Anda di halaman 1dari 30

GEJALA MEDAN TINGGI

DR.IR.HJ.SRI KURNIATI A. ST.MT


PENDAHULUAN
I. PENGERTIAN TEGANGAN TINGGI

Standar tegangan tinggi di dunia umumnya berbeda-beda, untuk


Indonesia, level tegangan dibagi menjadi 4 macam,
 Tegangan Rendah (220-380 V),
Tegangan Menengah (7-20 kV),
Tegangan Tinggi (30-150 kV),
Tegangan Extra Tinggi (500 kV).
Untuk transmisi digunakan Tegangan Tinggi dan Extra Tinggi
Untuk distribusi menggunakan Tegangan Menengah dan Rendah .
1. Tegangan Tinggi Normal
Tegangan yang dapat ditahan oleh sistem
TEGANGAN tersebut untuk waktu tak terhingga
TINGGI (150 2. Tegangan Tinggi Lebih (Gangguan)
– 500 kV) Hanya dapat ditahan oleh sistem dalam
waktu terbatas
3. Dampak tegangan tinggi adalah radiasi
Berdasarkan Bentuk Gelombang
1. Aperiodik
Bentuk Gelombang Tegangan: Impuls,
(Petir , Switching)
2. Periodik
Bentuk Gelombang Tegangan: Sinusoidal

Tegangan (Overvoltage)
Tinggi
Lebih Berdasarkan Kejadiannya :
1. Alamiah  Dari luar sistem
 Petir

2. Buatan  Dari dalam sistem


 Switching

 Man made overvoltage


II. MUATAN DAN MATERI
1. Muatan Listrik
a. Atom memiliki netron, proton dan electron  kondisi normal

b. Elektron yang berada di luar ikatan, dapat beredar bebas dengan


adanya gaya/energy dari luar  Proses pelepasan muatan
Jika sebuah benda memiliki elektron yang
berlebih atau kurang dari yang diperlukan untuk
menyeimbangkan muatan
inti atom yang positif, benda tersebut akan
memiliki muatan listrik. .
Ketika elektron bebas bergerak dalam vakum
atau
pun dalam logam, ia akan menghasilkan aliran
muatan yang disebut sebagai arus listrik.
Pada suhu tertentu yang diakibatkan adanya arus
listrik pada material disebut konduktivitas listrik
Ketika elektron yang bergerak mendekati
kecepatan cahaya c dimasukkan ke dalam media
dielektrik, elektron bergerak melebihi kecepatan
cahaya dalam medium tersebut.
Karena gerakan elektron tersebut  gerak elektron
berperilaku seperti gelombang dengan panjang
gelombang λ = h / m.v (m), dimana
h = konstanta Planck (Js) , m = massa el (kg), v =
kecepatan el.(m/s)
2. Pelepasan Muatan
A. Pengertian Ion
 Ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan

 Ion terdiri dari ION positip dan ION negatip

 Ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair

menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair.


A.1. Proses Pelepasan Muatan = ionisasi dalam Gas/udara
 Pembangkitan ion dengan cara benturan (collision) elektron
 Kehilangan ion dengan cara penggabungan (attachcement)
elektron
A.2. Proses Ionisasi
 Ionisasi karena benturan
 Ionisasi karena panas
 Ionisasi karena cahaya
A.3 Proses Pelepasan Muatan

elektron

ionisasi

1. Peluahan sebagian
discharge 2. Tegangan tembus
3. Hubung singkat
4. Korona
sparkover

flashover 1. Kerusakan pada peralatan


2. Gangguan pada sistem
3. Ketidak stabilan sistem
breakdown
A.4 Pengertian Dasar

a. Discharge merupakan fenomena pelepasan muatan listrik yang


terkait dengan kegagalan isolasi akibat tekanan dielektrik yang
menyebabkan jatuhnya tegangan dan bocornya aliran arus listrik
b. Sparkover : pelepasan muatan pada daerah tertentu akibat medan
listrik disepanjang permukaan bahan isolasi sehingga terjadi percikan
api (pelepasan sela bola, hubung singkat)
c. Flashover adalah gangguan yang terjadi berupa loncatan muatan yg
terjadi antar isolator atau kompenen listrik tegangan tinggi,akibat
gagalnya isolasi (pelepasan di pengujian isolator, petir)
d. Breakdown adalah gangguan yang terjadi antara isolator/kompenen
listrik , akibat tekanan listrik yang menyebabkan kegagalan pada
isolasi dari sistem tegangan tinggi tersebut.
discharge
flashover

sparkover

sparkover
ERMASALAHAN TEGANGAN TINGGI
A. Korona 
“ Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula
pada permukaan dari suatu kawat bila nilai medan listrik
pada permukaan kawat itu melampaui nilai tertentu ”
Fenomena korona hingga lepas denyar (flashover) mengalami tiga
tahapan yaitu :
1. Munculnya cahaya pada konduktor tersebut yang memiliki
wama violet.
2. Munculnya gangguan bising atau audible noise disepanjang
kawat penghantar yang mengganggu,
3. Terjadinya peluahan sebagian dan yang terakhir terjadinya
lepas denyar (flashover) yang dapat mengakibatkan
terganggunya sistem tenaga listrik

A1. Akibat korona


“ Seperti melihat filamen-filamen biru, mendengar suara
desis, mencium ozone dan gas nitrous “
“ Sehingga harus mematikan voltage dan mendesain
ulang peralatan “
A.2. Mekanisme Terjadinya Korona

a. Sebuah molekul atau atom netralnya medium, di dalam sebuah medan


listrik yang kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di dekat elektrode
melengkung) diionisasikan oleh sebuah peristiwa lingkungan eksogen
(misalnya sebagai akibat dari interaksi foton), untuk menciptakan sebuah 
ion positif dan elektron bebas
b. Medan listrik lalu beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu
memisahkan, mencegah penggabungan kembali, serta mempercepat
partikel- partikel itu, memberikan energi kinetik ke setiap partikel.
c. Sebagai akibat dari energisasi elektron (yang memiliki nisbah massa/
muatan dan kecepatan yang jauh lebih tinggi), lebih jauh lagi sejumlah
pasangan ion elektron/positif bisa diciptakan dengan menabrakkan atom-
atom netral.
d.Kemudian mengalami proses pemisahan yang sama. Proses pemisahan
ini menciptakan sebuah longsoran elektron (electron avalanche) baik
korona positif dan negatif mengandalkan longsoran elektron
e. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif,
proses energi plasma ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal
untuk menyebabkan longsoran lebih jauh lagi.
f. Sebuah spesies ion tercipta di dalam rangkaian longsoran ini (yang
berlainan antara korona positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak
melengkung melengkapi sirkuit, dan mempertahankan aliran arus.
Contoh korona :
1. Korona yang terjadi pada LA saluran transmisi

2. Korona discharge yang terjadi pada LA


A.3. Rugi Korona

 Peristiwa korona akan semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi
diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan udara
yang lembab.
 Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan
isolasi serta gejala tegangan tinggi berupa audible noise (AN) dan
radio interference (RI). Ada beberapa faktor yang mempeng
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya korona, yaitu :
a. Kondisi atmosfer
b. Konduktor
c. Jarak konduktor antar fasa
d. Tegangan saluran

 Rugi-rugi korona akan semakin besar jika tegangan saluran terus


dinaikkan melebihi tegangan kritis disruptif.

n
Pc= PFW+ { 0,3606.K.V.r2.ln (1 + 10.).∑ E5 }
1
Dengan :
 Pc = rugi-rugi korona per 3 fasa (kW/km)
 PFW = rugi korona pada cuaca baik (kW/km)
= 1-5 kW/km untuk tegangan 500 kV
= 3-20 kW/km untuk tegangan 700 kV
 K = 7,04.10-10 untuk 400 kV
= 5,35.10-10 untuk 500 kV sampai dengan 700 kV
 ρ = curah hujan (mm/jam)
 10 = koefisien kebasahan
 r = jari-jari konduktor (cm)
 V = tegangan saluran VL-L (kV)
 E = gradien tegangan permukaan konduktor puncak (kV peak/cm)
 n = jumlah konduktor
 0,3606 = faktor konversi mil ke km dan tegangan dari VL-N ke VL-L

Batas AN (Audible Noise) menurut kriteria Perry berdasarkan tingkat ketidak


nyamanan masyarakat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Tanpa teguran : AN < 52,5 dBA
2. Teguran sedang : 52,5 dBA < AN < 59 dBA
3. Banyak teguran : AN > 59 dBA
Secara matematik AN dinyatakan dalam persamaan :
AN(i)=120log10 Eom(i) + 55log10 d - 11,4log10 D(i) + 26,4 log10.N - 128,4
Keterangan :
 AN(i) = AN pada konduktor berkas –i pada kondisi rata-rata hujan (dBA)
 Eom(i) = rata-rata gradien tegangan permukaan konduktor pada konduktor (i)
(kV rms/cm)
 SLTL50(i) = AN pada konduktor berkas –i pada kondisi rata-rata hujan (dBA)
 G(i) = rata-rata gradien tegangan permukaan konduktor pada konduktor (i) (kV
rms/cm)
 i = 1, 2, 3,...n
 d = diameter sub konduktor (cm)
 N = jumlah berkas
 D(i) = jarak radial fasa (i) ke lokasi yang diamati (m)

Gelombang AM dipancarkan gelombang pembawa (carrier) pada frekuensi 0,5-


1,6 MHz. Daerah frekuensi ini memiliki kecenderungan terganggu oleh radio
interference (RI) korona.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korona

