Anda di halaman 1dari 16

Analisa Efek Korona Pada Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Ardhya Rahma Prinanda


Department of Electro Engineering
Electronic Engineering Polytechnic Institute, Surabaya, Indonesia.
Nandaardhya@pe.student.pens.ac.id

ABSTRAK
Kontruksi transmisi terdiri dari dua yaitu Saluran Udara dan Saluran Kabel. Pada
Sistem transmisi saluran udara tak lepas dari gangguan. Baik gangguan eksternal maupun
gangguan internal. Gangguan eksternal dapat disebabkan oleh factor iklim dan curah hujan
yang mempengaruhi keadaan fisik konduktor. Korona adalah pelepasan muatan listrik parsial
dan permulaan terjadinya tergantung pada kerapatan gas disekitar konduktor, yang
dipengaruhi oleh tekanan sekitar dan suhu. Selama waktu gangguan, konduktor berjalan pada
suhu di atas normal. Lapisan udara yang berdekatan dengan konduktor juga semakin tinggi
suhunya. Korona berupa perpendaran cahaya diseputaran konduktor akibat terjadinya suatu
pelepasan muatan yang bermula pada suatu permukaan saluran bila nilai kuat medan listrik
pada permukaan saluran itu melampaui nilai kuat medan udara disekitar. Selain suhu tinggi,
korona akan mengakibatkan banyak hal buruk dalam suatu system transmisi tenaga listrik.
Korona dapat menimbulkan rugi – rugi daya korona yang berbanding lurus dengan panjang
suatu saluran transmisi. Dalam paper ini, karakteristik, proses terjadinya korona, penyebab,
dan dampaknya akan diteliti dan dianalisa lebih dalam secara teori. Penyelesaian akan
masalah korona juga akan dilampirkan didalam paper ini.
Kata Kunci : Korona, Konduktor,Saluran Transmisi, Medan Listrik, Rugi-Rugi Daya.

I. PENDAHULUAN
Corona Discharge adalah pelepasan energy listrik yang disebabkan oleh ionisasi
udara di sekitar konduktor yang bermuatan listrik. Ketika dalam sistem isolasi, gradien
tegangan melebihi critical voltage-nya, molekul udara yang mengelilingi konduktor saluran
transmisi tegangan tinggi menjadi terionisasi (ionisasi gas transien) yang menghasilkan
pelepasan sebagian (partial discharge).

Gambar 1. Grafik Gradien Tegangan (Medan Listrik) Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat
Corona.
Corona Loss adalah kerugian daya dari Corona Discharge yang terjadi pada saluran
transmisi atau tegangan tinggi. Jika tegangan saluran ke saluran melebihi tegangan threshold
corona. Daerah konduktif tidak cukup tinggi untuk menyebabkan kerusakan elektrik atau
menimbulkan percikan api ke objek terdekat [1]. Corona dapat terjadi dalam ruang kosong
dari isolator, pada konduktor atau pada antarmuka isolator.
Permukaan konduktor yang kasar lebih rentan terhadap corona karena ketidakrataan
permukaan menurunkan nilai tegangan tembus. Corona Loss dapat dideteksi karena cahaya
yang terlihat dalam bentuk cahaya ungu yang terdiri dari micro arcs dan suaranya dapat
didengar melalui suara desis dan retaknya [2]. Di udara, corona menghasilkan gas seperti
ozon (O3) dan nitrat oksida (NO), dan juga dapat menimbulkan nitrogen dioksida (NO2) juga
asam nitrat (HNO3) jika ada uap air [3]. Gas-gas ini bersifat korosif dan dapat menurunkan
kemampuan dari bahan-bahan di sekitarnya, dan juga beracun bagi manusia dan lingkungan.
Efek korona bersifat kumulatif dan permanen dan kegagalan dapat terjadi tanpa adanya
peringatan.

