DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ANGGOTA : JIHAN SYABRINA (4181151002)
: SITI AISYAH POHAN (4182151012)
: SEPTRIYANTI SIANTURI (4183151023)
KELAS : PENDIDIKAN IPA B 2018
PENDIDIKAN IPA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “MINI RISET” yaitu KOROSI
PADA LOGAM (PAKU) mata kuliah Zat dan Energi. Saya juga berterima kasih kepada
bapak dosen Moondra Zubir, Ph.D yang sudah memberikan bimbingannya.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga tugas mini riset ini mengenai
korosi semoga ini bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi kami sebagai
mahasiswa.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
CAVER………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............................3
BAB I PENDAHULUAN……………………………….
……………………….....................4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….
….4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………...
………………………………..4
1.3 Tujuan………………………………………...…………………………............................4
1.4 Manfaat………………………………..……...…………………………............................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………….
……………...............................5
2.1 Pengertian Korosi………………………………………………………………………….5
2.2 Faktor- Faktor Penyebab
Korosi…………………………………………………………...5
2.3 Proses Terjadinya
Korosi…………………………………………………………..............6
2.4 Dampak
Korosi……………………………………………….............................................6
2.5 Pencegahan Korosi………………………………………………………….......................6
BAB III METODE PENELITIAN…………….
…………………………………………….8
3.1 Waktu Dan Tempat…………...……………...
…………………………….........................8
3.2 Alat Dan Bahan…………...……………...
……………………………...............................8
3.3 Langkah Kerja…………...……………...
…………………………….................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….……………………9
4.1 Tabel Hasil Percobaan……………………………..............................................................9
4.2 Pembahasan……………………………............................................................................10
3
BAB V PENUTUP……………………………….……………………………………….....11
4.1 Kesimpulan………………….............................................................................................11
4.2 Saran………………….......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………………………………....12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Korosi ini sebenarnya
merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari
besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi. Jadi
jelas korosi dikenal sangat merugikan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Korosi
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus
Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
5
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi
Besi memerlukan oksigen dan air.
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam, baik dalam bentuk senyawa maupun anorganik. Penguapan dan pelepasan bahan-
bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu
asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan
korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.
Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan
industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
2.3 Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang
pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam
udara lembab.
2.4 Dampak Korosi
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada
kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan
sebagai pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga
6
membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai
alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
2.5 Pencegahan Korosi
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini
dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar
teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah
kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi).
Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di rumah Siti Aisyah Pohan, pada tanggal 05 Oktober 2019.
3.2 Alat dan Bahan
a) Alat :
6 buah botol kecil
Paku ukuran 5cm
Kain lap
Kamera Hp
b) Bahan :
Air Suling
Larutan Garam
Minyak Goreng
Kapas
3.3 Langkah Kerja
1. Siapkan 6 buah botol kecil dan 6 buah paku yang sudah dilap hingga hilang pelapisnya.
2. Beri label 1,2,3,4,5, dan 6 pada setiap botol.
3. Botol 1 diisi paku dan larutan garam
4. Botol 2 diisi paku dan air
5. Botol 3 diisi paku dan air, kemudian ditutup
6. Botol 4 diisi paku, air, dan minyak goreng, kemudian ditutup.
7. Botol 5 diisi paku dengan kapas
8. Botol 6 diisi paku
9. Simpan botol tersebut selama ±7 hari di tempat yang sirkulasi udaranya bagus dan tidak
terkena cahaya matahari langsung.
10. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut dan ambil gambar setiap
perubahan yang terjadi.
11. Buat Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Percobaan
9
4.2 Pembahasan
o Botol 1 (berisi larutan garam dan air) permukaan pakunya sudah berkarat pada hari ke-2
dan airnya juga sudah keruh. Sampai hari ke-5 tidak mengalami perubahan lagi. Pada hari ke
6 dan ke 7 perkaratannya mengendap ke dasar.
o Botol 2 (berisi paku dan air) permukaan pakunya mulai berkarat pada hari ke-2. Pada hari
ke-4 airnya juga sudah keruh dan karatnya bertambah. Dan selanjutnya tidak mengalami
perubahan lagi sampai hari ke-7.
o Botol 3 (berisi paku dan air, kemudian ditutup) permukaan pakunya mulai berkarat pada
hari ke-2, dan airnya keruh pada hari ke-4. Pada hari ke-5 airnya bertambah keruh. Sampai
hari ke-7, airnya berwarna merah bata.
o Botol 4 (berisi paku, air, dan minyak goreng, kemudian ditutup) ujungnya sudah berkarat
pada hari ke-2, dan pangkalnya juga sudah berkarat pada hari ke-3, tetapi airnya masih
bersih. Dan sampai hari ke-7 tidak mengalami perubahan lagi.
o Botol 5 (berisi paku dan kapas) tidak pernah mengalami perubahan atau tidak berkarat dari
hari pertama sampai hari ke-7.
o Botol 6 (hanya paku) ujungnya berkarat pada hari ke-3. Dan selanjutnya tidak pernah
mengalami perubahan lagi sampai hari ke-7.
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, kita dapat mengetahui bahwa KOROSI terjadi
karena adanya pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya beberapa faktor yang
menyebabkan korosi terjadi, adapun faktor itu adalah :
Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara
disekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi dengan mengoksidasi
logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe). Teori ini sesuai dengan hasil yang kami
dapatkan.
Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H 2O). Semakin sering
logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Hal ini
juga sesuai dengan hasil yang kami dapat.
Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi
logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan
yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu
terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam. Hal ini juga sudah sesuai dengan
hasil yang kami dapat.
10
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat
berkarat adalah paku yang berada di botol yang berisi larutan garam yang tidak tertutup. Hal
ini karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Zat elektrolit
(garam). Kemudian yang paling berkarat sampai hari ke-7 adalah paku yang berada di botol
yang berisi air tanpa penutup. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan
oksigen akan lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O 2 saja atau
H2O saja.
Kemudian antara paku yang disimpan di dalam botol terbuka dengan paku yang disimpan
dalam botol terbuka yang berisi kapas, yang berkarat adalah yang tidak memiliki kapas.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:
11
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari. 2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Setia Aji.
Purba, Michael. 2012. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-paku.html
12