Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi contohnya paku .

Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negara-negara maju sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab hingga saat ini. Selain merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan kajian dan perlu ditangani secara fisika, korosi juga menyangkut kinetika reaksi yang menjadi wilayah kajian para ahli kimia. Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam kegiatan industri. Milyaran Dolas AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk merawat jembatan, peralatan perkantoran, kendaraan bermotor, mesin-mesin industri serta peralatan elektronik lainnya agar umur konstruksinya dapat bertahan lebih lama. Contoh kecilnya pada perkaratan peralatan bangunan konstruksi yaitu pada paku. Sering paku kita gunakan sebagai alat untuk melekatkan sesuatu barang dengan dinding ataupun contohnya saja digunakan untuk membuat tangga kayu yang disusun oleh beberapa kayu yang kemudian dilekatkan dengan paku, dan masih banyak contoh lain yang kita gunakan terhadap fungsi sebuah paku Maka dari itu karya ilmiah ini kami susun sekaligus akan membahas perkaratan oleh air terhadap paku yang bisa saja terjadi sehari-hari yang disebabkan oleh air tersebut, baik terhadap faktor-faktornya dan juga terhadap penagruh apa yang menyebabkan lebih cepat berkaratnya paku .

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh air mineral dan air garam pada peristiwa korosinya paku? 2. Bagaimana pengaruh perbedaan peristiwa korosinya paku terhadap perlakuan paku dalam air yang ditutup ataupun di buka? 3. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi korosi? 4. Dari data pengamatan gelas manakah peristiwa korosinya yang lebih cepat? Jelaskan 5. Gelas manakah yang 5tidak terjadi peristiwa korosi? C. BATASAN MASALAH Penulis mengamati peristiwa korosi paku selama 7 hari di rumah salah satu anggota.

D.HIPOTESIS 1. Hipotesis nol, tidak ada pengaruh jenis air baik kemasan botol ditutup ataupun dibuka yang digunakan dalam peristiwa korosinya paku. 2.Hipotesis alternative, ada pengaruh jenis air baik kemasan botol ditutup ataupun dibuka dalam peristiwa korosinya paku. 1

E.TUJUAN PENELITIAN

1. Membandingkan bentuk korosi yang terjadi tehadap perbedaan jenis air yang diberikan ke dalam
botol baik kemasan dibuka ataupun ditutup.

2. Membandingkan laju korosi manakah yang lebih cepat terhadap perbedaan jenis air yang
diberikan ke dalam botol baik kemasan dibuka ataupun ditutup.

3. Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan korosi yang terjadi tehadap perbedaan jenis air
yang diberikan ke dalam botol baik kemasan dibuka ataupun ditutup F.MANFAAT PENELITIAN Meningkatkan pengetahuan tentang peristiwa korosinya paku terhadap perbedaan jenis air yang diberikan ke dalam botol baik kemasan dibuka ataupun ditutup

BAB II KAJIAN MATERI

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <> Fe2+(aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 4H+(aq) + 4e <> 2H2O(l) Atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <> 4OH-(aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

a.

Bentuk - Bentuk Korosi Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi intergranular, dan selective leaching.

1)

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).

2)

Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.

3)

Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak.

4)

Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.

5)

Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap

nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. 6) Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut. 7) Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa. (Patih Gadjah Mada 2006, Kimia Elektrolit)

b.Pencegahan Korosi Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut : - Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi. - Perlindungan katoda (pengorbanan anoda) Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti. - Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni). (Erlangga 2009, Chemistry for Third Grade Senior High School) 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan empat metode yang dibutuhkan untuk mendapatkan keterangan. Adapun metode-metode tersebut antara lain : 1. Metode Percobaan Metode ini penulis gunakan untuk mencoba secara langsung pengaruh jenis air baik kemasan botol ditutup ataupun dibuka yang digunakan dalam peristiwa korosinya paku. 2.Metode Pengamatan Metode ini penulis gunkan untuk mengamati secara langsung pengaruh jenis air baik kemasan botol ditutup ataupun dibuka yang digunakan dalam peristiwa korosinya paku. B. VARIABEL Variabel kontrol 1.Botol Aqua 2.Air Garam dan Air Mineral Variabel bebas 1.Air garam botol ditutup, 2.Air Garam botol dibuka 3.Air Mineral botol ditutup 4.Air Mineral botol dibuka 5.Tidak diberi air botol dibuka 6.Tidak diberi air botol ditutup Variabel Terikat 1. Laju Korosi Paku 2.Bentuk Korosi Paku

C. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan tentang pertumbuhan dan perkembangan ini adalah: 1.Camera 2.Botol Aqua 6 Buah 600ml 3.Karet Penutup,plastik penutup dan selotip Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah: 1. Paku 6 buah

2. Air Garam dan Air Mineral

. D. LANGKAH KERJA

1.Sediakan Botol Aqua kosong 6 Buah 600ml. 2.Sediakan paku dengan ukuran yang sama ,Air Garam,Air Mineral beserta alat untuk penutup. 3. Masukkan paku ke dalam botol dengan 6 jenis perbedaan perlakuan yaitu: - Botol 1 : Paku tanpa diberi air dalam keaadan terbuka - Botol 2 : Paku tanpa diberi air dalam keadaan tertutup - Botol 3 : Paku diberi air mineral dalam keadaan terbuka - Botol 4 : Paku diberi air mineral dalam keadaan tertutup - Botol 5 : Paku diberi air garam dalam keadaan terbuka - Botol 6 : Paku diberi air garam dalam keadaan tertutup 4. Mengamati factor- factor perbedaan-perbedaan laju korosi maupun bentuk korosi yang terjadi antara pengaruh air dan penutup selama 7 hari pada setiap botol 1 hari sekali. 5. Mencatat hasil setiap perbedaan pada pengamatan tersebut kedalam tabel hasil penelitian

BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN Hasil Pengamatan


Hari ke-1

Botol 1
Tidak mengalami perubahan

Botol 2
Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan

Botol 3
Belum mengalami perubahan

Botol 4
Belum mengalami perubahan

Botol 5
Belum mengalami

Botol 6
Belum mengalami perubahan

perubahan

Hari ke-2

Tidak mengalami perubahan

Mengalami perubahan, paku mulai berkorosi

Mengalami perubahan, paku mulai berkorosi

Mengalami perubahan, mencolok, paku mulai berkorosi

Mengalami perubahan, paku mulai berkorosi . korosi semakin bertambah namun botol 5 lebih banyak

Hari ke-3

Tidak mengalami perubahan

Tidak mengalami perubahan

korosi bertambah

semakin namun

korosi bertambah

semakin namun

korosi bertambah

semakin

botol 5 lebih banyak

botol 5 lebih banyak

Hari ke-4

mengalami perubahan

Tidak mengalami perubahan

Korosi terjadi di 1/2 bagian sekujur paku, air mulai berubah

Korosi

sedikit

Korosi hampir terjadi 3/5bagian sekujur paku, air mulai berubah

Korosi bertambah, air mulai berubah

bertambah, air mulai berubah

Hari ke-5

mengalami perubahan dengan korosi yang

Tidak mengalami perubahan

korosi

semakin

Korosi terjadi di 1/2 bagian sekujur paku, air mulai berubah

korosi semakin bertambah ,pasirpasir karat mulai berjatuhan air berubah

Korosi hampir terjadi 2/3bagian sekujur air berubah paku, mulai

bertambah,air berubah warna lebih pekat

mulai muncul

Hari ke-6

Korosi pada paku sedikit bertambah.

Tidak mengalami perubahan

korosi semakin bertambah bagian paku ,pasir-pasir karat mulai berjatuhan. Abu dari udara menempel di permukaan

Korosi terjadi di sekujur paku, air mulai berubah, pasirpasir karat mulai berjatuhan

Korosi terjadi diseluruh bagian paku ,pasir-pasir karat mulai berjatuhan. Abu dari udara menempel di permukaan

Korosi terjadi sekujur paku, air mulai berubah, pasirpasir karat mulai berjatuhan Pasir karat bertambah

Hari ke-7

Korosi pada paku makin

Tidak mengalami perubahan

Abu

dari

udara

Pasir karat bertambah

Abu bertambah menempel di permukaan,pasir karat bertambah

bertambah menempel di permukaan,pasir

bertambah,

karat bertambah

B.PEMBAHASAN

1.Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi korosi?


Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. 1. 2. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik. 3. 4. 5. 6. pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi. Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi. 7. B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.

8.

Elektrolit > Korosi dapat terjadi oleh air yang mengandung garam, karena logam akan bereaksi secara elektrokimia dalam larutan garam (elektrolit). Pada proses elektrokimianya akan terbentuk anoda dan katoda pada sebatang logam. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, satu sama lain dengan material pipa. Kombinasi faktorfaktor dan pengaruhnya terhadap reaksi-reaksi korosi akan membantu menentukan berapa besarnya kecepatan jalannya korosi. Bila faktor berubah, maka kecepatan korosipun berubah.

2.Jelaskan cara-cara pencegahan korosi?


Pembuatan logam homogen Pada pembuatan logam dalam industri diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu bagian, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya korosi. Pelapisan dengan cat Pelapisan logam dengan cat bertujuan untuk mencegahkontak antara permukaan logam dengan udara yang mengandung oksigen dan uap air. Pelapisan dengan logam lain Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena potensial reduksi Cu dan Sn lebih positif (E Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan E Sn2+ | Sn = -0,14 Volt) daripada potensial reduksi besi (E Fe2+ | Fe = -0,44 Volt). Namun bila lapisan ini bocor sehingga lapisan Cu dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan Sn, logam lain yang dapat digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt). Cara proteksi katodik Jika logam besi dihubungkan dengan seng (Zn), besi tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal ini disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi dimana potensial reduksi Zn (E Zn2+ | Zn = -0,76 Volt) lebih negatif daripada potensial reduksi Fe (E Fe 2+ | Fe = -0,44 Volt). Seng bereaksi dengan O2 dan H2O dalam lingkungan yang mengandung CO2 dan membentuk seng karbonat. Seng

karbonat berfungsi untuk melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara ini disebut juga cara katode pelindung. Logam Magnesium (Mg) yang termasuk alkali tanah banyak digunakan untuk keperluan ini. 5.Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air. 6. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.

