wadah dan keseluruhan unit
inti biasa disebut probe. Jadi suatu probe dapat berfungsi sebagai sumber maupun
penerima gelombang ultrasonik.
Dalam satu probe dapat berisi satu kristal yang disebut probe tunggal, tetapi dapat
pula berisi dua kristal yang disebut probe kembar. Bila bidang permukaan kristal sejajar
55
dengan bidang permukaan probe maka probe disebut probe normal. Dalam probe normal,
gelombang yang keluar dari probe adalah gelombang longitudinal dan arahnya tegak
lurus terhadap permukaan probe. Bila bidang permukaan kristal tidak sejajar dengan
probe maka probe disebut probe sudut.
Gelombang yang masuk ke dalam benda uji adalah gelombang transversal dan
membentuk sudut tertentu terhadap garis normal permukaan probe. Jadi ada 4 macam
probe, yaitu:
Selain 4 macam probe diatas terdapat satu jenis probe tunggal lainnya yaitu probe
universal di mana kristal dapat diputar dari luar probe sehingga dapat berfungsi sebagai
probe normal maupun sudut. Probe inilah yang digunakan dalam Ultrasonic Test Phased
Array.
2. Efek Maknetostriktif
Beberapa material seperti baja, ferit, nikel dan panduannya dapat berubah
dimensinya bila berada pada medan magnet yang kuat. Bahan ini mempunyai sifat
maknetostriktif. Medan magnet yang timbul diperoleh dari kumparan yang dilalui arus
listrik. Bila arus listrik diperoleh dari kumparan yang dilalui arus listrik. Bila arus listrik
mengalir material maknetostriktif tersebur akan berubah dimensinya dan bila arus
dihentikan maka bahan akan kembali ke dimensi semula dan bergetar menimbulkan
getaran ultrasonik, sebaliknya bila gelombang ultrasonik datang pada material, dalam
material akan terjadi medan magnet, medan magnet ini menginduksikan kumparan
sehingga terjadi tegangan listrik yang selanjutnya diperkuat untuk pendeteksian. Untuk
mengurangi panas sebagai arus Eddy yang timbul pada bahan maknetostriktif, bahan ini
dibuat berlapis lapis seperti inti transformator. Jadi material maknetostriktif juga
mempunyai sifat reversible.
56
Gambar 3.30 Perbandingan Bentuk Sensitivitas dan Resolosi Baik dan Tidak
57
Balas: Ini adalah pendapat dari Komite , kriteria penerimaan UT alternatif seperti
yang dijelaskan pada kasus ini dapat diterapkan sebagai pengganti yang dijelaskan
dalam article 344.6.2 dari ASME B31.3 menyediakan semuanya dari persyaratan
berikut terpenuhi:
Catatan Umum :
a. t = ketebalan lasan tidak termasuk yang diijinkan penguatan. Untuk seorang buttweld
bergabung dengan dua anggota. Ketebalan yang berbeda pada lasan, t adalah yang lebih
tipis dari keduanya ketebalan. Jika lasan penetrasi penuh termasuk lasan fillet, ketebalan
tenggorokan lasan fillet harus termasuk dalam t.
b. Indikasi bawah permukaan harus dianggap sebagai permukaan cacat jika pemisahan (S
pada Gambar 1) dari indikasi dari. Permukaan komponen terdekat sama atau kurang dari
setengah dari dimensi (2d pada Gambar 1, sketsa [b]) dari indikasi bawah permukaan.
1 Pemindaian sektoral (S-scan) dengan array bertahap dapat digunakan untuk pemeriksaan lasan, asalkan
ditunjukkan secara memuaskan sesuai dengan paragraf. (c). S-scan menyediakan kipas angin balok dari satu
titik emisi tunggal, yang meliputi sebagian atau keseluruhan las, tergantung ukuran transduser, geometri
sendi, dan bagian ketebalan. Sementara S-scan dapat menunjukkan kemampuan mendeteksi yang baik dari
sisi lubang bor, karena mereka omnidirectional reflektor, balok dapat disorientasi untuk reflektor planar (mis.,
kurangnya fusi dan retakan). Hal ini terutama berlaku untuk bagian yang lebih tebal, dan dianjurkan agar
banyak linier lolos dengan S-scan digunakan untuk komponen yang lebih besar dari 25 mm (1 inci) tebal.
Sejumlah kekurangan yang memadai harus digunakan blok demonstrasi untuk memastikan kemampuan
mendeteksi keseluruhan lasan volume.