Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Korosi pada Paku

DAFTAR ISI

BIODATA KELOMPOK........................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................ 1

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 2
2.1. Pengertian Besi dan Korosi............................................................ 2
2.2. Peyebab dan Pengendalian Korosi................................................. 3

III. PROSEDUR PRAKTIKUM................................................................. 6
3.1 Alat dan Bahan............................................................................... 6
3.1.1 Alat..................................................................................... 6
3.1.2 Bahan.................................................................................. 6
3.2 Langkah Kerja................................................................................. 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 8
4.1 Hasil .............................................................................................. 8
4.2 Pembahasan..................................................................................... 8

V. KESIMPULAN.................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 13
LAMPIRAN......................................................................................... 14


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir
dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada
besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua
logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak
perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu
tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal
merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu,
dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh
masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat
menghambat terjadinya korosi..
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3. Cara pencegahan korosi pada besi.






II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Besi dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu
karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal
untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
(id.wikipedia.com)

2. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe
2
O
3
.nH
2
O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe
2+
(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O
2
(g) + 4H
+
(aq) + 4e <--> 2H
2
O(l)
atau
O
2
(g) + 2H
2
O(l) + 4e <--> 4OH
-
(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai
bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang
bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor,
atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijihmineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuksenyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi
(kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada
atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih
dari oksida.
(id.wikipedia.com)
2.2 Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan,
teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif
(yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses
korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida
beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam
industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak
(NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri.
Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
2. Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah
dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses
ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis
logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.

1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
besi dengan udara dan air.

2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.

3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.

4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang
tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak
dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan
katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.

6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak

7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
(taneyoroshi.blogspot.com)







III. PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Gunting
2. Lem
3. Kamera

3.1.2. Bahan
1. Paku kecil 8 buah
2. Air
3. Larutan Cuka
4. Aqua gelas 8 buah
5. Karet Gelang 4 buah
6. Plastik bening 4 buah

3.2 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan di meja pengamatan sesuai dengan alat dan bahan yang
diperlukan.
2. Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Identitas Aqua
gelas
Perubahan yang terjadi
A Hari ke-1:
Hari ke-2:
Hari ke-3:
Hari ke-4
Hari ke-5:
Hari ke-6:
Hari ke-7:
B


3. Beri identitas aqua gelas tersebut dari A-H
4. Perlakuan paku setiap aqua gelas sbb:
Pada aqua gelas A: di isi paku saja
Pada aqua gelas B: di isi paku dan air sedikit dengan catatan paku tenggelam semua.
Pada aqua gelas C: di isi paku dan air sedikit dgn catatan air hanya mengenai paku
setengahnya jadi paku di berdirikan.
Pada aqua gelas D: di isi paku dan air serta di tambah larutan cuka Pada aqua gelas E
sampai H sama perlakuannya dengan aqua gelas A sampai D tetapi bedanya pada
aqua E sampai H di beri tutup dengan plastik yang telah di sediakan dan di kuatkan
dengan karet gelang.
5. Setelah semua selesai letakkan ke 8 aqua gelas tersebut di tempat yang baik yang
tidak terkena sinar matahari
6. Kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi selama 1 minggu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas
Gelas
Perubahan yang Terjadi
A
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Mulai mengalami korosi
Hari ke-4: Sedikit mengalami korosi
Hari ke-5: Mengalami korosi
Hari ke-6: Korosi bertambah
B
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan
Hari ke-2:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
dibagian bawah.
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
Dibagian terkena air.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
Dibagian terkena air dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-5:
Mengalami korosi, Dibagian terkena air dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak
C
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan sedikit korosi
Hari ke-4:
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku
menguning.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku
D
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan
paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan
paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih
Hari ke-5:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-6:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
E
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Belum ada perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
F
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
Dibagian yang terkena air. Lebih sedikit korosi dari pada yang
terbuka.
Hari ke-4:
Mulai timbul korosi pada paku
Dibagian terkena air dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-5:
Mengalami korosi, Dibagian terkena air dan warna air menjadi
kuning. Lebih sedikit korosi dari pada yang terbuka.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak
G
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-4:
Mulai mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada
paku menguning.Serta terjadi penguapan.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Dan korosi lebih banyak yang terbuka dari pada yang tertutup. Serta
terjadi penguapan.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku dan warna aie
menguning.Serta terjadi penguapan.
H
Hari ke-1:
Belum terjadi perubahan
Hari ke-2:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan
paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih, dan
gelembung lebih sedikit daripada yang terbuka
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan
paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih, dan
gelembung lebih sedikit daripada yang terbuka
Hari ke-4:
Gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih, dan gelembung lebih sedikit
daripada yang terbuka.
Hari ke-5:
Gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih, dan gelembung lebih sedikit
daripada yang terbuka.
Hari ke-6:
Gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih, dan gelembung lebih sedikit
daripada yang terbuka.


4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4 perlakuan beda pada paku
yaitu paku tidak di beri air, paku terkena air seluruhnya, paku terkena air setengahnya,
pemberian air cuka pada paku tersebut serta 2 perlakuan berbeda pada aqua gelas
yaitu aqua gelas tertutup dan tidak tertutup.
Dari hasil pengamatan selama 6 hari kami mendapati bahwa pada medium aqua
terbuka pada paku A (tanpa air) hanya terjadi sedikit korosi, pada paku B(air penuh)
terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat air pada paku tersebut
berubah warnaya menjadi kuning ,pada paku C(air setengah) terjadi korosi juga tetapi
hanya pada bagian yng terkena air saja, sedangkan pada paku D(air cuka) CH3COOH
terjadi korosi secara keseluruhan dengan keadaan paling cepat terjadinya korosi di
bandingkan dengan keadaan lain tetapi paku berwarna hitam. Hal ini di karenakan
asam lebih cepat menyebabkan korosi.
Kami juga melakukan pangamatan pada medium aqua gelas tertutup dan kami
mendapati bahwa paku E(tanpa air) tidak terjadi korosi sedikitpun dalam 6 hari
pengamatan, pada paku F(air penuh) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku
sehingga membuat air menjadi berwarna kuning, pada paku G(air setengah) terjadi
korosi lebih sedikit dari paku F(air penuh) sedangkan pada aqua paku H(air cuka)
terjadi korosi secara keseluruhan dan warna paku berwarna hitam.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku dalam keadaan terbuka
lebih cepat berkorosi dari pada paku dalam keadaan tertutup. Penyebabnya adalah
paku yang diletakkan di gelas terbuka teroksidasi oleh oksigen yang ada disekitarnya
sedangkan paku yang diletakkan di gelas tertutup terisolasi oleh udara atau oksigen.
Perbedaan juga terjadi antara paku di air jernih dengan paku di air cuka. Korosi
yang terjadi pada paku yang diletakkan di air jernih berwarna kuning dan air juga
berubah menjadi kuning, karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen.
sedangkan korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air cuka berwarna hitam,
korosi tersebut terjadi karena asam pada cuka. Dan juga, paku yang diletakkan di air
cuka lebih cepat berkarat dibandingkan dengan paku yang diletakkan di air jernih.



V. KESIMPULAN


Dari hasil pratikkum tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak
mengalami korosi terjadi pada paku E(paku tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena
tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan
agar tidak terjadi korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adnya
kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi
terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga
besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak
dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat

Anda mungkin juga menyukai