kelistrikan
Dasar Teknik Elektro
Adhitya Satria Pratama
Teknik Elektro 2010
PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik dan Teori Elektromagnetika merupakan dua fundamental utama
dalam teknik elektro. Cabang-cabang dalam teknik elektro, misalnya telekomunikasi, sistem
tenaga listrik, elektronika, dan teknik kendali serta instrumentasi merupakan pengembangan
dari dua fundamental tersebut.
Dasar Teknik Elektro merupakan salah satu matakuliah penting terkait rangkaian
listrik. Dasar Teknik Elektro merupakan kuliah dasar yang wajib dikuasai oleh para calon
insinyur seperti Saudara. Kuliah Dasar Teknik Elektro memainkan peranan penting dalam
hampir sebagian besar perkuliahan selanjutnya. Dasar Teknik Elektro juga menjadi dasar
ilmu utama karena melibatkan aplikasi matematika, fisika, dan teknologi.
BESARAN LISTRIK DAN SATUANNYA
Penggunaan besaran dan satuan menjadi hal yang penting dalam bidang teknik elektro.
Penggunaan besaran dan satuan bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan pengukuran
dan besaran dan satuan tersebut harus dapat dikomunikasikan dan dimengerti secara
universal. Beberapa besaran yang terlibat di dalam teknik elektro adalah :
Singkatan
SI
Satuan
L, l
Meter
Massa
M, m
Kilogram
kg
3.
Waktu
T, t
Sekon
4.
Arus Listrik
I, i
Ampere
5.
Muatan Listrik
Q, q
Coulomb
6.
Potensial Listrik
V, v
Volt
7.
Resistansi
Ohm
8.
Konduktasi
Siemens
9.
Induktansi
Henry
10.
Kapasitansi
Farad
11.
Frekuensi
Hertz
Hz
12.
Gaya
F, f
Netwon
13.
Energi, usaha
W, w
Joule
14.
Daya
P, p
Watt
15.
Fluks Magnet
Webber
Wb
16.
Tesla
No.
Besaran
Simbol
1.
Panjang
2.
elektron dan proton sama dalam satu atom, maka atom akan bersifat netral. Dalam satu
Coulomb muatan, terdapat 1/(1,602 10-19 C) = 6, 24 1018 elektron, sehingga terlihat
bahwa satuan 1 C adalah satuan yang sangat besar dan dalam realisasinya muatan diukur
dalam satuan piko Coulomb (pC), nano Coulomb (nC), atau mikro Coulomb (C). Dalam
realisasinya, muatan yang terjadi di alam semesta ini merupakan kelipatan dari muatan
elektron itu sendiri dan di alam semesta ini energi bersifat kekal, sehingga muatan sebagai
suatu energi tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat dibuat, melainkan dapat dialihkan
menjadi bentuk energi lainnya. Sifat muatan yang dapat diubah ke bentuk energi lainnya ini
disebabkan oleh sifat muatan yang dapat bergerak. Energi yang muncul akibat pergerakan
muatan inilah yang Saudara kenal sebagai energi listrik.
B. Arus Listrik
Ketika suatu konduktor, misalnya kabel yang tersusun dari atom-atom terhubung
dengan sumber listrik, misalnya baterai, muatan akan bergerak. Arah pergerakan muatan
saling berlawanan. Pergerakan muatan ini kemudian menimbulkan adanya arus pada satu
aliran tertutup. Berdasarkan suatu konvensi yang diperkenalkan oleh ilmuwan Amerika
Serikat, Benjamin Franklin, arus didefinisikan sebagai pergerakan muatan positif, yang
berarti arah arus searah dengan arah pergerakan muatan positif. Walaupun telah jelas
diketahui bahwa arus terjadi akibat pergerakan muatan negatif (elektron), tetapi konvensi ini
secara universal masih terus dipakai hingga sekarang bahwa arus adalah pergerakan dari
muatan positif.
... (1)
Arus diukur dalam satuan ampere (A), dimana 1 ampere adalah 1 Coulomb/sekon.
Muatan sendiri bisa dikatakan sebagai integrasi dari arus terhadap waktu.
... (2)
Arus memiliki polaritas, yaitu positif dan negatif. Polaritas ini terkait dengan
pergerakan arus yang terjadi akibat pergerakan elektron. Misalkan arus sebesar 5 A mengarah
pada satu arah tertentu, maka arus sebesar 5 A berarti arus 5 A bergerak berlawanan.
(a).
(b).
C. Tegangan Listrik
Tegangan adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan sejumlah muatan dari
satu titik ke titik lainnya melalui suatu elemen listrik. Tegangan bisa dikatakan pula sebagai
beda potensial. Beda potensial adalah perbedaan muatan yang terdapat pada dua titik yang
berbeda. Syarat utama tegangan adalah adanya dua titik, artinya tegangan selalu diukur
terhadap dua titik yang berbeda. Salah satu titik dijadikan acuan atau referensi, sedangkan
titik yang satunya adalah relatif terhadap titik referensi.
Secara matematis, tegangan vab adalah besarnya perubahan energi yang dibutuhkan
untuk memindahkan sejumlah muatan dari titik a ke b.
... (3)
Tegangan diukur dalam satuan volt (V), sedangkan w adalah energi yang diukur
dalam satuan joule (J) dan q adalah muatan dalam satuan Coulomb (C). Satuan volt
digunakan untuk menghargai Alessandro Antonio Volta (1745-1827) yang telah menemukan
sel baterai voltaik pertama.
D. Daya Listrik
Daya dalam konsep kelistrikan merupakan salah satu hal penting yang menjadi
perhatian karena ukuran kinerja suatu sistem listrik bisa dinyatakan dalam konteks daya.
Daya listrik adalah perubahan energi listrik terhadap waktu.
... (4)
Dalam konteks tegangan dan arus, daya listrik dapat dinyatakan sebagai :
... (5)
atau
... (6)
Energi yang diserap oleh suatu elemen pada selang waktu tertentu dapat dinyatakan
sebagai :
... (8)
CONTOH SOAL
1. Total muatan yang memasuki suatu terminal diberikan dengan persamaan q = 5t sin 4t
mC. Hitunglah arus pada saat t = 0,5 detik!
Jawab :
Persamaan arus :
2. Tentukan total muatan yang memasuki suatu terminal antara t = 1 s dan t = 2 s jika arus
yang melewati terminal tersebut adalah i = (3t2 t) A.
Jawab :
3. Hitunglah daya yang dihantarkan ke suatu elemen pada t = 3 ms jika arus yang
memasuki terminal positif adalah i = 5 cos 60t A dan tegangannya v = 3 di/dt!
Jawab :
Tegangan :
Daya :
Saat t = 3 ms :
ELEMEN LISTRIK
Ada dua tipe elemen pada rangkaian listrik, yaitu elemen pasif dan elemen aktif.
Suatu elemen aktif adalah elemen yang mampu membangkitkan energi atau menyuplai daya
ke dalam rangkaian, misalnya baterai, aki, dan lainnya. Walaupun elemen aktif juga
menerima daya dari rangkaian, namun pengaruhnya kecil dan masih lebih banyak menyuplai
daya ke dalam rangkaian sehingga dikatakan sebagai elemen aktif, misalnya dioda, transistor,
penguat operasional (operational amplifier, op-amp) dan komponen elektronika aktif lainnya.
Suatu elemen pasif adalah elemen yang menyerap daya pada suatu rangkaian listrik dan
walaupun menyuplai energi, tetapi masih lebih banyak menyerap energi. Contohnya adalah
tahanan, induktor, dan kapasitor.
Elemen utama dalam suatu rangkaian listrik adalah sumber daya. Sumber dibedakan
menjadi sumber independen (bebas) dan sumber dependen (tak bebas). Sumber bebas adalah
sumber yang besaran dan sifatnya tidak dipengaruhi oleh elemen lainnya dalam rangkaian
listrik, misalnya baterai, aki, dan generator.
(a)
(b)
(c)
Sumber tak bebas adalah sumber yang besaran dan sifatnya dipengaruhi oleh elemen
lainnya dalam rangkaian listrik, misalnya penguat operasional, transistor, dan dioda. Sumber
tak bebas ada empat jenis yaitu :
1. Sumber tegangan dikendalikan sumber tegangan (Voltage-Controlled Voltage Source,
VCVS)
2. Sumber arus dikendalikan sumber tegangan (CCVS)
3. Sumber tegangan dikendalikan sumber arus (VCCS)
4. Sumber arus dikendalikan sumber arus (CCCS)
Gambar 7. (a) Sumber tegangan tak bebas. (b) Sumber arus tak bebas.
CONTOH SOAL :
1. Hitunglah daya yang diserap oleh masing-masing elemen!
Jawab :
Pada elemen sumber p1, arus positif 5 A bergerak dari kutub negatif keluar ke kutub
positif, sehingga :
Jadi, p1 menyuplai daya berdasarkan konvensi tanda pasif (passive sign convention)
Pada elemen p2, arus 5 A memasuki kutub positif dan keluar dari kutub negatif,
sehingga :
Pada elemen p3, arus 6 A memasuki kutub positif dan keluar dari kutub negatif,
sehingga :
Elemen p4 merupakan sumber arus tak bebas yang besarnya adalah 0,2I. Artinya,
arus yang dihasilkan tergantung dari berapa besarnya parameter I. Jika harga I
berubah, maka besarnya arus yang disuplai oleh sumber arus p4 juga akan berubah.
Pada rangkaian dapat dilihat bahwa besarnya I adalah 5 A, sehingga arus yang
disuplai oleh sumber bebas p4 adalah 0,2 (5) = 1 A. Perhatikan bahwa jatuh tegangan
yang terjadi pada p4 adalah sama dengan jatuh tegangan pada elemen p3, yaitu 8 V
karena pada elemen yang terhubung paralel, jatuh tegangannya sama, tetapi arusnya
berbeda (terbagi). Karena arus bergerak dari kutub negatif keluar dari kutub positif,
dengan demikian :
Jadi, persamaan (7) yang menyatakan aljabar penjumlahan daya pada suatu
rangkaian listrik tertutup adalah sama dengan nol terbukti.
10
ikonoskop yang menghasilkan pancaran elektron dengan intensitas yang konstan, intensitas
pancaran CRT berubah-ubah tergantung sinyal yang masuk. Suatu electron gun bertegangan
tinggi menembakkan pancaran elektron. Pancaran melewati dua pasang pelat vertikal dan
horizontal sehingga terbentuk titik-titik pada layar TV dimana pancaran elektron tersebut
dapat bergerak ke kanan-kiri atau atas-bawah. Ketika pancaran elektron mengenai layar
fluorescent, maka pancaran tersebut akan mengeluarkan cahaya pada titik tersebut. Sehingga
pancaran-pancaran tersebut dapat membentuk suatu gambar pada layar TV.
11
Jawab :
12
13, terdapat satu sumber arus 10 V, tiga buah tahanan (5 , 2 , dan 3 ) serta sebuah
sumber arus 2 A, sehingga memiliki lima cabang.
Simpul (node) adalah titik penggabungan dua atau lebih cabang. Gambar 13 memiliki
tiga simpul, yaitu simpul a, b, dan c sehingga dapat disederhanakan menjadi :
13
... (10)
dimana disebut resistivitas bahan yang diukur dalam satuan ohm-meter. Konduktor yang
baik, misalnya tembaga dan alumunium, memiliki resistivitas yang rendah. Insulator yang
baik, misalnya mika dan kertas, memiliki resistivitas tinggi. Material yang memiliki
kecenderungan menghambat arus listrik disebut sebagai resistor atau tahanan.
... (11)
Harga R memiliki rentang dari nol hingga tak hingga. Keadaan dimana suatu elemen
memiliki tahanan R = 0, disebut sebagai hubung singkat (short circuit). Sedangkan keadaan
14
dimana suatu elemen memiliki tahanan R = , disebut sebagai hubung terbuka (open circuit).
Pada keadaan hubung singkat, dapat diasumsikan bahwa konduktor bertindak sebagai
konduktor sempurna.
(a)
(b)
Gambar 12. (a) Hubung singkat (short circuit). (b) Hubung terbuka (open circuit).
Pada komponen elektronika, harga resistansi biasanya ditandai dengan gelang-gelang
warna. Berikut tabel harga resistor sesuai gelang warnanya :
15
Warna
Gelang ke-1
Gelang ke-2
Gelang ke-3 *
Pengali
Toleransi
Koefisien Suhu
Fail Rate
Hitam
100
Coklat
101
1% (F)
100 ppm/K
1%
Merah
102
2% (G)
50 ppm/K
0.1%
Jingga
103
15 ppm/K
0.01%
Kuning
104
25 ppm/K
0.001%
Hijau
105
0.5% (D)
Biru
106
0.25%(C)
Ungu
107
0.1% (B)
Abu-abu
108
0.05% (A)
Putih
109
Emas
0.1
5% (J)
Perak
0.01
10% (K)
Tanpa Warna
20% (M)
16
Resistor dapat memiliki nilai resistansi yang tetap atau berubah-ubah (variable
resistor). Salah satu contoh tahanan geser (variable resistor) adalah potensiometer.
Potensiometer atau disingkat pot adalah elemen yang memiliki tiga terminal dengan kontak
geser. Kontak geser akan mengubah resistansi tahanan geser.
(a)
(b)
(d)
(c)
Gambar 13. (a) Resistor yang terbuat dari film karbon. (b) Lambang tahanan geser (kiri) dan
lambang potensiometer (kanan). (c) Tahanan geser. (d) Rangkaian listrik yang telah tercetak
pada IC (integrated circuit).
Gambar 14. Grafik tegangan versus arus pada resistor linier yang membentuk suatu garis
lurus.
Resistor yang mengikuti kaidah Hukum Ohm disebut resistor linier atau resistor
ohmik. Dikatakan linier karena perubahannya sebanding dengan perubahan V dan I secara
linier atau membentuk garis jika diplot pada grafik. Resistor yang tidak mengikuti kaidah
17
Hukum Ohm disebut resistor non linier atau resistor non ohmik. Namun demikian, tidak ada
yang sempurna ideal linier di kenyataannya, tetapi resistor akan menjadi tidak linier pada
suatu saat.
Kebalikan (resiprok) dari resistivitas R adalah konduktansi G. Konduktansi adalah
kemampuan suatu bahan mengkonduksikan arus listrik. Konduktansi diukur dalam satuan
mho ( ) atau siemens (S). Satuan siemens lebih umum dipakai pada kesehariannya.
Daya yang terdisipasi pada suatu resistor dinyatakan sebagai :
... (12)
Daya yang terdisipasi pada suatu resistor merupakan fungsi non linier dari tegangan
dan arus. Perhatikan bahwa harga R atau G adalah selalu positif sehingga berdasarkan
konvensi tanda pasif, resistor adalah elemen pasif yang menyerap daya pada suatu rangkaian.
B. HUKUM-HUKUM KIRCHHOFF
Selain Hukum Ohm, terdapat hukum dasar lainnya yang cukup penting dalam analisis
rangkaian listrik. Hukum Kirchhoff dikemukakan oleh seorang fisikawan Jerman bernama
Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1847. Hukum Kirchhoff yang akan Saudara
pelajari adalah Hukum Kirchhoff tentang Arus (Kirchhoffs Current Law atau KCL dan
Hukum Kirchhoff tentang Tegangan (Kirchhoffs Voltage Law) atau KVL.
Secara matematik Hukum Kirchhoff pertama adalah :
... (13)
dimana n adalah jumlah cabang yang terhubung pada node dan in adalah arus ke-n yang
memasuki atau meninggalkan node. Saudara dapat menganggap arus yang memasuki suatu
node bernilai positif dan arus yang meninggalkan suatu node bernilai negatif.
18
Gambar 15. Penjumlahan arus yang memasuki suatu node sama dengan penjumlahan arus
yang meninggalkan node tersebut.
Secara umum, Hukum Kirchhoff pertama atau KCL menyebutkan bahwa
penjumlahan arus yang memasuki suatu node sama dengan penjumlahan arus yang
meninggalkan node tersebut. KCL didasari oleh hukum kekekalan muatan, dimana
penjumlahan aljabar muatan pada suatu sistem adalah tetap sama. Pembuktian KCL adalah
bahwa arus ada diferensiasi muatan terhadap waktu, sehingga ketika penjumlahan aljabar
muatan adalah tetap, maka demikian penjumlahan arus pada suatu sistem adalah tetap.
19
... (16)
dimana M adalah jumlah tegangan pada loop tertutup dan dan vm adalah tegangan ke-m.
20
perhitungan arus bernilai positif, maka asumsi Saudara benar bahwa arus searah dengan arah
jarum jam.
CONTOH SOAL
1. Tentukan vo dan i pada rangkaian berikut :
Jawab:
21
Jawab :
sehingga :
atau
22
sehingga :
Substitusi persamaan :
Jadi,
... (22)
23
Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa pada rangkaian terhubung seri arus yang
mengalir adalah sama. Untuk meninjau jatuh tegangan pada setiap resistor, Saudara bisa
mensubstitusikan persamaan (22) ke persamaan (19), sehingga diperoleh :
... (23)
Persamaan (23) tersebut disebut persamaan pembagian tegangan (voltage division)
dan rangkaian pada Gambar 19 demikian disebut sebagai rangkaian pembagi tegangan
(voltage divider). Secara umum, persamaan pembagian tegangan untuk n jumlah resistor
yang tersusun seri adalah :
... (24)
Penjumlahan resistor pada rangkaian seri adalah :
... (25)
B. RANGKAIAN PARALEL DAN PEMBAGIAN ARUS
... (27)
24
... (29)
Dengan demikian, dapat dibuktikan pula bahwa pada rangkaian terhubung paralel
jatuh tegangan pada elemen yang terparalelkan adalah sama sedangkan arusnya terbagi.
Pada rangkaian terhubung paralel, penjumlahan nilai resistansi tiap resistor adalah :
... (30)
atau
... (31)
Secara umum, untuk n buah resistor yang terhubung paralel, jumlah resistansi adalah :
... (32)
Kebalikan (resiprok) dari resistansi R adalah konduktansi G (G = 1/R). Konduktansi
menggambarkan seberapa konduktif suatu konduktor menghantarkan muatan listrik. Secara
umum, untuk n buah resistor yang tersusun paralel, konduktansi adalah :
... (33)
Sedangkan untuk n buah resistor yang tersusun seri, konduktansi ekuivalennya adalah :
... (34)
25
Untuk meninjau arus pada setiap elemen pada Gambar 20, seperti telah diketahui
bahwa pada rangkaian terhubung paralel, jatuh tegangan adalah sama sehingga :
... (35)
Dengan mensubstitusikan persamaan (35) dan (27), diperoleh arus pada setiap resistor
adalah :
... (36)
Persamaan (36) disebut sebagai persamaan pembagian arus (current division) dan
rangkaian pada Gambar 20 disebut sebagai rangkaian pembagi arus (current divider).
26
Pada rangkaian Gambar 22, R2 dapat dianggap tak hingga (R2 = ) atau dapat
dikatakan rangkaian terputus atau terhubung terbuka (open circuit). Pada kasus demikian,
arus akan tetap melewati rangkaian yang tertutup, yaitu melewati resistor R1. Pada rangkaian
terhubung terbuka tersebut Req = R1 dan tidak ada arus yang mengalir melewati R2.
CONTOH SOAL
1. Tentukan tahanan ekuivalen terhadap titik ab pada rangkaian berikut :
Jawab :
Rangkaian menjadi :
27
Rangkaian menjadi :
Jawab :
Tahanan 3 dan 6 adalah terhubung paralel karena terhubung pada dua node c
dan d :
Tahanan 12 dan 4 juga terhubung paralel karena terhubung pada node d dan
b:
Rangkaian menjadi :
28
3. Tentukan io, vo, dan daya yang terdisipasi pada tahanan 3 pada rangkaian berikut :
Jawab :
Jadi, diperoleh
29
4. Tentukan harga vo, daya yang disuplai oleh sumber arus, dan daya yang diserap setiap
tahanan pada rangkaian berikut :
Jawab :
30
... (37)
dimana Rac = Rab + Rbc. Dengan demikian, tegangan keluar Vout akan naik atau turun dengan
menggeser kontak pada potensiometer antara titik a ke c.
31
Aplikasi lain dari prinsip resistor tersebut adalah pada alat ukur DC meter analog,
yaitu ammeter, voltmeter, dan ohmeter. Alat-alat tersebut menggunakan prinsip alat ukur
galvanometer dArsonval seperti pada Gambar 24.
Gambar 25. Hubungan ammeter dan voltmeter terhadap elemen yang akan diukur.
32
Prinsip dasar pada pengukuran besaran dasar listrik adalah ammeter dipasang seri
dengan beban untuk mengukur arus yang mengalir dan voltmeter dipasang paralel dengan
beban untuk mengukur jatuh tegangan antara dua ujung terminal beban.
Voltmeter dipasang secara paralel terhadap elemen yang ingin diukur. Desain
voltmeter sederhana ditunjukkan pada Gambar 26, dimana Gambar 26 (a) adalah voltmeter
dengan rentang skala tunggal dan Gambar 26 (b) adalah voltmeter dengan rentang skala
ganda. Rentang skala ganda, misalnya Saudara ingin mengukur tegangan antara rentang 05V, 0-3V, dan sebagainya. Desain voltmeter sederhana terdiri dari galvanometer dArsonval
yang terhubung seri dengan beban yang ingin diuji melalui probe yang dipasang pada ujungujung terminal beban yang ingin diuji tersebut. Voltmeter juga terdapat tahanan pembatas
(multiplier shunt) Rn pada voltmeter rentang skala tunggal atau R1, R2, dan R3 pada voltmeter
rentang skala ganda yang digunakan untuk membatasi arus yang masuk ke alat ukur tidak
berlebihan. Terdapat pula tahanan dalam (internal resistance) yang memang secara alami
terdapat pada alat ukur dan didesain sedemikian sehingga harganya sangat rendah.
Dalam mendesain suatu rangkaian, hal terpenting yang perlu Saudara pertimbangkan
adalah keadaan maksimum yang dapat dialami oleh rangkaian. Pada rangkaian voltmeter
pada Gambar 26, keadaan maksimum adalah ketika arus skala maksimum mengalir pada
rangkaian atau Ifs = Im. Keadaan ini akan mempengaruhi pembacaan tegangan pada skala
maksimum Vfs. Saudara kemudian diminta untuk menentukan harga Rn pada voltmeter
rentang skala tunggal atau R1, R2, dan R3 pada voltmeter rentang skala ganda yang terhubung
dengan suatu tahanan dalam (internal resistance) Rm pada voltmeter.
(a)
(b)
Gambar 26. (a) Voltmeter rentang skala tunggal, dan (b) rentang skala ganda.
33
... (39)
Ammeter dipasang secara seri terhadap elemen yang ingin diukur. Desain ammeter
sederhana terdiri dari galvanometer dArsonval yang terhubung paralel dengan suatu beban
yang ingin diuji dan tahanan multiplier shunt Rn pada ammeter rentang skala tunggal atau R1,
R2, dan R3 pada ammeter rentang skala ganda. Desain ammeter sederhana ditunjukkan pada
Gambar 27.
(a)
(b)
Gambar 27. (a) Ammeter rentang skala tunggal, dan (b) rentang skala ganda.
Perhatikan bahwa pada pembacaan skala maksimum, I = Ifs = Im + In. Persoalannya
sekarang Saudara diminta memperoleh harga multiplier shunt Rn pada ammeter rentang skala
tunggal atau R1, R2, dan R3 pada ammeter rentang skala ganda yang bersesuaian sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan dalam mendesain rangkaian pada kondisi tersebut.
Berdasarkan prinsip pembagian arus :
... (40)
atau
... (41)
34
... (42)
... (46)
35
Gunakan persamaan (39) untuk menentukan harga R1, R2, R3, dan R4 :
36
Perbandingan tahanan total (Rn + Rm) terhadap tegangan skala penuh Vfs adalah konstan
dan sama dengan 1/Ifs untuk setiap rentang skala.
Rasio tersebut diukur dalam satuan ohm per volt (/V) yang didefinisikan sebagai
sensitivitas voltmeter. Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin sensitif voltmeter
tersebut dan voltmeter akan semakin baik.
Desain rangkaian :
R1
R2
1V
Switch
5V
50 V
Im
Rm
100 V
Probes
R3
V
R4
37
Referensi
Agarwal, Anant, Jeffrey H. Lang. 2005. Foundations of Analog and Digital Electronic
Circuits. San Fransisco : Morgan Kaufmann Publishers.
Alexander, C. K., M. N. O. Sadiku. 2005. Fundamentals of Electric Circuits.
Anton, Howard, C. Rorres. 2000. Elementary Linear Algebra 8th Edition, Singapore : John
Wiley and Sons.
Dorf C. Richard, James A. Svoboda. 1996. Introduction to Electric Circuits, 3rd Edition.
Singapore : John Wiley & Son.
Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
Johnson, David. E, Johnny R. Johnson, et.al. 1997. Electric Circuit Analysis, 3rd Edition.
London : Prentice Hall.
Iwa Garniwa MK, Rudy Setiabudy, Aji Nur Widyanto. 2011. Bahan Perkuliahan Dasar
Teknik Elektro (EES 120801) Tahun 2011. Depok : Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Iwa Garniwa MK, Rudy Setiabudy, Retno Wigajatri Purnamaningsih, Soepranyoto. 2012.
Bahan Perkuliahan Dasar Teknik Elektro (EES 120801) Tahun 2012. Depok :
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Kreyszig, Erwin. 2006. Advanced Engineering Mathematics 9th Edition. Singapore : John
Wiley and Sons Inc.
Nahvi, Mahmood, Joseph A. Edminister. 2003. Schaums Outlines of Theory and Problems
of Electric Circuits, 4th Edition. London : McGraw-Hill Companies.
Retno Wigajatri Purnamaningsih, Soepranyoto, Aji Nur Widyanto. 2011. Bahan Perkuliahan
Rangkaian Listrik (EES 210801) Tahun 2011. Depok : Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
38
Serway, Raymond A., John W. Jewett. 2004. Physics for Scientists and Engineers, 6th
Edition. USA : Thomson Brooks/Cole.
Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version, 5th
Edition. W.H. Freeman & Company.
Young, Freedman. 2008. Sears and Zemankys University Physics with Modern Physics, 12th
Edition. Pearson Education Inc.
39