Dalam sistem isolasi, Corona Loss menghasilkan transien tegangan. Efek corona
yang terkait dengan pengoperasian saluran transmisi tegangan tinggi termasuk gangguan
radio, kebisingan yang dapat didengar, limbah gas (Ozon dan Nitrogen oksida) dan potensi
kejut. Tegangan, diameter dan bentuk konduktor, debu, tetesan air, dan penyimpangan
permukaan seperti goresan merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja dan gradien
permukaan listrik konduktor. Hilangnya energi karena korona diubah menjadi suara, suara
radio, reaksi kimia dari komponen udara dan panas [4].

Corona mengurangi keandalan sistem isolasi sehingga menurunkan isolasi dan


menyebabkan kegagalan sistem karena kerusakan dielektrik. Studi ini menjadi perlu karena
efek negatif dari corona yaitu hilangnya daya saluran transmisi tegangan tinggi. Kehilangan
daya di bawah kondisi cuaca cerah dan di bawah kondisi cuaca badai ketika diselidiki,
dianalisis dan disimulasikan menggunakan program matlab memberikan hasil yang
membantu kita untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan
kehilangan daya di bawah kondisi cuaca cerah dan badai.
Dalam peralatan bertegangan tinggi seperti televisi tabung sinar katoda (cathode ray
tube televisions), pemancar radio, mesin sinar-X, dan akselerator partikel, kebocoran arus
yang disebabkan oleh corona merupakan beban yang tidak diinginkan pada rangkaian

Corona Loss seringkali dapat ditekan oleh insulasi yang lebih baik, cincin corona,
dan membuat elektroda tegangan tinggi dalam bentuk bulat halus. Contohnya adalah isolasi
berkualitas tinggi dan desain layanan yang baik kabel bawah tanah pada saluran transmisi
tinggi dapat membantu menghilangkan kerugian akibat efek corona. Keuntungan dari corona
adalah bahwa suara yang dihasilkan selama aktivitas corona dapat digunakan untuk
membangun speaker audio dengan akurasi tinggi dan juga tidak memiliki massa untuk
dipindahkan untuk membuat suara sehingga respon sementara ditingkatkan. Corona
discharge terkontrol digunakan dalam berbagai proses seperti penyaringan udara, mesin
fotokopi, dan generator ozon.

II. EFEK CORONA PADA SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK


Saluran Transmisi adalah penyaluran energi listrik dari pembangkit listrik sampai ke
sistem distribusi hingga sampai pada konsumen pengguna listrik. Tenaga listrik
ditransmisikan melalui suatu bahan konduktor yang mengalirkan listrik. Pada sistem tenaga
listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh akan menimbulkan adanya
perubahan kualitas tegangan.
Gangguan yang terjadi pada sistem Saluran Transmisi listrik sangat beragam besaran
dan jenisnya. Gangguan dalam sistem Saluran Transmisi listrik adalah keadaan tidak normal
dimana keadaan ini dapat mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan transmisi
listrik. Salah satu dari gangguan tersebut adalah corona discharge.

A. Proses Terjadinya Corona Discharge


Korona adalah suatu fenomena yang terjadi pada saat udara di sekitar konduktor atau
penghantar terionisasi. Dari proses tersebut terjadilah pelepasan muatan yang dapat
mengakibatkan kegagalan isolasi pada udara. Mekanisme terjadinya korona:
1. Sebuah molekul atau atom netral medium, di dalam sebuah wilayah medan listrik yang
kuat (seperti gradien potensial yang tinggi di dekat elektrode melengkung) diionisasikan
oleh peristiwa tumbukan dan menciptakan sebuah ion positif dan elektron bebas.

Gambar 2. Mekanisme Awal Terjadinya Pelepasan Muatan


2. Medan listrik beroperasi pada partikel-partikel bermuatan lalu memisahkan, mencegah
penggabungan kembali, serta mempercepat partikel-partikel itu, memberikan energi
kinetik ke setiap partikel.
3. Sebagai akibat dari peningkatan energi pada elektron lebih jauh lagi sejumlah pasangan
ion elektron/positif bisa diciptakan dengan menabrakkan atom-atom netral. Lalu
mengalami proses pemisahan yang sama. Proses pemisahan ini menciptakan sebuah
longsoran elektron.

