PENDAHULUAN
A.
KOROSI
Korosi pada logam telah berabad-abad menimbulkan masalah dan hal ini jelas
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Korosi menyerang hampir semua
peralatan yang terbuat dari logam. Mulai dari peralatan dapur, mesin cuci,
sampai mesin mobil. Korosi dapat terjadi di rumah, kebun, alat transportasi,
industri dan pipa-pipa bawah tanah. Hampir semua sektor industri mempunyai
permasalahan
dengan
korosi.
Misalnya
sektor
industri
logam,
industri
yang
tidak
memadai.
Proses korosi adalah suatu proses alamiah yang berkaitan dengan penurunan
mutu logam sebagai akibat dari hasil interaksi logam tersebut dengan
lingkungannya. Dengan demikian, proses korosi akan senantiasa terjadi di
berbagai bidang dimana terdapat logam sebagai bahan utamanya. Konsekuensi
korosi sangat jelas bagi kita, banyak komponen harus diganti, pelanggan
menjadi tidak puas dan banyak lagi masalah finansial yang rumit. Oleh karena
itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam negeri, akan
sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan biaya penanggulangan yang
relatif murah, dan mendapatkan alternatif pemecahan yang didasari oleh
kemampuan
B.
sendiri.
PENGERTIAN
KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah
berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O,
suatu
zat
padat
yang
berwarna
coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi
itu
berlaku
Fe(s)
sebagai
anode,
Fe2+(aq)
di
mana
2e
besi
E
mengalami
=
oksidasi.
+0.44
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak
O2(g)
sebagai
katode,
di
mana
oksigen
tereduksi.
2H2O(l)
4e
4OH-(aq)
+0.40
4H+(aq)
4e
2H2O(l)
+1.23
atau
O2(g)
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam
dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada
dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan
korosi
(kembali
menjadi
senyawa
besi
oksida).
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih
bersih
dari
oksida.
C.
JENIS-JENIS
KOROSI
1.
Korosi
Homogen
Korosi homogen terjadi karena reaksi electro chemical yang secara homogen
terjadi
karat
ke
seluruh
bagian
material
yang
terbuka
(telanjang).
Sifat
-
Merata
dan
material
menipis
Kehilangan
tonage
besar
dan
kecepatan
tinggi
Contoh
korosi pada badan kapal, pilar pilar pelabuhan, korosi pada kaki kaki jacket,
sebatang
besi
yang
tercelup
larutan
asam
sulfat,
atap
Pencegahan
seng
:
Pemilihan material yang sesuai, coating yang sesuai, penambahan inhibitor dan
katodic
protection
2.
Galvanic
Corrosion
Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial
tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. Logam
yang mempunyai tahanan korosi rendah ( potensial rendah) akan terkikis dan
yang tahanan korosinya lebih tinggi (potensial tinggi) akan mengalami
penurunan korosinya. Galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak,
area/luas
Pencegahan
yang
berbeda
bila
memungkinkan,
penerapan
coating
dengan
keagresifan
sambungan
mur
baut
3.
bahan
korosi, pencegahan
berbeda
dengan
logam
Crevice
:
Tidak
induknya.
Corrosion
Sifat
-
sistem
tampak
Sering
dari
terjadi
Penyebabnya,
luar
dan
pada
lubang,
sangat
merusak
sambungan
gasket,
lap
kurang
joint,
konstruksi
kedap
kotoran/endapan
Mekanisme
Oksidasi
Reduksi
Pencegahan
-
:
:
M
O2
2H20
+
+
1e
4e
4OH:
dengan
sambungan
keling
untuk
peralatan
peralatan
baru
terutama
-
pada
Hindari
sambungan
pemakaian
sambungan
packing
yang
yang
bersifat
rawan
higroskopis
serta
daerah
genangan
4.
fluida
Filiform
Corrosion
Sifat
Serangan dari korosi ini tidak merusak komponen utama metal tetapi hanya
mempengaruhi atau merusak penampilan permukaan metal dimana permukaan
dan
penampilan
kaleng
makanan
atau
minuman.
