Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

KEGAGALAN DIELEKTRIK PADAT


AHMAD SIBLI ( 1271025022 )
FAJAR PERDANA SIWI ( 1271025030 )
PENDAHULUAN

Pada prinsipnya dan dalam kondisi percobaan


tertentu, mekanisme kegagalan zat padat sama dengan
proses yang terjadi di gas dan udara.
Perbedaannya, kegagalan dalam zat padat sedikit
lebih rumit, karena dalam terakhir ini ada mekanisme
kegagalan lain yang tidak dijumpai pada kegagalan
gas.
Nilai kekuatan dielektrik suatu zat padat
tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
Mekanisme kegagalan zat padat terdiri dari beberapa
jenis menurut waktu penerapan tegangannya, sebagai
berikut:

a) Kegagalan Asasi
b) Kegagalan Elektromekanik
c) Kegagalan Streamer
d) Kegagalan Termal Erosi
Dari gambar 4.1 dilihat bahwa makin tinggi tegangan maka makin singkat waktu
terjadinya kegagalan tersebut. Hal ini sesuai dengan asas pokok yang berlaku pada bidang
tegangan tinggi . Jika zat padat tersebut diterapkan suatu medan listrik E, maka zat padat
tersebut akan mengalami tekanan listrik (electric stress)

Tekanan listrik ialah gaya yang bekerja pada suatu elektron yang mempunyai muatan sebesar
1 coloumb.
F = e.E (3-1)
dimana:
F = gaya yang bekerja pada elektron
e = muatan elektron
E = kuat medan listrik

Maka F = E jika e = 1 (3-2)

Dari pernyataan trsebut maka dapat dfikatakan bahwa tekanan listrik yang bekerja pada
suatu zat padat adalah sama dengan kuat medan listrik ynga diterapkan pada zat padat
tersebut.
Karena adanya gaya yang bekerja pada elektron, maka akan timbul suatu (kerja ;work).
Jika akibat gaya tersebut elektron akan bergerak sejauh dx, maka besarnya usaha untuk 1
satuan muatan adalah :
W = ∫ Edx (3-3)

Dari persamaan (3-3) maka dapat di nyatakan bahwa untuk memindhkan 1 satuan sejauh dx
diperlukan usaha sebesar W. Dari ketentuan beda potensial antara 2 titik A dan B maka uaha
untuk memindahkan elektron dari A dan B ialah :

(3-4)

Sehingga besarnya kuat medan atau tekanan listrik adalah :


E = - (3-5)

Tekanan listrik atau kuat listrik adalah tekanan listrik maksimum yang dapat ditahan oleh
suatu bahan isolasi. Definisi bersifat kualitatif, Jika

Kekuatan listrik (strength) < Tekanan listrik (Stress)

maka akan terjadi kegagalan dalam zat padat tersebut.


Contoh 1.

 Diketahui : Isolator 2o KV , Panjang 140 mm, tegangan pada


isolator tsb. = 20 KV. Pada isolator ada electron dg. Muatan 5
mC.
 Ditanyakan : berapa tekanan listrik yang dirasakan oleh isolator
tsb. ? Berapa besar potensial antar elektroda ? Berapa besra usaha
untuk memindahkan muatan tsb. Dari elektroda 1 ke elektroda
lainnya ?
 Jawaban :
 Tekanan listrik = F = e*E = 5 mC * 20 KV/14 cm = 7,14
C.KV/cm.
 V = 20 KV, W = 2o KV * 5 mC = 100 Joule.
Kegagalan Intrinsik (Asasi)

Kegagalan intrinsik atau kegagalan asasi adalah


kegagalan yang berasal dari atau disebabkan oleh jenis
material dengan menghilangkan pengaruh faktor-faktor
luar, seperti tekanan, bahan elektroda, ketidak-murnian,
kantong-kantong udara.
Kegagalan intrinsik terjadi jika tegangan yang
diterapkan pada bahan dinaikkan, sehingga tekanan
listriknya mencapai nilai tertentu yaitu 10 ⁶ volt/cm
dalam waktu yang sangat singkat yaitu 10 ⁻⁸detik ⁻¹,
karena waktu kegagalan ini sangat singkat maka disebut
kegagalan elektronik.
Kegagalan Elektromekanik

Terjadinya kegagalan elektromekanik disebabkan oleh


adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat
isolasi padat. Jika zat padat yang terletak di antara dua elektroda
pelat diberikan tegangan dengan polaritas yang berbeda, maka
akan timbul tekanan (stress) listrik pada bahan tersebut. Tekanan
listrik yang terjadi akan menyebabkan timbulnya tekanan
(pressure) mekanis.
Tekanan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik F antar
kedua elektroda tersebut, untuk tekanan listrik sebesar 106
volt/cm akan dihasilkan tekanan mekanis sebesar 2 – 6 kg/cm²
Tekanan atau tarikan mekanis berupa gaya yang bekerja
pada suatu zat padat berhubungan dengan modulus Young, yang
besarnya adalah :

Dimana Y = modulus Young


F = gaya yang bekerja pada zat padat tersebut
A = luas permukaan yang dikenai gaya
∆L = pertambahan panjang zat padat
L = panjang zat padat tersebut
Contoh 2.

 Diketahui : Isolator TM 20 KV, Panjang piringan = 140 mm,


lebar piringan = 150 mm, kerena adanya stress maka panjangnya
menjadi 139,9 mm., muatan 5mC.
 Ditanyakan : berapa besar modulus young ?
 Jawaban : Y = (F/A)/((QV/
Hubungan antara modulus Young dengan tegangan yang diterapkan pada isolasi padat
dapat dinyatakan dengan rumus dari Stark dan Garton :

Dimana d₀ = tebal zat isolasi padat sebelum dikenai tegangan V


d = tebal sesudah dikenai tegangan V
ԑ₀ԑᵣ = permitivitas

Untuk mendapatkan nilai maksimum dari tegangan sebagai fungsi dari tebal bahan,
didefinisikan V terhadap d :

yang menghasilkan

Persamaan tersebut menunjukkan keadaan yang sangat kritis , artinya jika kekuatan asasi
(intrinsik) tidak tercapai pada (d/d₀) = 0,6 maka zat isolasi akan gagal pada tegangan V
dinaikkan lagi, jadi kekuatan listrik maksimum adalah :
Kegagalan Termal

Mekanisme kegagalan termal mengikuti hukum konversi


energi, yaitu panas yang dibangkitkan sama dengan panas
yang disalurkan keluar melalui elektroda ke medium
sekelilingnya ditambah panas yang digunakan untuk
menaikkan suhu bahan dari T₁ ke T₂ atau dalam bentuk
persamaan :
U₀ = U₁ + U₂
Dimana U₀ = panas yang dibangkitkan
U₁ = panas yang disalurkan keluar
U₂ = panas yang digunakan untuk menaikkan suhu
bahan
Secara lengkap persamaan tersebut dapat ditulis :

σE² = div (k grad T) + cv (dT/dt)

Dimana cv = panas spesifik


k = konduktivitas termal
σ = konduktivitas listrik
E = tekanan listrik

Pada persamaan diatas khusus untuk medan arus bolak-balik ada hubungan langsung
antara konduktivitas dengan frekuensi dan permitivitas :

σ = ω1 ԑ₀ԑᵣ ’’
ԑᵣ = ԑᵣ ’ + j ԑᵣ ’’

Dimana ԑ₀ = konstanta dielektrik


ԑᵣ = permitivitas relatif

Karena adanya faktor ini, maka rugi-rugi pada medan arus bolak-balik lebih besar dari
pada rugi-rugi medan searah. Akibatnya, kuat gagal termal untuk medan bolak-balik
menurun dengan naiknya frekuensi tegangan yang diterapkan.
Kegagalan Erosi

Terjadi karena keadaan zat isolasi padat yang tidak sempurna.


Ketidaksempurnaan tersebut misalnya berupa rongga-ronggadlam
bahan isolasi tersebut. Oleh karena itu, mungkin akan terjadi tegangan
kegagalan dalam rongga tersebut.
Bila rongga terisi oleh gas, maka tegangan C1 :

Vi = Ɛr (t/d) Va

Dimana : Vi = tegangan pada rongga


Va= tegangan yang di terapkan
Ɛr = permitivitas relative zat isolasi padat
Hubungan antara tegangan lucutan dengan umur bahan dinyatakan oleh
persamaan :

Dimana : = tegangan dimana mulai terjadi lucutan


= tegangan yang diterapkan
n = nilai antara 3 dan 10
A = konstanta

Persamaan ini menunjukan bahwa makin cepat tegangan lucutan mulai terjadi,
maka akan semakin pendek umur dari bahan tersebut. Kegagalan erosi
mungkin trjadi dalam waktu antara beberapa hari sampai beberapa tahun.
Contoh 3.

 Diketahui : Isolator 20 KV, dengan ketebalan = 140 mm


 Pada isolator tersebut terdapat rongga = 0,2 mm.
 Tegangan yang dirasakan pada isolator tsb. = 19 KV
 Permiabilitas isolator = 1,3.
 Ditanyakan Tegangan pada rongga tersebut.
 Jawaban ;
 = * ( t/d ) * = 1,3 * ( 0.2 / 140 ) * 19 KV = 3,5 KV.
Kegagalan Dielektrik Padat
Pada Dunia Praktis
Jenis gangguan lain dalam kategori ini adalah electrochemical
disebabkan oleh perubahan secara kimia seperti elektrolisis,
pembentukan dari ozon, dan lain-lain.
I. Gangguan dan keadaan yang menurun pada kimia
dan electrochemical
gangguan dari proses perubahan kimia di udara, sebagian
dari reaksi kimia yang penting yang terjadi adalah :
a. Oksidasi
b. Hidrolisis
c. Tindakan kimia
II. Mencari dan mengikuti alur dari gangguan
ketika dielektrikum dapat terjadi elektrik stresses untuk
sepanjang waktu kegagalan,secara normal dua macam tanda
terlihat pada permukaan bahan dielektrik, yaitu :
a. Kehadiran suatu alur konduksi ke seberang permukaan
isolasi
b. Suatu mekanisme dimana arus bocor lewat melalui alur
konduksi akhirnya mendorong ke arah pembentukan suatu
percikan.
III. Gangguan dalam kaitan dengan internal discharge
Kegagalan Pada Isolasi Komposit

A. Sifat - sifat dari isolasi komposit


suatu isolasi komposit biasanya terdiri dari
sejumlah besar lapisan yang diatur satu
diatasnya. Tiga properties isolasi koposit adalah
:
1. efek lapisan berganda
2. efek ketebalan lapisan
3. efek alat penghubung
B. Mekanisme kegagalan didalam isolasi komposit
Beberapa factor yang dapat menybabkan angguan dalam
waktu singkat dan lama :
1. Gangguan jangka pendek
Jika medan elektrik menekan sangat tinggi, kegagalan
terjadidalam detik atau bahkan lebih cepat tanpa substansi
kerusakan pada permukaan isolasi yang membatasi sebelum
gangguan.
2. Gangguan jangka panjang
secara utama mempengaruhi umur isolasi yang memimpin ke
arah gangguan dari proses panas danparsial discharge.
Penggunaan Dielektrik Padat
Pada Dunia Praktis

Pada umumnya system insulasi yang


digunakan dalam praktek adalah padat. Mereka
dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok :
material organic, material anorganik, dan
polimer sintesis. Mereka adalah isolator yang
baik dan dapat dengan mudah diadopsi untuk
aplikasi praktis.

Anda mungkin juga menyukai