0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan7 halaman
Wirdatul Hayaty (NIM 1902315) menjelaskan beberapa poin penting tentang sistem transmisi tenaga listrik dalam tiga kalimat. Pertama, dia menjelaskan penentuan jarak bebas pada saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV. Kedua, dia membahas jenis dan tipe konduktor yang dipakai pada saluran transmisi beserta cara menentukan jarak antar konduktor. Ketiga, dia menjelaskan faktor-faktor
Wirdatul Hayaty (NIM 1902315) menjelaskan beberapa poin penting tentang sistem transmisi tenaga listrik dalam tiga kalimat. Pertama, dia menjelaskan penentuan jarak bebas pada saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV. Kedua, dia membahas jenis dan tipe konduktor yang dipakai pada saluran transmisi beserta cara menentukan jarak antar konduktor. Ketiga, dia menjelaskan faktor-faktor
Wirdatul Hayaty (NIM 1902315) menjelaskan beberapa poin penting tentang sistem transmisi tenaga listrik dalam tiga kalimat. Pertama, dia menjelaskan penentuan jarak bebas pada saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV. Kedua, dia membahas jenis dan tipe konduktor yang dipakai pada saluran transmisi beserta cara menentukan jarak antar konduktor. Ketiga, dia menjelaskan faktor-faktor
1. Jelaskan dan ilustrasikan penentuan jarak bebas (aman) pada saluran udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Jawab : Ruang bebas SUTET 500 kV sirkit tunggal
Keterangan :
: Penampang melintang Ruang Bebas SUTET 500 kV (lima ratus
kilovolt) sirkit tunggal pada tengah gawang. L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse) C : Jarak bebas minimum vertikal D : Jarak andongan terendah di tengah gawang antara dua menara Ruang Bebas SUTET 500 kV 4 Sirkit Vertikal
Keterangan :
: Penampang melintang Ruang Bebas SUTET 500 kV (lima ratus
kilovolt) 4 (empat) sirkit vertikal pada tengah gawang L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor H : Jarak horizontal akibat ajoinan konduktor I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse) C : Jarak bebas minimum vertikal D : Jarak andongan terendah di tengah gawang antara dua menara 2. Jelaskan jenis dan tipe konduktor apa saja yang banyak dipakai pada saluran transmisi (SUTT) dan bagaimana menentukan jarak antar konduktor! Jawab : Pada saluran transmisi (SUTT) memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium Conductorn Steel Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan almunium. Pada saluran transmisi yang perlu dinaikkan kapasitas penyalurannya namun SUTT tersebut berada didaerah yang rawan longsor, maka dipasang konduktor jenis TACSR (Thermal Almunium Conductor Steel Reinforced) yang mempunyai kapasitas besar tetapi berat kawat tidak mengalami perubahan yang banyak. Konduktor pada SUTT/SUTET merupakan kawat berkas (stranded) atau serabut yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding kawat pejal. 3. Apa yang anda ketahui tentang andongan (sag) dan faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam memasang andongan tersebut ! Jawab : Andongan (sag) adalah jarak proyeksi yang diukur dari tinggi menara saluran transmisi terhadap jarak lingkungan penghantar yang terendah. Faktor - faktor yang mempengaruhi andongan pada suatu rentang kawat penghantar antar menara dalam saluran udara adalah sebagai berikut: Berat kawat per satuan panjang, Modulus elastisitas, Koefisien perubahan panjang, Ultimate strength, Diameter kawat, Jarak antara dua menara (span), Kondisi lingkungan sekitar yang mungkin berpengaruh, misalnya angin, es, debu dan suhu. 4. Apa yang anda ketahui tentang isolasi padat? Bagaimana prinsip kerja dan berikan contoh!2. Jawab : Isolator listrik adalah bahan yang sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Isolator juga berguna sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar atau antar konduktor. Isolator listrik memiliki jenis – jenis bahan isolasi yaitu : bahan isolasi cair, bahan isolasi gas dan bahan isolasi padat. Dimana bahan isolasi padat adalah bahan isolator yang dibentuk dari bahan padat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, contohnya karet, kayu, kaca, dll. Isolasi padat mempunyai kekuatan tegangan tembus yang tinggi dibandingkan dengan isolasi cair dan gas. 5. Jelaskan perbedaan kekuatan dielektrik dengan permitivitas relatif dielektrik!3. Jawab : Kekuatan Dielektrik adalah kekuatan yang berasal dari bahan isolasi peralatan listrik. permitivitas relatif dielektrik adalah konstanta yang melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. 