Mekanisme
terjadinya
Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan kasus khusus untuk jenis korosi
celah. Selama pertumbuhannya, pada bagian kepala unsur seperti H2O dan O2
dari udara luar secara osmosis. Kedua unsur ini selanjutnya bereaksi dengan ion
Fe konsentrasi tinggi membentuk oksida Fe. H2O dan O2 ini akan berdifusi
masuk kebagian kepala dan keluar dari bagian ekor secara terus menerus, korosi
tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa yang terjadi dibagian kepala
menyebabkanlingkungan
yang
menyebar
asam,
sehingga
korosi
secara
Pencegahan
-
bersifat
secara
5.
Mekanisme
Memberikan
lapisan
Intergranular
dapat
otomatis
global
ini
brittle
kondisi kering
film
Corrosion
Penyebab
and
welding
Pencegahan
Casting, pada proses ini harus dilakukan dengan jalan mengecor logam dengan
step yang benar, komposisi yang benar dan pendinginan yang benar sesuai
dengan karakteristik masing masing logam dan kegunaannya. Welding,
pemilihan elektrode yang benar, prosedur pengelasan yang benar, pendinginan
yang
benar.
6.
Pitting
Corrosion
Adalah bentuk pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan kedalaman
tertentu.
Sifat
-
Mekanisme
-
yang
secara
alami
merupakan
reaksi
auto
katalic.
korosi
yang
7.
tidak
tampak
dari
Selective
luar
Leaching
Adalah penghilangan suatu elemen alloy pada melalui proses korosi. Contoh
proses penghilangan/pelepasan Zn dari grass alloy. Contoh lain adalah
lunturnya salah satu unsur dari kobalt, chrom, alumunium dalam suasana alloy
dengan
Fe
Mekanisme
Kuningan mengurai, Ion ZN berada dalam larutan, the cooper plate kembali ke
plat
Reaksi
2Zn
Zn
O2
ZnO
2OH
Zn(OH)
Cara
Proses
pencegahan
dezincification
dapat
dikurangi
dengan
meminimalkan
keganasan
lingkungan
atau
dengan
8.
katodic
protection.
Korosi
Erosi
gerakan
relatif
antara
fluida
Faktor
yang
Permukaan
korosif
dan
permukaan
metal
mempengaruhi
film
permukaan logam dibanding laminar dan terjadi persentuhan yang lebih antara
logam
-
dengan
Efek
galvanic
Cara
dan
sifat
mengatasi
sekitarnya
Material
metal/campuran
korosi
dengan
ketahanan
korosi
erosi
yang
baik
dalam hal pengurangan kecepatan dan membuat agar aliran yang terjadi adalah
aliran
-
laminar
Perubahan
pada
lingkungan,
Coating
deareation
dan
D.
dan
penambahan
kathodic
inhibitor
protection.
PERKEMBANGAN
KOROSI
Korosi pada logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang
berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat
korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat
transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1
persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di
kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian akibat
korosi ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang
jumlah
kerugian
setiap
tahunnya.
Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas
korosi
akibat
aktifitas
mikroba
dan
proses
korosi.
Korosi
pertama
diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan awal tahun 1934.
degradasi
pemakaian
sistem
industri
modern
hingga
pertengahan
untuk
mengurangi
bahaya
korosi
tersebut.
dalam
logam/deposit
kimia
di
tanpa
lingkungan
melihat
antara
efek
dari
permukaan
sifat
logam/film
bulk
atau
electrolyte.
biak
pada
dua
kondisi.
4.
Mikroaerofil,
berkembang
biak
menggunakan
sedikit
oksigen.
BAB
II
KASUS
RIIL
KOROSI
A.
PADA
SIFAT
ATAP
RUMAH
KIMIA
YANG
DAN
1.