Gambar 3. Proses Longsoran Elektron (Electrical Breakdown)


4. Dalam berbagai proses yang membedakan korona positif dengan negatif, proses energi
plasma ini diubah menjadi disosiasi elektron tahap awal untuk menyebabkan longsoran
lebih jauh lagi.

Gambar 3. Proses Rekombinasi

5. Banyak ion terbentuk di dalam rangkaian longsoran ini (yang berlainan antara korona
positif dengan negatif) ditarik ke elektrode tak melengkung, melengkapi sirkuit dan
mempertahankan aliran arus.

B. Gangguan Corona Positif dan Negatif


Corona negatif dihadirkan dalam corona takseragam, yang bervariasi sesuai dengan
ciri permukaan dan ketidak-teraturannya konduktor melengkung. Ia sering muncul sebagai
gumpalan corona di tepi tajam, jumlah gumpalan berubah sesuai dengan kekuatan medan.
Terbentuknya corona negatif merupakan hasil dari sumber elektron longsoran sekunder. Ia
tampak sedikit lebih besar dari corona positif, sebab elektron diperbolehkan melayang
keluar dari wilayah pengion. Jumlah total elektron, dan rapatan elektron jauh lebih besar dari
yang ada di corona positif.
Corona positif berbentuk sebuah plasma seragam di sepanjang sebuah konduktor.
Corona positif sering terlihat dengan pijaran berwarna biru/putih, meski sebagian besar emisi
berada dalam ultraviolet. Dengan geometri dan tegangan yang sama, corona positif tampak
lebih kecil daripada corona negatif, berkat kurangnya wilayah plasma non-pengion di antara
wilayah bagian dalam dengan bagian luar.
Elektron bebas dalam sebuah corona positif jauh lebih sedikit daripada corona
negatif, kecuali sangat dekat dengan elektrode melengkung: mungkin seperseribu rapatan
elektron dan seperseribu total jumlah elektron. Namun, elektron-elektorn dalam sebuah
corona positif dikonsentrasikan dekat dengan permukaan konduktor melengkung, di dalam
sebuah wilayah gradien potensial yang tinggi (dan dengan begitu elektron memiliki tenaga
tinggi), sedangkan elektron di dalam corona negatif berada di wilayah luar bagian bawah.
Dengan begitu, jika elektron digunakan dalam sebuah aplikasi yang membutuhkan
tenaga aktivasi yang tinggi, corona positif bisa mendukung tetapan reaksi yang lebih besar
daripada corona negatif; walau jumlah total elektron lebih sedikit, jumlah elektron tenaga
sangat tinggi lebih banyak. Ozon yang dihasilkan sebuah corona positif jauh lebih sedikit
daripada corona negatif, sebab reaksi yang menghasilkan ozon berenergi relatif rendah.
Dengan begitu, semakin banyak jumlah elektron di corona negatif akan meningkatkan
produksi ozon.
C. Faktor Penyebab Corona Discharge

Faktor yang menyebabkan terjadinya Korona adalah tegangan saluran, kondisi atmosfer,
Ukuran dan Kondisi permukaan konduktor.

a. Tegangan Saluran

Tegangan saluran pada sistem transmisi memiliki bagian dalam terjadinya proses
Korona. Tegangan saluran yang tinggi akan mengakibatkan naiknya nilai kuat medan
listrik yang terjadi disekitar saluran transmisi. Medan listrik yang ada disekitar saluran
transmisi mendorong terjadinya ionisasi di permukaan konduktor. Dengan semakin
naiknya nilai kuat medan listrik pada konduktor, maka proses ionisasi akan semakin
cepat berlangsung. Proses ionisasi yang semakin cepat berlangsung akan mempercepat
peristiwa korona untuk terjadi. Corona akan timbul pada saat tegangan yang mengalir
pada saluran lebih tinggi daripada disruptive critical voltage. Disruptive critical voltage
pada gambar 4 adalah 55.98kV ke Netral (Line to line voltage-96.96kV). Semakin tinggi
tegangan suplai, semakin besar kerugian corona.

Gambar 4. Grafik Line Voltage Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat Corona

b. Frekuensi Supply

Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin tinggi supply frekuensi, maka semakin


tinggi pula kerugian corona. Kerugian corona pada system tenaga listrik DC kurang dari
kerugian corona pada system tenaga listrik AC. Efek corona pada system AC adalah
corona dapat menghasilkan komponen harmonik ketiga yang meningkatkan besarnya
kerugian corona.

Gambar 5. Grafik Supply Frekuensi Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat Corona


c. Kondisi Atmosfer

Kekuatan tembus udara berbanding lurus dengan nilai kerapatan udara. Apabila
kekuatan tembus udara semakin besar, makan peristiwa korona akan semakin sulit
terjadi. Sebaliknya, apabila suhu mengalami kenaikan, faktor kerapatan udara akan
semakin kecil, maka kekuatan tembus udara juga akan semakin kecil. Maka dari itu,
gangguan corona ini akan membesar. Pengaruh dari suhu ke gangguan corona adalah
sebagai berikut.

(a) (b)

(c)

Gambar 6. (a) Gangguan Corona Pada Konduktor Aluminium 38.2 kV Pada Suhu 60℃
(b) Gangguan Corona Pada Konduktor Aluminium 38.2 kV Pada Suhu 45℃
(c) Gangguan Corona Pada Konduktor Aluminium 38.2 kV Pada Suhu 33℃

d. Ukuran dan Kondisi Permukaan Konduktor


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa peristiwa korona terjadi apabila
kuat medan listrik lebih besar dari kekuatan dielektrik udara. Salah satu yang
mempengaruhi besar kuat medan listrik ialah diameter konduktor yang digunakan.
Semakin besar diameter suatu konduktor, semakin kecil nilai kuat medan listriknya maka
peristiwa corona semakin sulit untuk terjadi. Sebaliknya, semakin kecil diameter suatu
konduktor, semakin besar nilai kuat medan listriknya maka peristiwa corona akan
semakin mudah untuk terjadi. Persamaan 1 menunjukkan bahwa gangguan corona
adalah sebanding dengan akar kuadrat dari besarnya konduktor. Gambar 7 (dibawah)
menunjukkan bahwa saat diameter konduktor semakin besar, maka gangguan corona
akan semakin kecil.
Gambar 7. Grafik Rugi-Rugi Daya Terhadap Besar Diameter Konduktor
Kondisi fisik konduktor yang kasar, runcing atau kotor. Bila tegangan masih juga
dinaikkan, maka terjadi busur api. Kondisi fisik konduktor yang biasanya disebabkan
oleh factor usia konduktor.

Gambar 8. Keadaan Konduktor yang Telah Berusia 12, 15, dan 20 Tahun
Gambar 9. Energy-dispersive X-ray Spectrums of Aged and New Strands from the
Conductor

Tabel 1. Corona Inception Voltage & Field, Roughness Factors, and


𝜶 of the Three Aged and New Conductors.

e. Jenis Konduktor
Konduktor dengan inti besi, aluminium, dan juga tembaga menentukan besar
kecilnya gangguan korona ini. Akan tetapi dari sejumlah penelitian, konduktor dengan
inti tembaga merupakan jenis konduktor terbaik untuk memperkecil gangguan korona
ini.
Tabel 2. Pengaruh Jenis Konduktor dan Jari-Jari Konduktor
Terhadap Corona Loss

f. Jarak Antar Konduktor.


Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil (dibandingkan dengan jarak
antara kedua kawat tersebut) diberi tegangan bolak-balik, maka korona dapat terjadi.
Semakin besar jarak antara dua konduktor, maka kemungkinan munculnya gangguan
korona akan berkurang.
Gambar 10. Grafik Rugi-Rugi Daya Terhadap Jarak antar Konduktor.

g. Munculnya Tegangan Awal Korona yang lebih besar dari Corona Critical Voltage
Tegangan awal corona lebih besar dari Corona Critical Voltage karena
pembentukannya melibatkan ionisasi dan peningkatan elektron ke keadaan tereksitasi.
Eksitasi ini menghasilkan cahaya melalui pelepasan dan gelombang elektromagnetik
lainnya [8, 9,10]. Gambar dibawah ini menunjukkan grafik perbandingan dari tegangan
awal korona dan disruptive critical voltage terhadap jari-jari konduktor. Jari-jari
konduktor berbanding lurus dengan tegangan awal korona dan disruptive critical
voltage.

Gambar 11. Grafik Tegangan Korona Terhadap Jari-Jari Konduktor.

h. Kondisi Iklim/Cuaca.
Kondisi curah hujan dan cuaca yang cerah juga mempengaruhi timbulnya
gangguan korona ini. Jika curah hujan tinggi, maka konduktor akan cepat mengalami
korosi atau kerusakan pada fisiknya. Hal ini menyebabkan gangguan korona akan
timbul. Dalam keadaan udara lembab karena cuaca, korona menghasilkan asam nitrogen
(nitrous acid), yang menyebabkan kawat menjadi berkarat dan menyebabkan kehilangan
daya cukup besar.

C. Efek Gangguan Korona Pada Sistem Transmisi Tenaga Listrik


Berikut ini merupakan akibat yang ditimbulkan akibat terjadinya peristiwa korona pada
saluran transmisi.

a. Rugi – Rugi Daya


Korona Ion dan elektron yang bergerak pada udara memiliki percepatan karena energi
kinetik yang diberikan. Energi kinetik tersebut didapatkan dari sistem dan dikatakan
sebagai energi yang hilang. Energi yang terdispasi sebagai cahaya, panas dan suara inilah
yang dikatakan sebagai rugi-rugi Korona. Menurut rumus Peek [5], kerugian daya karena
korona dalam kondisi cuaca cerah dapat dinyatakan sebagai:

K R VL 2
Pufw = δ (f+25) √d ( − Edev ) L× 10−5 kW/km/phase (1)
√ 3

Faktor koreksi kepadatan udara yang dinormalisasi, δ adalah 1 pada 25°C pada
tekanan 76 cm. Tabel 1 menunjukkan sampel perhitungan kerugian korona berdasarkan
rumus Peek. Saat cuaca badai (curah hujan tinggi), the disruptive critical voltage (Edcv)
dianggap 0,8 kali dari nilai cuaca cerah. Jika rasio tegangan fase dengan disruptive
critical voltage kurang dari 1,8, rumus Peterson [6] digunakan untuk menentukan
Corona Loss. Ini diberikan sebagai berikut :

21×10−6 ×𝑓𝑉 2
𝑃𝑝𝑒𝑡 = 𝑑 (2)
(𝑙𝑜𝑔10 )2
𝑅

Tabel 3. Sample Corona Loss Calculation Based on Peek’s Formula

b. Rugi – Rugi Tegangan


Rugi tegangan didalam suatu penghantar (konduktor) adalah tegangan yang hilang atau
tegangan yang tidak dapat dimanfaaatkan. Hal ini disebabkan karena adanya arus listrik
(I) ampere yang mengalir pada konduktor.
c. Gangguan Berisik
Gangguan berisik merupakan bunyi yang kontinue baik yang merata, tidak teratur, serta
tidak nyaman didengar oleh manusia normal. Gangguan berisik yang diakibatkan
peristiwa korona pada saluran transmisi ini diukur dalam satuan desibel. Gangguan
berisik ini akan semakin keras terdengar pada saat kondisi disekitar saluran transmisi
sedang hujan. Butiran air hujan yang berkumpul pada permukaan konduktor akan
meningkatkan aktivitas korona sehingga gangguan berisik akan semakin terdengar lebih
jelas.
d. Kerusakan Material Peralatan Listrik
Salah satu karakteristik dari korona seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya ialah
timbulnya gas ozon disekitar permukaan konduktor. Apabila peristiwa korona
berlangsung dalam waktu yang lama, maka gas ozon (O3) akan mengikat atom hydrogen
dan akan membentuk senyawa asam nitrat.
e. Radio Interference
Radio Interference atau Gangguan Sinyal Radio merupakan gangguan yang disebabkan
oleh induksi medan elektromagnetik dan medan elektrostatik terhadap dan medan
elektrostatik ini dihasilkan dari hasil ionisasi yang terjadi pada permukaan konduktor.
f. Television Interference Pada umumnya
Gangguan sinyal Televisi dari sistem saluran transmisi disebabkan oleh tiga hal yaitu,
karena pelepasan korona pada permukaan konduktor, karena pelepasan kontak yang
kurang baik pada pasangan (fitting) bagian logam yang memiliki tekanan berat disebut
sebagai gap discharge, dan pelepasan pada permukaan isolator.
g. Peredaman Surja Tegangan Lebih
Selain memberikan dampak yang tidak baik terhadap lingkungan sekitar dan juga
terhadap sistem. Peristiwa korona juga memberikan dampak positif pada sistem
transmisi yaitu meredam injeksi surja sehingga mencegah terjadinya over voltage pada
ujung penerima saat terjadi sambaran petir.

D. Pengaruh Tekanan Parsial Udara Terhadap Corona


Ionisasi udara mengakibatkan redistribusi tegangan pada gradien tegangan, ini
menyebabkan gradien udara di antara dua elektroda lebih besar dari gradien udara normal,
hal ini bisa menyebabkan terjadi lompatan api. Bila hanya sebagian udara antara dua
elektroda yang terionisasikan, maka korona merupakan sampul (envelope) mengelilingi
elektroda. Gradien tegangan seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di udara
normal (250 C, 76 cmHg) adalah 30 kV/cm.
Apabila tegangan bertambah secara perlahan-lahan maka gradien kegagalan
30kV/cm, sehingga kegagalan udara dan flashover akan menjadikan hubungan singkat kedua
piringan. Hukum peek menjelaskan bagaimana tegangan listrik yang dibutuhkan untuk
memancing munculnya pelepasan muatan korona diantara dua penampang baik kawat fasa
terhadap kawat fasa lainnya maupun kawat fasa ke netral atau pembumian pada body suatu
sistem.
S
Ev = mo × g v × r× In (r ) (3)
0.301
g v = g 0 𝛿 (1+ ) (4)
√δ r

Dimana,

Ev = tegangan pemunculan korona (kV)

mo = Tetapan kekasaran penghantar/elektroda (0,8 untuk kabel)

r = Jari – jari (cm)


S = Jarak antara kawat penghatar (cm)

gv = Medan listrik visual kritis (kV/cm), gradien pada medan listrik untuk
mempengaruhi collision pada molekul bebas disekitar penghantar

g0 = medan listrik pengrusak (kV/cm) dimana g0= Vb = 10 kV/cm

𝛿 = faktor densitas

r = jari-jari penghantar (cm)

g 0 adalah kemampuan udara untuk menahan tegangan kerja, sebagai acuan untuk
gradien potensial, tegangan tembus dapat digunakan untuk mencari gradien visual pengrusak
yang digunakan untuk mencari tegangan pemunculan korona, dimana korona akan muncul
apabila tegangan kerja sistem (E) melebihi tegangan pemunculan korona(Ev). Untuk rugi –
rugi daya yang didapat dari korona adalah :

𝑟
Ploss = 241 × (f + 25) × √ 𝑠 × (En – Ev )2 2 × 10−5 (6)

Dimana,

Ploss = Rugi daya akibat korona (kW)

En = Tegangan kerja pada penghantar fasa ke netral (kV)

