LABORATORIUM METALURGI I
PELAPISAN TEMBAGA
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Aditya Rahman
NPM : 3334190060
Kelompok : 28
Rekan : 1. Ahmad Riqi Priyadi
: 2. Raden Muhammad Admiral I.
Tanggal Praktikum : 2 Oktober 2021
Tanggal Pengumpulan Lap. : 9 Oktober 2021
Asisten : Thoriq Shafri Dewantara
9 Oktober 2021
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………....vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Tujuan Percobaan………………………………………………...1
1.3 Batasan Masalah………………………………………………….1
1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Korosi…………………………………………………………….3
2.2 Pencegahan Korosi……………………………………………….5
2.3 Sel Elektrokimia………………………………………………….5
2.4 Electroplating…………………………………………………….7
2.5 Tembaga………………………………………………………….8
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir…………………………………………………….10
3.2 Alat dan Bahan………………………………………………….11
3.2.1 Alat-alat yang Digunakan……………………………….11
3.2.2 Bahan-bahan yang Digunakan…………………………..11
3.3 Prosedur Percobaan……………………………………………..11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan…………………………………………………12
4.2 Pembahasan……………………………………………………..12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 18
5.2 Saran…………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN……………………………………20
iii
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS……….22
LAMPIRAN C. BLANGKO PERCOBAAN…………………………………….31
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan I……………………………………………12
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan II…………………………………………...12
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan………………………………………….10
Gambar 4.1 Rangkaian Proses Electroplating……………………………...….13
Gambar 4.2 Pengaruh Tegangan terhadap Selisih Massa………….…………..15
Gambar 4.3 Pengaruh Konsentrasi terhadap Selisih Massa Pelat…………...…16
Gambar 4.4 Perbandingan Fraksi Ukuran terhadap Massa Akhir Batu Bara…..17
Gambar B.1 Prinsip Kerja Electroplating……………………………………...24
Gambar B.2 Kalung yang Dilapisi dengan Perak………………………………30
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Contoh Perhitungan………………………………………………...21
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus……………………………23
Lampiran C. Blangko Percobaan…………………………………………………32
vii
BAB I
PENDAHULUAN
variabel terikat. Variabel bebas pada praktikum ini ialah massa awal pelat dan
volume H2SO4. Dan variabel terikatnya adalah massa akhir pelat.
2.1 Korosi
Kata korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya perusakan
logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya
logam) akibat lingkungannya. Pada logam terjadinya akibat reaksi kimia yaitu
pada temperatur yang tinggi antara logam dan gas atau terjadi korosi elektrokimia
dalam lingkungan air atau udara basah [1]. Reaksi langsung disebut juga korosi
kering dan reaksi penggantian disebut korosi basah [2].
Reaksi langsung (korosi kering) termasuk oksidasi di udara, rekasi dengan
uap belerang, hidrogen sulfida dan kandungan udara kering lainnya, juga reaksi
dengan logam cair lainnya misalnya natrium. Reaksi ini nyata dan umum terjadi
pada suhu relatif tinggi. Pada dasarnya reaksi korosi logam berlangsung secara
elektrokimia yang terjadi pada daerah katoda dan anoda dengan membentuk
rangkaian arus tertutup [2]. Korosi terjadi disebabkan oleh reaksi kimia atau
eletrokimia. Selain itu juga terdapat beberapa faktor utama yang harus dipenuhi
agar reaksi tersebut dapat berlangsung [3], faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Material
Suatu material dalam peristiwa korosi akan memiliki sifat sebagai
anoda. Sifat ini mengakibatkan suatu material akan mengalami reaksi
oksidasi. Reaksi oksidasi adalah suatu reaksi dalam reaksi redoks dimana
suatu unsur akan mengalami peningkatan nilai bilangan oksidasi.
