Gejala Korona
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal dari radiasi radio-
aktif yang terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya sinar kosmik.
Elektron-elektron yang posisinya dekat dengan kawat trasnmisi dipengaruhi
oleh adanya medan listrik yang menuju ke atau menjauhi kawat tersebut.
Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient medan listrik akan
bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian terjadi ionisasi
pada molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka akan terdapat
ion positif dan elektron yang bebas, yang akan akan mendorong terjadinya
ionisasi lanjutan. Proses ini berkelanjutan yang kemudian membentuk
banjiran elektron (avalance).
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat yang
sejajar, maka ia akan menyebabkan terjadinya perubahan
pembagian gradient tegangan-tegangan dari udara diantara
kedua kawat tersebut dan penataan kembali dari gradient ini
dapat menyebabkan harga tegangannya melampaui kekuatan
(tegangan breakdown) dari udara. Ini akan menyebabkan
terjadinya kegagalan dari sifat isolasi yang dimiliki oleh udara
yang terletak disekitarnya.
1. Kondisi atmosfer
2. Konduktor
3. Jarak konduktor antar fasa
4. Tegangan saluran
Rugi Korona
Rugi-rugi korona akan semakin besar jika tegangan saluran terus
dinaikkan melebihi tegangan kritis disruptif. Besar rugi korona pada kondisi
cuaca hujan akan akan menghasilkan rugi korona yang lebih besar yaitu :
n
GAGAL ISOLASI
Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk
memisahkan dua atu lebih penghantar listrik yang
bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar
tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flashover) atau
percikan (sparkover). Bahan isolasi akan mengalami
pelepasan muatan yang merupakan bentuk kegagalan
listrik apabila tegangan yang diterapkan melampaui
kekuatan isolasinya.
Metode Pengujian Tegangan Tembus Media Isolasi Udara
Pengujian tegangn tembus ini dilakukan dengan menaikkan tegangan
pada peralatan pembangkit tegangan AC dengan melakukan variasi pada
elektroda, sela jarak elektroda dan suhu. Elektroda yang digunakan pada
pengujian ini adalah elektroda jarum dan elektroda bola, setiap pengujian
elektroda dilakukan variasi pada jarak sela elektroda yaitu sebesar 10 mm,
20 mm,dan 30 mm. Yang kemudian setiap jarak sela yang diuji dilakukan
variasi pada suhu yaitu sebesar 30o C, 35o C, 40o C, dan 45o C.
Nilai tegangan gagal standar dengan faktor koreksi suhu dan tekanan
udara diperoleh rumusan:
J
Hasil Penelitian
Tahun : 2009
Judul Jurnal :