Anda di halaman 1dari 21

TEORI DASAR LISTRIK

Pengertian Pengertian yang Berkaitan dengan dasar tehnik Listrik

1.

Arus Listrik adalah mengalirkan electron secara terus menerus dan


berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama, satuan arus listrik adalah
Ampere (A).

2.

Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
electron bebas yang pindah melewati suatu penampang lewat dalam satuan
detik.

3.

Rapat Arus adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang
kawat.

4.

Potensial atau tegangan adalah Fenomena berpindahnya arus listrik akibat


lokasi yang berbeda potensialnya (Voltage)

I.

Arus Listrik

Energi listrik secara umum dapat dibangkitkan dari generator, sinar


matahari atau larutan kimia tertentu. Energi listrik dari generator dapat
digerakkan dari angin, air, .. Sedang energi listrik dari sinar matahari
menggunakan perantara solar sell yang merubah intensitas cahaya matahari
menjadi arus listrik. Demikian juga sel sel skunder yang ada dalam
accumulator (ACCU) basah dengan larutan kimia di dalamnya yang dapat
menyimpan energi listrik.

Arus listrik bergerak dari terminal positif ( + ) ke terminal negatif ( - ),


sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

bergerak dari terminal negatif ( - ) ke terminal positif ( + ), arah arus listrik


dianggap berlawanan dengan arah gerakan electron.

Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron


1 ampere arus adalah mengalirnya electron sebanyak 628 . 10 16 atau sama
dengan 1 coulumb per detik melewati statu penampang conductor

Persamaan Arus Listrik :


I = Q / t ( ampere )
Dimana :
I = besarnya arus listrik yang mengalir (ampere)
Q = besarnya muatan listrik, (coulumb)
T = waktu, (detik / sec)
2.

Kuat Arus Listrik


Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya electron bebas yang
pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan detik.

Definisi Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
miligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik.
Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan
waktu sebagai berikut :

Q = I . t . . . . . . . (1)
I = Q / t . . . . . . . (2)
2

T = Q / I . . . . . . . (3)
Dimana kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik.
muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip
dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan
coulomb (C), muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x
10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda
berbeda saling tarik menarik

3.

Rapat Arus
Adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang kawat.

Gambar 2. Kerapatan arus listrik

Arus listrik mengalir dalam kawat penhantar sacara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 Ampere mengalir dalam kawat penampang 4
mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 3 A/mm 2 , ketika penampang penghantar
mengecil 1,5 mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 8 A/mm2.
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperature, suhu penghantar
dipertahankan sekitar 300oC, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah
ditetapkan dalam table Kemampuan Hantar Arus ( KHA ).

Tabel 1 . Kemampuan hantar arus (KHA)


Berdasarkan table KHA kabel pada table di atas, kabel berpenampang 4 mm 2 ,
2 inti kabel memiliki 30 A, memiliki kerapatan arus 8,5 A/mm 2 . Kerapatan arus
berbanding

terbalik

dengan

penampang

penghantar,

semakin

besar

penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.


Rumus rumus di bawah ini dapat menghitung besarnya rapat arus, kuat arus
dan penampang kawat.

J = I/A
I = J.A ;

A=I/J

Dimana :
J = Rapat arus (A/mm2)
I = Kuat arus (Amp)
A = Luas penampang kawat (mm2)

4.

Tahanan Dan Daya Hantar

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan
aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan
atom, setiap atom terdiri dari proton dan electron. Aliran arus listrik merupakan
aliran electron. Electron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat
melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan electron dengan atom

dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat


menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

Tahanan didefinikan sebagai berikut :


1 ohm adalah tahanan satu kolom air raksa panjangnya 1063 mm dengan
penampang 1 mm2 pada temperatur 0oC

Daya hantar dapat didefinisikan :


kemampuan penghantar arus atau daya arus sedangkan penyekat atau isolasi
adalh suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak
mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit
dialiri arus lsitrik

Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus :

R = 1 / G ( ohm ) atau G = 1 / R ( mho )

Gambar 3. Resistansi Konduktor

Tahanan

penghantar

besarnya

berbanding

terbalik

terhadap

luas

penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum ohm.


bila suatu penghantar dengan panjang L, dan diameter penampang q serta
tahanan jenis (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah R = . L / q

dimana :
5

R = tahanan kawat (/ ohm)


L = panjang kawat (m/ meter)
= tahanan jenis kawat (mm2/meter)
q = penampang kawat (mm2)
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, kerena
tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :

5.