Peningkatan bilangan oksidasi ini disebabkan oleh berkurangnya suatu
elektron dalam suatu unsur pada saat reaksi oksidasi terjadi [3].
b. Lingkungan
Berbeda dengan material, lingkungan pada peristiwa korosi akan
memiliki sifat sebagai katoda. Sebagai katoda, suatu material akan
mengalami reaksi reduksi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang
4
sekitar logam. Nilai pH di sekitar logam akan turun sehingga lingkungan akan
bersuasana asam. Hal ini dapat mempercepat laju korosi pada besi. Kemudian yang
terakhir adalah adanya pengaruh logam lain yang memiliki beda potensial yang
saling berkontak pada lingkungan yang lembab. Adanya beda potensial ini
membuat logam yang nilai potensialnya lebih rendah daripada logam lainnya akan
teroksidasi sehingga logam yang potensialnya lebih rendah tadi akan terkorosi [4].
Di dalam sebuah larutan elektrolit dimana peristiwa yang terjadi di dalamnya adalah
proses perpindahan elektron atau reaksi redoks. Reaksi redoks adalah suatu reaksi
dimana pada reaksi oksidasi, suatu reaktan akan mengalami pengurangan jumlah
elektron sehingga bilangan oksidasinya akan bertambah. Sedangkan pada reaksi
reduksi, suatu reaktan akan mengalami penambahan jumlah elektron sehingga
bilangan oksidasinya akan berkurang. Bilangan oksidasi adalah suatu muatan dalam
suatu molekul atau senyawa yang ditentukan oleh harga keelektronegatifan [5].
Terdapat dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel galvani atau sel volta dimana
pada sel volta ini terdapat suatu reaksi redoks yang akan mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Pada sel ini, katoda yang dicelupkan ke dalam larutan garam
akan memiliki kutub yang positif sedangkan anoda akan berkutub negatif. Anoda
dan katoda pada sel volta ini akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang
terhubung dengan jembatan garam. Jembatan garam ini memiliki fungsi sebagai
pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan listrik
[5].
Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia yang
spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret volta.
Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing
logam. Sel volta ini dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan penggunaannya. Sel
volta primer adalah yang pertama. Sel volta primer merupakan sel volta yang tidak
dapat diperbarui (sekali pakai) dan bersifat tidak dapat balik (irreversible)
contohnya adalah baterai kering. Sedangkan sel volta sekunder merupakan sel volta
yang dapat diperbarui (sekali pakai) dan bersifat dapat balik (reversible) ke keadaan
semula contohnya baterai aki. Sel Volta bahan bakar (fuel cell) adalah sel volta yang
tidak dapat diperbarui tetapi tidak habis contohnya sel campuran bahan bakar
pesawat luar angkasa.
Reaksi yang kedua adalah sel elektrolisis dimana pada sel ini terjadi
perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Pada sel elektrolisis katoda memiliki
muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan prinsip
kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi, elektroda
dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai ke
7
katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation
dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan
mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan
logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas
(Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar emasnya
sudah berkurang.
2.4 Electroplating
Electroplating atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan
bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik searah melalui suatu
larutan elektrolit. Proses electroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan
logam ini banyak dilandasi oleh elektrokimia, bidang yang mengkaji perubahan
energi listrik ke energi kimia (elektrolisis). Electroplating memberikan
perlindungan pada logam yang diinginkan dengan memanfaatkan logam-logam
tertentu sebagai lapisan pelindung, misalnya tembaga, nikel, krom, perak, dan
sebagainya. Pelapisan bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi
yang berbeda dengan logam dasarnya [6].
Terjadinya endapan pada proses elektrolisa disebabkan adanya ion-ion
bermuatan listrik melalui elektrolit. Ion-ion pada elektrolit tersebut akan
mengendap pada katoda. Endapan yang terjadi bersifat adhesif terhadap logam
dasar. Selama proses pengendapan berlangsung terjadi reaksi kimia pada elektroda
dan elektrolit yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang diharapkan berlangsung terus
menerus menuju arah tertentu secara tetap [6].