1. Tekanan udara  nilai E kritis rendah dan menyebabkan


banyaknya korona
2. Kelembaban  nilai kelembaban tinggi menyebabkan banyak
korona
3. Suhu  nilai suhu tinggi menyebabkan nilae kritis semakin tinggi,

sehingga banyak terjadi korona


Sifat buruk korona terhadap lingkungan

1. Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides yang


menjadi nitric acid pada kelembaban tinggi
2. Korona menyebabkan kerusakan pada isolator, terutama non-ceramic
insulators (NCI).
3. Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM
4. Audio noise
Sumber dari korona pada sistim kelistrikan
1. Cacat pada isolator yang dapat mengakibatkan korona :
 Hubung singkat antara pin dan socket
 Retak pada bagian semen disekitar pin
 Karat pada sambungan ball socket
2. Semen yang tergerus (korosi) menyebabkan korona
3. Cacat isolator polimer yang dapat menyebabkan korona :
 Kontaminasi dan tracking pada lapisan permukaan
 Korona ring yang rusak, hilang atau pemasangannya yang tidak sesua
 Batang yang terbuka dan terkarbonasi
 Sambungan yang rusak
 Lubang yang menembus lapisan
4. Cacat konduktor yang dapat menyebabkan korona :
 Urat kawat yang putus
 Urat kawat yang terbuka
 Kontaminasi
 Armour rod yang rusak
 Spacer yang rusak atau kendor
IV. PARTIAL DISCHARGE (PELUAHAN SEBAGIAN)

A. Pengertian Peluahan Sebagian (PD)


Partial discharge merupakan proses atau peristiwa pelepasan/loncatan bunga
api listrik yang terjadi pada suatu bagian bahan isolasi yang disebabkan oleh
adanya beda potensial yang tinggi dalam bahan isolasi.
Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair
maupun bahan isolasi gas.
Berikut ilustrasi PD pada bahan isolasi :
Sebelum terjadi peluahan, besar

q = C.V
Setelah terjadi PD :

q = C’.V
dimana :
C’ = Cb // (1/Cx + 1/Cy + 1/Cz)
PD yang terjadi dalam isolasi gas diantara elektrode , seperti :
 Discharge pada sebuah rongga
 Korona pada salah satu elektrode
 Discharge di sepanjang permukaan (tracking)
 Discharge yang menyebabkan pohon listrik (electrical tree)
semakin berkembang

Tidak semua PD menyebabkan bahaya atau kerusakan pada


isolasi
 PD yang terjadi diantara diantara komponen metalik
 PD yang terjadi diantara komponen metalik dan semicon
 PD yang terjadi diantara kawat netral dan semicon tidak
menyebabkan terjadinya konduksi
 PD yang terjadi pada bahan isolasi tidak harus memerlukan
tahanan PD
A1. Tipe PD
A2. Contoh PD pada :

1. Konduktor/penghantar

protrusions
protrusions
on on
conductive
conductive
sheets
sheets

microvoids
Micro voids

cracks
cracks
(conductive,
(conductive, insulated)
insulated)
2. Kabel tenaga 3. Partikel pada isolator

4. Sambungan kabel minyak 5. Debu diantara kontak


V. FENOMENA BAHAN ISOLASI/DIELEKTRIK

EDAN LISTRIK DAN RANGKAIAN DIELEKTRIK

1. Dielektrik pada dua konduktor

Gambar.1 :
Aliran energi pada ST

Aliran energi pada ST :


1.Pada Konduktor  w = I2.R

2.Pada permukaan konduktor


a. Energi Medan magnet b. Energi Medan listrik
Gambar.3 :
Dielektrik diantara dua konduktor

Jumlah garis gaya ( =  = fluksi) dinyatakan dengan (e = volt, C = farad)

Untuk plat paralel yang besar tanpa pemusatan fluksi maka besar kapasitansi C :

dimana :
A = luas area (cm2)
X = jarak antara plat (cm)
k = kapasitif induktif spesifik / konduktivitas
v = kecepatan cahaya = 3.1010 cm/det
K = ε0 = permitivitas = 8,84.10-14 = 109 /4.pi.v2
Displacment per unit area = fluks density (D) dinyatakan :
Gradient  electrifying force merupakan gaya per unit area yang terjadi pada
bahan dielektrik yang dinyatakan dalam persamaan gradient g

Sehingga besar displacment D menjadi :


Coulumb (C) / cm2

2. Dielektrik pada silider

Gamba.r4:
Dielektrik silinder

Jumlah fluksi per-cm panjang silinder dinyatakan dalam :


Jumlah kapasitasitansi seri dinyatakan dalam :

Jumlah kapsitansi pada elemen dS dinyatakan dalam :

Nilai gradient (g) dan fluk density (D) dinyatakan dalam :

C / cm2
Nilai gradient = maksimum  nilai x = r (jari-jari dalam silinder)

Anda mungkin juga menyukai