Panjang penghatar

Luas penampang konduktor

Jenis konduktor

Temperatur

Potensial Atau Tegangan

Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang
berbeda potensialnya, dari hal ini tersebut kita mengetahui adanya perbedaan
potensial listrik yang sering disebut perbedaan potensial dengan satuan Volt
(voltage).
satu volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu
joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb

Formula beda potensial atau tegangan adalah :


V = W / Q (volt)

Dimana :
V = beda potensial atau tegangan (volt)
W = usaha, (Newton Meter atau Joule)
Q = muatan listrik (coulumb)

6.

Rangkaian Listrik
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus apabila dipenuhi syarat syarat
sebagai berikut :
-

adanya sumber tegangan

adanya alat penghubung (penghantar)

adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban.
Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan jarum
ampere meter akan bergerak yang menunjukan adanya arus listrik.
Suatu sumber energi (energi listrik) yang ada tidak akan ada arus yang mengalir
apabila tidak ada yang menghubungkan (penghantar) dan beban yang akan
menggunakan energi tersebut. Dari gambar 4 dijelaskan bahwa arus akan
mengalir bila suatu sumber tegangan dimana kutub kutubnya dihubungkan ke
beban dengan suatu penghantar, sehingga arus listrik akan mengalir dari satu
kutub ke kutub lainnya.

a.

Cara Memasang Alat Ukur.


Pemasangan alat ukur volt meter maupun ampere meter tidak boleh
sembarangnya, hal ini bisa berakibat fatal pada jaringan atau device
(peralatan eletronika) maupun alat ukur itu sendiri. Dapat dilihat pada
gambar 4 dimana alat ukur AVO meter dipasang secara parallel untuk
mengetahui berapa besar tegangan yang ada, sedangkan alat ukur
ampere meter harus dipasang secara seri karena untuk mengetahui arus

yang mengalir pada penghatar (tahanan dalam ampere meter harus


sekecil mungkin) dan ke beban.

b.

Hukum OHM
Pada suatu rangkaian tertutup, besarnya arus I berubah sebanding
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R,
atau dapat dinyatakan dengan rumus :
V = I.R

Dimana :
V = tegangan, (volt)
I = arus listrik, (ampere)
R = tahanan atau reristansi, (ohm)

Dari persamaan di atas yang mana bila tegangan konstan (tetap), maka
besarnya arus yang ada akan berbanding terbalik dengan hambatan yang
ada. Semakin besar hambatannya semakin kecil arus yang mengalir.

Sebagai contoh beban listrik yang digunakan oleh pelangan PLN yang
paling kecil daya yang disalurkan ke pelangan adalah 450 Watt dengan
pembatas arus 2 ampere, dimana tegangan yang didistribusikan adalah
220 V ac. Bagaimana daya / beban 450 watt dapat diasumsikan dengan
pembatas arus 2 Ampere (MCB atau fuse ). Hubungan hukum ohm
dengan daya dapat dilihat dari persamaan di bawah ini :

P = V.I
Dimana V = I . R
Sehingga :
P = (I . R) . I atau P = I2 . R
P = daya (watt)
V = Tegangan (volt)

I = arus (ampere)
R = hambatan (ohm)

Jadi bila sebuah rumah memiliki daya 450 Watt, maka arus yang mengalir
adalah maksimum sebesar 2 Ampere. Bagaimana tengangan 220 Vac
dengan arus 2 ampere menghasilkan daya 450 watt ? padahal sesuai
persamaan di atas bahwa P = V . I , sehingga 220 V . 2 A adalah 440
watt. Dijelaskan pada bahasan selanjutnya.

c.

Hukum KIRCHOFF
Pada hukum Kirchoff pertama ini adalah pada setiap rangkaian jumlah
aljabar dari arus-arus yang bertemu pada satu titik pertemuan adalah nol (
jumlah I = 0 ). Dapat dijelaskan bahwa besar arus yang masuk pada suatu
titik pertemuan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
pertemuantersebut.

Gambar 5 : Rangkian jalur arus masuk dan keluar

Dari rangkaian di atas dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :


I1 + I 4 = I 2 + I 3 + I 5

SUMBER DAYA LISTRIK


1.

Asal Energi
Energi dapat dihasilkan dari alam dan buatan. Energi yang berasal dari alam
diantara PLTU, PLTA, PLTG, PLTAt, sedang yang berasal dari buatan diantara
PLTD, Genset dan batery.

2.

Daya Listrik
Dari pembahasan di atas telah diuraikan sedikit tentang daya listrik yang
mana dinotasikan dengan lambang P dengan satuan Watt. Daya listrik yang
ada pada setiap beban secara umum dipengaruhi oleh sumber tengangan,
beban / hambatan dan arus yang mengalir. Daya listrik pada buku ini yaitu daya
pada arus listrik bolak balik (ac). Sedangkan daya pada rangkaian DC
(searah) adalah ideal seperti bahasan di atas yaitu Daya = tegangan dikalikan
arus pada beban.
Satuan daya yang terpasang pada konsumen / pelangan adalah VA
(volt ampere), itu merupakan daya yang terpasang atau daya pengenal. Jadi
jika konsumen berlangganan daya sebesar 450 watt dengan tegangan 220 volt
maka arus sebesar 2 ampere. (biasa dipasang sebuah MCB 2 ampere).
Dalam rangkaian listrik bolak balik (alternating current) ada tiga jenis daya
yaitu :
a.

daya semu yaitu . . . . . . dengan (S, VA, Volt ampere)

b.

daya aktif yaitu . . . . . . . dengan (P, W, watt)

c.

daya reaktif yaitu . . . . . . dengan (Q, VAR, volt ampere reaktif)

Untuk rangkaian listrik bolak balik (AC), bentuk tegangan dan arusnya adalah
sinusoida (gelombang sinus) dimana setiap saat baik tegangan ataupun arus
akan berubah ubah. Dari amplitudo maksimum, nol, minimum dan kembali
lagi ke amplitudo maksimum. Sehingga besarnya daya setiap saat tidak sama.
Daya ini merupakan daya rata-rata di ukur dengan satuan watt, daya tersebut
membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat di ukur dengan kwh meter

10

serta merupakan daya nyata / daya aktif (daya sebenarnya) yang digunakan
oleh beban untuk melakukan tugas/usaha tertentu.
Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt ampere (VA)
menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan
generator, transformator dan KWh meter rumah kita sendiri.

Pada suatu instalasi listrik khususnya instalasi pabrik / industri juga


terdapat beban tertentu seperti motor listrik yang memerlukan bentuk lain dari
daya yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata
lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkit flux
magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem
karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya
merupakan beban pada suatu sistem tenaga listrik.

Selain ketiga daya tersebut diatas pada rangkaian listrik bolak-balik


terdapat factor daya atau factor kerja yaitu perbandingan antara daya aktif
(watt) dengan daya semu (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dengan
daya semu (daya total). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini
dan sebagai hasilnya factor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya
selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Semakin kecil nilai factor daya akan
Sangat merugikan pengguna energi listrik karena arus beban akan lebih besar
dari yang digunakan sebenarnya. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan
dengan menggunakan kapasitor.

Secara teoritis, jika semua daya yang dipasok oleh perusahaan listrik
(PLN) memiliki nilai factor daya satu, maka daya aktif (watt) yang ditransfer
setara dengan kapasitas daya terpasang (VA).

Contoh kasus penggunaan kapasitor pada instalasi jeringan lsitrik pada


pelangan guna mengurangi factor daya yang relatif kecil. Jika daya tersambung

11

pada pelanggan 450 watt dengan tegangan 220 Vac, anggap factor daya
dirumah pelanggan 0,6 maka arus verja yang dibutuhkan untuk dapat
menggunakan semua daya terpasang hdala 450/220/0,6 = 3,4 A. Atau bila
PLN sudah membatasi instalasi listrik pelanggan dengan MCB 2 A, dengan
factor daya 0,6 berarti pelanggan hanya dapat menggunakan beban maksimum
220 x 0,6 x 2 = 264 watt. Dengan menggunakan kapasitor factor daya dapat
ditingkatkan ing 0,9 maka dengan pembatas MCB (mini circuit breaked) 2 A
pelanggan dapat menggunakan daya maksimum sebesar 220 x 0,9 x 2 = 396
watt.