Untuk itu diperlukan arus listrik searah dan tegangan yang konstan. Prinsip
dasar dari proses lapis listrik adalah berdasarkan pada Hukum Faraday yang
menyatakan bahwa jumlah zat-zat yang terbentuk dan terbebas pada elektroda
selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir dalam
larutan elektrolit. Di samping itu jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang
sama selama elektrolisis adalah sebanding dengan berat ekivalen masing-masing
zat tersebut. Dalam pelaksanaan proses pelapisan listrik ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain arus yang dibutuhkan untuk melapis (rapat arus),
8
2.5 Tembaga
Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning,
mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat, dan sebagai konduktor panas dan listrik yang baik setelah
perak. Korosi merupakan peristiwa kerusakan permukaan dari logam tembaga yang
diakibatkan dari pengaruh lingkungan (suhu, kelembaban, dan lainnya). Korosi
dapat merusak fungsi maupun permukaan dari logam tersebut. Masalah pada logam
tembaga adalah logam tembaga bisa terkorosi karena terkontaminasi oleh
lingkungannya, sehingga akan berpengaruh terhadap harga jual dari tembaga
tersebut dikarenakan berkurangnya kualitas dari tembaga itu sendiri.
Terkontaminasinya tembaga dapat membuat tembaga itu menjadi kusam
atau pudarnya warna dari tembaga tersebut. Peristiwa korosi terjadi secara alamiah
yang berlangsung secara sendirinya dan tidak dapat dicegah secara tuntas akan
tetapi perlu adanya suatu proses pencegahan dalam menindaklanjuti peristiwa
tersebut. Penyelesaiannya dengan cara pelapisan logam pada logam tembaga,
sehingga dapat meminimalisir peristiwa korosi pada logam tembaga. Tembaga
9
memiliki beberapa kegunaan seperti bahan utama dalam pembuatan kabel listrik
dan kumparan dinamo, paduan logam dimana paduan 70% tembaga dengan 30%
seng akan menghasilkan kuningan dan paduan 80% tembaga serta 20% timah putih
akan menghasilkan perunggu, kemudian dapat digunakan sebagai mata uang dan
perkakan-perkakas yang terbuat dari perak, lalu sebagai bahan penahan pada
bangunan dan beberapa bagian kapal, serta yang terakhir adalah dapat digunakan
sebagai katalisator dalam proses oksidasi methanol menjadi metanal.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan
11
4.2 Pembahasan
Pelapisan secara listrik atau electroplating merupakan proses pelapisan
suatu logam secara elektrolisis melalui penggunaan arus listrik searah atau DC
13
(Direct Current) dan larutan kimia (elektrolit) yang berfungsi sebagai media
penyuplai ion-ion logam membentuk endapan (lapisan) logam pada elektroda.
Electroplating dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik melalui larutan
antara logam atau material lain yang konduktif. Dua buah plat logam merupakan
anoda dan katoda dihubungkan pada kutup positif dan negatif terminal sumber arus
searah (DC). Logam yang terhubung dengan kutup positif sumber arus searah
disebut anoda dan yang terhubung dengan kutup negatif sumber arus searah
disebut katoda. Terjadinya endapan pada katoda disebabkan adanya ion-ion
bermuatan listrik yang berpindah secara terus menerus dari satu elektroda melalui
larutan elektrolit [7]. Berikut adalah rangkaian proses electroplating yang dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
Sumber Listrik
Anoda
Anoda
Katoda
Elektrolit
untuk melapis (rapat arus), temperatur larutan, waktu pelapisan dan konsesntrasi
larutan. Distribusi perpindahan ion-ion logam selama proses pelapisan berlangsung
akan dipengaruhi oleh besarnya arus, luas permukaan bahan yang dilapis,
temperatur larutan, derajat keasaman (pH) dan kekentalan (derajat baurne) atau
konsentrasi larutan. Jika konsentrasi ion logam dalam larutan berkurang akan
dihasilkan lapisan berwarna hitam (terbakar) pada rapat arus yang rendah. Sehingga
kondisi operasi seperti rapat arus, temperatur, waktu dan komposisi larutan
perludijaga agar tetap stabil. Selain dari hal-hal diatas, kesempurnaan lapisan
dipengaruhi pula oleh bentuk anoda, kemurnian anoda, daya larut anoda, jarak
antara anoda ke katoda dan kebersihan larutan (bebas pengotor) [7].
