Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Listrik adalah salah satu komponen yang sangat penting bagi keseharian manusia masa kini. Tidak berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia masa kini berasal dari peralatan media elektronik, sedangkan selebihnya berasal dari kontak sosial secara langsung. Sebagai konsekuensinya, bila seseorang mengalami gangguan pada barang-barang elektronik miliknya, otomatis kemampuan manusia yang bersangkutan dalam mendapatkan informasi menjadi sangat terbatas, karena informasi yang diperoleh akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan gangguan. Untuk meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi akibat adanya gangguan terhadap alat elektronik, para ahli di bidang tehnik elektro telah melakukan berbagai penelitian guna mengelompokkan berbagai macam bahan elektrik agar mudah dikenali dan dipelajari. Dan salah satu jenis bahan yang banyak dikenal adalah konduktor. Dari hal tersebut penyusun tergerak untuk mengangkat permasalahan tentang konduktor ke dalam sebuah karya tulis ilmiah sederhana, dengan harapan bisa memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran mengenai bahan elektrik. 1.2 Batasan Masalah Sebagai upaya untuk memfokuskan pembahasan dan dapat dicapainya sasaran, maka penulis memfokuskan pada: 1. Definisi konduktor 2. Sifat-sifat konduktor 3. Hubungan hambatan dengan koefisien muai panjang 4. Hubungan konduktivitas dengan koefisien muai panjang 5. Bahan konduktor 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pembatasan masalah maka masalah yang penulis ketengahkan adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan konduktor 2. Sifat-sifat apa saja yang terdapat di dalam konduktor 3. Bahan-bahan apa saja yang termasuk konduktor
1

1.4 Tujuan dan Manfaat Dengan ditulisnya karya ini penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang konduktor. Manfaat yang dapat diambil dari tulisan ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak yaitu: 1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan konduktor. 2. Memberikan penjelasan tentang sifat-sifat konduktor.

BAB II
2

KONDUKTOR
2.1 DEFINISI KONDUKTOR Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil hingga dalam suhu normal pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Elektron bebas ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom.Konduktor dapat berupa zat padat, cair atau gas. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. 2.2 SIFAT SIFAT KONDUKTOR Bahan penghantar memiliki sifat-sifat penting, yaitu: a) Daya Hantar Listrik Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang jenis. pada temperatur 200C dinamakan hambatan

Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
3

R= l/A dimana : R : Hambatan suatu penghantar, satuanya ohm () : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm. l : panjang penghantar, satuannya meter (m) A : luas penampang kawat penghantar, satuanya /m

2.3 HUBUNGAN HAMBATAN DENGAN KOEFISIEN MUAI PANJANG

Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang pada temperatur 200C dinamakan hambatan

jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: R= l/A dimana : R : Hambatan suatu penghantar, satuanya ohm () : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm. l : panjang penghantar, satuannya meter (m) A : luas penampang kawat penghantar, satuanya Faktor yang mempengaruhi hambatan listrik : Jenis Bahan
4

/m

Contoh : jenis kabel yang terbuat dari tembaga lebih cepat menghantarkam listrik Luas Penampang Kabel Contoh : jika luas penampangnya besar,maka hambatannya kecil Panjang Kabel Contoh : jika kabelnya panjang,maka hambatannya besar Hambatan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel Hambatan listrik berbanding terbalik dengan lus penampang Koefisien muai tergantung pada panjang dan suhu. Dengan mempunyai rumus : Lt = L0 ( 1 + ) Keterangan Lt = panjang akhir ( m, cm) L0 = panjang awal ( m, cm ) = koefisien muai panjang ( C ) = perbedaan suhu ( C ) Jadi arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur 200C dinamakan hambatan jenis. Bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Jadi jika koefisien muai suatu bahan besar,maka pemuaian bahan tersebut semakin cepat,hal itu berpengaruh pada pertambahan panjang bahan,sehingga hambatan suatu bahan akan semakin besar.

b) Koefisien Temperatur Hambatan

Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui dengan persamaan ; R = R0 { 1 + (t t0)} dimana : R R0 T t0 : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu. : temperatur suhu akhir, dalam C : temperatur suhu awal, dalam C : koefisien temperatur tahanan

c) Daya Hantar Panas Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jamC. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi.

d) Daya Tegangan Tarik


6

Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya elektro-motoris termo. f) Konduktivitas Hantaran Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk

menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujungujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas merupakan kebalikan dari resistivitas. Setiap bahan memiliki konduktivitas dengan nilai yang berbeda. Besar kecilnya konduktivitas suatu bahan ditentukan oleh jumlah muatan bebas yang dimiliki oleh bahan tersebut. Medan listrik dalam suatu penghantar dengan luas penampang yang tetap akan menyebabkan timbul arus konduksi. Rapat arus konduksi ini dapat dirumuskan dengan :

J = Rapat arus konduksi ( A / m2) J = .U


7

= Kerapatan muatan ( As / m3) U= Kecepatan hanyut/hantar ( m/ s)

Jika :

U= .E

U = Kecepatan hantar ( m / s ) = Mobilitas dengan satuan m2 /Vs E = Kuat medan listrik ( V / m )

Maka konduktivitas listrik adalah rasio dari rapat arus terhadap kuat medan listrik: J = Rapat arus konduksi ( A / m2) J=.E

= Konduktivitas bahan ( A / Vm )
E = Kuat medan listrik ( V / m )

=.
Di mana :

2.4 HUBUNGAN KONDUKTIVITAS DENGAN KOEFISIEN MUAI PANJANG

Ketika medan listrik diberikan pada benda padat, elektron bebas didalamnya akan bergerak dipercepat. Elektron elektron tersebut akan kehilangan energi kinetiknya karena adanya tumbukan di dalam permukaan atom.Arus yang dihasilkan akan sebanding dengan kecepatan rata rata elektron tersebut. Hanya elektron elktron yang energinya dekat dengan energi fermi yang dapat dipercepat , sedangkan elektron lain tetap ditempatnya , terutama yang telah terisi penuh mengisi bilangan kuantum. Elektron yang bergerak ini, suatu saat akan dapat melampaui energi ambangnya , untuk kemudian berpindah dan menghasilkan
8

muatan listrik yang bersifat menghantarkan arus listrik dan disebut dengan konduktivitas listrik Dari konduktivitas listriknya, maka bahan dapat dibedakan menjadi

konduktor,semikonduktor,danisolator .Pada bahan bahan yang dapat menghantarkan arus listrik, kerapatan arus selalu berkaitan dengan kuat medan listrik yang dijabarkan dalam bentuk persamaan J= E Keterangan : J = kerapatan arus listrik (A /M2) =konduktivitas listrik ( A / Vm ) E =Kuat medan listrik ( V/m) Bila sebuah bahan penghantar ( konduktor) yang homogen mempunyai panjang dan luas alas , maka untuk menghitung konduktivitas listrik , kita harus memberikan tegangan , sehingga muncul arus listrik di dalamnya : Maka V = E L atau E = V / L Keterangan V = tegangan listrik (volt) E = kuat medan listrik ( volt / m) L = panjang bahan ( m ) Koefisien muai tergantung pada panjang dan suhu. Dengan mempunyai rumus : Lt = L0 ( 1 + ) Keterangan: Lt = panjang akhir (m) L0 = panjang awal (m ) = koefisien muai panjang ( C ) = perbedaan suhu ( C ) Jadi hubungan antara konduktivitas dengan koefisien muai adalah J= E ( rumus konduktivitas ) dan E = V / L dan

Lt = L0 ( 1 +

) (rumus koefisien muai)

Jadi jika koefisien muai suatu bahan besar,maka pemuaian bahan tersebut semakin cepat,hal itu berpengaruh pada pertambahan panjang bahan,hal ini berpengaruh pada kuat medan listriknya yang semakin kecil sehingga konduktivitasnya semakin besar. 2.5 BAHAN KONDUKTOR Bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki banyak elektron bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Di waktu yang lalu, bahan yang banyak digunakan untuk saluran listrik adalah jenis tembaga (Cu). Namun karena harga tembaga yang tinggi dan tidak stabil bahkan cenderung naik, aluminium mulai dilirik dan dimanfaatkan sebagai bahan kawat saluran listrik, baik saluran udara maupun saluran kabel tanah. Lagipula, kawat tembaga sering dicuri karena bahannya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk lain.Bahan konduktor dapat berbentuk : padat, cair dan gas. Tabel Konstanta Bahan Penghantar
Bahan Massa a 0 100 0 x 10 Titik leleh jenis g/cm -6 3 2,7 23,86 659,7 7,7 10,5 13,2 1170-1530 8.96 16,86 1083 13,55 61 -38,86 10,22 54 2620 19,27 2,5 3390 21,5 9,09 1769 Titik didih panas 2447 2595 356,73 4800 5500 4300 Konduktivitas Kekuatan tarik 0,57 0,11 0,944 0,02 0,33 0,31 0,17 20-30 37-64 40 100-25420 34