6. Ada berapa mekanisme kegagalan dielektrik pada isolasi padat dan cair? Sebutkan dan jelaskan!4. Jawab : Kegagalan Asasi (Intrinsik) Kegagalan asasi atau kegagalan intrinsik adalah kegagalan yang berasal dari atau disebabkan oleh jenis dan suhu bahan, dengan mengabaikan pengaruh faktor-faktor luar seperti tekanan, bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong-kantong udara. Kegagalan ini terjadi jika tegangan yang diterapkan pada bahan dinaikkan sehingga tekanan listriknya mencapai nilai tertentu, yaitu 106 Volt/cm dalam waktu yang sangat singkat (10-8 detik). Kegagalan intrinsik ini merupakan bentuk kegagalan yang paling sederhana. Kegagalan Elektromekanik Kegagalan elektromekanik terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit isolasi padat. Jika pada isolasi padat tersebut diberikan tegangan dengan polaritas yang berbeda, maka akan timbul tekanan (stress) listrik pada bahan tersebut yang dilanjutkan dengan timbulnya tekanan (pressure) mekanis. Tekanan mekanis ini terjadi akibat gaya tarik menarik F antar kedua elektroda tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 untuk tekanan listrik sebesar 106 Volt/cm dan akan dihasilkan tekanan mekanis sebesar 2-6 kg/cm2. Kegagalan Streamer Jika diterapkan tegangan V pada zat padat yang terapit oleh elektroda bola-bidang, maka pada medium yang berdekatan, misalnya gas atau udara, akan timbul tegangan. Gas yang mempunyai permitivitas yang lebih rendah dari zat padat akan mengalami tekanan listrik yang besar. Akibatnya, gas atau udara tersebut akan mencapai kekuatan asasinya. Karena kegagalan tersebut maka akan jatuh sebuah muatan pada permukaan zat padat, sehingga medan yang tadinya seragam akan terganggu. Konsentrasi muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu mengakibatkan timbulnya medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm). Karena medan ini lebih besar dari kekuatan intrinsik, maka akan terjadi kegagalan pada zat padat tersebut. Proses kegagalan pada zat padat ini terjadi sedikit demi sedikit sehingga akhirnya zat padat gagal seluruhnya. Kegagalan Termal Bila suatu medan diterapkan dalam suatu zat padat pada suhu normal, maka arus konduksi akan terjadi dalam bahan pada umumnya kecil. Dalam hal ini tidak akan terjadi apa dalam zat padat, walaupun E sudah cukup besar. Panas yang dibangkitkan oleh arus sebagian akan disalurkan keluar dan sebagian akan digunakan untuk menaikkan suhu badan. Tetapi, jika kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju pembuangan panas keluar, maka akan terjadi keadaan yang tidak stabil dan pada suatu saat bahan akan mengalami kegagalan. Kegagalan ini disebut kegagalan termal. Kegagalan Erosi Terjadinya kegagalan erosi disebabkan oleh keadaan zat isolasi padat yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut misalnya berupa lubang-lubang atau rongga-rongga dalam bahan isolasi tersebut (Gambar 2.4), sehingga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan gagalnya lebih rendah daripada di dalam zat padat. Di samping itu, konstanta dielektrik di dalam rongga sering lebih rendah daripada dalam zat padat sehingga intensitas medan dalam rongga lebih besar daripada intensitas dalam zat padat. Oleh karena itu, mungkin saja akan terjadi tegangan kegagalan di dalam rongga tersebut, meskipun pada waktu itu diterapkan tegangan kerja normal pada zat padat. Pada waktu gas dalam rongga gagal, permukaan zat isolasi padat merupakan katoda anoda. Benturan-benturan elektron pada anoda akan mengakibatkan terlepasnya ikatan kimiawi zat padat. Demikian pula, pemboman katoda oleh ion-ion positif akan mengakibatkan rusaknya zat isolasi padat karena kenaikan suhu, yang kemudian mengakibatkan ketakstabilan termal. Keadaan ini menyebabkan dinding zat padat lama kelamaan rusak, rongga menjadi makin besar dan zat padat bertambah tipis. Proses ini disebut erosi dan kegagalan yang diakibatkannya disebut kegagalan erosi. 7. Bagaimana prinsip kerja dari pemutus tenaga (PMT) vakum? Jelaskan bedanya dengan PMT gasSF6! Jawab : Sakelar PMT vakum dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampai 38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum. Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam. Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker) dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka. Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari tangki penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas SF6 perlu diadakan pengaturan tekanannya beberapa jam setelah pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan.