Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KOROSI PADA


PAKU BESI

Di susun oleh :

1. Ataya Cahya Hana Nabilah


2. Balqiska Julianti
3. Budi Zulham Habibi
4. Dilla Fadillah
5. Dina
Kelas :
XII MIPA 4

Jl. RAYA BANTARKAWUNG No. 15, CILAKAR,


PANGEBATAN
KEC BANTARKAWUNG, KABUPATEN BREBES, JAWA
TENGAH
52273
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia,
rahmat, hidayah, serta Inayah-Nya kepada kita semua, Sampai kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum kami yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Korosi pada Paku Besi”, untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia.

Dalam penyusunan laporan praktikum tentunya tidak lepas dari bantuan pihak yang
membimbing serta memotivasi kami dalam membuat sebuah laporan praktikum ini
jadi lebih baik dan lebih efisien. Maka dari itu kami mengucapkan sebuah terima
kasih kepada Ibu Faiqotul Hikmah., S.Pd. sebagai guru mata pelajaran Kimia.

Kami mengucapkan mohon maaf selandainya banyak kekurangan dalam penyusunan


laporan praktikum ini, karena kami menyadari bahwa laporan praktikum kami ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, bagi pihak yang membaca laporan
praktikum ini agar-agar dapat memberikan kritik dan saran untuk dijadikan bahan
Evaluasi, guna menjadikan kami supaya menjadi lebih baik ke depannya. Semoga
penyusunan laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Bantarkawung, 15 Oktober 2023


Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 2


2.1 Landasan Teori .................................................................................................................. 2
2.1.1 Korosi ............................................................................................................................. 2
2.1.2 Besi ................................................................................................................................ 4
2.2 Hipotensi Penelitian ......................................................................................................... 4

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................................. 5


3.1 Variabel Penelitian ............................................................................................................ 5
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................................. 5
3.3 Langkah Kerja .................................................................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 6


4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................................. 6
4.2 Pertanyaan ........................................................................................................................ 7
4.3 Pembahasan Hasil ............................................................................................................. 9

BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 10


5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
5.2 Saran ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari hari, korosi atau yang biasa disebut karat sangat merugikan.
Kerugian yang ditimbulkan korosi mencapai sekitar 13,5 triliun rupiah per tahun.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti
pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi
juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta
kelancaran transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam.
Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam
seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi
ini. Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang
logam pada komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital
hingga komputer serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai
aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, cara pencegahan dari korosi sangat diperlukan untuk menghindari
kerugian yang ditimbulkan oleh korosi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku besi?
2. Bagaimana rincian proses korosi yang terjadi pada paku besi?
3. Bagaimana cara pencegahan korosi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menyampaikan pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku.
2. Menyampaikan penyebab dan pencegahan korosi.
3. Mengamati proses korosi paku pada beberapa medium.
4. Memenuhi tugas dari Ibu Faiqotul Hikmah., S.Pd. Selaku pemberi tugas sekaligus
guru kimia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada peristiwa korosi,
logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O,
suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada
korosi besi, bagian tertentu
dari_besi_itu_berlaku_sebagaianode,_dimana_besi_mengalami_oksidasi. Fe(s)---Fe2+(aq)
+_2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode dimana oksigen tereduksi. O2(g) +_4H+(aq) +_4e ------- 2H2O(l) atau O2(g)
+_2H2O(l) +_4e-----------4OH-(aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya
teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan
bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan
yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada
dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian,
baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi kembali menjadi
senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila
masih bersih dari oksida.
a. Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan- bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai
bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-
bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak
digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada
dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
b. Pengendalian Korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah
dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses
ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat
melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan
dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan
kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi
dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari
besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang
dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan
oksigen(udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel
elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong
korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-
kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).Pipa besi, tiang telepon, badan mobil, dan
berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh
karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Kromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat
dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,
misalnya untuk bumper mobil. Kromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan
sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).Magnesium adalah logam yang
jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam
magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus
diganti.
2.1.2 Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe
dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi
adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal itu
karena
Beberapa hal, diantaranya:

 Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar


 Pengolahan nya relatif mudah dan murah
 Besi mempunyai sifat
Sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Salah satu kelemahan
besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses
ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat
melindungi besi dari korosi.
2.2 Hipotesis Penelitian
Cairan yang memiliki kandungan unsur oksigen (O2) dan air (H2O) akan mengalami korosi
pada paku besi dan dapat dicegah dengan cara pelapisan menggunakan bahan anti korosi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen atau percobaan. Eksperimen ini akan
didukung oleh hasil pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan proses
perkorosian.

3.2 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 12 Oktober s/d 15 Oktober 2023. Tempat penelitian dan
pengamatan di rumah.

3.2 Alat dan Bahan


1. Paku (8 Buah)
2. Gelas plastik (8 buah)
3. Minyak tanah
4. Air yang sudah dimasak
5. Air yang belum dimasak
6. Cuka
7. Minyak goreng
8. Air sumur
9. Penutup gelas

3.3 Langkah Kerja


1. Siapkan delapan buah gelas plastik yang telah dibersihkan.
2. Masukkan satu buah paku ke dalam masing-masing gelas plastik yang telah
dibersihkan.
3. Masukkan larutan ke dalam masing-masing gelas plastik.
a. Gelas A untuk minyak tanah
b. Gelas B untuk air yang sudah dimasak
c. Gelas C untuk air yang belum dimasak
d. Gelas D untuk cuka
e. Gelas E untuk minyak goreng
f. Gelas F untuk air sumur
g. Gelas G tanpa air
h. Gelas G berisi air tertutup (tanpa udara)
4. Berilah label pada masing-masing gelas plastik.
5. Simpan di tempat yang aman dan amatilah perubahan paku selama tiga hari.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

No. Larutan Hari 1 Hari 2 Hari 3


1. Minyak tanah • Pagi : - • Pagi : - • Pagi : -
• Malam : - • Malam : - • Malam : -
2. Air yang sudah • Pagi : - • Pagi : + • Pagi : ++ x
dimasak • Malam : + • Malam : + x • Malam : ++ x
3. Air yang belum • Pagi : + • Pagi : ++ • Pagi : +++ x
dimasak • Malam : + • Malam : ++ • Malam : +++ x
4. Cuka • Pagi : - o • Pagi : + o ★ • Pagi : + o ★
• Malam : + o • Malam : + o ★ • Malam : ++ o ★
5. Minyak goreng • Pagi : - • Pagi : - • Pagi : -
• Malam : - • Malam : - • Malam : -
6. Air sumur • Pagi : + • Pagi : +++ • Pagi : +++ x
• Malam : ++ • Malam : +++ x • Malam : +++ x
7. Gelas terbuka tanpa • Pagi : - • Pagi : - • Pagi : -
air • Malam : - • Malam : - • Malam : +
8. Gelas tertutup berisi • Pagi : - • Pagi : - • Pagi : +
air (tanpa udara) • Malam : - • Malam : - • Malam : +

Tidak
KETERANGAN :
- Tidak berkarat
+ Sedikit berkarat
++ Cukup berkarat
+++ Sangat berkarat
× Ada perubahan warna larutan
o Ada gelembung
★ Paku menghitam

4.2 Pertanyaan
1. Apa saja faktor yang menyebabkan korosi?
2. Apa yang terjadi pada paku yang mengalami korosi? Tuliskan reaksinya!
3. Bagaimana cara mencegah korosi?
Jawaban :
1. APA SAJA FAKTOR YANG MENYEBABKAN KOROSI?
Korosi terjadi ketika terdapat reaksi antara oksigen, hidrogen, dan perpindahan
elektron. Korosi tidak hanya terjadi pada kondisi basah, namun juga pada kondisi
kering. Contoh korosi yang terjadi pada kondisi kering adalah akibat oksigen atau gas
belerang dioksida. Selain itu, ada beberapa faktor lainnya seperti :
a. Air dan kelembaban udara
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu
faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak
mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
b. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya
transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh
oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak
mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab
korosi yang utama.
c. Permukaan logam yang tidak rata.
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,
yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang
licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang
akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.
d. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair
atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang
potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan
dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh
oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada
logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi
justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk
menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut
berkarat lebih cepat.
2. APA YANG TERJADI PADA PAKU YANG MENGALAMI KOROSI? TULISKAN REAKSINYA?
Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga
akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah
tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya.
Berikut merupakan proses terjadinya korosi pada besi:
 Pemicu korosi pada besi adalah terkena tetesan air yang mengandung
oksigen. Daerah permukaan yang bersentuhan dengan tetesan air disebut
daerah anoda. Pada daerah anoda akan terjadi oksidasi yaitu terjadi pelarutan
atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe^2+ yang larut
dalam air.

 Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi menuju daerah katoda


sehingga terjadi reduksi gas oksigen dari udara.

 Ion Fe^2+ yang larut dalam air bergerak menuju daerah katoda bereaksi
dengan ion OH- membentuk FE(OH)2

 Di daerah katoda, FE(OH)2 yang terbentuk dioksidasi lanjut oleh oksigen dan
membentuk karat.

3. BAGAIMANA CARA MENCEGAH KOROSI?


Mengontrol kelembapan udara, dengan cara membuat lingkungan yang terbebas dari
oksigen. Mencegah kontak dengan oksigen atau dengan air.
Korosi pada logam dapat dihambat dengan cara pelapisan dengan cat, bahan plastik,
email, karet, atau keramik. Pencegahan tersebut akan mencegah terjadinya kontak
permukaan logam dengan udara lembab.
4.3 Pembahasan Hasil
Dari hasil pengamatan ada 8 perlakuan beda pada paku yaitu paku pada air tertutup,
paku yang diberi air sumur, paku yang diberi air sudah dimasak, paku yang diberi air
belum dimasak (air mentah), pemberian air cuka pada paku, paku diletakkan di
wadah kosong, paku dengan minyak goreng, dan paku dengan minyak tanah.
Dari hasil pengamatan selama tiga hari didapatkan :
1) Paku A (Minyak tanah) tidak terjadi korosi, karena minyak tanah tidak
mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara,
sehingga paku dalam keadaan bebas oksigen dan tidak dapat mengalami
perkaratan.
2) Paku B (Air sudah dimasak) terjadi korosi dan membuat air pada paku
tersebut berubah warnanya menjadi kuning .
3) Paku C (Air belum di masak) terjadi korosi dan membuat air pada paku
berubah warnanya menjadi kuning.
4) Paku D (Air cuka) CH3COOH terjadi korosi secara keseluruhan dan paku
menjadi berwarna hitam
5) Paku E (Minyak goreng) tidak terjadi korosi, karena minyak tanah tidak
mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara,
sehingga paku dalam keadaan bebas oksigen dan tidak dapat mengalami
perkaratan.
6) Paku F (Air sumur) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat
air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning.
7) Paku G (Tanpa air) tidak mengalami korosi dikarenakan kadar oksigen dalam
gelas tersebut hanya sedikit.
8) Paku H (Air tertutup) tidak mengalami korosi karena gelas ditutup oleh
plastik, hal ini menyebabkan paku tidak langsung terkena udara di lingkungan.
Pada paku yang mengalami korosi memiliki kecepatan korosi yang berbeda pada
setiap cairan. Berdasarkan kecepatan dan jumlah korosi yang ditimbulkan, dapat di
tulis cairan yang menyebabkan korosi dari yang tercepat adalah :
1. Air Sumur
2. Air belum dimasak
3. Air sudah dimasak
4. Air cuka
5. Air tertutup
6. Tanpa Air
7. Minyak goreng
8. Minyak tanah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Korosi pada logam besi disebabkan karena adanya oksigen dan air.
2) Kecepatan dan jumlah korosi di dukung oleh berbagai faktor.
3) Dari hasil percobaan yang saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa paku
yang paling cepat mengalami perkaratan adalah paku yang diletakkan pada
wadah berisi air. Hal ini dikarenakan air memberikan efek yang signifikan
pada proses perkaratan.
4) Paku yang terendam dalam minyak tidak akan berkarat, karena minyak
mampu melindungi besi terhadap gas oksigen dan uap air yang ada di udara.
5) Korosi dapat dicegah dengan melapisi dengan bahan anti korosi.

5.2 Saran
1) Lakukan percobaan dengan langkah kerja yang tertulis.
2) Penutupan gelas yang baik sehingga tanpa ada celah untuk masuknya oksigen.
3) Lakukan pencatatan data setiap hari secara berturut-turut dengan waktu yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com
https://www.sampoernaacademy.sch.id
https://roboguru.ruangguru.com
https://id.quora.com
https://brainly.co.id
https://www.slidshare.net
https://www.academia.edu
https://www.zenius.net
https://id.scribd.com
https://colearn.id

Anda mungkin juga menyukai