Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KASUS RIIL KOROSI ( KOROSI PADA ATAP SENG )

Published : 15.48 Author : zyco d.luffy


BAB

PENDAHULUAN
A.

KOROSI

Korosi pada logam telah berabad-abad menimbulkan masalah dan hal ini jelas
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Korosi menyerang hampir semua
peralatan yang terbuat dari logam. Mulai dari peralatan dapur, mesin cuci,
sampai mesin mobil. Korosi dapat terjadi di rumah, kebun, alat transportasi,
industri dan pipa-pipa bawah tanah. Hampir semua sektor industri mempunyai
permasalahan

dengan

korosi.

Misalnya

sektor

industri

logam,

industri

perhubungan, industri pertambangan dan energi, pekerjaan umum, industri


pertanian dan lain sebagainya. Permasalahan yang timbul dapat berupa
kerusakan, umur pakai barang yang tidak memenuhi harapan sampai pada faktor
keamanan

yang

tidak

memadai.

Proses korosi adalah suatu proses alamiah yang berkaitan dengan penurunan
mutu logam sebagai akibat dari hasil interaksi logam tersebut dengan
lingkungannya. Dengan demikian, proses korosi akan senantiasa terjadi di
berbagai bidang dimana terdapat logam sebagai bahan utamanya. Konsekuensi
korosi sangat jelas bagi kita, banyak komponen harus diganti, pelanggan
menjadi tidak puas dan banyak lagi masalah finansial yang rumit. Oleh karena
itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam negeri, akan
sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan biaya penanggulangan yang
relatif murah, dan mendapatkan alternatif pemecahan yang didasari oleh
kemampuan
B.

sendiri.
PENGERTIAN

KOROSI

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah

berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O,
suatu

zat

padat

yang

berwarna

coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi

itu

berlaku

Fe(s)

sebagai

anode,

Fe2+(aq)

di

mana
2e

besi
E

mengalami
=

oksidasi.

+0.44

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak
O2(g)

sebagai

katode,

di

mana

oksigen

tereduksi.

2H2O(l)

4e

4OH-(aq)

+0.40

4H+(aq)

4e

2H2O(l)

+1.23

atau
O2(g)

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam
dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada
dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan

korosi

(kembali

menjadi

senyawa

besi

oksida).

Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih
bersih

dari

oksida.

C.

JENIS-JENIS

KOROSI

1.

Korosi

Homogen

Korosi homogen terjadi karena reaksi electro chemical yang secara homogen
terjadi

karat

ke

seluruh

bagian

material

yang

terbuka

(telanjang).

Sifat
-

Merata

dan

material

menipis

Kehilangan

tonage

besar

dan

kecepatan

tinggi

Contoh

korosi pada badan kapal, pilar pilar pelabuhan, korosi pada kaki kaki jacket,
sebatang

besi

yang

tercelup

larutan

asam

sulfat,

atap

Pencegahan

seng
:

Pemilihan material yang sesuai, coating yang sesuai, penambahan inhibitor dan
katodic

protection

2.

Galvanic

Corrosion

Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial
tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. Logam
yang mempunyai tahanan korosi rendah ( potensial rendah) akan terkikis dan
yang tahanan korosinya lebih tinggi (potensial tinggi) akan mengalami
penurunan korosinya. Galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak,
area/luas
Pencegahan

Memilih logam dengan posisi deret sedekat mungkin, menghilangkan pengaruh


rasio luas penampang yang tidak diinginkan, memberikan isolasi diantara dua
logam

yang

berbeda

bila

memungkinkan,

penerapan

coating

dengan

mengutamakan pada logam anode, penambahan inhibitor dengan cermat untuk


mengurangi

keagresifan

sambungan

mur

baut

logam dalam proses


dengan

3.

bahan

korosi, pencegahan

berbeda

dengan

logam

Crevice

:
Tidak

induknya.
Corrosion

Sifat
-

sistem

tampak

Sering

dari

terjadi

Penyebabnya,

luar

dan

pada

lubang,

sangat

merusak

sambungan

gasket,

lap

kurang

joint,

konstruksi
kedap

kotoran/endapan

Mekanisme
Oksidasi
Reduksi
Pencegahan
-

:
:

M
O2

2H20

+
+

1e
4e

4OH:

Penggunaan sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding

dengan

sambungan

keling

untuk

peralatan

peralatan

baru

Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering

Peralatan peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur,

terutama
-

pada

Hindari

sambungan
pemakaian

sambungan

packing

yang

yang

bersifat

rawan

higroskopis

Penggunaan gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan

Pada desain saluran drainase,hindari adanya lengkungan lengkungan tajam

serta

daerah

genangan

4.

fluida

Filiform

Corrosion

Sifat
Serangan dari korosi ini tidak merusak komponen utama metal tetapi hanya
mempengaruhi atau merusak penampilan permukaan metal dimana permukaan
dan

penampilan

kaleng

makanan

atau

minuman.

Mekanisme

terjadinya

Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan kasus khusus untuk jenis korosi
celah. Selama pertumbuhannya, pada bagian kepala unsur seperti H2O dan O2
dari udara luar secara osmosis. Kedua unsur ini selanjutnya bereaksi dengan ion
Fe konsentrasi tinggi membentuk oksida Fe. H2O dan O2 ini akan berdifusi
masuk kebagian kepala dan keluar dari bagian ekor secara terus menerus, korosi
tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa yang terjadi dibagian kepala
menyebabkanlingkungan

yang

menyebar

asam,

sehingga

korosi

secara

Pencegahan
-

bersifat

secara

5.
Mekanisme

Memberikan

lapisan

Intergranular

dapat

otomatis
global

Menyimpan material berlapis metal (email) didalam

ini

brittle

kondisi kering
film

Corrosion
Penyebab

Korosi intergranular terjadi pada daerah tertentu dengan penyebab grain


boundary. Hal ini disebabkan oleh adanya kekosongan unsur/elemen pada
kristal ataupun impurities dari proses casting. Korosi ini terjadi pada casting

and

welding

Pencegahan
Casting, pada proses ini harus dilakukan dengan jalan mengecor logam dengan
step yang benar, komposisi yang benar dan pendinginan yang benar sesuai
dengan karakteristik masing masing logam dan kegunaannya. Welding,
pemilihan elektrode yang benar, prosedur pengelasan yang benar, pendinginan
yang

benar.

6.

Pitting

Corrosion

Adalah bentuk pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan kedalaman
tertentu.
Sifat
-

Terpusat pada titik, kecil/dalam, susah dideteksi, lamert/arah gravitasi

Mekanisme
-

Dalam hal ini pH sangat mempengaruhi, pitting corrosion adalah korosi

yang

secara

alami

merupakan

reaksi

auto

katalic.

Pitting corrosion perlu diantisipasi adanya perbedaan katodik dengan anodik


sehingga dalam membuat suatu konstruksi tidak akan berakibat fatal hanya
karena

korosi

yang

7.

tidak

tampak

dari

Selective

luar
Leaching

Adalah penghilangan suatu elemen alloy pada melalui proses korosi. Contoh
proses penghilangan/pelepasan Zn dari grass alloy. Contoh lain adalah
lunturnya salah satu unsur dari kobalt, chrom, alumunium dalam suasana alloy
dengan

Fe

Mekanisme

Kuningan mengurai, Ion ZN berada dalam larutan, the cooper plate kembali ke
plat
Reaksi
2Zn

Zn

O2

ZnO

2OH

Zn(OH)

Cara
Proses

pencegahan
dezincification

dapat

dikurangi

dengan

meminimalkan

keganasan

lingkungan

atau

dengan

8.

katodic

protection.

Korosi

Erosi

Korosi erosi adalah percepatan atau penambahan keburukan sifat material


karena

gerakan

relatif

antara

fluida

Faktor

yang

Permukaan

korosif

dan

permukaan

metal

mempengaruhi
film

Kecepatan, bertambahnya kecepatan secara umum akan mengakibatkan

bertambahnya pengikisan terutama jika diselubungi aliran yang berkecepatan


kuat.
-

Turbulen, turbulen mengakibatkan gerakan cairan lebih besar pada

permukaan logam dibanding laminar dan terjadi persentuhan yang lebih antara
logam
-

dengan
Efek

galvanic

Cara

dan

sifat

mengatasi

sekitarnya

Material

metal/campuran

korosi

dengan

ketahanan

korosi

erosi
yang

baik

Perancangan, penambahan diameter pipa membantu dari segi mekanika

dalam hal pengurangan kecepatan dan membuat agar aliran yang terjadi adalah
aliran
-

laminar

Perubahan

pada

lingkungan,

Coating

deareation

dan

D.

dan

penambahan

kathodic

inhibitor
protection.

