Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS BAHAYA KEBOCORAN ARUS PADA STEKER

LISTRIK AKIBAT KOROSI


ALEXANDRO DJUAN VERON1,FADLY KURNIA2,MUHAMMAD ZAINAL ABIDIN3,

DIRA ANANTA PUTRI4,ANGGIE SEPTIANY5,ZURAIDAH THARO6


1,2,3,4,5,6
Universitas Pembangunan Panca Budi

alexandrojuanveron929@gmail.com

padlykurnia97@gmail.com
Zainalabidin90250@gmail.com

anantadyra4@gmail.com

anggi7196@gmail.com

ABSTRAK
Steker merupakan salah satu Material Listrik yang digunakan untuk menghubungkan peralatan elektronik dengan
sumber listrik. Bagian steker yang rawan mengalami korosi adalah kaki steker yang terbuat dari logam. Korosi
pada kaki steker dapat terjadi karena adanya elektrolit seperti kelembaban, debu, dan kotoran yang menempel.
Selain itu, penggunaan steker yang tidak sesuai standar juga dapat memicu terjadinya korosi.

Korosi pada steker dapat menimbulkan kontak yang buruk pada kaki steker sehingga arus listrik tidak dapat
mengalir dengan baik. Akibatnya, steker tidak dapat berfungsi dengan normal dan dapat menyebabkan korsleting
hingga kebakaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan korosi pada steker dengan merawat dan
membersihkan steker secara berkala. Penggunaan steker yang standar juga dianjurkan untuk mencegah risiko
korosi dan kerusakan

Kata kunci : steker listrik, korosi, material listrik

ABSTRACT
A plug is an electrical material used to connect electronic equipment to a power source. The part of the plug that
is prone to corrosion is the plug foot which is made of metal. Corrosion on the plug feet can occur due to the
presence of electrolytes such as moisture, dust and dirt that sticks to it. Apart from that, using a plug that does not
meet standards can also trigger corrosion.

Corrosion on the plug can cause poor contact on the plug legs so that electric current cannot flow properly. As a
result, the plug cannot function normally and can cause a short circuit or fire. Therefore, it is necessary to prevent
corrosion on the plug by maintaining and cleaning the plug regularly. The use of a standard plug is also
recommended to prevent the risk of corrosion and damage.

Keywords : electrical plug, corrosion, electrical materials

1. PENDAHULUAN
Steker listrik merupakan komponen vital dalam sistem distribusi tenaga listrik. Fungsi utama steker
listrik adalah menghubungkan antara sumber arus listrik dengan peralatan elektronik. Steker listrik terdiri dari dua
bagian utama, yaitu stop kontak dan colokan. Bagian yang menyatu dengan instalasi listrik disebut stop kontak,
sementara colokan merupakan bagian yang dihubungkan dengan peralatan elektronik.
Di dalam steker listrik terdapat terminal atau kontak logam (tembaga) yang berfungsi untuk mengalirkan
arus listrik. Untuk mendapatkan konduktivitas listrik yang baik, antara stop kontak dan colokan harus terjadi
kontak fisik yang baik antar permukaan logamnya. Namun kontak ini rentan terhadap korosi karena terpapar
dengan lingkungan sekitar.

Korosi didefinisikan sebagai kerusakan pada logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungan.
Korosi dapat menyebabkan kerusakan yang merusak integritas komponen peralatan listrik, menimbulkan
kebocoran arus, dan pada kasus tertentu memicu kebakaran. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap
korosi pada peralatan listrik antara lain pengaruh kelembaban udara, gas buangan industri, polutan primer (SO2,
NO2) dan sekunder, serta garam-garam di udara (Cl-, Na+) (Fontana, 2005).

Terjadinya korosi pada permukaan terminal listrik steker dapat berakibat fatal. Resistansi kontak akan
bertambah, sehingga menimbulkan panas berlebih (overheating). Kondisi ini dapat menyebabkan kebakaran pada
instalasi listrik. Selain itu, korosi yang mengakibatkan losstak hubungan listrik juga berpotensi menimbulkan
sengatan listrik pada pengguna. Oleh karena itu, analisis terhadap bahaya kebocoran arus pada steker listrik akibat
korosi perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi potensi bahaya akibat korosi.

2. METODE PENELITIAN
Bahan dan sampel dalam proses penelitian ini adalah data tentang bahaya penggunaan steker yang sudah
terpapar korosi di dalam rumah tangga khususnya rumah tangga dengan daya Tingkat kelembaban udara yang
tinggi. Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari buku-buku dan statistik yang dikeluarkan oleh
Kementerian ESDM. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan tahapan sebagai berikut :

1. Observasi melibatkan pengamatan langsung kondisi steker Listrik termasuk tanda tanda korosi, potensi
kebocoran arus serta factor-faktor Penyebab Korosi pada Steker Listrik
2. Pemeriksaan material analisis laboraturium terhadap sample material steker untuk mengindetifikasi Tingkat
korosi dan potensi dampak terhadap kondusifiktas Listrik.

∆w
Rumus Laju Korosi =
A.t

Keterangan ∆ w = Pengurangan berat

P = Daya suatu alat listrik

A = Luas Permukaan

t = Waktu Korosi

Analisis Laju Korosi pada steker listrik dihitung sesuai batas yang telah ditetapkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Faktor-faktor Penyebab Korosi pada Steker Listrik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti tingkat kelembapan, suhu lingkungan, dan jenis
material steker memiliki pengaruh signifikan terhadap korosi pada steker listrik. Peningkatan kelembapan dan
suhu yang tinggi cenderung mempercepat proses
3.2 Kualitas Kontak Listrik:
Melalui pengukuran resistansi, ditemukan bahwa korosi pada steker berkontribusi pada penurunan
kualitas kontak listrik. Steker yang mengalami korosi memiliki resistansi yang lebih tinggi, menunjukkan
adanya hambatan pada jalur arus listrik dan potensi kebocoran arus.

3.3 Potensi Kebocoran Arus


Data kuantitatif mengenai potensi kebocoran arus menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat
korosi pada steker dan tingkat kebocoran arus. Steker yang mengalami korosi yang lebih parah cenderung
memiliki potensi kebocoran arus yang lebih tinggi.
∆w
Rumus Laju Korosi = A.t

Dimana:

∆ w = Pengurangan berat (2 gram)

A = Luas Permukaan (10 cm2 )

t = Waktu Korosi (3/12) Tahun

Penyelesaian:

2 Gram
Laju Korosi = 3
10 𝑐𝑚2 . 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
12

= 0,8 Gram / cm2 / Tahun

Jadi, Laju korosi pada steker Listrik tersebut adalah 0,8 gram/ 𝑐𝑚2 / Tahun. Di hitung dengan rumus laju
korosi bersadarkan data pengurangan berat, luas permukaan, dan waktu korosi. Semakin kecil nilai laju
korosinya, semakin awet steker tersebut.

Gambar 1. Steker Listrik sebelum Korosi Gambar 2. Steker Listrik terpapar korosi

3.4 Pengaruh Faktor-faktor Penyebab Korosi

Hasil penelitian memverifikasi bahwa kelembapan dan suhu memainkan peran penting dalam proses
korosi pada steker. Kelembapan tinggi menciptakan lingkungan yang mendukung korosi, sedangkan suhu yang
tinggi dapat mempercepat reaksi korosi. Selain itu, jenis material steker juga berpengaruh, dengan material yang
tahan korosi cenderung lebih baik dalam mencegah korosi.

3.5 Dampak Korosi terhadap Kualitas Kontak Listrik


Peningkatan resistansi pada steker yang terkena korosi dapat menghasilkan panas berlebih,
meningkatkan risiko kebakaran, dan mengurangi efisiensi transmisi listrik. Pemahaman ini menunjukkan
pentingnya memilih material yang tahan korosi untuk meningkatkan kualitas kontak listrik.

3.6 Hubungan antara Korosi dan Potensi Kebocoran Arus

Ditemukan bahwa steker yang mengalami korosi memiliki potensi kebocoran arus yang lebih tinggi.
Korosi dapat merusak isolasi dan meningkatkan kemungkinan arus listrik mengalir ke jalur yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, penanganan korosi pada steker penting untuk mengurangi risiko kebocoran arus.

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa korosi pada steker listrik dapat
menyebabkan bahaya kebocoran arus listrik. Korosi menyebabkan lapisan logam pada steker terkikis sehingga
konduktivitas listriknya berkurang. Akibatnya resistansi meningkat dan menimbulkan panas berlebih saat dialiri
arus listrik. Panas ini dapat melelehkan logam steker dan isolator sehingga terjadi kebocoran arus.

Beberapa faktor yang mempercepat laju korosi pada steker adalah paparan kelembaban dan uap air,
kandungan garam dan klorida, serta gas polutan. Semakin tinggi laju korosinya, semakin cepat steker mengalami
kerusakan dan kebocoran arus. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan faktor-faktor
tersebut agar steker tetap awet dan aman digunakan.

Daftar Pustaka
CHAMBERLAIN, J. O. H. N., et al. Korosi untuk mahasiswa dan Rekayasawan. 1991.

UTOMO, Budi. Jenis korosi dan penanggulangannya. Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan,
2009, 6.2: 138-141.

DELIMUNTHE, Indra Surya. Kimia dari inhibitor korosi. 2004.

AFANDI, Yudha Kurniawan; ARIEF, Irfan Syarif; AMIADJI, Amiadji. Analisa Laju Korosi pada pelat baja
Karbon dengan Variasi ketebalan coating. Jurnal Teknik ITS, 2015, 4.1: G1-G5.

SINAGA, Arga Jeremia; MANURUNG, Charles. Analisa Laju Korosi dan Kekerasan Pada Stainless Steel 316 L
Dalam Larutan 10% NaCl Dengan Variasi Waktu Perendaman. Sprocket Journal of Mechanical Engineering,
2020, 1.2: 92-99.

Korosi, A., Naninck, E. F. G., Oomen, C. A., Schouten, M., Krugers, H., Fitzsimons, C., & Lucassen, P. J. (2012).
Early-life stress mediated modulation of adult neurogenesis and behavior. Behavioural brain research,
227(2), 400-409.

Anda mungkin juga menyukai