KOROSI
TERBUAT
FISIKA
DARI
PADA
Senyawa
SENG
SENG
Seng
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan
seng
metil
ataupun
seng
dietil
di
laboratorium
organik.
Dalam bahasa sehari-hari seng dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan
sebagai bahan bangunan. Senyawa pada seng diambil dari bahasa Belanda yaitu
zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya
juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Kuningan, yang merupakan
campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad
ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada
abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa
Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk
menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf".
Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai
penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan
Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun
1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi
utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan
aloi.
2.
Sifat
Kimia
Seng
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti
nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari
ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua
senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jarijari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat
mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga
akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Seng cukup
reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam seng murni akan dengan
cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi
lebih
lanjut
dengan
udara
dan
air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan nonlogam lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat
dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam
sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng
dengan
air
yang
3.
ada
akan
melepaskan
Sifat
gas
hidrogen.
Fisika
Seng
Tampilan fisik pada logam seng ini yaitu seng memiliki warna putih kebiruan,
berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu
komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung
seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logamlogam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah
aluminium,
antimon,
magnesium,
bismut,
kobalt,
emas,
besi,
nikel,
timbal,
telurium,
raksa,
perak,
dan
timah,
natrium.
Logam seng ini memiliki sifat keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam
ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan
memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan
dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih
(900 C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan
yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
B.
KOROSI
PADA
ATAP
RUMAH
YANG
TERBUAT
DARI
SENG
Seng merupakan salah satu bahan yang digunakan pada bangunan yaitu untuk
penutup atap. Seng untuk atap ini banyak di dapatkan di toko bangunan.
Ketebalan seng pada atap rumah yang digunakan yaitu berkisar kurang dari
1mm dengan ukuran panjang dan lebar berkisar 1830 mm X 915 mm. Seng yang
digunakan sebagai penutup atap ini membentuk profil gelombang dengan lebar
profil pada seng yaitu 76 mm, sedangkan tinggi profilnya yaitu 16 mm.
Banyaknya gelombang pada seng tiap lembaran yang digunakan untuk atap ada
10 buah. Seng dipilih sebagai bahan pembuat atap karena memiliki beberapa
kelebihan diantaranya memiliki bobot yang sendah, dari segi harga seng
memiliki kelebihan yang relative murah dan terjangkau, serta pemasangan yang
mudah sekaligus tidak memerlukan rangka atap yang terlalu banyak sehingga
menghemat
biaya,
Kelemahan penggunaan atap seng ini yaitu ketika hujan turun yang mengenai
seng akan menimbulkan suara yang berisik dan air hujan yang banyak
mengandung garam membuat seng pada atap rumah lebih mudah untuk terkena
korosi ataupun karat. Selain kelemahan terhadap air hujan seng juga tidak
mempunyai sifat isolasi panas & dingin artinya kalau udara di luar panas /
dingin maka di dalam ruangan akan terasa lebih panas
/ dingin
juga.
dari
seng.
Proses Awal yaitu mula terjadinya korosi pada atap rumah. Proses awal ini
korosi yang terjadi masih sedekit sekali dan belum terlihat dengan terlalu jelas.
Proses awal korosi pada atap yang terbuat dari seng seperti ditunjukan oleh
gambar berikut ini.
2.
Setelah korosi mulai tampak pada atap rumah jika tidak segera dilakukan
perlindungan maka korosi lambat laun akan menyebar dan penyebaran pada
proses korosi kedua pada atap rumah ditunjukkan pada gambar berikut.
3.
hampir
pada
seluruh
bagian
lembaran
seng.
Berikut
gambar
proses
4.
Tahap korosi pada atap rumah selanjutnya yaitu korosi melebar dan merata
pada seluruh bagian atap yang terbuat dari seng. Korosi merata pada seng
ditunjukkan oleh gambar berikut:
C.