PERKEMBANGAN

KOROSI

Korosi pada logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang
berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat
korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat
transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1
persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di
kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian akibat
korosi ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang
jumlah

kerugian

setiap

tahunnya.

Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas
korosi

akibat

aktifitas

mikroba

dan

proses

korosi.

Korosi

pertama

diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan awal tahun 1934.

bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius


saat

degradasi

pemakaian

sistem

industri

modern

hingga

pertengahan

tahun1970- an. Ketika pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai


contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang
yang luas pada permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan
tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salah satu faktor
pertimbangan pada instalasi pembangkit industri, industri minyak dan gas,
proses kimia, transportasi dan industri kertaspulp. Selama tahun 1980 dan
berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan
perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena
tersebut, banyak institusi mempelajari dan memecahkan masalah ini dengan
penelitian-penelitian

untuk

mengurangi

bahaya

korosi

tersebut.

Mikroba merupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas


pada habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan
air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi
pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan
nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya.
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga
danprotozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di
lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme
umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada
permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis
atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 4 jam pencelupan sehingga
membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di
permukaan.
Lapisan film berupa biodeposit biasanya membentuk diameter beberapa
centimeter di permukaan, namun terekspos sedikit di permukaan sehingga dapat
meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam lapisan deposit mempunyai efek
besar

dalam

logam/deposit

kimia

di

tanpa

lingkungan
melihat

antara

efek

dari

permukaan
sifat

logam/film

bulk

atau

electrolyte.

Mikroorganisme dikatagorikan berdasarkan kadar oksigen yaitu : 1. Jenis


anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak adanya oksigen. 2. Jenis Aerob,
berkembang biak pada kondisi kaya oksigen. 3. Jenis anaerob fakultatif,
berkembang

biak

pada

dua

kondisi.

4.

Mikroaerofil,

berkembang

biak

menggunakan

sedikit

oksigen.

BAB

II

KASUS

RIIL

KOROSI
A.

PADA
SIFAT

ATAP

RUMAH

KIMIA

YANG

DAN

1.

KOROSI
TERBUAT

FISIKA

DARI
PADA

Senyawa

SENG
SENG
Seng

Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan
seng

metil

ataupun

seng

dietil

di

laboratorium

organik.

Dalam bahasa sehari-hari seng dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan
sebagai bahan bangunan. Senyawa pada seng diambil dari bahasa Belanda yaitu
zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini

dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya
juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Kuningan, yang merupakan
campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad
ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada
abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa
Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk
menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf".
Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai
penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan
Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun
1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi
utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan
aloi.

2.

Sifat

Kimia

Seng

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti
nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari
ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua
senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jarijari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat
mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga
akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Seng cukup
reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam seng murni akan dengan
cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi
lebih

lanjut

dengan

udara

dan

air.

Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan nonlogam lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat
dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam

sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng
dengan

air

yang

3.

ada

akan

melepaskan

Sifat

gas

hidrogen.

Fisika

Seng

Tampilan fisik pada logam seng ini yaitu seng memiliki warna putih kebiruan,
berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu
komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung
seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logamlogam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah
aluminium,

antimon,

magnesium,

bismut,

kobalt,

emas,

besi,

nikel,

timbal,

telurium,

raksa,

perak,

dan

timah,
natrium.

Logam seng ini memiliki sifat keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam
ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan
memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan
dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih
(900 C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan
yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
B.

KOROSI

PADA

ATAP

RUMAH

YANG

TERBUAT

DARI

SENG

Seng merupakan salah satu bahan yang digunakan pada bangunan yaitu untuk
penutup atap. Seng untuk atap ini banyak di dapatkan di toko bangunan.
Ketebalan seng pada atap rumah yang digunakan yaitu berkisar kurang dari
1mm dengan ukuran panjang dan lebar berkisar 1830 mm X 915 mm. Seng yang
digunakan sebagai penutup atap ini membentuk profil gelombang dengan lebar
profil pada seng yaitu 76 mm, sedangkan tinggi profilnya yaitu 16 mm.
Banyaknya gelombang pada seng tiap lembaran yang digunakan untuk atap ada
10 buah. Seng dipilih sebagai bahan pembuat atap karena memiliki beberapa
kelebihan diantaranya memiliki bobot yang sendah, dari segi harga seng
memiliki kelebihan yang relative murah dan terjangkau, serta pemasangan yang
mudah sekaligus tidak memerlukan rangka atap yang terlalu banyak sehingga
menghemat

biaya,

Kelemahan penggunaan atap seng ini yaitu ketika hujan turun yang mengenai

seng akan menimbulkan suara yang berisik dan air hujan yang banyak
mengandung garam membuat seng pada atap rumah lebih mudah untuk terkena
korosi ataupun karat. Selain kelemahan terhadap air hujan seng juga tidak
mempunyai sifat isolasi panas & dingin artinya kalau udara di luar panas /
dingin maka di dalam ruangan akan terasa lebih panas

/ dingin

juga.

Berikut adalah tahapan-tahapan pengkorosian yang terjadi pada atap yang


terbuat
1.

dari

seng.

Proses Awal yaitu mula terjadinya korosi pada atap rumah. Proses awal ini

korosi yang terjadi masih sedekit sekali dan belum terlihat dengan terlalu jelas.
Proses awal korosi pada atap yang terbuat dari seng seperti ditunjukan oleh
gambar berikut ini.

2.

Setelah korosi mulai tampak pada atap rumah jika tidak segera dilakukan

perlindungan maka korosi lambat laun akan menyebar dan penyebaran pada
proses korosi kedua pada atap rumah ditunjukkan pada gambar berikut.

3.

Pada tahap ketiga penyebaran korosi semakin meluas dan mengkorosi

hampir

pada

seluruh

bagian

lembaran

seng.

Berikut

gambar

proses

pengkorosian ke-3 pada atap rumah yang terbuat dari seng.

4.

Tahap korosi pada atap rumah selanjutnya yaitu korosi melebar dan merata

pada seluruh bagian atap yang terbuat dari seng. Korosi merata pada seng
ditunjukkan oleh gambar berikut:

C.

PENYEBAB

KOROSI

PADA

ATAP

SENG

Sifat seng selama berada pada lingkungan atmosfir telah sering diperiksa pada
tes yang dilakukan di seluruh dunia. Kinerja seng dalam lingkungan atmosfer
dapat diramalkan dalam batas yang wajar. Perbandingan yang tepat dari
perilaku seng pada lingkungan atmosfer yang korosif sedikit kompleks karena
banyak

faktor

yang

1.

seperti

Arah

2.

Intensitas

3.

Jumlah

4.

terlibat,

Periode

relatif

dari

kelembaban

:
angin

atau

asap

korosif,

garam

diudara

kondensasi

dan

kekeringan.

Secara umum diketahui bahwa laju korosi seng rendah; itu berkisar dari 0,13
pM / tahun di atmosfer pedesaan kering sedangkan untuk daerah industri yang
lingkungan atmosfer lembab memiliki tingkat korosi 0,013 mm / tahun. Seng
lebih tahan korosi daripada baja di atmosfer alam, pengecualian kondisi ini jika
atmosfer dalam ruangan dimana lingkungannya korosif, baik baja dan seng
sangat rentan terkena korosi tetapi tetap seng memiliki ketahanan yang lebih
baik dari pada baja. Sebagai contoh, di atmosfer pantai laju korosi seng adalah
sekitar

25

dari

baja.

Faktor-faktor penting yang mengontrol tingkat di korosi seng yang digunakan


untuk

atap

1.

perumahan/

Durasi

2.

Tingkat

3.

dan
di

yaitu:

frekuensi
mana

Tingkat

industri

polusi

kelembaban

permukaan

mengering

industri

atmosfer.