Aluminium Baja Tembaga Air Raksa Molibdenum Wolfram Platina

Sumber : http://smkn3mataram.org/modul/listrik_bagian2/kegiatan %20bljr%203modul%201%20htm.htm

2.5.1

PERBEDAAN MIKROSKOPIS ANTARA ZAT PADAT, CAIR, DAN GAS


10

Pada zat padat memiliki gaya tarik antar atom atau molekul sangat kuat. Namun pada zat cair memiliki gaya tarik antar atom-atom atau molekul-molekul kurang kuat sehingga atom-atom tersebut cukup bebas bergerak. Sedangkan pada zat gas memiliki gaya tarik antara atom atau molekul sangat-sangat lemah sehingga atom atau molekul tidak bisa berada dalam satu kesatuan.

a. Zat padat

b. Zat cair

c. Zat gas

Gambar gaya tarik antar atom http://www.gurumuda.com/konduksi

Gambar tersebut merupakan gambaran gaya tarik antar atom. Pada zat padat, kuatnya gaya tarik antara atom atau molekul penyusun zat padat ini yang menjadi alasan, mengapa bentuk dan volume zat padat selalu tetap. Misalnya saat kita melempar batu atau besi, bentuk batu atau besi sulit berubah karena gaya tarik antara atom atau molekul sangat kuat. Jadi gaya tarik yang kuat antara atom atau molekul penyusun zat padat ini yang membuat mereka tetap berada dalam satu kesatuan (tetap mengumpul) dan bentuknya kelihatan padat.

11

Pada zat cair tarik antara atom-atom atau molekul-molekul kurang kuat sehingga mereka cukup bebas bergerak. Atom-atom atau molekul-molekul penyusun zat cair memang bisa bebas bergerak tetapi mereka tidak bisa mudah berpisah karena besarnya gaya tarik masih bisa menahan mereka untuk tidak kabur dan tercerai berai. Pada zat gas, gaya tarik antara atom atau molekul sangat-sangat lemah sehingga atom atau molekul tidak bisa berada dalam satu kesatuan. Mereka dapat bergerak bebas, karena tidak ada ikatan di antara mereka. Gaya tarik yang sangat lemah membuat atom-atom atau molekul-molekul penyusun zat gas tercerai berai atau tercecer di mana-mana. Perlu diketahui gaya tarik menarik antar atom atau molekul sebenarnya merupakan gaya elektromagnetik. Sehingga kuat lemahnya hantaran tergantung juga pada gaya elektromagnetik tersebut. Semakin kuat gaya tarik antara atom atau molekul, maka semakin kuat pula gaya elektromagnetik sehingga arus listrik dan juga panas dapat dihantarkan dengan baik. Berarti dapat disimpulkan bahwa zat padat adalah penghantar yang baik daripada zat cair dan zat gas.

12

Adapun kuat lemahnya hantaran juga ditentukan oleh konduktivitas termal. Berikut ini adalah nilai konduktivitas termal beberapa benda yang diperoleh melalui percobaan. Jenis benda Konduktivitas Termal (k) J/m.s.Co Kkal/m.s.Co Perak 420 1000 x 10-4 Tembaga 380 920 x 10-4 Aluminium 200 500 x 10-4 Baja 40 110 x 10-4 Es 2 5 x 10-4 Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4 Bata 0,84 2 x 10-4 Air 0,56 1,4 x 10-4 Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4 Kayu 0,08 0,16 0,2 x 10-4 0,4 x 10-4 Gabus 0,042 0,1 x 10-4 Wol 0,040 0,1 x 10-4 Busa 0,024 0,06 x 10-4 Udara 0,023 0,055 x 10-4 Tabel konduktivitas termal http://www.gurumuda.com/konduksi

Perlu diketahui benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang buruk. Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik, sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk. Konduktor termal adalah penghantar panas atau kalor. Zat cair dan zat gas bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal adalah penghambat panas atau kalor.
2.5.2 BAHAN KONDUKTOR BERBENTUK PADAT 13

Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Di dalam banyak penghantar, pembawa muatannya adalah elektron. Emas adalah penghantar yang sangat baik, tetapi karena harganya sangat mahal, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan sebagai penghantar.
2.5.2.1

LOGAM SEBAGAI BAHAN KONDUKTOR PADAT Logam memiliki ikatan elektron valensi yang sangat lemah sehingga mudah bergerak

melalui seluruh stukturnya bila dikenai gaya oleh suatu medan magnit. Jadi logam digolongkan sebagai konduktor, karena memiliki muatan bebas (elektron yang terdelokalisir) dalam jumlah yang sangat banyak. Sebaliknya keramik dan bahan polimer memiliki ikatan elektron yang sangat kuat dan ion-ionnya tidak mudah mengalami difusi, sehingga digolongkan sebagai isolator.

Logam-logam, dengan elektron valensi yang terikat lemah, merupakan contoh dari konduktor yang sangat bagus, baik untuk listrik maupun kalor. Jika dilihat dari tinjauan kimia unsur, maka konduktor (logam-logam) merupakan unsur-unsur yang terletak di golongan 1A3A dan 1B-8B. Jika dilihat di tabel periodik di bawah maka unsur yang termasuk konduktor adalah unsur dengan warna kuning.

14

Tabel periodik Sumber : http://nindynur.blogspot.com/2010/12/tabel-periodik-unsur-kimia.html

2.5.2.2

LOGAM-LOGAM

YANG

BIASA

DIGUNAKAN

SEBAGAI

KONDUKTOR Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.

15

Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.

Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

2.5.2.3 LOGAM-LOGAM KONDUKTOR


A. Seng

YANG

BIASA

DIGUNAKAN

SEBAGAI

BAHAN

Pemurnian diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO). Penemuan mencapai kadar 97,75% Zn. Warnanya abu-abu muda dengan titik cair 419C dan titik didih 906C. Daya mekanis tidak kuat. Seng dipakai sebagai pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi. Pelapisan dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada tembaga. Seng juga mudah dituang, dan sering dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar dituang, misalnya tembaga. Dalam teknik listrik seng banyak dipakai untuk bahan selongsonng elemen kering (kutub negatifnya), batang-batang (elektroda) elemen galvani. Tahanan jenis 0,12 ohm mm^2/m Dalam perdagangan seng dijual dalam bentuk pelat yang rata atau bergelombang. Juga dalam bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok.

B. Timah Hitam

16

Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair timbel 325C. Titik didihnya 1560C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap udara, air, air garam, asam belerang. Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga tidak tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang masih basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada beton harus diberi perlindungan. Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir. Untuk memperoleh kekuatan mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya. Timbel mengandung racun, maka setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk memegang makanan.

C. Timah Putih 17

Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu 232C. Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm^2/m, keadaan lunak. Timah tidak beracun seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran. Sebagai bahan mentah timah diperdagangkan, dituang dalam bentuk balok, sebagai barang setengah jadi, dibuat pelat yang sangat tipis (kurang dari 0,2 mm) dengan nama staniol. Dan yang lebih tipis lagi dengan nama fuli timah. Kadang-kadang timah dicampur dengan timbel. Untuk ini apabila akan digunakan untuk pembungkus makanan, kadar timbel tidak boleh dari 10%. Dalam teknik listrik, timah banyak dipakai sebagai pelapis tembaga pada hantaran yang bersekat karet dan hantaran tanah. Macam-macam peralatan listrik dilapis dengan timah untuk menahan karet. Karena sifatnya yang lunak, kalau ditekan oleh ring pada pengerasan mur atau sekrup, timah dapat betul-betul rata sehingga hubungan (kontak) menjadi betul-betul baik, mengurangi tahanan dan meniadakan bunga api (missal pada sepatu kabel, kontak penghubung, rel-rel kotak sekering dan sebagainya. Pelat-pelat tipis dipakai pada kapasitor. Kegunaan lain dari timah adalah sebagai bahan patri, yaitu dengan mencampurnya dengan timbel.
D. Aluminium

Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3,titik leleh 6580C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35m/ohm.mm2 atau kira-kira 61, 4 % daya hantar tembaga.

18

Aluminium murni dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR(Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar, dan karena alasan tertentu misalnya ekonomi, maka dibuat penghantar aluminium yang berisolasi,seperti : ACSR OW. Kosntruksi penghantar alumunium bisa diliha pada gambar 2.1

Konduktor Alumunium dan ACSR (Aluminum Conductors Steel Reinforced) Alumunium digunakan karena beratnya yang ringan daripada tembaga, namun kekuatannya hanya setara dengan setengah kali kekuatan tembaga dan hanya dapat menghantarkan listrik sebesar 60% - 80%. Karena alasan ini alumunium jarang digunakan kecuali dalam penggunaan jangka pendek. Biasanya kabel alumunium dikombinasikan dengan beberapa serat baja. ACSR atau konduktor alumunium yang diperkuat dengan baja mempunyai kekuatan yang lebih besar dan dapat digunakan untuk jangka panjang.