PENYEBAB
KOROSI
PADA
ATAP
SENG
Sifat seng selama berada pada lingkungan atmosfir telah sering diperiksa pada
tes yang dilakukan di seluruh dunia. Kinerja seng dalam lingkungan atmosfer
dapat diramalkan dalam batas yang wajar. Perbandingan yang tepat dari
perilaku seng pada lingkungan atmosfer yang korosif sedikit kompleks karena
banyak
faktor
yang
1.
seperti
Arah
2.
Intensitas
3.
Jumlah
4.
terlibat,
Periode
relatif
dari
kelembaban
:
angin
atau
asap
korosif,
garam
diudara
kondensasi
dan
kekeringan.
Secara umum diketahui bahwa laju korosi seng rendah; itu berkisar dari 0,13
pM / tahun di atmosfer pedesaan kering sedangkan untuk daerah industri yang
lingkungan atmosfer lembab memiliki tingkat korosi 0,013 mm / tahun. Seng
lebih tahan korosi daripada baja di atmosfer alam, pengecualian kondisi ini jika
atmosfer dalam ruangan dimana lingkungannya korosif, baik baja dan seng
sangat rentan terkena korosi tetapi tetap seng memiliki ketahanan yang lebih
baik dari pada baja. Sebagai contoh, di atmosfer pantai laju korosi seng adalah
sekitar
25
dari
baja.
atap
1.
perumahan/
Durasi
2.
Tingkat
3.
dan
di
yaitu:
frekuensi
mana
Tingkat
industri
polusi
kelembaban
permukaan
mengering
industri
atmosfer.
Seng secara perlahan diserang oleh oksigen atmosfer pada udara kering,.
Sebuah lapisan tipis oksida padat terbentuk pada permukaan seng, dan
kemudian membentuk lapisan luar di atasnya. Meskipun kadang-kadang lapisan
luar tersebut melepaskan diri, lapisan bawah tetap dan melindungi logam
membatasi interaksi dengan oksigen. Dengan kondisi tersebut, yang terjadi di
beberapa daerah beriklim tropis, seng teroksidasi dengan sangat lambat.
Atmosfer korosi telah didefinisikan untuk mencakup proses korosi yang terjadi
di udara pada suhu antara -18 sampai 70 C di tempat terbuka dan di ruang
tertutup dari segala jenis. Memburuknya korosi ini kadang-kadang disebut
pelapukan. Definisi ini mencakup berbagai macam lingkungan dari tingkat
corrosivities yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang menentukan corrosivity
atmosfer termasuk polusi industri, polusi laut, kelembaban, suhu (terutama
penyebaran antara kelembapan tertinggi dan terendah yang mempengaruhi
kondensasi
D.
dan
PROSES
penguapan)
TERJADINYA
dan
curah
KOROSI
PADA
hujan.
SENG
Korosi dapat diartikan sebagai perubahan dari logam atau oksida logam atau
perubahan logam dari yang bervalensi kosong menjadi berisi. Jadi korosi adalah
logam-logam yang dapat berubah bilangan oksidasinya. Misalnya ; bilangan
oksidasinya
terus
meningkat
apabila
terkena
air
maupun
udara.
Contoh
Zn
Seng
HCl
terkena
-------------
Zn
asam
ZnCl2
-------------
H2
Zn2+
logam
tersebut,
tetapi
harganya
menjadi
mahal.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion
dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik
yang menyerap elektron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan
sekitarnya.
Salah satu penyebab korosi pada atap seng adalah air hujan yang mengenai
permukaan
seng
dimana
mengandung
asam.
Fe
Fe2+(aq)
(s)
Fe2+(aq)
Fe3+(aq)
2e
[x
[x
4]
4]
Eo
Eo
0,44
0,77
V
V
karat
besi
(III)
oksida
E.