Seng secara perlahan diserang oleh oksigen atmosfer pada udara kering,.
Sebuah lapisan tipis oksida padat terbentuk pada permukaan seng, dan
kemudian membentuk lapisan luar di atasnya. Meskipun kadang-kadang lapisan
luar tersebut melepaskan diri, lapisan bawah tetap dan melindungi logam
membatasi interaksi dengan oksigen. Dengan kondisi tersebut, yang terjadi di
beberapa daerah beriklim tropis, seng teroksidasi dengan sangat lambat.
Atmosfer korosi telah didefinisikan untuk mencakup proses korosi yang terjadi
di udara pada suhu antara -18 sampai 70 C di tempat terbuka dan di ruang
tertutup dari segala jenis. Memburuknya korosi ini kadang-kadang disebut
pelapukan. Definisi ini mencakup berbagai macam lingkungan dari tingkat
corrosivities yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang menentukan corrosivity
atmosfer termasuk polusi industri, polusi laut, kelembaban, suhu (terutama
penyebaran antara kelembapan tertinggi dan terendah yang mempengaruhi
kondensasi

D.

dan

PROSES

penguapan)

TERJADINYA

dan

curah

KOROSI

PADA

hujan.

SENG

Korosi dapat diartikan sebagai perubahan dari logam atau oksida logam atau
perubahan logam dari yang bervalensi kosong menjadi berisi. Jadi korosi adalah
logam-logam yang dapat berubah bilangan oksidasinya. Misalnya ; bilangan
oksidasinya

terus

meningkat

apabila

terkena

air

maupun

udara.

Contoh

Zn

Seng

HCl

terkena

-------------

Zn

asam

ZnCl2

-------------

H2

Zn2+

Artinya bilangan oksidasinya naik dari valensi kosong menjadi bervalensi 2


Pengertian korosi secara scientist adalah korosi sebagai peristiwa bereaksinya
logam-logam dengan lingkungannya yang merusak sifat-sifat logam tersebut
dan merugikannya. Peristiwa korosi seperti yang disebutkan di atas adalah
peristiwa yang merugikan. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan
mencat

logam

tersebut,

tetapi

harganya

menjadi

mahal.

Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion
dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik
yang menyerap elektron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan
sekitarnya.
Salah satu penyebab korosi pada atap seng adalah air hujan yang mengenai
permukaan

seng

dimana

mengandung

asam.

Proses reaksi korosi dengan tingkat keasaman dalam lingkungan asam


Anode

Fe

Fe2+(aq)

(s)

Fe2+(aq)

Fe3+(aq)

2e

[x

[x
4]

4]

Eo

Eo

0,44
0,77

V
V

Katode : O2(g)+ 4H+(aq) + 4 e 2 H2O (l) [x3] Eo = +1,23 V


Redoks : 4Fe(s) + 3O2(g) + 12H+(g) 4Fe3+(aq) + 6H2O(l) Eo = +0,90 V
Ion Fe3+ yang terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh air
membentuk

karat

besi

(III)

oksida

4 Fe3+(aq) + 12 H2O (l) 2 Fe2O3.6H2O (s) + 12H+ (aq) ( karat )

E.

KERUGIAN

YANG

DITIMBULKAN

Proses Korosi pada logam merupakan proses alamiah yang tidak bisa dicegah
akan tetapi dapat dikendalikan. Dan apabila suatu komponen atau konstruksi
mudah

terkorosi

Banyak

Pelanggan

pasti

akan

komponen
menjadi

Masalah

menimbulkan

harus

tidak

puas

diganti
karena

finansial

kerugian

diantaranya:

dikarenakan
produk
yang

mudah

terkorosi,
terkorosi
rumit.

Kerugian

dari

segi

keuangan

yang

membengkak

karena

korosi

Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam
negeri,

akan

sangat

membantu

masyarakat

untuk

mendapatkan

biaya

penanggulangan yang relatif murah, dan mendapatkan alternatif pemecahan


yang

didasari

oleh

kemampuan

sendiri.

F.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KOROSI PADA ATAP SENG

1.

Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan dalam menanggulangi terjadinya korosi pada atap


seng

ada

Sebelum terjadi

yaitu

sebelum

terjadi

korosi pencegahan yang

dan

dilakukan

sesudah
yaitu

terjadi.

dengan

cara:

Pemberian lapisan cat dilakukan pada permukaan seng, sehingga faktor

penyebab korosi tidak dapat mengenai seng secara langsung. Keunggulan


lapisan cat pada sistem proteksi korosi mudah cara penerapannya, dapat dilapis
ulang dan lapisannya memiliki nilai estetika. Faktor sangat penting yang
mempengaruhi umur lapisan cat terletak pada kelayakan persiapan permukaan
logam

sebelum

dilapisi

cat.

