Disusun oleh:
1. Desriana
2. Lidia Puspita Sari
3. Nafisyah Maulidinda
4. Putri Dwi Rahmadianti
5. Ricky Jhon W
Guru Kimia :
DRA. Marsinta Uli
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat sert karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan
ini berisikan tentang ”Korosi Pada Paku”. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang ”Korosi Pada Paku”
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritikdan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama dalam
membantu untuk menyelesaikan laporan ini terutama kepada Ibu Dra. Marsinta Uli selaku
guru mata pelajaran Kimia. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memotivasi bagi kita semua.
Ketua Kelompok
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................................1
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari hari, korosi atau yang biasa disebut karat sangat merugikan.
Kerugian yang ditimbulkan korosi mencapai sekitaran 13, 5 triliun rupian per tahun.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian
peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak
langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi
yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam.
Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti
seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain
pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga. Oleh karena itu, cara pencegahan
dari korosi sangat diperlukan untuk menghindari kerugian yang ditimbulkan oleh korosi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku besi?
2. Bagaimana rincian proses korosi yang terjadi pada paku besi?
3. Bagaimana cara pencegahan korosi?
C. TUJUAN MASALAH
1. Menyampaikan pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku.
2. Menyampaikan penyebab dan pencegahan korosi.
3. Mengamati proses korosi paku pada beberapa medium.
1
BAB II
PEMBAHASN MATERI
A. PENGERTIAN KOROSI.
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu
logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan
peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin,
pipa, mobil, kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni :
1. Korosi Proses Kimia
Korosi proses kimia merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa adanya
aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara terbuka.
Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh permukaan
logam
2. Korosi Elektrokimia
Korosi elektrokimia terjadi pada permukaan logam yang akan terbentuk daerah–
daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh jarak–jarak
tertentu. Karena potensial anoda “kurang mulia” atau tinggi drajatnya dibanding
potensial katoda, maka akan terjadi arus listrik diantara kedua elektroda tersebut,
electron–electron akan berpindah dari anoda ke katoda, sehingga anoda larut dan
katoda mendapat perlindungan (Amsori, 2012).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai beriku :
1. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan pH < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk
pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH
antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
2. Faktor temperature
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya
kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal pada
temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi.
3. Faktor gas terlarut
2
Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal
3
seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan
oksigen adalah sebagai berikut :
Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O → H2CO3
Fe + H2CO3 → FeCO3+H2
4
BAB III
METODE PRATIKUM
A. METODE PRATIKUM
Metode praktikum yang digunakan adalah eksperimen atau percobaan.
Eksperimen ini akan didukung oleh pengamatan data dan informasi yang berhubungan
dengan proses perkorosian.
D. PROSEDUR KERJA
1. Beri tanda berbeda A, B, C, D, E, dan F pada masing-masing gelas plastik.
2. Masukkan air biasa pada gelas A, air panas pada gelas B, Larutan asam cuka pada gelas
C, larutan garam pada gelas D, dan biarkan gelas E dan F kosong Masukkan paku pada
masing-masing gelas, dengan setiap gelas berisi satu paku.
3. Tutup gelas F dengan plastik dan ikat dengan karet agar rapat
4. Amati dan catat perubahan selama seminggu.
5
PRAKTIKUM HARI PERTAMA
6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan korosi pada paku. Diberikan enam
perlakuan yang berbeda pada masing-masing gelas plastik yang berisi paku, yaitu gelas
yang dibiarkan kosong terbuka, gelas yang dibiarkan kosong tertutup, gelas yang diberi air
biasa, gelas yang diberi air panas, gelas yang diberi larutan garam, dan gelas yang diberi
larutan cuka.
a. Pada medium gelas plastik yang diberi air biasa pada hari pertama dan kedua
tidak terjadi korosi. Namun pada hari ketiga mulai terlihat sedikit korosi pada
paku, dan korosi bertambah banyak dimulai pada hari keenam.
b. Pada gelas plastik kedua diberi air panas, tidak terjadi korosi pada hari pertama.
Namun pada hari kedua mulai terbentuk korosi, dan pada hari ketiga korosi
bertambah banyak hingga hari ketujuh.
c. Pada gelas plastik ketiga dimasukkan larutan asam cuka. Tidak terjadi
7
korosi pada hari pertama hingga hari ketiga. Lalu setelah hari keempat mulai
terjadi korosi, namun korosi yang ditimbulkan tidak banyak hingga hari
keenam dan pada hari ketujuh korosi bertambah banyak melingkupi hampir
semua sisi paku.
d. Pada gelas plastik keempat dimasukkan larutan garam, sama seperti gelas
sebelumnya pada hari pertama tidak terjadi perubahan. Pada hari kedua mulai
terjadi korosi dan korosi tidak terlalu bertambah hingga hari ketujuh.
e. Pada gelas plastik kelima gelas dibiarkan kosong terbuka tidak terjadi korosi
pada paku dari hari pertama hingga hari ketujuh.
f. Dan pada gelas plastik terakhir diberikan perlakuan yang sama pada gelas
kelima namun yang membedakan adalah gelas plastik ini ditutup dengan
menggunakan plastik wrap. Pada medium ini tidak terjadi korosi pada paku
hingga heri ketujuh.
Dari perlakuan berbeda yang diberikan pada paku, dapat dibandingkan pada gelas
plastik kelima dan keenam yang dibiarkan kosong namun yang membedakan adalah gelas
keenam diberi tutup pada kedua perlakuaan ini tidak terjadi korosi. Pada baku yang
terkena air diberi perbedaan air biasa dan air panas. Paku yang diberi medium air panas
lebih mudah mengalami korosi hal ini sesuai dengan teori. Kemudian paku yang diberi
larutan cuka dan larutan garam sama-sama terjadi korosi.
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Korosi adalah reaksi pada logam menjadi ion pada permukaan logam yang terkontak
langsung pada penyebab korosi seperti oksigen, lingkungan berair serta faktor kepada
pelarut.
Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau
larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita
menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat
membuatnya berkarat.
B. Saran
1. Lakukan praktikum dengan langkah kerja yang tertulis.
2. Penutupan gelas yang baik sehingga tanpa adanya celah untuk masuknya oksigen.
3. Lakukan pencatatan data setiap hari secara berturut-turut dengan waktu yang sama.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Arie. 2009. Kimia 3 untuk kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Pratana, Fajar. 2009. Mari Belajar Kimia : Untuk XII SMA IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
1
1