Gambar 2.1 Konstruksi penghantar alumunium Sumber:http://smkn3mataram.org/modul/listrik_bagian2/kegiatan%20bljr%203modul %201%20htm.htm


19

E. Tembaga

Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 mm2/mpada suhu 200C. Koefisien suhu tembaga 0,004 per 0C. lain-lain.Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada suhu 200C adalah 8,96 g/cm3, titik beku 10830C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20 hingga 40 kg/mm2. Tembaga dapat digunakan dalam 3 bentuk konduktor, yakni konduktor keras, konduktor sedang, dan konduktor lunak. Parameter yang digunakan itu dari rapat muatan tembaga tersebut, jadi semakin rapat muatannya maka tembaga tersebut akan semakin keras. Konduktor keras mempunyai kekuatan yang paling besar dari ketiga tipe tersebut, dan biasanya digunakan untuk transmisi sirkuit jarak jauh (200ft atau lebih). Namun begitu, konduktor keras tidak fleksibel dan membuat pekerjaan menjadi sedikit berat. Untuk yang lunak, teksturnya paling lemah, namun paling fleksibel dan mudah dalam pengerjaannya. Biasanya konduktor jenis ini diaplikasikan di dalam bangunan. Kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil penampang batang tembaga menjadi kawat dengan menggunakan alat penarik tembaga.

20

Untuk memperkecil penampang batang tembaga digunakan batu tarik(die) yang besarnya beragam lihat pada gambar 2.3, makin ke ujung makin kecil penampang rautannya. Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang.

Gambar 2.3 Penarikan batang tembaga menjadi kawat Sumber:http://smkn3mataram.org/modul/listrik_bagian2/kegiatan%20bljr%203modul %201%20htm.htm Sesudah diadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga menjadi lunak kembali perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakan selama proses penarikan tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pejal, sedangkanuntuk penghantar yang penampangnya > 16 mm2 digunakan penghantar serabut yang dipilin.

21

Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 :

Gambar 2.4 Pemberian isolasi untuk kawat. Sumber : http://smkn3mataram.org/modul/listrik_bagian2/kegiatan%20bljr%203modul %201%20htm.htm Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B . selanjutnya pvc yang keluar dari C didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari D kawat yang sudah terisolasi diuji dengan pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan penarik F dan selanjutnya digulung dengan penggulung G. Manfaat dari tembaga dalam bidang kelistrikan : Sebagai bahan konduktor , karena termasuk logam yang mempunyai konduktivitas lebih tinggi dibangdingkan dengan logam lainnya. Dalam industri kelistrikan , digunakan untuk lilitan transformator, kontak kontak listrik, aplikasi kabel daya atau kabel telepon Untuk penggunaan khusus yang bekerja pada temperatur tinggi , misalnya pemegang elektroda mesin las , tungku pembakaran busur api.

22

Perbedaan antara tembaga dan alumunium :

Penghantaran arus yang tinggi, maka tembaga lebih baik daripada alumunium. Kerapatan tembaga sebesar 8,91 gram / cm
3

sehingga jauh lebih berat

persatuan volumenya dibanding dengan alumunium hanya 2,70 gram / cm 3, dengan demikian volume tembaga mempunyai berat lebih dari 3 kali berat alumunium. Almunium lebih ringan dibanding dengan tembaga , walaupun alumunium mempunyai diameter lebih besar daripada tembaga.

Titik lebur tembaga lebih tinggi daripada alumunium sehingga dapat dipakai pada temperatur yang lebih tinggi.

kemampuan tembaga untuk menahan panas dan tekanan elektromagnetis akibat pembebanan yang berlebihan lebih baik dari alumunium.

Biaya isolasi alumunium yang lebih besar daripada tembaga karna diameter konduktor alumunium lebih besar sehingga luas permukaan jauh lebih besar menyebabkan biaya isolasi semakin meningkat.

Titik cair yang tinggi dari tembaga serta daya hantar listrik mengurangi kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan titik atau lompatan api yang tiba tiba pada waktu pengoperasian.

Tembaga memiliki konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, dan termasuk logam yg bisa tahan terhadap korosi , sisa potongannya masih mempunyai harga yang cukup tinggi.