3.Dari data pengamatan , gelas manakah peristiwa proses korosinya paling cepat?
Botol no.5 yaitu gelas dengan paku yang diberi air garam dalam keadaan terbuka karena Garam kalau di dalam air membentuk ion Na+ dan Cl .Di dalam air Ion Cl- bereaksi dengan Fe membentuk larutan FeCl2 yang berwarna kuning. Dan larutan ini akan lebih memudahkan oksigen mengikat Fe sehingga proses pengkaratan berlangsung lebih cepat. Syarat agar korosi besi tentu dengan adanya oksigen sehingga Korosi akan berjalan lebih cepat apalagi jika logam dicelupkan di larutan elektrolit (garam),Jadi kalau paku disimpan di tabung berisi air garam yang terbuka maka korosi akan berlangsung lebih cepat dibanding air mineral terbuka. Jika tabung berisi air garam tertutup maka korosi akan berlangsung dengan kecepatan sedikit lambat karena akan berhenti ketika kandungan oksigen habis. Dalama reaksi Redoks: Bagaimana proses korosi pada logam besi. Pertama-tama besi mengalami oksidasi; Fe Fe2+ + 2e E0 = 0.44 V dilanjutkan dengan reduksi gas Oksigen; O2 + 2 H2O + 4e 4OH- E0 = 0.40 V Kedua reaksi menghasilkan potensial reaksi yang positif (E = 0.84 V) menunjukan bahwa reaksi ini dapat terjadi. Jika proses ini dalam suasana asam maka, proses oksidasinya adalah O2 + 4 H+ + 4e 2 H2O E0 = 1.23 V

10

dan potensial reaksinya semakin besar yaitu: E = (0.44 + 1.23) = 1.63 Volt. Dengan kata lain proses korosi besi akan lebih mudah terjadi dalam suasana asam.

4.Gelas manakah yang tidak terjadi peristiwa korosi?


Botol ke-2 yaitu Gelas tertutup yang tidak diberi air, karena sesuai factor diatas di dalam gelas tertutup karena sesuai table hasil pengamatan terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering dalam keadaan tertutup akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab apalagi besi disimpan dalam keadaan tertutup. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan). Jadi tidak adanya sirkulasi oksigen menyebakan peristiwa korosi akan berhenti karena Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian proses terjadinya peristiwa korosi.

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air garam tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen ,Air serta keelektrolitannya. Paku yang tidak dapat berkarat adalah paku yang tanpa diberi air dalam keadaan tertutup. Berikut perinciannya urutan laju peristiwa korosi yang terjadi pada pengamatan : 1. Paku dalam botol yang berisi air garam keadaan terbuka 2. Paku dalam botol berisi air mineral keadaan terbuka 3. Paku dalam botol berisi air garam keadaan tertutup 4. Paku dalam botol berisi air mineral keadaan terbuka 5. Paku dalam botol yang tidak berisi air dalam keadaan terbuka mengalami sedikit perkaratan 6. Paku dalam botol yang tidak berisi air dalam keadaan di tutup tidak berkarat sama sekali Pada intinya besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air garam yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O. 11

BAB VI LAMPIRAN
D a y (Paku Terbuka) (Paku Tertutup) (Air Mineral Terbuka) (Air Mineral Tertutup) (Air Garam Terbuka) (Air Garam Tertutup)

12

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmani, Bakhtiar. 2011. Kimia Fisika. Sekolah Menengah Analis Kimia. Makassar. 2. Http://korosi/korosi.html. (diakses 31 Maret 2012). 3. Http:/korosi/Korosi dan Cara Pencegahannya Kimia 123 SMA.htm 4. http://www.angelfire.com/ak5/process_control/kor_merata.html. (diakses 31 Maret 2012). 5. http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya 6. http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi. (diakses 31 Maret 2012). 7. http://www.scribd.com/doc/22075509/Degradasi-Fungsi-Sistem-Industri- . (diakses 31 Maret 2012). 8. http://www.scribd.com/doc/17226684/Korosi-. (diakses 31 Maret 2012). 9. Online. (sumber: http://textbookofbacteriology.net). (diakses 31 Maret 2012). 10. Online. (sumber: http://rumahcor.com). (diakses 31 Maret 2012). 11. Online. (sumber: http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com). (diakses 31 Maret 2012). 12. Online. (sumber: http://www.diveholidayisle.com). (diakses 31 Maret 2012). 13. Online. (sumber: http://www.cosmoeng.co.jp. (diakses 31 Maret 2012). 14. Online. (sumber: http://filebox.vt.edu). (diakses 31 Maret 2012). 15. Online.(sumber:http://202.43.165.157/gramedia/otomotif/otoweb/index.php?). (diakses 31 Maret 2012). 16. Buku Patih Gadjah Mada 2006, Kimia Elektrolit halaman 89,R. Soewarno Msi 17. Erlangga 2009, Chemistry for Second Grade Senior High Schoo (Bilingual),Dr.Philips P.hd.

14

Anda mungkin juga menyukai