Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

KOROSI TEMPERATUR TINGGI

Oleh:
Aditya Rahman 3334190060

JURUSAN TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2023
Korosi adalah kerusakan atau degradasi material yang disebabkan oleh
adanya reaksi elektrokimia antara material dengan lingkungannya. Salah satu
bentuk korosi yang cukup umum adalah korosi temperatur tinggi, di mana material
terpapar pada lingkungan dengan temperatur tinggi. Korosi temperatur tinggi
adalah korosi yang terjadi pada material yang terpapar pada lingkungan dengan
temperatur tinggi, khususnya di lingkungan yang mengandung gas dan logam.
Korosi temperatur tinggi biasanya terjadi pada material yang digunakan pada
bagian-bagian sistem yang terpapar pada temperatur yang sangat tinggi seperti
bagian mesin turbin gas atau boiler.
Korosi temperatur tinggi terjadi karena terjadinya reaksi kimia antara
material dengan lingkungan yang sangat panas, seperti gas dan uap yang
terkandung dalam aliran gas buang. Sebab utama korosi temperatur tinggi adalah
terjadinya reaksi kimia antara material dan lingkungannya pada temperatur yang
sangat tinggi. Dalam kondisi temperatur yang sangat panas, material pada
permukaan dapat bereaksi dengan elemen di lingkungan sekitarnya seperti oksigen,
belerang, klorin, dan unsur lainnya. Reaksi ini dapat menyebabkan material menjadi
rusak, korosi, dan mengalami penurunan kinerja. Korosi temperatur tinggi juga
dapat disebabkan oleh kerak, endapan, atau deposit pada permukaan material yang
dapat mempercepat terjadinya korosi.
Korosi temperatur tinggi dapat berdampak negatif bagi industri, khususnya
pada industri pembangkit listrik. Korosi temperatur tinggi dapat menyebabkan
penurunan kinerja material, kegagalan sistem, dan kerusakan mesin. Jika korosi
temperatur tinggi tidak terdeteksi atau diperbaiki secara tepat waktu, dapat
menyebabkan kerusakan yang sangat serius bahkan berbahaya. Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu alternatif sumber energi listrik yang
menjanjikan, dimana efisiensinya lebih besar dibandingkan dengan pembangkit-
pembangkit listrik lainnya. Energi ini berasal dari panas yang dihasilkan akibat
pembelahan inti bahan bakar nuklir U-235. Selain efesiensi yang besar, PLTN juga
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.
Oleh karena itu, PLTN memerlukan suatu pengamanan yang lebih dibandingkan
dengan pembangkit lainnya, termasuk salah satunya adalah terkait kelongsong
(cladding) bahan bakar nuklir. Kelongsong sangat penting karena bahan bakar yang
digunakan dalam PLTN yaitu Uranium-235 juga digunakan sebagai sumber utama
penghasil neutron dalam reaksi nuklir yang dapat menghasilkan radiasi. Oleh
karena itu material yang digunakan sebagai kelongsong harus memenuhi standar
keselamatan. Syarat utama suatu bahan dapat digunakan sebagai kelongsong adalah
harus mampu mengungkung unsur-unsur hasil produk fisi sehingga unsur-unsur
tersebut tidak akan larut dalam air pendingin atau keluar dari teras reaktor. Selain
itu, bahan yang digunakan harus tahan terhadap korosi akibat air khususnya pada
temperatur tinggi baik ketika air dalam fasa cair maupun uap. Hal ini karena
semakin tinggi temperatur dari reaktor maka efisiensi daya dari bahan bakar
semakin besar. Berikut ini adalah contoh gambar jika korosi temperatur tinggi
terjadi pada pipa.
Selain itu juga, terdapat beberapa contoh peristiwa kegagalan yang
disebabkan oleh korosi temperatur tinggi, seperti yang terjadi pada San Onofre
Nuclear Generating Station pada tahun 2012 dimana pipa-pipa yang terhubung
dengan generator uap menyebabkan kerusakan pada sistem pendingin yang dapat
mengancam keselamatan dan operasi reaktor sehingga SONGS atau San Onofre
Nuclear Generator Station ditutup permanen pada tahun 2013 setelah
ditemukannya kerusakan yang signifikan pada sistem pendingin reaktor. Selain
kasus San Onofre Nuclear Generating Station (SONGS), terdapat beberapa
peristiwa lain yang disebabkan oleh korosi temperatur tinggi pada industri
pembangkit listrik tenaga nuklir, yakni Surry Nuclear Power Plant, Amerika
Serikat. Pada tahun 1986, pipa-pipa yang terhubung dengan generator uap di Surry
Nuclear Power Plant mengalami korosi pada temperatur tinggi, yang menyebabkan
kebocoran dan kerusakan pada sistem pendingin. Insiden ini menyebabkan reaktor
ditutup selama beberapa bulan untuk perbaikan. Lalu kasus Sizewell B Nuclear
Power Plant di Inggris pada tahun 2010. Inspeksi rutin di Sizewell B Nuclear Power
Plant menemukan kerusakan pada pipa-pipa yang terhubung dengan generator uap,
yang diperkirakan disebabkan oleh korosi pada temperatur tinggi. Insiden ini
menyebabkan pembatasan operasi reaktor selama beberapa waktu. Kemudian kasus
Oskarshamn Nuclear Power Plant di Swedia. Pada tahun 2013, inspeksi di
Oskarshamn Nuclear Power Plant menemukan korosi pada pipa-pipa yang
terhubung dengan sistem pendingin, yang diperkirakan disebabkan oleh paparan
lingkungan yang agresif. Insiden ini menyebabkan pembatasan operasi reaktor
selama beberapa waktu.

Anda mungkin juga menyukai