0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dampak tegangan tinggi khususnya korona dan gangguan radio pada sistem transmisi listrik 500kV. Korona dapat terjadi pada konduktor sistem transmisi jika tegangan melebihi nilai kritis dan menyebabkan kerugian daya, gangguan radio, dan berisik. Gangguan radio terjadi akibat pulsa arus dan tegangan yang dihasilkan korona.
Dokumen tersebut membahas tentang dampak tegangan tinggi khususnya korona dan gangguan radio pada sistem transmisi listrik 500kV. Korona dapat terjadi pada konduktor sistem transmisi jika tegangan melebihi nilai kritis dan menyebabkan kerugian daya, gangguan radio, dan berisik. Gangguan radio terjadi akibat pulsa arus dan tegangan yang dihasilkan korona.
Dokumen tersebut membahas tentang dampak tegangan tinggi khususnya korona dan gangguan radio pada sistem transmisi listrik 500kV. Korona dapat terjadi pada konduktor sistem transmisi jika tegangan melebihi nilai kritis dan menyebabkan kerugian daya, gangguan radio, dan berisik. Gangguan radio terjadi akibat pulsa arus dan tegangan yang dihasilkan korona.
Firdaus, S.Pd., M.T. DR. Syamsurijal, MT Oleh : Muh. Owen. M – 200204501003 Muh. Sabri - 200204502003 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIERSITAS NEGERI MAKASSAR A. KORONA • Korona adalah peluahan sebagian yang terjadi pada permukaan konduktor di saluran transmisi ketika tekanan dielektrik yaitu intensitas medan listrik (gradien tegangan permukaan) dari konduktor melebihi tegangan tembus di sekitar udara. Korona pada saluran transmisi menyebabkan rugi-rugi daya, interferensi radio dan televisi, dan gangguan berisik di sekitar saluran transmisi.Pada level tegangan ekstra tinggi, konduktor tersebut merupakan sumber utama dari timbulnya gangguan berisik, interferensi radio,interferensi televisi, dan rugirugi korona. Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge)ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadiionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketikagradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuatmedan kritis disruptifnya. KORONA
• Terjadinya korona juga ditandaidengan suara mendesis (hissing)
dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar,runcing, dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadijika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebihtinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Pada kondisi cuaca yang kering, konduktor secara normal beroperasi dibawah level deteksi korona, oleh karena itu sangat sedikit sumber korona yang ada. Pada kondisi udara yang lembab menyebabkan banyaknya jumlah korona yang terjadi dan menghasilkan ledakan noise (burst of noise). 1. Sifat dari korona • Sifat Korona Positif, Korona positif berbentuk sebuah plasma seragam di sepanjang sebuah konduktor. Korona positif sering terlihat dengan pijaran berwarna biru/putih, meski sebagian besar emisi berada dalam ultraviolet. • Sifat Korona Negatif, Korona negatif dihadirkan dalam korona tak uniform, yang bervariasi sesuai dengan ciri permukaan dan ketidak teraturannya konduktor melengkung. Korona negative sering muncul sebagai gumpalan korona di tepi tajam, jumlah gumpalan berubah sesuai dengan kekuatan medan. Terbentuknya korona negative merupakan hasil dari sumber electron longsoran sekunder. 2. Faktor –Faktor yang mempengaruhi terjadinya korona • Faktor –Faktor yang mempengaruhi terjadinya korona antara lain: 1. Kondisi Atmosfer 2. Diameter konduktor 3. Kondisi permukaan konduktor 4. Jarak konduktor antar fasa 5. Tegangan Lima faktor diatas menjadi penentu perhitungan terhadap gradien tegangan permukaan konduktor. Gradien tegangan permukaan konduktor merupakan faktor yangmempengaruhi besar nilai rugi korona, gangguan berisik (Audible Noise), dan interferensi radio (Radio Interference). 3. proses terjadinya korona • Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil (dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut) diberi tegangan bolak-balik, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah tidak terlihat apa-apa. Bila tegangan dinaikkan maka akan terjadi korona secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. • Dalam keadaan udara lembab, korona menghasilkan asam nitrogen (nitrous acid), yang menyebabkan kawat menjadi berkarat bila kehilangan daya yang cukup besar. B. SUTET 500 KV • Secara teknik, klasifikasi yang umum dari tegangan tinggi adalah sebagai berikut: • Tegangan tinggi (High Voltage), meliputi tegangan system: 20 kV, 30 kV, 70 kV, dan 150 kV. • Tegangan ekstra tinggi (Ekstra High Voltage), meliputi tegangan system: 235 kV, dan 500 kV. • Tegangan ultra tinggi (Ultra High Voltage), meliputi tegangan system 750 kV ke atas. . Korona pada sistem transmisi tenaga listrik biasanya dapat terlihat dengan jelas pada system transmisi yang mempunyai intensitas listrik yang cukup tinggi (tegangan yang besar) di Indonesia biasa disebut dengan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dengan tegangan nominal system 235 kV sampai 500 kV. C. RADIO INTERFERENCE (RI) PADA SUTET 500 KV • Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam Frekuensi gelombang radio pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetic/. • Medan listrik yang ditimbulkan oleh SUTET 500 kV mengakibatkan fenomena korona yang secara tak langsung mengakibatkan terjadinya proses pelepasan muatan listrik keudara. Proses pelepasan pada korona menghasilkan pulsa-pulsa arus dan tegangan pada konduktor saluran yang akhirnya dapat mengakibatkan gangguan pada gelombang radio.