A.

SATUAN PADA LISTRIK BOLAK - BALIK (AC)


Telah dibahas di atas tentang daya daya yang ada pada rangkaian listrik baik
arus listrik searah terutama pada rangkaian lsitrik bolak balik. Besaran
besaran (satuan) yang biasa digunakan dalam rangkaian listrik adalah tegangan
memiliki satuan voltage (volt), arus listrik (ampere) dan beban / hambatan
(ohm). Namum pada rangkaian listrik bolak balik selain ketiga satuan tersebut
ada beberapa besaran yang perlu diperhatikan yaitu :
a.

Tahanan induktif atau disingkat XL dengan satuan ohm

b.

Tahanan kapasitif atau disingkat XC dengan satuan ohm

c.

Tahanan semu atau disingkat Z (impedansi sendiri) dengan satuan ohm

d.

Cosinus (faktor usaha) tanpa satuan. Memiliki nilai antara 0 1.

Beban atau tahanan pada arus bolak balik pada dasarnya ada 3 macam
beban yaitu beban / tahanan (pada arus searah), beban yang bersifat induktif
dan beban yang bersifat kapasitif. Beban murni / tahanan yang mengakibatkan
arus dan tegangan sefasa dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi, sedangkan
beban induktif dan kapasitif besar harganya sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya frekuensi (sinusoida). Tahanan yang bersifat kapasitif diakibatkan
adanya komponen kapasitor / kondensator memiliki satuan farad (F). Tahanan
yang bersifat induktif diakibatkan adanya komponen induktor (lilitan) dengan
satuan Henry (H).

12

Memiliki satuan farad (F) Tahanan yang bersifat induktif diakibatkan adanya
komponen induktor (lilitan) dengan satuan Henry (H).

JARINGAN LISTRIK
1.

Sistem Tenaga Listrik


Karena berbagai persoalan teknis, energi listrik hanya dibangkitkan pada
tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan
tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka penyampaian tenaga listrik dari
tempat dibangkitkan tenaga listrik sampai ketempat pelanggan memerlukan
penangganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik
seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTU, PLTD kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi. (gambar pada lampiran)

2.

Distribusi Jaringan
Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang
disebut sebagai saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV
yang disebut sebagai saluran udara tegangan ektra tinggi (SUTET). Saluran
transmisi ada yang berupa udara dan ada pula berupa kabel tanah. Karena
saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah,
maka saluran transmisi kebanyakan berupa saluran udara.

Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya


gangguan petir, pohon-pohon yang mengenai kabel transmisi atau lainnya.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah
tenaga listrik di Gardu Induk ( GI ) untuk diturunkan tegangannya melalui
transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga
disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan
pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut
jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Tenaga Listrik dengan GI
disebut jaringan transmisi.

13

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka


tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu gardu distribusi menjadi
tegangan rendah yaitu tegangan kerja 380 Volt atau 220 Volt. Tegangan rendah
melalui jaringan tegangan rendah ini kemudian disalurkan
konsumen

(rumah-rumah,

kantor)

melalui

sambungan

kepelanggan /
rumah.

Dalam

prakteknya, karena luasnya jaringan distribusi sehingga diperlukan banyak


transformator distribusi, maka Gardu distribusi seringkali disederhanakan
menjadi transformator tiang. Pelanggan / konsumen yang mempunyai daya
tersambung besar tidak dapat disambung melalui jaringan tegangan rendah
melainkan disambung langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan
ada pula yang disambungkan pada jaringan transmisi tegangan tinggi. Setelah
tenaga listrik melalui jaringan tegangan menengah (JTM), jaringan tegangan
rendah (JTR) dan sambungan rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui
alat pembatas daya dan KWH meter.

Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya kosumsi tenaga
listrik (daya) ditentukan oleh para pelanggan itu sendiri. Yaitu bagaimana
pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya yang harus diikuti oleh besar
suply tenaga listrik dari pusat-pusat listrik. Proses penyampaian / penyaluran
tenaga lsitrik dari pusat-pusat listrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

14

Gambar 6. Proses penyaluran Tenaga listrik dari Pusat listrik ke


Pelanggan.
3.

Komponen Saluran Transmisi Udara


a..

Menara Transmisi
Menara transmisi atau dapat disebut juga tiang transmisi hdala suatu
bangunan penompang saluran transmisi yang bisa berupa manar baja,
tiang baja, tiang beton bertulang atau tiang kayu. Menurut kegunaannya
diklasifikasikan menjadi :
1)

Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu umumnya digunakan
untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah
(dibawah 70 kV)

2)

Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan


kerjanya tinggi (SUTT) dan tegangan ektra tinggi (SUTET).

b.

Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisiadalah jenis porselin
atau

gelas.

Menurut

penggunaan

dan

konstruksinya,

isolator

diklasifikasikan menjadi :
1)

isolator jenis pasak


15

2)

isolator jenis pos saluran

3)

isolator gantung

Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada


saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-23
kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentetan/
rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

c.

Kawat Penghantar
Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah :
1)

tembaga dengan koduktivitas 100 % (Cu 100%)

2)

tembaga dengan konduktivitas 97,5 % (Cu 97,5%)

3)

Aluminium dengan konduktivitas 61 % (Al 61%)

Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan


dengan kawat penghantar aluminium, karena conductivitas dan kuat
tariknya yang lebih tinggi. Tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu untuk
besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari
aluminium. Oleh karena itu dewasa ini kawat penghantar aluminium telah
mulai mengantikan kedudukan kawat penghantar tembaga.

Untuk memperbesar kuwat tarik dari kawat aluminium, digunakan


campuran aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi
tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, yang
mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi.
Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang
sebagai berikut :
1)

AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu penghantar yang seluruhnya


terbuat dari aluminium.

16

2)

AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang


seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.

3)

ACSR

(Aluminium

Conductor,

Steel-Reinforced),

yaitu

kawat

Alloy-Reinforced),

yaitu

kawat

penghantar aluminium berinti baja.


4)

ACAR

(Aluminium

Conductor,

penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.

d.

Kawat Tanah
Kawat tanah atau ground wires juga disebut kawat pelindung
(shield wires), gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau
kawat-kawat fasa terhadap sambara pedir. Jadi kawat tanah dipasang di
atas kawat-kawat phasa, sebagai pelindung dari sambaran petir. Sebagai
kawat tanah umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yan g lebih
murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.

4.

Phasa Pada Saluran Trnasmisi


Sumber tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat tenaga listrik
melalui generator dengan tiga (3) saluran utama. Yaitu arus listrik (phasa) yang
diperlukan oleh konsumen / pelanggan. Arus lsitrik yang dihasilkan oleh
generator-generator pembangkit tenaga listrik mempunyai sudut pergeseran
phasa 120o. Dimana dalam satu putaran generator memiliki sudut 3600 yang
dibagi menjadi 3 bagian ( 3 phasa), sehingga setiap phasa memiliki sudut 120 0.
Pada saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) dikenal phasa R, S dan T yang
urutan phasanya selalu R di atas, S ditengah dan T di bawah. Namur pada
SUTET urutan phasa tidak selelu berurutan R, S dan T karena selain panjang,
carcter SUTET banyak dipengaruhi oleh faktor kapasitansi dari bumi maupun
konfigurasi yang tidak selalu vertikal. Guna keseimbangan impedansi
penyaluran maka setiap 100 Km dilakukan transposisi letal kawat phasa.

17

APLIKASI ENERGI LISTRIK


1.

Fungsi Proteksi Dalam Rangkaian Listrik


Guna mencegah terjadi arus / beban lebih atau melampaui batas yang
telah ditetapkan, diperlukan komponen yang membatasi arus yaitu : Contoh alat
proteksi adalah MCB, Fuse / Skering

2.

Macam Dan Fungsi Kerja Pemutus Arus (Skalar)


Saklar atau switch merupakan piranti mekanik atau eletrik yang
mengalirkan atau memutuskan arus atau mengalirkan kebagian lain. Skalar
banyak macam dan jenisnya misal untuk keperluan instalasi penerangan,
instalasi

tenaga,

untuk

tegangan

tinggi

dan

lain-lain.

Menurut

cara

penggunaannya , maka skalar dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu sistem
putar, balik, tombol atau tarik. Sedangkan menurut hubungannya skalar kita
kenal dengan nama skalar tunggal, seri, tukar / silang dan skalar kelompok.
a.