Ev = Tegangan pemunculan korona (kV)

f = frekuensi kerja pada penghantar (Hz)


Kerapatan uap air merupakan massa uap air per satuan volume udara yang
mengandung uap air tersebut. (kelembaban mutlak)
M
ρ= (7)
V

dari Hukum Gas Ideal, dimana


pV=nRT (8)

maka didapatkan kerapat uap air, yakni


p×M
ρ = R×T (9)

Dimana:

p = kerapatan uap air (kg 𝑚−3 )


M = massa uap air (kg)
m
n = M = jumlah mol m / Mv dan Mv [18.016 untuk uap (H2O)]

V = volume udara (𝑚3 )


p = Tekanan uap air (bar)

R = Tetapan gas umum (0,082 Latm K-1 mol -1 )


T = suhu mutlak (K)
Relative humidity (kelembaban relatif) adalah perbandingan antara kelembaban
aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air.
e
RH = ea ×100% (10)
s

Dimana:

ea = kelembaban aktual atau tekanan uap air parsial / tekanan parsial uap air jenuh

es = kapasitas udara untuk menampung uap air/tekanan uap jenuh / tekanan saturasi

Massa jenis udara relatif adalah perbandingan antara massa jenis udara standar dan
massa jenis udara jenuh sehingga,

ρ(udara relatif) = ρ(udara standar)/ρ(uap air jenuh) (8)


Sedangkan 108actor densitas atau 108actor kerapat partikel udara adalah,

𝛿 = ρ(udara) / ρ(SATP) (9)

dimana, 𝛿 = rapat partikel udara relatif pada saat pengukuran

ρ (uap air jenuh) = masa jenis uap air jenuh dalam udara (kg/cm3 )
ρ (udara standar) = masa jenis udara standar (1,2 kg/cm3 pada 760 mmhg 270C)

ρ (udara relatif) = masa jenis relati udara saat pengukuran (kg/cm3 )


ρ (SATP) = 1 (faktor densitas pada SATP = Standard ambient temperature and preasure)

Ukuran diameter dari konduktor juga mempengaruhi fenomena terjadinya korona,


konduktor dengan diameter lebih besar akan memiliki medan listrik lebih kecil dibandingkan
pada konduktor dengan diameter yang lebih kecil. Konduktor dengan diameter lebih besar
memiliki tegangan awal korona lebih besar dibandingkan dengan diameter yang lebih kecil.
Pada konduktor dengan diameter lebih kecil atau ujungnya runcing akan memiliki medan
listrik yang lebih tinggi dikarenakan elektron terkumpul disatu titik tidak menyebar, sehingga
peristiwa korona semakin mudah terjadi.

Itu sebabnya mengapa pada penangkap petir konduktor ujungnya dibuat meruncing.
Bentuk permukaan dan kondisi dari konduktor juga mempengaruhi pembentukan korona.
Pada permukaan yang tidak rata dan kotor akan mengurangi nilai dari tegangan kegagalan
awal korona sehingga korona dapat terjadi pada tegangan yang lebih rendah. Ini dikarenakan
medan listrik pada permukaan yang kasar akan lebih besar dibandingkan dengan konduktor
yang memiliki permukaanyang halus. Sehingga pada permukaan kasar korona yang terjadi
lebih besar dibandingkan kawat halus. Untuk kawat transmisi terdapat suatu faktor yang
dinamakan faktor ketidakteraturan (m0). Maksudnya merupakan ketidakteraturan dari
bentuk permukaan kawat. Dalam kondisi normal faktor permukaan kawat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hubungan Kondisi Permukaan Kawat Dengan Nilai 𝒎𝟎
III. SOLUSI GANGGUAN CORONA
1. Penggunaan konduktor bundel mengurangi Corona Loss.
2. Jarak antar konduktor dihitung dan dipilih yang paling tepat sehingga corona dapat
ditoleransi
3. Karena bentuk konduktor mempengaruhi kehilangan korona, konduktor bentuk
silinder memiliki bidang seragam yang mengurangi kehilangan korona dibandingkan
bentuk lainnya.
4. Tekanan tegangan (Voltage Stress) dan gradien medan listrik harus diminimalkan
yang dapat dicapai dengan menggunakan praktik desain tegangan tinggi yang baik.
5. Menggunakan konduktor dengan diameter besar mengurangi Corona Loss.
6. Konduktor dan insulator solid bebas kekosongan (Void free solid conductors and
insulators) harus digunakan
7. Pembentukan corona dapat ditekan, jika terminal pada peralatan bertegangan tinggi
dirancang dengan bentuk bundar diameter bulat halus seperti bola dan penambahan
cincin corona ke isolator jalur transmisi tegangan tinggi