23

F. Baja

Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Meskipun konduktivitas baja rendah ,tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada pengaman) seperti gambar 2.5 :

Sumber:http://smkn3mataram.org/modul/listrik_bagian2/kegiatan%20bljr %203modul%201%20htm.html
24

Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit) Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar, pisau hubung, dan lain-lain. F.1 Konduktor Baja Konduktor baja sangat jarang digunakan sendirian. Untuk konstruksi yang membutuhkan biaya murah, baja lebih sering digunakan karena cukup ekonomis. Karena baja mempunyai ketahanan 3 sampai 5 kali lebih besar daripada tembaga, baja dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Namun dalam daya hantarnya jauh lebih rendah daripada tembaga, dan juga baja lebih mudah berkarat. Untuk membuat baja lebih tahan terhadap karat, dapat diperkuat dengan proses galvanisasi, yaitu dengan melapisi zinc di permukaan baja tersebut
G.

Perak Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat, dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960C, berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016 Ohm mm2 /m. Berarti daya hantar listriknya lebih dari tembaga. Perak merupakan logam yang mempunyai daya hantar terbaik. Perak termasuk bahan yang sukar beroksidasi, dan warnanya putih. Karena harganya agak mahal maka pemakaiannya dalam teknik listrik untuk hal-hal yang khusus dan
25

penting saja. Misalnya, untuk kumparan pengukur. Pesawat ini membutuhkan ketelitian dan ruangan sempit sehingga membutuhkan penghantar dengan daya hantar yang terbaik dan tidak berkarat. Jadi perak dibuiat kawat dengan ukuran yang sangat lembut, yang disebut benang perak. Karena titik cairnya di bawah tembaga,maka perak dipergunakan juga sebagai pengaman lebur. Untuk titik-titik kontak banayak digunakan perak. Pemasangannya mudah karena perak mudah cair dan mudah dipatrikan pada logam lain, misalnya besi, tembagadan sebagainya. Perak juga tidak berkarat.
H.

Emas

Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain. Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas 22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian. Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063C.Dalam perdagangan emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.
I.

Platina

Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774C, sedang tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm^2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan filamen yang tipis.

26

Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300 C. Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja pesawat. Untuk dipakai secara umum platina terlalu mahal dan bahan lain sebagai penggantinya cukup banyak. 2.5.3 BAHAN KONDUKTOR CAIR Dalam hal menghantarkan listrik bahan dengan tingkat resistansi yang kecil adalah bahan yang sangat bagus sebagai bahan baku. Bahan yang mempunyai sifat konduktor dengan resistan kecil atau dikenal dengan sifat konduktivitasnya yang tinggi ini bukanlah hal yang baru. Sifat ini untuk pertama kalinya diamati pada tahun 1911 oleh fisikawan Belanda H.K. Onnes, yaitu ketika ia menemukan bahwa air raksa murni yang didinginkan dengan helium cair (suhu 4,2 K)kehilangan seluruh resistansi listriknya. Air Raksa. Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar. Resistivitasnya 0,95 .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per0C. Pada pemanasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
27

Dengan resistansinya yang nol itu superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan daya sedikitpun, kawat superkonduktor tidak akan menjadi panas dengan lewatnya arus listrik. Kendala terbesar yang masih menghadang terapan superkonduktor dalam peralatan praktis sehari-hari adalah bahwa konduktivitas bahan barulah muncul pada suhu yang amat rendah, jauh di bawah 0C Dengan demikian niat penghematan pemakaian daya listrik masih harus bersaing dengan biaya pendinginan yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, sampai sekarang para ahli terus berlomba menemukan bahan superkonduktor yang dapat beroperasi pada suhu tinggi. Dan sebisa mungkin pada suhu kamar.

28

Perkembangan bahan superkonduktor dari saat pertama kali ditemukan sampai sekarang dapat diikuti pada tabel di bawah ini.
BAHAN Raksa Hg () Timbal Pb Niobium Nitrida Niobium-3-Timah Al0,8 Ge0,2 Nb3 Niobium Germnium Lanthanum oksida Yttriumbarium tembagaoksida (1-2-3 atau YBCO) Thalium barium kalsium tembaga oksida TC(K) 4,2 7,2 16 18,1 20,7 23,2 TAHUN DITEMUKAN 1911 1913 1960 1960 1960 1973 1985

bariumtembaga 28

93

1987

125

1987

dimana Tc adalah suhu kritik Sumber : www.dunia-Listrik.blogspot.com

Suhu Kritik
29

Perubahan watak bahan dari keadaan normal ke keadaan superkonduktor dapatdianalogikan misalnya dengan perubahan fase air dari keadaan cair ke keadaan padat.Perubahan watak seperti ini sama-sama mempunyai suatu suhu transisis, pada transisisuperkonduktor suhu ini disebut sebagai suhu kritik Tc, pada transisi fase ada yang disebuttitik didih (dari fase cair ke gas) dan titik beku (dari fase cair ke padat). Pada transisiferomagnetik suhu transisinya disebut suhu Curie. Besaran fisis yang berkaitan dengantransisi superkonduktor adalah resistivitas bahan, mari kita lihat grafik resistivitas sebagai fungsi suhu mutlak pada gambar 1.