Elektrolisis terjadi ketika aliran arus listrik melalui senyawa ionik dan
mengalami reaksi kimia. Larutan elektrolit dapat menghantar listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion tersebut yang
menghantarkan arus listrik melalui larutan. Hantaran listrik melalui larutan
elektrolit terjadi ketika sumber arus searah memberi muatan yang berbeda pada
kedua elektroda. Katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif)
bermuatan negatif, sedangkan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub
positif) bermuatan positif. Spesi (ion, molekul, atau atom) tertentu dalam larutan
akan mengambil elektron dari katoda, sementara spesi lainnya melepas elektron ke
anoda. Selanjutnya elektron akan dialirkan ke katoda melalui sumber arus searah.
Faktor yang mempengaruhi elektrolisis antara lain penggunaan katalisator, luas
permukaan tercelup, sifat logam bahan elektroda, konsentrasi pereaksi, dan besar
tegangan eksternal [8].
Pada praktikum kali ini, digunakan suatu prosedur percobaan yang dimulai
dari menyusun rangkaian electroplating seperti pada gambar B.1. Kemudian
melakukan preparasi pada pelat seperti mengampelas pelat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa permukaan dari pelat yang digunakan tidak memiliki senyawa-
senyawa lain selain pelat itu sendiri. Berikutnya adalah menimbang massa awal
pelat tembaga dan pelat besi. Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui massa
awal pelat yang nantinya akan dihitung untuk mengetahui besar selisih massa pelat.
Selanjutnya melakukan proses electroplating dengan cara mencelupkan kedua pelat
15
secara bersamaan selama 10 menit. Setelah 10 menit berlalu, kedua pelat diangkat
dan dikeringkan dengan menggunakan hairdryer. Hal ini dilakukan supaya massa
air tidak mempengaruhi massa akhir dari pelat. Kemudian menimbang pelat setelah
proses electroplating. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan massa akhir pelat yang
nantinya digunakan untuk menghitung selisih massa pelat.
Pada praktikum kali ini, dapat terlihat bahwa besarnya tegangan yang
dialirkan pada rangkaian dan konsentrasi dari H2SO4 sangatlah mempengaruhi
proses dari electroplating ini sendiri. Pengaruh tegangan dapat dilihat dari
percobaan I dan percobaan II yang mana menggunakan konsentrasi, kuat arus, serta
waktu yang sama, yakni 1 molar, 2 ampere, dan 10 menit. Pada percobaan I, dengan
tegangan sebesar 25 V, didapatkanlah selisih massa pelat tembaga sebesar 0,027
gram dengan selisih massa pelat besinya sebesar 0,017 gram. Sedangkan pada
percobaan II dengan menggunakan tegangan sebesar 15 V, diperolehlah selisih
massa tembaga yang sebesar 0,2 gram dan selisih massa pelat besinya sebesar 0,113
gram. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
0,25
0,2
Selisih Massa (g)
0,15
0,1
0,05
0
I (25 V) II (15 V)
Voltase (V)
dibandingkan dengan selisih massa percobaan II. Hal ini disebabkan oleh besarnya
tegangan pada percobaan I yang lebih besar daripada percobaan II. Karena
pelapisan tembaga menggunakan rumus yang dapat dilihat pada persamaan rumus
4.1.
