Faktor Korosi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korosi antara lain
● Kontak langsung logam dengan H20 dan 02
● Keberadaan zat pengotor
● Kontak dengan elektrolit
● Temperatur
● Kadar pH
● Mikroba
Jenis Korosi
Ada beberapa jenis korosi yang umum terjadi, di antaranya:
● Korosi elektrokimia: Terjadi ketika logam berada dalam kontak dengan
elektrolit dan terjadi reaksi kimia antara logam dengan elektrolit.
● Korosi kimia: Terjadi ketika material terkena lingkungan kimia yang korosif,
seperti asam atau basa.
● Korosi mikrobiologis: Terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri atau
jamur menempel pada permukaan material
● Korosi stres:Terjadi ketika material terkena tegangan yang berulang
● Korosi galvanik: Terjadi ketika dua logam yang berbeda disambungkan secara
elektrik dan terkena elektrolit, seperti air laut.
● Korosi retak: Terjadi ketika retakan kecil terbentuk pada permukaan logam dan
zat korosif masuk ke dalam retakan tersebut,
● Korosi lingkungan: Terjadi ketika material terkena lingkungan yang ekstrim,
Penggolongan Korosi
Korosi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah beberapa penggolongan
korosi yang umum
1. Uniform/General attack ( Korosi umum )
Korosi yang umum terjadi pada baja.Akibatnya ada reaksi kimia /
elektro kimia yang merata pada permukaan logam
Pencegahan :
● Penggunaan material yang tepat
● Melakukan inhibitas dan katodik proteksi
● Pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik
2. Galvanic corrosion ( Korosi Galvanis )
Terjadi akibat adanya beda potensial antara dua benda yang terhubung
secara elektronik.
● Logam yang ketahanan korosinya kurang : anodik
● Logam yang ketahanan korosinya tinggi : katodik
Pengendalian
● Gunakan logam ketiga yang lebih anodik
● Hindari pemakaian 2 jenis logam yang berbeda
● Lapisi pada pertemuan 2 logam yang berbeda jenis
3. Crevice corrosion ( Korosi celah )
Korosi lokal yang terjadi pada celah atau daerah yang dilindungi
● Penyebabnya : adanya larutan yang terjebak pada lubang dari
permukaan gasket,lap joint, atau kotora yang terjebak dibawah baut
atau pada kepala rivet
● Pencegahan : Gunakan gasket non arbsorbing,hindari pemakaian
sambungan paku keling / baut dan usahakan menghindari daerah
dengan aliran udara
5. Intergranullar Corrosion
Contoh
8. Stress Corrosion
● Temperatur
● Kesediaan oksigen
● Presentase larutan elektrolit
● Area permukaan anodik dan katodik
` COATING
Coating atau cat yang berkualitas baik hanya dapay dihasilkan bila
menggunakan bahan baku yang berkualitas baik. Pemakaian bahan baku bermutu
oleh pabrik pembuat cat, formulasi yang tepat, proses produksi, dan kontrol lab
yang baik harus dilaksanakan secara konsisten.
Fungsi Coating
Coating System
Katodik proteksi adalah metode untuk melindungi logam dari korosi dengan
mengubah logam tersebut menjadi katoda dalam sebuah sel elektrokimia. Proteksi
katodik ini merupakan metode yang umum digunakan untuk melindungi struktur
logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya digunakan untuk
melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas pantai dan
selubung sumur minyak di darat. Efek samping dari penggunaan yang tidak tepat
adalah timbulnya molekul hidrogen yang dapat terserap ke dalam logam sehingga
menyebabkan kegetasan hidrogen. Proteksi katodik adalah cara yang effektif dalam
mencegah keretakan karena korosi.
Metode katodik proteksi digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam pipa dan
tangki baja yang digunakan dalam industri minyak dan gas, kapal laut, dan struktur
baja di lingkungan yang korosif. Ini adalah salah satu metode paling efektif untuk
melindungi logam dari korosi dan memperpanjang masa pakai dari struktur dan
komponen logam.
Sistem anoda korban secara umum digunakan untuk melindungi struktur dimana
kebutuhan arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah. Di samping itu
sistem ini juga digunakan untuk keperluan dan kondisi yang lebih spesifik
seperti:
1. Luas permukaan tiang yang akan diproteksi. Makin luas permukaan makin
banyak anoda yang digunakan
2. Beda potensial listrik antara anoda dan katoda. Makin besar perbedaan
makin besar arus proteksi dari anoda ke katoda
3. Logam dan ukuran anoda. Makin kecil tahanan anoda berarti makin sedikit
penggunaan logam anoda. Makin kecil ukuran logam anoda makin besar
tahanan anoda, berarti makin banyak penggunaan logam anoda.
Ada beberapa keuntungan yang diperolah jika menggunakan sistem anoda korban
diantaranya:
1. Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal
dari anodanya itu sendiri.
2. Pemasangan dilapangan relatif lebih sederhana.
3. Perawatannya mudah.
Sistem SACP juga dikenal juga dengan galvanic anode, dimana cara kerja
dan sumber arus yang digunakan memang berasal hanya dari reaksi galvanis anoda
itu sendiri. Prinsip dasar dari sistem anoda korban adalah hanya dengan cara
menciptakan sel elektrokimia galvanic dimana dua logam yang berbeda
dihubungkan secara elektris dan ditanam dalam elektrolit alam(tanah atau air).
Dalam sel logam yang berbeda tersebut, logam yang lebih tinggi dalam seri
elektromitive-Emf series (lebih aktif) akan menjadi anodic terhadap logam yang
kurang aktif dan terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang kurang aktif
menerima proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui
elektrolit dari logam yang anodic. Berikut visualisasi dari rangkaian SACP.
Anoda pada SACP
Anoda korban harus terbuat dari logam yang mempunyai potensial listrik
lebih rendah dari logam yang diproteksi (lihat tabel di bawah). Logam yang
diproteksi dalam hal ini adalah tiang pancang pipa baja. Dengan demikian akan
terjadi aliran elektron (supply electron) dari anoda ke katoda yang berlangsung
secara terus menerus sampai logam anoda yang dikorbankan habis. Anoda yang
digunakan pada proteksi katodik tiang pancang pipa baja dengan metoda anoda
korban biasanya digunakan logam paduan dari Magnesium, Seng, dan Alumunium
Penggunaan SACP
Penggunaan SACP Pada Sacrificial Anode Cathodic Protection (SACP)
pemilihan anoda korban didasarkan pada konduktivitas lingungan, keubutuhan
potensial untuk mendistribusikan arus, kemungkinan adanya efek samping dan juga
pertimbangan ekonomi. Anoda korban relatif lebih murah, mudah dipasang bila
dibandingkan dengan metoda arus tanding. Keuntungan lainnya adalah tidak
diperlukannya peralatan listrik yang mahal dan tidak ada kemungkinan salah arah
dalam pengaliran arus (Trethewey, 1991). Adapun logam yang sangat umum
digunakan sebagai anoda korban adalah : Zn, Al, dan Mg. Potensial tunggal untuk
logam magnesium adalah sekitar 1.6 Volt dalam skala Calomel, sedangkan untuk
Zn 1,0 Volt dalam skala Calomel. Oleh karenanya Mg memberikan rapat arus jauh
lebih besar daripada Zn dan dapat menyebabkan Overproteksi.
Tidak seperti sistem anoda korban, sumber daya dihidupkan. Sistem lawan
arus berasal dari luar, sebagian besar berasal dari arus searah dan AC dilengkapi
dengan penyearah (rectifier) tempat. Kutub negatif terhubung ke struktur yang
dilindungi dan tiang kutub positif dihubungkan ke anoda. Arus mengalir melalui
anoda elektrolit naik ke permukaan struktur dan kemudian mengalir ke struktur dan
kembali ke penyearah melalui konduktor listrik. Karena struktur ditenagai oleh
elektrolit, itu adalah struktur untuk dilindungi Output penyearah saat ini diatur ke
membawa arus yang cukup untuk mencegah arus korosi meninggalkan area anoda
dalam struktur ini terlindung Dengan arus keluaran anoda ini maka anoda itu
dikonsumsi. Lebih baik digunakan untuk ini bahan dengan konsumsi lebih rendah
dari magnesium, seng dan aluminium sering digunakan dalam sistem, kombinasi
bahan khusus biasanya digunakan. Keuntungan dari sistem arus balik adalah dapat
dirancang
dengan fleksibilitas tinggi memiliki berbagai kapasitas catu daya. Itu berarti
persyaratan daya dapat diatur secara manual atau manual secara otomatis
mengubah tegangan output yang sesuai kebutuhan. Keunggulan lain dari sistem ini,
cukup dengan instalasi sistem di satu tempat dapat melindungi struktur secara
memadai penting.
merupakan sistem anoda korban, karenanya harganya kinerja meningkat. Sistem ini
Kerusakan pada sistem ini karenanya fatal aktivitas sistem pelindung. Kerugian lain
adalah sistem aliran balik cenderung lebih mahal karena peralatan dan bahan lebih
banyak digunakan
1.Anoda
2.Katoda
3.Elektrolit
4.Sumber Arus DC
Anoda adalah elektroda negatif, yang dapat berupa logam atau konduktor
listrik lainnya dalam sel elektrokimia menjadi terpolarisasi ketika arus listrik
mengalir melaluinya. saat ini mengalir dalam arah yang berlawanan dengan
gerakan elektron. Bekerja di atasnya sel elektrokimia, dan sel galvanik (baterai) dan
sel elektrolisis, anoda teroksidasi. Anoda biasanya terkorosi menghilangkan
elektron dari atom logam netral membentuk ion yang bersangkutan. Ion-ion ini
dapat tetap ada tetap dalam larutan atau bereaksi terhadap produk korosi tidak
memecahkan berbagai bentuk dan ukuran dapat dicetak kawat, tabung, piring,
batang dan disk. kriteria itu ideal untuk anoda menurut Shreir dan Hayfield:
1. Konsumsi rendah
2. Tingkat polarisasi rendah
3. Konduktivitas listrik yang tinggi
4. Kemudahan instalasi
5. Kuat secara fisik, sehingga tidak mudah mengalaminya kerusakan
6. Tahan abrasi dan erosi
7. Mudah dibentuk
8. Biaya rendah
PENAMBAHAN ZAT INHIBITOR KOROSI
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan
cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik
yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan
cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
Mekanisme Inhibitor
Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk
membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa
molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang
nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya dan
menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang
menghilangkan konstituen yang agresif. Korosi baja adalah penurunan kualitas baja
karena terjadinya reaksi kimia atau elektrokimia, antara baja dengan
lingkungannya, sebagai contoh; apabila baja dicelupkan dalam air akan terlihat
bagian baja yang terkorosi (berkarat). Bagian baja yang terkorosi disebut anodik
dan bagian baja yang tidak terkorosi disebut katodik. Proses terbentuknya korosi
dapat dijelaskan dalam gambar 1 dan reaksi kimia dibawah ini:
Gambar Efek konsentrasi terhadap inhibitor anodic pada laju korosi (Trethewey, 1991)
DAFTAR PUSTAKA
Auto2000 (2022). Pengertian Coating dan Fungsinya untuk Mobil | Auto2000. [online]
Auto2000.co.id. Available at: https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/coating-adalah
[Accessed 17 Apr. 2023].
tjDecho (2021). metode untuk mewujudkan proteksi katodik pipa bawah tanah dan
persyaratan teknisnya | DECHO. [online] Tjdecho.com. Available at:
https://www.tjdecho.com/id/what-is-cathodic-protection%EF%BC%9Fthe-methods-to-
realize-cathodic-protection-of-underground-pipelines-and-its-technical-requirement/
[Accessed 17 Apr. 2023].
Hudi, Fajar A. 2013. Analisis Desain Sacrificial Anode Cathodic Protection Pada
Jaringan Pipa Bawah Laut. Tugas akhir Prodi Teknik Kelautan Institut Teknologi
Bandung.
Febrianto, Sofia. 2010. Analisis Laju Korosi dengan Penambahan Inhibitor Korosi Pada
Pipa Sekunder Reaktor RSG-GAS. Serpong: BATAN
Firmansyah, Dede. 2011. Studi Inhibisi Korosi Baja Karbon Dalam Larutan Asam 1 M
HCL Oleh Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata). Depok : Teknik Metalurgi dan
Material UI.
Trianingtyas, A. 2011. Analisa Desain Sitem ICCP Pada Offshore Pipeline JOB
Pertamina Petrocina East Java.Tugas akhir Jurusan Teknik Kelautan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.Surabaya