Saklar tunggal
Gambar :
( lampiran )

b.

Saklar seri
Gambar :
( lampiran )

c.

Skalar tukar /hotel


Gambar :
( lampiran )

d.

Saklar tekan
Gambar :
( lampiran )

e.

Saklar dimmer
Gambar :
( lampiran )

f.

Skalar kelompok

18

Gambar :
(lampiran )

3.

g.

MCB (mini circuit breaker)

h.

Fuse

i.

LCB (saklar pengaman arus bocor)

Persyaratan Umum Isntalasi Listrik


Persyaratan Umum Instalasi Listrik yang biasa dikenal dengan PUIL yang
pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaiatan
dengan instalasi listrik adalah EVA (Algemene Voorschriften loor Electrische
Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan oleh Dewan Normalisasi Pemerintah
Hindia belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai norma indonesia N16 yang
kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik yang disingkat PUIL
1964. Selanjutkan pernah diterbitkan PUIL 1977 dan PUIL 1982 yang
merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya. Maka PUIL
terakhir yang sudah diterbitkan hdala PUIL 2000. Jika PUIL 1964, 1977 dan
1987 adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada PUIL 2000 namanya
menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan
singkatan PUIL.
PUIL 2000 sebagai revisi dari PUIL sebelumnya tetap mengacu pada
standar internacional yaitu IEC (International Electrotechnical Commission),
NEC (Nacional electric Code) dan SAA (Standards Association Australia). PUIL
hasil revisi yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 ditetapkan oleh
Menteri Pertambangan dan energi dalam Surat Keputusan Menteri No. 2412/40/600.3/1999 dan No. 51-12/40/600.2/1999. PUIL 2000 memuat sembilan
bagian pokok. Contoh pada bagian 1 dan 2 tentang Pendahuluan dan
persyaratan dan bagian 3 tentang proteksi, dan seterusnya.

19

4.

Instalasi Listrik
Pada instalasi listrik ini, titik berat materi yang disampaikan hanya pada
instalasi listrik rumah sederhana. Dimana sebagai contoh penggunaan sumber
tenaga listrik 1 phasa. Namum instalasi listrik juga dapat dilakasanakan pada
pabrik, industri atau perkantoran, dimana sumber tenaga listrik biasa
menggunakan 3 phasa.
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik terlebih dahulu harus dibuat
gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari
pihak bangunan / pemesan sudah ada. Harus diperhatikan spesifikasi dan
syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong,
antar lain mengenai material yang digunakan, waktu penyerahan dan
sebagainya.
Gambar-gambar yang diperlukan pada suatu bagunan sebelum dilakukan
instalasi listrik adalah gambar situasi dari bangunan (letak bangunan) itu sendiri
dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan
jaringan PLN.
Gambar gambar yang harus dipersiapkan sebelum inslasi dilaksanakan
adalah :

5.

a.

Gambar instalasi ( lampiran )

b.

Diagram Instalasi garis tunggal ( lampiran )

c.

Gambar perincian atau keterangan ( lampiran )

d.

Komponen dan peralatan

Tambahan
a.

Ilmu Bahan
Di dalam ilmu dasar kelistrikan kita perla mengetahui jenis bahanbahan yang dapat digunakan dalam jaringan listrik yaitu ilmu bahan listrik.
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain penggelompokan
20

berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat


dikelompokkan sebagai berikut :
1)

Bahan penghantar (konduktor)

2)

Bahan penyekat (isolator)

3)

Bahan setengah penghantar (semi konduktor)

4)

Bahan magnetis

5)

Bahan super konduktor

6)

Bahan khusus (bahan utk pembuatan kontak-kontak, skering dan


sebagainya)

b.

c.

Macam kabel penghantar listrik


1)

type NGA

2)

type NYA

3)

type NYY

4)

type NYM

5)

dll

Kelengkapan kerja lsitrik


1)

Obeng (positif, negatif dan test pen)

2)

Tang (lancip, pemotong, pemegang, kombinasi)

3)

pisau / cutter

4)

Palu

5)

AVO meter

6)

Ampere meter

7)

Xxx

d.

Komponen

e.

Simbol-simbol

21

Anda mungkin juga menyukai