NAMA KELOMPOK Dwi Agung Pratama Fhisca Octfi Suwandi Kalam Nababan
KELAS/KELOMPOK TT4C/01
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014
Q-METER
I. TUJUAN 1. Dapat melakukan pengukuran faktro Q dari L (Induktansi) 2. Dapat mengetahui hubungan frekuensi terhadap faktor Q 3. Dapat mengetahui harga L berdasarkan hasil pengukuran
II. DIAGRAM RANGKAIAN
III. ALAT DAN KOMPONEN
IV. DASAR TEORI
Alat ukur Q-Meter adalah sebuah instrumen yang dirancang guna mengukur bebrapa sifat listrik dari kumparan dan kapasitor. Bekerjanya instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat ini didasarkan pada karakteristik sebuah rangkaian resonansi seri yang telah dikenal yakni bahwa tegangan pada kumparan atau kapasitor sama dengan tegangan yang dimasukkan dikalikan dengan Q rangkaian itu. Jika sebuah tegangan yang nilainya tetap dimasukkan ke rangkaian, sebuah voltmeter yang dihubungkan ke kapasitor dapat dikalibrasi agar langsung menunjukkan. Hubungan tegangan dengan arus dari sebuah rangkaian resonansi seri ditunjukkan pada gambar ini :
Sehingga syarat-syarat pada saat resonansi :
XC = XL EC = IXC = IXL E = IR
Dimana : E= teganagan yang dimasukkan I = arus rangkaian EC = tegangan pada kapasitor XC = eaktansi kapasitif XL = reaktansi induktif R = tahanan kumparan Menurut definisi, penguatan rangkaian adalah Q, dimana : Q = KL/R = XC/R = EC/E
Berarti jika E dipertahankan konstan dan levelnya diketahui, sebuah voltmeter yang dihubungkan pada kapasitor dapat dikalibrasi langsung dalamQ rangkaian. Sedangkan rangkaian dasar alat ukur Q ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa rangkaian tersebut memiliki osilator dengan rangkuman frekuensi dari 10 KHz sampai 50 MHz menyalurkan arus ke sebuah tahanan shunt RSH yang nilainya rendah. Nilai shunt ini sangat rendah, khasnya dalam orde 0,02 . Dia memberikan tahanan yang hampir sama dengan nol ke dalam rangkaian osilator dan berarti dia menyatakan sebuah sumber tegangan yang besarnya E dengan tahanan dalam yang sangat kecil ( dalam kebanyakan hal diabaikan ). Tegangan E pada shunt, berhubungan dengan E pada gambar 1, diukur dengan alat ukur termokopel yang diberi tanda kalikan Q dengan (multiplied Q by). Tegangan pada kapasitor variable berkaitan dengan EC pada gambar 1, diukur dengan sebuah voltmeter elektronik yang skalanya dikalibrasi langsung dalam nilai-nilai Q. Guna melakukan suatu pengukuran kumparan tidak diketahui dapat dihubungkan rangkaian ke resonansi dengan menyetel osilator pda suatu frekuensi tertentu dan mengubah-ubah kapsitor penerima internal ataupun dengan menyetel sebelumnya kapasitor pada suatu nilai yang di inginkan dan mengatur frekuensi osilator. Pembacaan Q pada saat pencatat harus di kalikan dengan indeks yang di setel darikalikan Q denganguna mendapatkan nilai Q actual. Q yang ditunjukan(yang merupakan pembacaan resonan pada alat ukur resonan pada rangkaian alat ukur Q rangkaian)di sebut Q rangkain sebab kerugian kapasitor penggetar,voltmeter,dan tahanan sisipan semuanya termasuk di dalam rangkaian pengukiran. Q effektif dari kumparan yang di ukur akan menjadi sedikit lebih besar dari Q yang di tunjukkan. Umumnya perbedaan ini dapat di abaikan, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana tahanan kumparan relative kecil di bandingkan terhadap nilai sisipan. Induktansi kumparan dapat di tentukan dari nilai-nilai frekuensi (f)yang di ketahui dan kapasitansi penggetar(C) karena
XL = Xc dan L=1/(2 f)2 C
Sedangkan pengukuran komponen-komponen yang tidak diketahui nilainya mempunyai tiga metoda, adapun metoda itu adalah :
1. Hubungan Langsung
Kebanyakan kumparan dapat dihubungkan langsung ke terminal uji, persis seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1, yaitu dengan menghubungkan langsung komponen yang akan diukur dengan terminal coil yang ada pada Q-Meter. Kemudian rangkaian dibuat beresonansi dengan mengatur tombol L/C yang dapat diputar dan juga mengatu salah satu frekuensi
Osilator dengan dengan mengaturtombol FREQUENCY pada posisi L atau dengan kapasitor penggetar Q yang ditunjukkan , dibaca langsung pada alat ukur Q rangkaian, dimodifikasi dengan menyetel kalikan dengan pada alat ukur. Bila terakhir alat ukur disetel pada tanda kesatuan, alat ukur Q rangkaian membaca langsung nilai Q yang tepat. Sedangkan gambar rangkaian hubungan langsungnya adalah sebagai berikut :
2. Sambungan Seri
Metoda ini digunakan untuk komponen-komponen dengan impedansi rendah seperti kumparan kecil dan kapasitor besar, diukur secara seri dengan rangkaian pengukuran. Gambar di bawah ini menunjukkan sambungan tersebut : Pada gambar di atas komponen yang akan diukur ditunjukkan oleh Z, dihubungkan seri dengan sebuah kumparan kerja yang stabil pada terminal uji (kumparan kerja biasanya disuplai bersama instrument). Dua pengukuran dilakukan dalam pengukuran pertama, yang tidak diketahui dihubung singkatkan oleh sebuah sabuk hubung singkat (shorting strap) kecil dan rangkaian dibuat resonansi guna menetapkan suatu kondisi referensi. Nilai kapasitor penyetelan (C1) dan Q yang ditunjukkan (Q1) dicatat. Dalam pengukuran kedua sabuk hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakan kembali, memberikan suatu nilai baru bagi kapasitor penyetelan (C2) dan perubahan nilai Q dari Q1 menjadi Q2. Untuk kondisi referensi :
Xc1 = XL atau 1 C1 = L
3. Sambungan Paralel
Pengukuran ini diperuntukkan komponen-komponen berimpedansi tinggi seperti tahanan-tahanan bernilai tinggi, induktor tertentu dan kapasitor kecil, diukur dengan menghubungkan secara parallel terhadap rangkaian pengukuran seperti rangkaian dibawah ini : Pada rangkaian tersebut sebelum dihubungkan ke komponen yang tidak diketahui resonansi dengan menggunakan sebuah kumparan kerja yang sesuai, yaitu dengan meletakkan kumparan itu pada HI and LO terminal, guna menetapkan nilai-nilai referensi bagi Q dan C (Q1 dan C1). Selanjutnya bila komponen yang diuji dihubungkan ke rangkaian kapasitor diatur kembali agar beresonansi, sehingga diperoleh suatu nilai baru bagi kapasitor penyetalaan (C2) dan perubahan nilai Q. Rangkaian ( Q) dari Q1 dan Q2.
V. DATA PERCOBAAN
Kumparan Frequency Induktansi (L/H) Q/ orange Capasitive (pF) Rs 1H 5,82 MHz 8,56 H 23 455 pF 0,51 2,2 H 4,39 MHz 9 H 22 445 pF 0,92 47 H 1400 KHz 177 H 23 228 pF 2,45 100 H 1500 KHz 202 H 22 190,8 pF 4,1 270 H 700 KHz 259 H 24 155 pF 5,07
VI. ANALISA DATA
Pada percobaan ini didapatkan analisa data sebagai berikut. Telah dilakukan percobaan dengan menyesuaikan langkah kerja yang tertera pada jobsheet. Dan pada percobaan ini bertujuan untuk menguji kelayakan kumparan yang meliputi pengukuran faktor Q dan L(Induktansi), serta frekuensi, dan menghitung harga L dan Rs. Pada percobaan ini yang pertama harus diperhatikan yaitu patokan Q-meter yang akan digunakan. Dan didapatkan Q actual yang dijadikan patokan yaitu sebesar satu per tiga dari range Q-meter yang tertera pada skala meter Q-meter yaitu 30. Maka didapatkan Q actual sebesar 10. Kumparan yang akan diuji disambungkan ke Q-meter, lalu frekuensi, L dan C diatur sedemikian rupa sehingga mendapatkan nilai Q-actual yang terlihat pada Q-meter. Dan didapatkan nilai frekuensi, C dan C pada pengukuran. Selanjutnya, nilai L dan Rs yang tertera pada data percobaan didapatkan dari perhitungan yang berdasarkan rumus pada dasar teori. Kumparan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu sebesar 1H, 2,2 H, 47 H, 100 H, dan 270 H.
VII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dilakukan pengujian kelayakan kumparan yang meliputi pengukuran faktor Q dan L(Induktansi), serta frekuensi, dan menghitung harga L dan Rs. Pada percobaan ini dilakukan percobaan pada kumparan 1H, 2,2 H, 47 H, 100 H, dan 270 H. dan didapatkan hasil seperti pada data percobaan di atas. Q actual yang dijadikan patokan pengukuran yaitu sepertiga dari range Q- meter yaitu 10. Dan ada satu percobaan yang didapatkan Q actual sebesar 21, ada kemungkinan kesalahan pada saat mengatur nilai frekuensi, L dan C. Harga L dan Rs didapatkan dari rumus yang tertera pada dasar teori.
VIII. REFERENSI
Jobsheet Laboraturium Frekuensi Tinggi, Politeknik Negeri Jakarta