Pada permukaan seng diberi oli atau vaselin. Pemberian oli atau vaselin ini

dapat menghambatan kontak langsung antara logam dengan oksigen atau air.
Setelah Terjadi korosi perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:

Mengecat kembali seng apabila seng masih terkorosi awal sampai tahap 3.

Apabila Korosi pada seng sudah merata dan menyebabkan keropos seng

maka tindakan yang dilakukan yaitu dengan mengganti dengan seng yang baru
dikarenakan jika seng sudah terkorosi merata dan keropos yang sudah parah
maka akan menyebabkan seng berlubang sehingga jika terjadi hujan maka air
hujan
2.

akan

bocor.
Pengendalian

Penanganan pada atap seng yang bocor adalah dengan menambal, selain biaya
yang murah juga saat pengerjaan tidak mengganggu aktifitas yang berada
dibawah atap tersebut. Biaya penambalan atap 1 m2 Rp. 50.000,-. Sebuah
pungujian menunjukkan pada tahun 2002 diadakan penambalan atap seng,
hingga tahun 2008 ini kondisi atap yang ditambal masih terlihat baik.

Bahan
a.

yg

diperlukan

untuk

penambalan

Elastex (contoh menggunakan buatan Nippon Paint) Seperti gambar

dibawah :

b.

HCL

c.

Mett 455 (Serat Fiber)

d.

Cromet (Contoh merk yang digunakan bodalax metal primer zinc 900)

c.

Cat

Cara
a.

perlindungan
Korosi

b.
c.

pelapisan

dibersihkan

Setelah
Setelah

e.

Kemudian

seng

yang

berlubang:

sikat

kawat

dikawaskan

benar-benar

bersih

kering

lapiskan

dicat

pada
dengan

Kemudan

d.
f.

dengan

Silver

dengan

dicat

HCL
dengan

Bodelax.

dan

Elastex.

Met
cat

(untuk warna cat dapat disesuaikan dengan warna seng)

warna

silver

BAB

III

PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada seng atap rumah
terjadi korosi merata, adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh
permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata
akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian
langsung

akibat

korosi

merata

berupa

kehilangan

material

konstruksi,

keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam


bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak
langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya
perawatan

(preventive

maintenance).

Salah satu cara pencegahan serangan korosi/karat terhadap atap seng adalah
dengan cara menggunakan lapisan bahan organik atau cat. Pemberian lapisan
cat dilakukan pada permukaan seng, dan pengendalian yang dilakukan apabila
sudah terkorosi dan berlubang tapi belum parah yaitu dengan penambalan pada
seng yang terkorosi tersebut. Sedangkan apabila korosi sudah parah dan
mengikis seng yang sangat banyak alangkah baiknya seng tersebt diganti
dengan

yang

baru.

B.
Saran

SARAN
dalam

komponen/

pengendalian

material

korosi

terkorosi

ini

tetapi

yaitu

janganlah

cegahlah

sebelum

menunggu
korosi

suatu

tersebut

terjadi,dan pencegahan yang dilakukan dalam kasus ini yaitu pada atap seng
adalah dengan mengecat atap seng dan memberikan oli agar menghambat laju
korosi.

SEMBER

REFERENSI

http://teknikkimia2001.blogspot.it/2009/02/pengertian-korosi_20.html
pada

januari

diakses
2014

http://mcnugraha.wordpress.com/category/jenis-korosi/ diakses pada 5 januari


2014
http://mcnugraha.wordpress.com/2011/05/02/jenis-jenis-korosi-2/ diakses pada
5

januari

2014

http://simplenotedap.blogspot.it/2011/12/korosi-pasa-seng.html diakses pada 5


januari
http://www.ilmusipil.com/jenis-atap-rumah

2014
diakses

pada

januari

2014

http://aprilina05.wordpress.com/2010/01/18/korosi-dan-pencegahannya-dalamkehidupan-sehari-hari/ diakses pada 5 januari 2014

Anda mungkin juga menyukai