I.t.A
W= …………………………………(4.1)
Z.F
0,25
0,2
Selisih Massa (g)
0,15
0,1
0,05
0
II (1 M) III (2 M)
Konsentrasi
ini dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi elektrolitnya, maka semakin
sedikit tembaga yang mengendap pada pelat besi. Hal ini karena tembaga yang
bereaksi dengan elektrolit H2SO4 menjadi CuSO4 tidak banyak yang bereaksi
kembali menjadi Cu(s).
Electroplating ini banyak digunakan dibeberapa perusahaan di Indonesia.
Penerapan ini dilakukan untuk membuat masa pakai dari produk yang digunakan
menjadi lebih lama karena material utama yang berupa besi atau baja menjadi sulit
terkorosi. Selain itu, dapat meningkatkan nilai estetika dari produk. Karena nilai
estetika dan masa pakainya meningkat, maka nilai jual produk pun juga meningkat.
Selain itu pada proses pembuatan perhiasan, penerapan electroplating ini juga dapat
menurunkan biaya produksi yang digunakan untuk membeli emas sebagai bahan
baku.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan pelapisan tembaga pada kali ini, dapat diketahui bahwa:
1. Selisih massa pelat tembaga percobaan I sebesar 0,027 gram,
percobaan II 0,2 gram, dan percobaan III sebesar 0,114 gram.
2. Selisih massa pelat besi percobaan I sebesar 0,017, percobaan II
sebesar 0,113, dan percobaan III sebesar 0,026 gram
5.2 Saran
Dari percobaan ini, saran yang dapat dibagikan ialah
1. Penggunaan elektrolit lebih bervariasi supaya data yang didapat
lebih bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
[2] Trethewey K.R. dan Chamberlain J, Korosi untuk Mahasiswa Sains dan
Rekayasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
[4] Fontana Mars G., Corrosion Engineering, Singapura: Mc Graw Hill, 1987.
[6] Beiser A., Konsep Fisika Modern edisi keempat, Jakarta: Erlangga, 1987.
[7] Charles Manurung, “Pengaruh Kuat Arus terhadap Ketebalan Lapisan dan Laju
Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah dengan Pelapis
Nikel,” Oktober 2013.
[8] Yoyon Wahyono, Heri Sutanto, dan Eko Hidayanto, “Produksi Gas Hidrogen
Menggunakan Metode Elektrolisis dari Elektrolisis Air dan Air Laut dengan
Penambahan Katalis NaOH,” Youngster Physics Journal, vol.6, hal. 353-359,
Oktober 2017.
[9] Aisyah, Produksi dan Karakteristik Serbuk Tembaga Hasil Proses Elektrolisis,
Bandung: ITB Press, 2004
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
21
Power Supply
Elektron
Anoda Katoda
Elektrolit
4. Carilah contoh pelapisan tembaga yang ada di sekitar! Beri nama, NPM,
nama bendanya dan alasannya!
Jawab:
Salah satu contoh penerapan electroplating di sekitar kita adalah perhiasan
yang dilapisi emas atau perak. Tidak mungkin kita membuat perhiasan
dengan komposisi emas murni atau perak 100% mengingat harganya yang
terlalu mahal dan perhiasan-perhiasan tersebut akan sulit dibentuk jika
menggunakan emas ataupun perak murni. Oleh karena itu, banyak perhiasan
30
yang dibuat dengan cara melapisinya dengan emas ataupun perak. Selain
untuk menurunkan biaya produksi, proses pelapisan ini juga dapat
meningkatkan nilai jual dari perhiasan itu sendiri. Berikut ini adalah contoh
perhiasan yang dilapisi dengan perak yang dapat dilihat pada Gambar B.2.
Aditya Rahman
3334190060
1 1 25 2 10
2 1 15 2 10
3 2 15 2 10
I II III
Conto
Cu Fe Cu Fe Cu Fe