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas mengenai gangguan corona, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Gangguan corona merupakan gangguan pada jaringan listrik bertegangan tinggi,
seperti padan system HV (High Voltage), EHV (Extra High Voltage), maupun UHV
(Ultra High Voltage).
2. Fenomena corona ditandai dengan munculnya cahaya berwarna ungu muda (violet),
suara bising, dan juga bau ozon pada peralatan dan konduktor di jaringan tegangan
tinggi.
3. Penyebab timbulnya gangguan corona ini bermacam-macam, seperti kondisi iklim,
kondisi fisik konduktor, diameter konduktor, jarak antar konduktor, dan masih
banyak lagi.
4. Dampak dari gangguan corona ini adalah menimbulkan rugi-rugi daya (power loss)
dan kerusakan pada konduktor, juga peralatan-peralatan disekitarnya. Gangguan
corona ini juga menghasilkan gas yang berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.
5. Semakin tinggi tegangan pada saluran transmisi maka karakteristik dari corona akan
semakin jelas dan dapat menimbulkan busur api (mengeluarkan panas).
6. Untuk menghitung rugi-rugi daya yang disebabkan oleh Corona Loss pada cuaca
cerah, dapat digunakan Peek’s Formula sebagai berikut :
K R VL 2
Pufw = δ (f+25) √ d ( − Edev ) L× 10−5 kW/km/phase
√ 3

7. Faktor koreksi kepadatan udara yang dinormalisasi, δ adalah 1 pada 25°C pada
tekanan 76 cm.
8. Saat cuaca badai (curah hujan tinggi), the disruptive critical voltage (Edcv) dianggap
0,8 kali dari nilai cuaca cerah. Jika rasio tegangan fase dengan disruptive critical
voltage kurang dari 1,8, rumus Peterson [6] digunakan untuk menentukan Corona
Loss. Ini diberikan sebagai berikut :
21×10−6 ×𝑓𝑉 2
𝑃𝑝𝑒𝑡 = 𝑑
(𝑙𝑜𝑔10 )2
𝑅
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Wadwah C. L “Electric Power System,” chennai New Age International Publisher
Ltd. 2006
[2] Mehta V. K, Mehta R, “Principles of Power System,” S. Chand, New Delhi, 2004.

[3] Gupta B. R, “Power system analysis and design,” S. Chand, New Delhi, 2007.
[4] Curt Harting (2010). AC Transmission Line Losses.htm

[5] Gupta J. B. A course in power system. New Delhi, 2008


[6] Anumaka (2012). Nigerian 330kv Interconnected Power Systelm

[7] International conference on Large High Voltage Electric System, Interference


Produced by Corona Effect on Electric Systems, Paris. 1974.
[8] Leonard Loeb(1965). Electrical Coronas. Their Basic Physical Mechanisms.
University of California Press M. Bowles, “State Electricity Profiles 2008,” US
Energy Information Administration, DOE/EIA0348(01).2010.

[9] Hayt. W and Buck, Engineering Electromagnetics (Mcgraw-Hill,2006). PP346, 486


[10] Instruction Manual 661. “Partial Discharge (Corona) Testing Equipment”
Biddle instruments, James G. Biddle Co. Plymouth Meeting, Peninsylvania
19462

Anda mungkin juga menyukai