Sumber : www.dunia-Listrik.blogspot.com

Pada suhu T > Tc bahan dikatakan berada dalam keadaan normal, ia memiliki resistansi listrik. Transisi ke keadaan normal ini bukan selalu berarti menjadi konduktorbiasa yang baik, pada umumnya malah menjadi penghantar yang jelek, bahkan ada menjadi

isolator Untuk suhu T < Tc bahan berada dalam keadaansuperkonduktor. Di dalam eksperimen, pengukuran resistivitasnya dilakukan dengan menginduksi suatu sampel bahan berbentuk cincin, ternyata arus listrik yang terjadi dapat bertahan sampai bertahun-tahun. Resistivitasnya yang terukur tidak akan melebihi 10-25 ohm.meter, sehingga cukup beralasan bila resistivitasnya dikatakan sama dengan nol. 2.5.4 BAHAN KONDUKTOR GAS
30

Ketika kita membicarakan bahan konduktor dari zat gas, maka akan berkaitan erat dengan konduktivitas termal,yaitu adalah sifat bahan yang menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas. Bahan yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor, sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator. Konduktivitas termal berubah seiring dengan perubahan suhu, tetapi dalam banyak hal perubahan ini cukup kecil dan dapat diabaikan. Nilai konduktivitas termal itu menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Makin cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi konduktivitas termal bergantung pada suhu. Pada umumnya jika konduktivitas elektrik baik maka baik pula konduktivitas termalnya. Konduktivitas termal gas berbeda-beda. Untuk harga konduktivitas sebesar 1,0 sebagai patokan, digunakan konduktivitas udara pada suhu 32F. Konduktivitas termal berbagai macam gas diantaranya terlihat pada tabel 2.4 : Tabel 2.4 Konduktivitas Termal No. 1 2 3 4 5 6

Gas CO CO2 Helium Hidrogen Nitrogen Oksigen

Konduktivitas termal Relatif 0,585 0,958 6,08 7,35 1,015 1,007

Sumber : www.dunia-Listrik.blogspot.com

Dari tabel 2.4 di atas, gas CO2 dan CO adalah termasuk gas yang konduktivitas termalnya kecil sehingga dapat dikatakan sebagai penghantar panas yang buruk.

1 Karbon
31

Peranan karbon dalam teknik listrik cukup penting jika dilihat kegunaannya sebagai berikut : sikat-sikat pada mesin listrik, resistor dan rheostat, elektroda pada tungku pembakaran (tanur) busur kolam galvanis. Untuk penggunaan karbon sebagai sikat pada mesin listrik, fungsinya adalah sebagai jembatan yang harus dilalui arus.Untuk itu ukuran sikat-sikat mesin listrik tergantung besarnya kapasitas mesin. Beberapa jenis yang digunakan sebagai sikat adalah : karbon-grafit, elektro-grafit, grafit-tembagadan grafit-kuningan. Gafit-tembaga dan grafit-kuningan paling banyak digunakan karena resistivitasnya rendah, tegangan anjlok pada persinggungan antara sikat dengan komutator atau cincin seret adalah rendah. Pada tungku pembakaran busur, elektrode yang digunkan diantaranyaadalah grafit dan karbon. Pertimbangan penggunaan karbon atau grafit adalah karena : tidak lumer, mengghantarkan listrik, sifat tidak larut, kemurniankimianya ,kekuatan mekanis dan tahan terhadap kejutan termal. Secara kimia, karbon dan grafit adalah sama, tetapi secara fisis dan elektris banyak perbedaannya. Karbon adalah berongga sedangkan grafit tidak. Grafit diperoleh dengan cara memanasi karbon pada temperatur yangtinggi. Resistivitas grafit adalah 0,25 resistivitas karbon sehingga KemampuanHantar Arus (KHA) grafit adalah lebih basar daripada karbon. Untuk itutungku pembakaran yang besar yaitu 3 MVA ke atas, tidak menggunakankarbon tetapi grafis sebagai elektroda. Karbon mempunyai kelebihan karena : Tahan terhadap efek yang disebabkan oleh suhu tinggi. Hal ini karena sikat karbon mampu menahan suhu hingga 30000C.

32

Kepadatannya rendah. Karbon lebih ringan dibanding logan pada umumnya (kecuali magnesium). Hal ini memudahkan adaptasi dengan gerakan permukaan yang tidak beraturan.

Tidak terjadi pengelasan (menyatu) dengan logam pada kondisi yang sama jika logam-logam menyatu satu sama lain, misalnya karena panas. Untuk kebutuhan sikatsikat komutator atau slip-ring pada mesin listrik bubuk karbon dicampur dengan bubuk konduktor antara lain : tembaga, perunggu.

BAB III
33

METODE PENULISAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah penyusunan data dari data sekunder atau studi literatur. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari buku. Selain dari buku yang terkait dengan topik karya ilmiah ini, literatur berupa jurnal, informasi dari internet, dan artikel-artikel ilmiah yang relevan dengan topik karya ilmiah juga digunakan. Berdasarkan studi literatur yang menghasilkan gambaran secara umum mengenai konduktor. 3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang menunjang gagasan yang dikemukakan tersebut menggunakan sumber sekunder berupa studi pustaka, baik informasi digital maupun nondigital sebagai cakupan refrensial sebagai berikut : 1. Jurnal 2. Informasi dari internet 3. Artikel-artikel 4. Buku-buku Penggalian sumber sekunder digunakan agar dapat fokus pada topik yang dikaji dan dapat menjadi referensi dalam penulisan karya tulis tentang konduktor.

3.3 Metode Pengolahan Data Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menolah data adalah sebagai berikut: a. Editing Pada tahap editing, data-data yang telah diperoleh, baik yang bersumber dari bukubuku, jurnal, informasi dari internet, dan artikel-artikel, diteliti kembali, terutama dari kelengkapan, kejelasan makna dan relevasinya dalam hubungannya dengan karya tulis.

b. Classifying
34

Setelah tahap editing selesai, tahap selanjutnya adalah penyusunan data-data yang telah diperoleh ke dalam pola tertentu untuk mempermudah bahasan yang erat kaitannya dengan kajian dalanm karya ilmiah ini. c. Verifying Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa kembali data yang diperoleh agar validitasnya bisa terjamin dan juga untuk mempermudah analisis data. d. Analyzing Agar data mentah yang diperoleh dapat lebih mudah dipahami, tahap selanjutnya adalah menganalisa data yang ada.

35

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan


Dari penulisan karya tulis ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas yang

mudah untuk bergerak. Sehingga konduktor mudah untuk mengalirkan energi listrik.
2. Sifat-sifat bahan konduktor yang perlu dipertimbangkan: daya hantar listrik, koefisien

temperatur hambatan, daya hantar panas, daya tegangan tarik, timbulnya daya elektro motoris termo, serta konduktivitas dari hantaran. 3. Bahan yang termasuk ke dalam kategori konduktor antara lain adalah:
a. Bentuk padat: logam (emas, perak, baja, tembaga, dll.),

b. Bentuk cair: raksa (Hg), air.


c. Bentuk gas: CO, CO2, Hidrogen, Nitrogen, dll.

4.2 Saran
Penelitian lebih lanjut dari gagasan penting dilakukan sebelum pengimplementasian tujuan utama adalah untuk mengerti ragam konteks permasalahan mulai dari kebutuhan, kondisi sampai pengharapan komunitas yang didampingi. Keterlibatan masyarakat dalam

36

perencanaan kegiatan menjadi sangat penting karena dari merekalah kebutuhan sebenarnya dapat diketahui.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga http://www.gurumuda.com/konduksi http://id.wikipedia.org/wiki/Elektron#Konduktivitas http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-dasar.html http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/08/karakteristik-beberapa-jenis-bahan.html http://www.gudangmateri.com/2010/07/bahan-konduktor-listrik.html Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas http://www.adipedia.com/2011/03/macam-macam-bahan-konduktor-penghantar.html http://www.forumdunialistrik.com/2010/12/bahan-penyekat.html http://www.forumdunialistrik.com/2010/12/karakteristik-bahan-elektrik.html http://www.forumdunialistrik.com/2010/12/konduktor.html http://www.gudangmateri.com/2010/07/bahan-konduktor-listrik.html
37

http://www.wikipedia.com/2010/12/electrical-conductor.html http://www.scribd.com/doc/25205937/Rumus-Fisika-Kelas-7 http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Pemuaian#Muai_luas http://www.scribd.com/doc/32932132/Penghantar-Pada-Bahan-Listrik Buku Guide to Electrical Power Distribution Systems: Sixth Edition karangan Anthony J. Pansini, tahun terbit 2011. http://listrik-smknesaba.blogspot.com/

38

Anda mungkin juga menyukai