Anda di halaman 1dari 8

A.

Teori Dasar Elektronika

1. Teori Elektron dan Atom

Jika suatu benda atau zat baik itu padat, cair, atau gas, dibagi-bagi menjadi bagian
yang paling kecil, dan bagian tersebut masih memiliki sifat asalnya, maka benda atau
zat tersebut dinamakan molekul. Jika molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi bagian
yang paling kecil sekali, sehingga bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka
disebutlah atom.

Kata atom sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Jadi atom dapat didefinisikan sebagai bagian yang terkecil dari molekul
yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan reaksi kimia biasa. Sementara molekul
adalah bagian terkecil dari suatu benda yang masih punya sifat asal

Sebuah atom terdiri dari inti atom alias nukleus yang tersusun dari proton (positif) dan
netron (netral), yang dikelilingi oleh elektron (negatif). Sebuah atom dikatakan netral bila
memiliki muatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama. Dalam teori atom dikenal
istilah elektron bebas atau elektron valensi, yakni elektron yang berada di lintasan kulit
atom paling luar.

Dalam hukum muatan listrik, jika ada muatan sejenis akan tolak menolak. Sedangkan
jika ada muatan tak sejenis maka akan tarik menarik. Dalam teori perpindahan muatan
listrik, ada tiga jenis bahan, yakni konduktor atau penghantar, semikonduktor atau
setengah penghantar, dan isolator atau penghambat.

2. Teori Arus Listrik


Definisi arus listrik adalah muatan-muatan negatif atau elektron yang mengalir dari
potensial rendah menuju ke potensial tinggi. Satuan arus listrik adalah Ampere. Dalam
teori arus listrik, dikenal dua jenis sumber arus listrik, yakni sumber arus listrik searah
atau DC dan sumber arus bolak-balik atau AC.

Sumber arus DC adalah listrik yang tidak berubah fasenya. Contohnya adalah baterai,
.solar sel, accumulator, dinamo dan adaptor. Sedangkan arus AC adalah arus listrik
yang berubah-ubah fasenya setiap saat. Contohnya adalah generator, listrik PLN, dan
inverter. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter.

Rumus Arus Listrik: I=Q/t


Dimana:
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan sekon (s)

3. Teori Tegangan Listrik


Pengertian tegangan listrik adalah energi atau tenaga yang menyebabkan muatan-
muatan negatif atau elektron) mengalir dalam penghantar. Nilai satuan dari tegangan
listrik adalah V ( Volt ). Alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan
listrik adalah voltmeter.
Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q
Dimana:
V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
W = energi dalam satuan joule (J)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)

4. Teori Resistor / Hambatan

Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai hambatan


listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
hambatan resistor adalah Ohmmeter. Teori yang erat kaitannya dengan resistor adalah
teori George Simon Ohm dengan penelitian kolam air raksanya.

Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor karbon, kompon,
kawat gulung, serbuk besi, dan film logam. Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, ada
resistor tetap, resistor variabel, negative temperatur coefficient (NTC), positive
temperatur coefficient ( PTC ), light dependent resistor ( LDR ), dan magnetic
dependent resistor ( MDR ).

Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang
dimilikinya. Gelang pertama menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang
kedua menyatakan angka kedua ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan banyaknya
nol atau faktor pengali. Gelang keempat menyatakan toleransi

Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan
oleh George Simon Ohm. Hukum tersebut berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup,
kuat arus listrik ( I ), berbanding lurus atau sebanding dengan tegangan listriknya ( V ),
dan berbanding terbalik dengan hambatan listrik ( R ).

5. Teori Daya Listrik


Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau
detik.

Rumus daya listrik adalah: P = W/t


Dimana:
P = daya listrik dalam satuan Watt (W)
W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)
t = waktu dalam satuan sekon (s)

Komponen elektronika dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan cara pemasangannya


dan dibedakan berdasarkan fungsi dan cara kerjanya.
B. Jenis –Jenis Komponen Elektronika

Berdasarkan bentuk dan cara pemasangannya komponen elektronika dibedakan dalam 2


jenis yaitu jenis SMD (Surface Mount Device) dan jenis umum atau reguler.

1. Komponen Elektronika Jenis Umum (Reguler)


Komponen jenis umum adalah komponen elektronika yang secara fisik memiliki pin atau
kaki dengan tujuan cara pemasangannya menggunakan PCB yang berlubang. Yaitu
posisi komponen diletakan pada PCB kemudian pin atau kaki komponen pada sisi PCB
yang lain untuk disolder pada jalur PCB tersebut. Beberapa komponen elektronika jenis
umum dapat dilihat dalam gambar dbawah.

Komponen elektronika jenis ini pada umumnya digunakan untuk membuat sistem
sederhana yang tidak menuntut fisik perangkat yang kecil atau digunakan pada
perangkat atau sistem elektronik dengan daya besar.
2. Komponen Elektronika Jenis SMD (Surface Mount Device)
Komponen elektronika jenis SMD (Surface Mount Device) ini adalah komponen
elektronika yang cara pemasangannya langsung ditempel dan disolder dengan PCB
pada sisi jalur PCB. Komponen elektronika jenis SMD ini juga dilengkapi pin atau kaki,
akan tetapi fisik kaki atau pin komponen jenis SMD ini di desain kecil dengan tujuan
untuk dipasang pada permukaan jalur PCB. Pada umumnya komponen elektronika jenis
SMD adalah komponen elektronika jenis terbaru seperti pada gambar berikut.

Komponen elektronika jenis SMD didesain untuk memenuhi tuntutan bentuk fisik
perangkat elektronik dengan bentuk fisik yang kecil. Salah satu penerapan komponen
elektronika jenis SMD ini dapat dilihat pada perangkat komputer seperti RAM, VGA dan
motheboard komputer.
Kemudian berdasarkan fungsi dan cara kerjanya komponen elektronika dibedakan
menjadi komponen pasif dan komponen aktif.
1. Komponen Elektronika Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak
membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif pada
umumnya digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan, tank circuit dan
filter pasif. Komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen pasif
diantarnya adalah resistor, kapsitor, induktor,saklar dan diode. Berikut adalah
definisi dan fungsi secara umum dari komponen pasif tersebut :

A. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penghambat/pembatas arus listrik. Berikut adalah simbol dan salah satu bentuk
fisik resistor.
Dalam aplikasinya resistor dapat dirangkai secara seri dan paralel, pada
rangkaian seri maka resistor dapat difungsikan sebagai pembagi tegangan
dengan karakteristik nilai resistor akan bertambahsesuai dengan nilai resistor
yang dihubung seri tersebut. Kemudian resistor pada konfigurasi paralel resistor
berfungsi sebagai pembagi arus dan memiliki karkateristik nilai resistansi
menjadi lebih rendah berbanding terbalik dengan jumlah dan nilai resistansi
resistor yang diparalel.

B. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan
muatan listrik sementara. Bentuk fisik salah satu kapasitor dan simbol kapasitor
dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Besar kecilnya muatan listrik yang


dapat disimpan olehkapasitor sebanding dengan nilai kapasitas kapasitor
tersebut. Selain sebagai penyimpan muatan listrik kapasitor juga dapat
digunakan sebagai penghubung atau coupling sinyal atau isyarat AC dalam
suatu rangkaian pemroses sinyal.

C. Induktor
Induktor atau kumparan adalah komponen elektronika yang dibuat dari kawat
email yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai reaktansi. Induktor
dapat digunakan untuk menahan arus AC dan melewatkan arus DC. Bentuk dan
simbol induktor secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
Induktor bersama resistor dan kapasitor dapat digunakan sebagaisuatu filter
atau tapis dalam rangkaian pemroses sinyal. Induktor dapat banyak di jumpai
dalam perangkat elektronika yang bekerja sebagai pemroses sinyal radio.
D. Saklar
Saklar adalah komponen elektronika yang bekerja sebagai pemutus atau pemilih
sinyal secara mekanik. Saklar memiliki dua bagian utama yaitu kontaktor dan
tuas saklar.Salah satu bentuk dan simbol saklar dapat dilihat pada
gambarberikut.

Dalam menjalankan tugasnya saklar membutuhkan operator sebagai penggerak


tuas. Operator tuas saklar dapat berupa suatu sistem elektro mekanis maupun
operator manusia secara manual.

E. Diode
Diode adalah komponen pasif yang dibuat dari bahan semikonduktor. Dioda
berfungsi untukmengalirkan arus listri DC dalam satu arah saja. Dioda dibangun
menggunakan dua lempeng bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Simbol dan
salah satu bentuk fisik dioda dapat dilihat pada gambar berikut.

Dioda memiliki 2 kaki yaitu kaki Anoda dan Kaki Katoda, pada prinsipnya dioda
akan mengalirkan arus DC dari Anoda ke Katoda. Pada aplikasi lain dioda dapat
berfungsi sebagai penyearah gelombang AC.
2. Komponen Elektronika Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus dari luar. Ada banyak tipe
komponen aktif yang digunakan dalam rangkaian atau sitem elektronika. Secara
umum komponen aktif dibangun mengunakan bahan semikonduktor yang didesain
sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi, nilai dan kapasitas sesuai kebutuhan
yang diinginkan. Beberapa contoh komponen aktif adalah.

A. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang dibangun dari tiga lempeng
semikonduktor tipe P dan tipe N. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat
sinyal dan dapat jugaberfungsi sebagai saklar elektronik. Berikut adalah salah
satu contoh dan simbol transistor.

Transistor Bipolar

Transistor Unipolar
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu transisor NPN dan PNP. Kemudian dari dua
tipe tersbut transistor dibagi lagi mejadi dua jenis menjadi transistor bipolar dan
transistor unipolar. Transistor bipolar memiliki 3 kaki yaitu basis, colektor dan
emitor, sedangkan transistor unipolar memiliki tiga kaki yaiut gate , source dan
drain.

B. Thyristor
Thyristor disebut juga dengan SCR ( Silicon Controlled Rectifier) dan banyak
digunakan sebagai saklar elektronik. Thyristor sering digunakansebagai saklar
elektronik pada rangkaian listrik yang bekerja dengan sumber tegangan AC.
Thyristor merupakan pengembangan dari diode dan memiliki 3 kaki yaitu gate,
anoda dan kathoda. Berikut adalah salah satu bentuk dan simbol thyristor.

Thyristor ini akan bekerja atau menghantar arus listrik dari anoda ke katoda jika
pada kaki gate diberi arus kearah katoda, karenanya kaki gate harus diberi
tegangan positif terhadap katoda.

C. Transducer
Transducer adalah komponen elektronika yang dapat mengubah besaran fisik
menjadi besaran listrik atau sebaliknya mengubah besaran listrik menjadi
besaran fisik. Transducer yang berfungsi untuk mengubah besaran fisik menjadi
besaran listrik sering disebut sebagai sensor. Kemudian transducer yang
berfungsi untuk mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik sering
digunakan sebagai indikator atau aktuator. Contoh umum transducer sebagai
sensor antara lain NTC, PTC, LDR, Phototransistor dan Solarcell. Kemudian
contoh transducer yang mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik adalah
LED, Loud Speaker, Motor Listrik dan Relay.

Anda mungkin juga menyukai