Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wirdatul Hayaty

NIM : 1902315

Kelas : TE – TTE

Quis Sistem Transmisi Tenaga Listrik 16 Nov 2021

1. Jelaskan dan ilustrasikan penentuan jarak bebas (aman) pada saluran udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV
Jawab :
 Ruang bebas SUTET 500 kV sirkit tunggal

Keterangan :

: Penampang melintang Ruang Bebas SUTET 500 kV (lima ratus


kilovolt) sirkit tunggal pada tengah gawang.
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak andongan terendah di tengah gawang antara dua menara
 Ruang Bebas SUTET 500 kV 4 Sirkit Vertikal

Keterangan :

: Penampang melintang Ruang Bebas SUTET 500 kV (lima ratus


kilovolt) 4 (empat) sirkit vertikal pada tengah gawang
L : Jarak dari sumbu vertikal menara ke konduktor
H : Jarak horizontal akibat ajoinan konduktor
I : Jarak bebas impuls switsing (switching impulse)
C : Jarak bebas minimum vertikal
D : Jarak andongan terendah di tengah gawang antara dua menara
2. Jelaskan jenis dan tipe konduktor apa saja yang banyak dipakai pada saluran
transmisi (SUTT) dan bagaimana menentukan jarak antar konduktor!
Jawab :
Pada saluran transmisi (SUTT) memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit
terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat
kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium
Conductorn Steel Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat
mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat
electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka
ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang udaranya mengandung
kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan
almunium. Pada saluran transmisi yang perlu dinaikkan kapasitas penyalurannya namun
SUTT tersebut berada didaerah yang rawan longsor, maka dipasang konduktor jenis
TACSR (Thermal Almunium Conductor Steel Reinforced) yang mempunyai kapasitas
besar tetapi berat kawat tidak mengalami perubahan yang banyak. Konduktor pada
SUTT/SUTET merupakan kawat berkas (stranded) atau serabut yang dipilin, agar
mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding kawat pejal.
3. Apa yang anda ketahui tentang andongan (sag) dan faktor apa saja yang harus
diperhatikan dalam memasang andongan tersebut !
Jawab :
Andongan (sag) adalah jarak proyeksi yang diukur dari tinggi menara saluran transmisi
terhadap jarak lingkungan penghantar yang terendah. Faktor - faktor yang mempengaruhi
andongan pada suatu rentang kawat penghantar antar menara dalam saluran udara adalah
sebagai berikut:
 Berat kawat per satuan panjang,
 Modulus elastisitas,
 Koefisien perubahan panjang,
 Ultimate strength,
 Diameter kawat,
 Jarak antara dua menara (span),
 Kondisi lingkungan sekitar yang mungkin berpengaruh, misalnya angin, es, debu
dan suhu.
4. Apa yang anda ketahui tentang isolasi padat? Bagaimana prinsip kerja dan berikan
contoh!2.
Jawab :
Isolator listrik adalah bahan yang sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Isolator juga
berguna sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya
arus mengalir ke luar atau antar konduktor. Isolator listrik memiliki jenis – jenis bahan
isolasi yaitu : bahan isolasi cair, bahan isolasi gas dan bahan isolasi padat. Dimana bahan
isolasi padat adalah bahan isolator yang dibentuk dari bahan padat yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, contohnya karet, kayu, kaca, dll. Isolasi padat mempunyai
kekuatan tegangan tembus yang tinggi dibandingkan dengan isolasi cair dan gas.
5. Jelaskan perbedaan kekuatan dielektrik dengan permitivitas relatif dielektrik!3.
Jawab :
Kekuatan Dielektrik adalah kekuatan yang berasal dari bahan isolasi peralatan listrik.
permitivitas relatif dielektrik adalah konstanta yang melambangkan rapatnya fluks
elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik.
6. Ada berapa mekanisme kegagalan dielektrik pada isolasi padat dan cair? Sebutkan
dan jelaskan!4.
Jawab :
 Kegagalan Asasi (Intrinsik)
Kegagalan asasi atau kegagalan intrinsik adalah kegagalan yang berasal dari atau
disebabkan oleh jenis dan suhu bahan, dengan mengabaikan pengaruh faktor-faktor
luar seperti tekanan, bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong-kantong udara.
Kegagalan ini terjadi jika tegangan yang diterapkan pada bahan dinaikkan sehingga
tekanan listriknya mencapai nilai tertentu, yaitu 106 Volt/cm dalam waktu yang
sangat singkat (10-8 detik). Kegagalan intrinsik ini merupakan bentuk kegagalan
yang paling sederhana.
 Kegagalan Elektromekanik
Kegagalan elektromekanik terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas
antara elektroda yang mengapit isolasi padat. Jika pada isolasi padat tersebut
diberikan tegangan dengan polaritas yang berbeda, maka akan timbul tekanan
