Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nyalah percobaan ini
dapat terselesaikan. Penulisan Makalah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain
itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .
Dengan terselesaikannya Percobaan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang
bahan-bahan yang dapat timbulkan dan mempercepat terjadinya korosi (karat), proses terjadinya
korosi, kerugian serta cara mencegah terjadinya korosi.
Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan karya
ilmiah ini. Semoga Makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor
terjadinya korosi.

         Ambon, 1 Oktober 2013


Penulis

(Denise Nendissa)
 

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………….
1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...
2
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………..... ......
3
1.1.Latar belakang ..........……………………………………………………..
3
1.2.rumusan masalah ……………………………………………........……..
3
1.3.Tujuan penelitian ……………………………………………........………
3
BAB II : KAJIAN TEORITIS …………………………………………………………..
4
  Penyebab korosi ......………………………………………………….. 5
  Proses terjadinya korosi …………………………………....…………….
5
  Dampak dari korosi ......……………………………………………........ 6
  Mencegah terjadinya korosi ......………………………………………… 6

BAB III : METODE PENELITIAN ………………………………………………….


7
3.1. Alat dan bahan .......………………………………………………….....
7
3.2. cara kerja………………………………………………………………. 7
3.3. waktu dan tempat ....……………………………………………………
7
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...…………........…………
8
4.1. Hasil penelitian ……………………………………………………….. 8
4.2. Pembahasan ……………………………………………………… 8
BAB V : KESIMPULAN ................………………………………………………
9
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………..
9
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………. 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi korosi
pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena
bersifat merusak logam dan membahayakan.Oleh karena itu,dengan pentingnya mempelajari
pencegahan korosi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya korosi?


2. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi?
1.3. Tujuan masalah

1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.


2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1. korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi
dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh
gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan
karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe 2+ + 2e - → Fe
Katode : 2H 2 O → O 2 + 4H + + 4e -
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan
mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-
hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe 2O 3. nH 2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi
merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)
2.2. Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran
bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif
(yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
senyawa
maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat mempercepat
proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi
peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya
dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup
banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada
dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)
2.3. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang
pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara
lembab.( Purba, Michale. 2007 )

2.4. Dampak dari korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian
logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat
adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum
istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material
(khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan
sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya
bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam
ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron dan lingkungannya
sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi
oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan
elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari
lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam.
Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak
langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan
atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat
adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak
mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan
menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi
lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi
dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi
yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)

2.5. Mencegah terjadinya korosi


Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi
dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan
melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu),
penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa
namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya
digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah
dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa
dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka
dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap"
menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang,
menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan
mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa
berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan
tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan bahan


     1.       Gelas Aqua
     2.      Paku
     3.      Garam
     4.      Air
     5.      Minyak Kelapa
     6.      Gula
     7.      Kapas
     8.      Cuka
3.2. Cara kerja

1. Siapkan 6 buah Gelas aqua yang telah dibersih kan.


2. Isi Gelas pertama dengan kapas dan paku, kemudian tutup rapat.
3. Gelas kedua diisi dengan larutan Garam dan paku, dibiarkan terbuka.
4. Gelas ketiga diisi dengan Minyak kelapa dan paku, dibiarkan terbuka.
5. Isi gelas keempat dengan larutan cuka dan paku, dibiarkan terbuka.
6. Gelas kelima diisi dengan air murni dan paku, dibiarkan terbuka.
7. Isi gelas keenam dengan larutan Gula dan paku, dibiarkan terbuka.
8. Simpan ditempat yang aman.
9. Mengamati perubahan paku selama 3 hari

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.                      Hasil penelitian


Tabel pengamatan
No Paku pada tabung Hasil Pengamatan
1 Air Berkarat
2 Minyak kelapa Tidak Berkarat
3 Larutan Garam Berkarat
4 Larutan gula Berkarat
5 Larutan cuka Tidak Berkarat
6. Kapas Tidak Berkarat

4.2.                      Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan
ke dalam air,Larutan cuka dan Larutan Gula mengalami
korosi(berkarat),sedangkan paku yang dimasukkan ke dalam minyak Kelapa,
Cuka, dan kapas tidak mengalami korosi(berkarat),hal ini disebabkan karena
Minyak kelapa bukan termasuk ke dalam bahan-bahan korosif(yang menyebabkan
korosi).
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku dalam keadaan
terbuka lebih cepat berkorosi dari pada paku dalam keadaan tertutup. Penyebabnya
adalah paku yang diletakkan di gelas terbuka teroksidasi oleh oksigen yang ada
disekitarnya sedangkan paku yang diletakkan di gelas tertutup terisolasi oleh udara
atau oksigen.
Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air jernih berwarna kuning
dan air juga berubah menjadi kuning, karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi
oksigen.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan
meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-
zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah sebagai berikut:
  air Murni, Gula, Garam termasuk kedalam bahan-bahan korosif (bahan yang dapat menyebabkan
korosi).
  Minyak Kelapa, cuka bukanlah bahan yang dapat menyebabkan korosi,oleh karena itu minyak
tanah tidak termasuk kedalam bahan yang korosif.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/#q=Korosi
http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://denisemelodi.blogspot.com/2013/09/makalah-korosi.html

Anda mungkin juga menyukai