KERUGIAN
YANG
DITIMBULKAN
Proses Korosi pada logam merupakan proses alamiah yang tidak bisa dicegah
akan tetapi dapat dikendalikan. Dan apabila suatu komponen atau konstruksi
mudah
terkorosi
Banyak
Pelanggan
pasti
akan
komponen
menjadi
Masalah
menimbulkan
harus
tidak
puas
diganti
karena
finansial
kerugian
diantaranya:
dikarenakan
produk
yang
mudah
terkorosi,
terkorosi
rumit.
Kerugian
dari
segi
keuangan
yang
membengkak
karena
korosi
Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam
negeri,
akan
sangat
membantu
masyarakat
untuk
mendapatkan
biaya
didasari
oleh
kemampuan
sendiri.
F.
1.
Pencegahan
ada
Sebelum terjadi
yaitu
sebelum
terjadi
dan
dilakukan
sesudah
yaitu
terjadi.
dengan
cara:
sebelum
dilapisi
cat.
Pada permukaan seng diberi oli atau vaselin. Pemberian oli atau vaselin ini
dapat menghambatan kontak langsung antara logam dengan oksigen atau air.
Setelah Terjadi korosi perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:
Mengecat kembali seng apabila seng masih terkorosi awal sampai tahap 3.
Apabila Korosi pada seng sudah merata dan menyebabkan keropos seng
maka tindakan yang dilakukan yaitu dengan mengganti dengan seng yang baru
dikarenakan jika seng sudah terkorosi merata dan keropos yang sudah parah
maka akan menyebabkan seng berlubang sehingga jika terjadi hujan maka air
hujan
2.
akan
bocor.
Pengendalian
Penanganan pada atap seng yang bocor adalah dengan menambal, selain biaya
yang murah juga saat pengerjaan tidak mengganggu aktifitas yang berada
dibawah atap tersebut. Biaya penambalan atap 1 m2 Rp. 50.000,-. Sebuah
pungujian menunjukkan pada tahun 2002 diadakan penambalan atap seng,
hingga tahun 2008 ini kondisi atap yang ditambal masih terlihat baik.
Bahan
a.
yg
diperlukan
untuk
penambalan
dibawah :
b.
HCL
c.
d.
Cromet (Contoh merk yang digunakan bodalax metal primer zinc 900)
c.
Cat
Cara
a.
perlindungan
Korosi
b.
c.
pelapisan
dibersihkan
Setelah
Setelah
e.
Kemudian
seng
yang
berlubang:
sikat
kawat
dikawaskan
benar-benar
bersih
kering
lapiskan
dicat
pada
dengan
Kemudan
d.
f.
dengan
Silver
dengan
dicat
HCL
dengan
Bodelax.
dan
Elastex.
Met
cat
warna
silver
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada seng atap rumah
terjadi korosi merata, adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh
permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata
akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian
langsung
akibat
korosi
merata
berupa
kehilangan
material
konstruksi,
(preventive
maintenance).
Salah satu cara pencegahan serangan korosi/karat terhadap atap seng adalah
dengan cara menggunakan lapisan bahan organik atau cat. Pemberian lapisan
cat dilakukan pada permukaan seng, dan pengendalian yang dilakukan apabila
sudah terkorosi dan berlubang tapi belum parah yaitu dengan penambalan pada
seng yang terkorosi tersebut. Sedangkan apabila korosi sudah parah dan
mengikis seng yang sangat banyak alangkah baiknya seng tersebt diganti
dengan
yang
baru.
B.
Saran
SARAN
dalam
komponen/
pengendalian
material
korosi
terkorosi
ini
tetapi
yaitu
janganlah
cegahlah
sebelum
menunggu
korosi
suatu
tersebut
terjadi,dan pencegahan yang dilakukan dalam kasus ini yaitu pada atap seng
adalah dengan mengecat atap seng dan memberikan oli agar menghambat laju
korosi.
SEMBER
REFERENSI
http://teknikkimia2001.blogspot.it/2009/02/pengertian-korosi_20.html
pada
januari
diakses
2014
januari
2014
2014
diakses
pada
januari
2014