(stress) listrik pada bahan tersebut yang dilanjutkan dengan timbulnya tekanan
(pressure) mekanis. Tekanan mekanis ini terjadi akibat gaya tarik menarik F antar
kedua elektroda tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 untuk tekanan listrik
sebesar 106 Volt/cm dan akan dihasilkan tekanan mekanis sebesar 2-6 kg/cm2.
 Kegagalan Streamer
Jika diterapkan tegangan V pada zat padat yang terapit oleh elektroda bola-bidang,
maka pada medium yang berdekatan, misalnya gas atau udara, akan timbul
tegangan. Gas yang mempunyai permitivitas yang lebih rendah dari zat padat akan
mengalami tekanan listrik yang besar. Akibatnya, gas atau udara tersebut akan
mencapai kekuatan asasinya. Karena kegagalan tersebut maka akan jatuh sebuah
muatan pada permukaan zat padat, sehingga medan yang tadinya seragam akan
terganggu. Konsentrasi muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu
mengakibatkan timbulnya medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm).
Karena medan ini lebih besar dari kekuatan intrinsik, maka akan terjadi kegagalan
pada zat padat tersebut. Proses kegagalan pada zat padat ini terjadi sedikit demi
sedikit sehingga akhirnya zat padat gagal seluruhnya.
 Kegagalan Termal
Bila suatu medan diterapkan dalam suatu zat padat pada suhu normal, maka arus
konduksi akan terjadi dalam bahan pada umumnya kecil. Dalam hal ini tidak akan
terjadi apa dalam zat padat, walaupun E sudah cukup besar. Panas yang
dibangkitkan oleh arus sebagian akan disalurkan keluar dan sebagian akan
digunakan untuk menaikkan suhu badan. Tetapi, jika kecepatan pembangkitan
panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju pembuangan panas keluar, maka
akan terjadi keadaan yang tidak stabil dan pada suatu saat bahan akan mengalami
kegagalan. Kegagalan ini disebut kegagalan termal.
 Kegagalan Erosi
Terjadinya kegagalan erosi disebabkan oleh keadaan zat isolasi padat yang tidak
sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut misalnya berupa lubang-lubang atau
rongga-rongga dalam bahan isolasi tersebut (Gambar 2.4), sehingga akan terisi oleh
gas atau cairan yang kekuatan gagalnya lebih rendah daripada di dalam zat padat.
Di samping itu, konstanta dielektrik di dalam rongga sering lebih rendah daripada
dalam zat padat sehingga intensitas medan dalam rongga lebih besar daripada
intensitas dalam zat padat. Oleh karena itu, mungkin saja akan terjadi tegangan
kegagalan di dalam rongga tersebut, meskipun pada waktu itu diterapkan tegangan
kerja normal pada zat padat. Pada waktu gas dalam rongga gagal, permukaan zat
isolasi padat merupakan katoda anoda. Benturan-benturan elektron pada anoda
akan mengakibatkan terlepasnya ikatan kimiawi zat padat. Demikian pula,
pemboman katoda oleh ion-ion positif akan mengakibatkan rusaknya zat isolasi
padat karena kenaikan suhu, yang kemudian mengakibatkan ketakstabilan termal.
Keadaan ini menyebabkan dinding zat padat lama kelamaan rusak, rongga menjadi
makin besar dan zat padat bertambah tipis. Proses ini disebut erosi dan kegagalan
yang diakibatkannya disebut kegagalan erosi.
7. Bagaimana prinsip kerja dari pemutus tenaga (PMT) vakum? Jelaskan bedanya
dengan PMT gasSF6!
Jawab :
 Sakelar PMT vakum dapat digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan
sampai 38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum.
Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus ditutup rapat dan
kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam.
Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan
tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil
emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu dengan
molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada
penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata
lain, busur api dapat dipadamkan.
 Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker) dapat digunakan untuk memutus arus
sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang
digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni
adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada
suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan
bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35
kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan.
Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan
cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi
pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka. Selama pengisian, gas SF6 akan
menjadi dingin jika keluar dari tangki penyimpanan dan akan panas kembali jika
dipompakan untuk pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena
itu gas SF6 perlu diadakan pengaturan tekanannya beberapa jam setelah pengisian,
pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai