KOROSI
DISUSUN OLEH:
1. AIRIN DEA SYAPUTRI
2. ELISABETH VIANDA KRISTIANINGRUM
3. M. FARHAN FEYLANA ATTHALAH
4. MUHAMMAD ARKANANTA YAZID YAFI S.
5. NYIMAS VIRNA SALSA LESTARI RISQIA
6. SUCI RAMADHANA ASIVO
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok sejarah ini.
Kami haturkan terima kasih kepada pihak yang telah mendedikasikan waktunya untuk
membantu dalam penyusunan makalah ini, karena tanpa mereka, makalah ini tidak akan
selesai tepat pada waktunya
Kami menyadari bahwa makalah ini tentu terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
maupun isinya, untuk itu kami sangat terbuka akan saran dan kritik yang membangun dari
teman-teman. Pada akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 2
A. Definisi Korosi……………………………………………………. 2
B. Reaksi Pembentukan Karat……………………………………….. 3
C. Faktor Penyebab Terjadinya Korosi………………………………. 3
D. Pencegahan Korosi………………………………………………... 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korosi atau yang umum dikenal sebagai pengaratan menjadi salah satu masalah
yang sering dianggap sepele. Namun, korosi nyatanya dapat berdampak besar di
berbagai sektor industri. Sebagai contoh, pada industri pembangunan dan industri
pertambangan yang mana sebagian besar alat dan material yang digunakan terbuat
dari besi dan logam. Tentu hal ini juga menyangkut pada keselamatan pekerja yang
mana bisa menimbulkan kecelakaan saat bekerja diakibatkan oleh kerusakan alat
kerja. Pada sektor ekonomi juga tentu membawa dampak kerugian yang cukup besar.
Kerugian ini juga dapat kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Korosi dapat
berdampak pada keracunan pangan akibat dari pencemaran alat pengolah makanan
yang berkarat. Pencemaran lingkungan nyatanya juga tak lepas dari campur tangan
korosi.
Masalah ini sudah mengakar dari tahun ke tahun, dan sudah banyak ilmuwan yang
mengkaji tentang korosi. Oleh karena itu, makalah ini kami buat untuk membahas
lebih lanjut definisi dan faktor-faktor yang menyebabkan korosi terjadi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Korosi
Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di
sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan
korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia
dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum,
korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi
erosi, dan korosi tegangan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih
mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau Besi(II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi
(kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan Hukum Persamaan Nernst akan membantu untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila
masih bersih dari oksida.
2
B. Reaksi Pembentukan Karat
Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya
korosi. Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam
mengalami korosi. Jika logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah,
seperti di gurun, proses terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu,
simpanlah besi-besi di rumahmu di tempat yang kering dan tidak lembap agar besi
tidak mudah berkarat.
2. Elektrolit.
3
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya
lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang
potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal
tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh,
paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan
besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.
D. Pencegahan Korosi
Terdapat beberapa cara untuk mencegah korosi pada besi dan baja agar tetap
terlihat indah dan menarik.
1. Pengecatan
Pengecatan merupakan salah satu cara mencegah korosi yang mudah untuk
dilakukan. Dengan mengecat besi baja, kita bisa menghindarkan kontak langsung besi
dengan lingkungan. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kontak langsung dan juga
oksidasi pada besi baja sehingga tidak akan terjadi korosi. Selain untuk melindungi
dari korosi, pengecatan juga akan menambah keindahan tersendiri pada barang yang
berbahan besi.
Cara mencegah korosi selanjutnya yaitu dengan pelumuran oli atau gemuk.
Pelapisan besi baja dengan menggunakan oli atau gemuk ini bisa dilakukan untuk
bahan-bahan yang tidak berhubungan dengan estetika karena akan merusak
pemandangan.
Besi dan baja cukup banyak digunakan untuk oleh beberapa orang. Hal ini
disebabkan karena kemampuan pertahanannya yang cukup tinggi. Cara mencegah
korosi selanjutnya yakni bisa menggunakan pembalutan dengan plastik. Pencegahan
korosi pada besi baja dengan menggunakan plastik ini merupakan ide yang sangat
cocok untuk pelapisan bahan-bahan besi baja yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari dan membutuhkan unsur estetika atau keindahan.
4. Tin Plating.
Tin plating merupakan cara mencegah korosi selanjutnya yang bisa untuk
digunakan. Tin plating merupakan sebuah proses elektrolisis yang dilakukan untuk
4
menghindarkan bahan dari kerusakan. Bahan yang bisa di lindungi dengan
menggunakan proses ini adalah bahan-bahan besi serta besi baja dan juga bahan-
bahan yang tidak terbuat dari besi. Tin plating memang sangat bermanfaat untuk
melindungi barang berbahan besi yang mudah mengalami korosi.
5. Chromium Plating
6. Pengorbanan Anode
Satu lagi cara untuk mencegah korosi yaitu dengan pengorbanan anode atau
sacrificial protection. Perlindungan ini dilakukan dengan melapisi besi baja dengan
bahan yang lebih mudah berkarat. Salah satu bahan yang digunakan adalah bahan
magnesium. Bahan ini merupakan bahan yang aktif sehingga lebih mudah berkarat,
jika anda menggunakan bahan ini untuk melapisi besi maka bahan ini akan berkarat
sedangkan besinya tidak.
7. Galvanisasi
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Namun, korosi tetap dapat diatasi dengan beberapa cara, salah satunya yang
umum dilakukan, yaitu pengecatan dan pelapisan logam lain pada besi yang sudah
berkarat.
B. Saran
Sehubung dengan banyaknya kerugian yang disebabkan oleh korosi, ada baiknya
menghindari menggunakan alat dari material yang rentan untuk terjadi korosi. Jika
memang sangat dibutuhkan menggunakan material besi, maka harus diimbangi
dengan perawatan pada besi tersebut secara rutin.
6
DAFTAR PUSTAKA
Natsir, Rakhmawati, dan Budiawan Sulaeman. 1 Maret 2019. Ketahan Material Baja Selimut
Fiberglass pada Konstruksi Bangunan Pantai. Diakses dari
https://ojs.unanda.ac.id/index.php/jiit/article/view/213#:~:text=Persamaan%20reaksi
%20pembentukan%20karat%20sebagai,akan%20mempercepat%20proses%20pengaratan
%20berikutnya
Edra, Rabia. 4 Desember 2017. Pengertian Korosi dan Faktor Penyebabnya Kimia Kelas 11.
Diakses dari https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya